Anda di halaman 1dari 22

SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN KEPUTUSASAAN

PADA NY. K DI DESA SAYUNG KABUPATEN DEMAK


Dosen Pembimbing : Ns. Hj. Dwi Heppy Rochmawati, M.Kep. Sp.Kep.J

Disusun Oleh Kelompok 1 :


1. Luluk ulin Nafari 40901900034
2. Meylinda puji Saidati 40901900035
3. Muhammad Zydan 40901900036
4. Muh ulin NM 40901900037
5. Nadya Putri F 40901900038
6. Nur Aini 40901900040
7. Nurfarida Ningrum 40901900041
8. Nur Isnaeniyah 40901900042
9. Nurmala Prasasti 40901900043
10. Nurul Afidah 40901900044
11. Nurul Hidayah 40901900045
12. Nurul Khasanah 40901900046
13. Onni Octaviani 40901900047
14. Putri Ardian 40901900048
15. Putri Wulandari 40901900049
16. Rika Aprillia 40901900050

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2021/2022
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keputusasaan mengggambarkan individu yang tidak melihat adanya
kemungkinan untuk memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan bahwa tidakada
seorangpun yang dapat membantunya. Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan,
orang yang putus asa tidak melihat adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak
menemukan cara untuk mencapai apa yang diinginkannya. Sebaliknya orang yang tidak
berdaya masih dapat menemukan alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi tidak
mampu melakukan sesuatu untuk mewujudkannya karena kurangnya kontrol dan sumber
yang tersedia. Perasaan tidak berdaya yang tidak kunjung hilang dapat menimbulkan
keputusasaan. Keputusasaan biasanya terkait dengan duka cita, depresi, dan keinginan
untuk bunuh diri. Untuk individu dengan resiko bunuh diri perawat juga harus
menggunakan resiko bunuh diri. Setiap orang pernah mengalami keputusasaan dalam
hidupnya. Hal ini muncul dalam berbagai bentuk dan merupakan sejenis perasaan yang
lebih sering dan lebih umum dirasakan daripada dilaporkan. Keputusasaan sering terlihat
pada mereka yang cenderung kaku dan tidak fleksibel baik dalam pikiran, perasaan
maupun perilaku.
Keputusasaan adalah keadaan dimana seseorang atau individu tidak mampu
memandang kehidupan ke arah yang lebih baik dan cenderung putusasa akan segala
kemampuannya, dan kebanyakan ungkapan klien mengarah ke situasi kehidupan tanpa
harapan dan terasa hampa. Dari semua cobaan dan kesulitan yang kita alami di dalam
hidup, mungkin yang paling berbahaya ialah keputusasaan. Terkadang pengalaman
keputusasaan dinamakan malam yang gelap dalam jiwa kita. Bila mengalami
keputusasaan kita seperti merasa bahwa semua jenis terang sirna dan pergi, lalu kita
sendiri sedang berdiri di dalam kegelapan. Barangkali dapat menjadi satu penghiburan
kecil kalau masing-masing dari kita menyadari dan mengakui bahwa setiap orang
mengalami keputusasaan pada waktu dan tempat tertentu di dalam hidup, tanpa kecuali.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Mahasiswa keperawatan mampu memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan konsep keputusasaan.

3. Tujuan khusus :
4. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian keputusasaan.
5. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab keputusasaan.
6. Mahasiswa mampu menyebutkan tanda dan gejala yang ada pada pasien
dengankeputusasaan
7. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan konsep
keputusasaan.
BAB II TINJAUAN TEORI

A. Kasus (masalah utama)


SAK Keputusasaan
B. Proses terjadinya masalah
a) Pengertian
Pengertian keputusasaan adalah adanya perasaan terbatas pada
individu atau minimnya alternatif atau pilihan dalam menyelesaikan masalah
yang sedang dihadapi. Misal pada pekerja seks komersial dan pada remaja
geng motor yang mengalami keputusasaan mereka maupun menemukan
makna hidup dengan logoterapi (Rochmawati, D.H & Melastuti, E 2016).

b) Penyebab
Penyebab Faktor yang mempengaruhi :
1) Faktor kehilangan
2) Kegagalan yang terus-menerus
3) Faktor lingkungan
4) Orang terdekat ( keluarga )
5) Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa )
6) Adanya tekanan hidup
7) Kurangnya iman

c) Tanda gejala
 Sering tidur
 Adanya isolasi sosial
 Kurangnya kontak mata secara langsung
 Menunjukkan perilaku acuh tak acuh
 Mimik muka yang murung dan perilaku sering mengeluh
 Hilangnya selera makan
d) Patofisiologi
Patofisiologi Setiap penyakit kronis atau terminal dapoat menyebabkan
atau menunjang keputusasaan, yang berhubungan dengan kegagalan atau
penyimpanan kondisi fisiologis, tanda gelaja baru dan tidak diharapkan dari
proses penyakit sebelumnya.
e) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keperawatan dan medis
 Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan
gangguan – keputusasaan
 Psikoterapi
terapi kejiawaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan
diberikan terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan dimana
kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri
sudah baik.
 Terapi psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri,
mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak
menjadi beban keluarga.
 Terapi psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita
gangguan jiwa.dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum
komitmen agama berhubungan denagn mafaatnya dibidang klinik.
Terapi ini seperti sembahnyang, berdoa,memanjatkan puji-pujian
kepada Tuhan, ceramah keagamaan, kajian kitab suci.
 Rehabilitas
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagai persiapan
penempatan kembali kekeluarga dan masyarakat. Kegiatan rehabilitas
antara lain :terapi kelompok,menjalankan ibadah keagaamaan bersama,
kesenian,olahraga, rekreasi.
C. Pengkajian
1) Identitas
2) Faktor Faktor presipitasi
3) Penilaian Terhadap Stressor
4) Sumber koping
5) Kebiasaan Koping
6) Analisa Data
D. Pohon masalah
Ketidakberdayaan

Keputusasaan

Harga diri rendah

E. Diagnosa Kepeawatan
1) Keputusasaan
F. Rencana Tindakan Keperawatan
SP I Pasien :
 SP I P : Assesmen keputusasaan dan positive thingking training untuk
mendapatkan hakikat dan harapan hidup
1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil
pasien sesuai nama panggilan yang disukai
2) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian keputusasaan agar
proses penyembuhan lebih cepat.
3) Membuat kontrak (inform consent) sebanyak kurang dari tiga pertemuan
untuk latihan pengendalian keputusasaan
4) Bantu pasien mengenal keputusasaan :
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
b) Bantu pasien mengenal penyebab keputusasaan
c) Bantu klien menyadari perilaku akibat keputusasaan Bantuklien
untuk mengekspresikan perasaannya
d) Berikan dorongan positif dalam mengutarakan apa yang dialaminya
5) Mengajarkan bagaimana mengatur ulang pikiran dengan positiv thinking

 SP II P : Menilai hasil akhir assesmen dan kegiatan mendorong munculnya


hakikat dan harapan hidup
1) Menjaga bentuk keyakinan diri klien
a) Mengucap salam hangat
b) Memberi penilaian dari keputusasaan
2) Membuat kontrak untuk mensolusikan dari bentuk keputusasaan
3) Segala yang ada dalam diri, keluarga, dan lingkungan di diskusikan
dengan baik
4) Diskusikan bentuk capaian dari sugesti diri
5) Training satu capaian positif
6) Harapan hidup dapat di tumbuhkan dengan melakukan kemampuan
positif

SP Keluarga :

SP I K : keterangan keadaan klien serta bagaimana merawatnya

1) Bina hubungan saling percaya


a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien
sesuai nama panggilan yang disukai
2) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian keputusasaan agar proses
penyembuhan lebih cepat.
3) Membuat kontrak (inform consent) sebanyak kurang dari tiga pertemuan
untuk latihan pengendalian keputusasaan
4) Mengajarkan keluarga mengetahui keputusasaan
a) Menjelaskan faktor masalah, tahap, indikator dan dampak dari
keputusasaan
b) Menjelaskan bagaimana mengatasi keputusasaan
c) Keluarga dilibatkan dalam melatih pencapaian menekan hal yang
negatif

SP II K : Menilai kembali bagaimana peran keluarga merawat klien

1) Mengokohkan rasa yakin dari keluarga klien dalam bentuk memberi salam
hangat
2) Mengkonfirmasi bagaimana keterlibatan keluarga dalam mengatasi klien
3) Menambah training sebagai upaya merawat klien
BAB III

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Inisial klien : Ny. K
Usia : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
No. RM : 00082366
Tanggal pengkajian : 6 Desember 2021
Alamat : Sayung
Pekerjaan : Belum bekerja
Pendidikan : SD
Suku bangsa : Indonesia
Agama : Islam

Penanggung Jawab
Alamat : Tn. S
Pekerjaan : Pedagang keliling
Pendidikan : SMA
2. Status Keadaan Saat Ini
Klien mengatakan merasa putus asa karena sulit mencari pekerjaan dimasa
pandemi saat ini sampai pasien tidak tahu harus mencari pekerjaan kemana lagi.
Pasien mengatakan seperti tidak memiliki tujuan hidup.
3. Fisik
a. Tanda vital : TD : 110/80, N : 80 x/menit, S : 36,5 oC, P : 20x/menit
b. Ukuran : BB : 60 kg, TB : 155 cm
c. Keluhan fisik : Tidak ada keluhan fisik
4. Psikososial

Ket:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
X : Meninggal
: Tinggal serumah

B. FAKTOR PRESIPITASI (STIMULASI PERKEMBANGAN)


1. Faktor Biologis
Imunisasi √ lengkap O tidak lengkap
Nutrisi √ seimbang O tidak seimbang
Latihan fisik √ cukup O kurang
2. Faktor-Faktor Psikologis dan Sosiobudaya
Psikosexual
 Pemenuhan kepuasan fase oral :
√ meneteki sendiri
O dibantu oranglain/ pembantu
 Pemenuhan kepuasan fase anal : toileting training (bladder & bowel
training)
√ ya
O tidak
 Pemenuhan kepuasan fase phalik :
O pengenalan identitas kelamin
√ pakaian dan permainan sesuai jenis kelamin
 Pemenuhan kepuasan fase laten :
√ diberi kesempatan bergaul dengan teman sebaya
O tidak ada kesempatan bergaul dengan teman sebaya
 Pemenuhan kepuasan fase genital
√ diberi kesempatan bergaul dengan lawan jenis
O tidak boleh bermain dengan teman lawan jenis

Psikososial

 Membangun rasa percaya:


√ segera membantu bila minta pertolongan
O menyuruh oranglain
O membiarkan
 Meningkatkan anatomi:
O tidak menggendong anak terus
√ memberi kesempatan anak mengeksplorasi lingkungan
 Merangsang inisiatif:
O merespon setiap pertanyaan anak
√ memberikan kesempatan ikut melakukan pekerjaan rumah
 Mengembangkan percaya diri:
O mengikutsertakan anak dalam perlombaan
√ diberi kesempatan bermain dengan teman sebaya
 Pembentukan identitas:
√ memiliki cita-cita yang jelas dan realistis
O punya idola yang banyak
 Keintiman dengan oranglain:
√ memiliki pasangan hidup yang dikehendaki
O ttidak tertrik untuk mencari pasangan hidup
 Produktif:
O karir/pekerjaan sudah mapan
√ pekerjan belum mapan
 Kepuasan hidup:
O puas dengan kehidupannya, merasa berarti
√ menyesal, merasa tidak berarti

Kognitif

 Merangsang sensori pada usia bayi:


√ melihat benda berwarna bergerak
O melatih menggenggam benda
√ meneteki
√ mengajak bicara/ becanda
 Mengembangkan berpikir konkritl:
O mengenalkan warna, benda, membaca, menulis, menggambar, berhitung
√ memberi kesempatan anak bertanya, bercerita
 Formal operasional:
O melatih hubungan sebab akibat
√ melatih berfikir abstrak

Moral

 Mengajarkan nilai-nilai:
√ agama
O norma sosial dan budaya
 Memberikan hadiah terhadapat ketaatan:
√ ya
O tidak
 Hukuman terhadap pelanggaran:
O ya
√ tidak
 Metalih disiplin diri:
√ ya
O tidak
A. PENILAIAN TERHADAP STRESSOR

Penilaian klien terhadap stressor/stimulasi tumbang

√ tantangan mengancam membahayakan

Perilaku sosial yang tampak pada klien


merubah lingkungan yang mencari informasi
penuh stressor

lari dari stressor mengidentifikasi faktor yang


berkontribusi terhadap
permasalahan

mengabaikan kondisi-kondisi √ membandingkan kemampuan diri


eksternal yang berakibat buruk dengan orang lain

Persepsi individu terhadap masalah : Keputusasaan


Persepsi keluarga terhadap masalah : -

B. SUMBER KOPING

KEMAMPUAN PERSONAL
Problem solving skill √ Baik Kurang

Semangat √ Tinggi Cukup Rendah

Sosial skill Baik √ Cukup Kurang

Intelegensia Genius Superior √ Rata-rata

Perbatasan Reterdasi mental


Pengetahuan
Tumbuh kembang √ Baik Cukup Kurang

Sistem pendukung Baik Cukup Kurang


Koping Baik √ Cukup Kurang

Pola asuh Baik √ Cukup Kurang

Lainnya…… √ Baik Cukup Kurang


Konsep Diri Positif √ Negatif

DUKUNGAN SOSIAL
1. Dukungan keluarga, kelompok, masyarakat : Klien mengatakan dukungan
keluarga, kelompok dan masayarakat cukup baik
2. Jaringan sosial (perkumpulan, organisasi) : Klien mengatakan mengikuti
kegiatan PKK (Pemberdaya Kesejahteraan Keluarga) dan mengikuti kegiatan
pengajian yang diadakan oleh RT
3. Stabilitas budaya : -

ASET MATERIAL
1. Kecukupan penghasilan untuk kebutuhan
Kurang √ Cukup Lebih

2. Kekayaan yang dimiliki


Kurang √ Cukup Kaya

3. Pelayanan kesehatan

√ Terjangkau Tidak Terjangkau Tidak ada


KEYAKINAN
1. Keyakinan dan Nilai : Klien mengatakan agamanya islam serta
melaksanankan sholat 5 waktu dan tahu bahwa Allah adalah tuhannya.
2. Motivasi : Klien mengatakan bahwa keluarganya sudah memberikan semangat
dan motivasi yang cukup baik
3. Orientasi kesehatan : -

C. KEBIASAAN KOPING YANG DIGUNAKAN

√ Bicara dengan orang lain Aktivitas konstruktif

Menyelesaikan masalah √ Olahraga

Ego oriented…….. Lainnya…….


C. ANALISA DATA

NO DATA FOKUS MASALAH


1 DS: Klien mengatakan merasa putus asa karena sulit Keputusasaan
mencari pekerjaan dimasa pandemi saat ini sampai
pasien tidak tahu harus mencari pekerjaan kemana
lagi. Pasien mengatakan seperti tidak memiliki
tujuan hidup.
DO: Klien merasa putus asa terhadap dirinya
sendiri, tegang, rapuh, dan bersikap pasrah
- Suhu : 36,5 oC
- Tekanan darah : 100/70 mmHg
- Respirasi : 20 x/menit
- Nadi : 80 x/menit

D. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Keputusasaan
E. POHON MASALAH

Ketidakberdayaan

Keputusasaan (Core Problem)

Harga Diri Rendah

F. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN

DIAGNOSAKEPERAWATAN DAN DIAGNOSA MEDIS DAN TERAPI


TERAPI KEPERAWATAN MEDIS
DIAGNOSA KEPERAWATAN DIAGNOSA MEDIK: -
1. Keputusasaan
TERAPI KEPERAWATAN PROGRAM TERAPI MEDIK: -
1. Latihan berpikir positif dan
hakikat
2. Menulis harapan hidup

G. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Rencana Keperawatan


Keperawatan
1 keputusasaan  Tujuan : klien mampu membina hubungan saling
percaya, mampu mengenali dan mengekspresikan
emosinya, dan mampu berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan yang berkenaan dengan perawatannya sendiri.
 Kriteria hasil :
- Klien tidak merasa putus asa
- Klien tidak merasa rapuh
- Klien mampu mengambil keputusan yang tepat
- Klien tidak bersikap pasrah
 Intervensi :
- SP 1 pasien: penilaian keputusaan dan training
menanamkan sugesti sehingga dapat menemukan
keinginan dan hakikat hidup
a. Menjalin trust
b. Menerangkan maksud dari menjalin
hubungan untuk melakukan training
mengontrol rasa krisis harapan sebagai
bentuk percepatan langkah-langkah dalam
penyembuhan
c. Kesepakatan untuk terikat (inform consent)
sebanyak kurang dari tiga tatap muka,
training mengontrol bentuk krisis harapan
d. Mengajak bagaimana mengatur ulang pikiran
dengan positif thingking training sebagai
bahan kemampuan menilai keinginan dan
makna hidup
- SP 2 pasien: intropeksi dari penilaian akhir
assesment/ penilaian keputusan, pentiingnya positif
thinngking, dan training memulai kegiatan
menciptakan harapan atau keinginan dan hakikat
hidup.
a. Menjaga bentuk keyakinan diri klien
b. Kembali melakukan pengkajian terikat yaitu:
bagaimana menyolusikan diri bentuk krisis
harapan
c. Segala yang ada dalam diri, keluarga dan
lingkungan di dialogkan dari sisi baik
d. Mendialogkan bentuk capaian dari sugesti
diri
e. Training satu capaian positif
f. Terangkan dan jelaskan dengan melakukan
kemampuan positif

H. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

IMPLEMENTASI/ TINDAKAN EVALUASI (SOAP)


KEPERAWATAN
Selasa, 7 Desember 2021 Selasa, 7 Desember 2021
1. Data S: Pasien mengatakan merasaputus
DS: Pasien mengatakan merasa putus asa asa dan sering memikirkan bahwa
karena sulit mencari pekerjaan dimasa dirinya belum mendapatkan
pandemi saat ini sampai pasien tidak tahu pekerjaan
harus mencari pekerjaan kemana lagi. O: Pasien putus asa, rapuh dan
Pasien mengatakan seperti tidak memiliki bersikap pasrah
tujuan hidup. A: Keputusasaan (+)
DO: Pasien merasa putus asa terhadap P: Lanjutkan strategi pelaksanaan
dirinya sendiri, tegang, rapuh, dan bersikap 2 latihan melakukan aktivitas
pasrah untuk menumbuhkan hakikat dan
2. Diagnosa Keperawatan makna hidup
Keputusasaan
3. Tindakan Keperawatan
SP 1 Pasien:
a. Menjalin trust
b. Menerangkan maksud dari menjalin
hubungan untuk melakukan training
mengontrol rasa krisis harapan sebagai
bentuk percepatan langkah-langkah dalam
penyembuhan
c. Kesepakatan untuk terikat (inform
consent) sebanyak kurang dari tiga tatap
muka, training mengontrol bentuk krisis
harapan
d. Mengajak bagaimana mengatur ulang
pikiran dengan positif thingking training
sebagai bahan kemampuan menilai
keinginan dan makna hidup
4. Rencana Tindak Lanjut
Menerapkan satu capaian aktivitas untuk
menumbuhkan hakikat dan harapan hidup
bagi dirinya
5. Planning
Memotivasi klien untuk melakukan streategi
pelaksanaan pertama yang telah diberikan
secara mandiri
Rabu, 8 Desember 2021 Rabu, 8 Desember 2021
1. Data S: Pasien mengatakan mampu
DS: Pasien mengatakan sudah belajar menerapkan cara mengontrol rasa
melakukan latihan berpikir positif untuk krisis harapan dan melakukan
mengontrol rasa krisis harapan kemampuan positif secara
DO: Pasien sudah tenang tetapi masih bertahap
merasa putus asa O: Harapan positif klien
2. Diagnosa Keperawatan meningkat
Keputusasaan A: Keputusasaan (-)
3. Tindakan Keperawatan P: Memotivasi klien untuk
SP 2 Pasien melakukan streategi pelaksanaan
a. Menjaga bentuk keyakinan diri klien pertama dan kedua yang telah
b. Kembali melakukan pengkajian terikat diberikan secara mandiri
yaitu: bagaimana menyolusikan diri
bentuk krisis harapan
c. Segala yang ada dalam diri, keluarga dan
lingkungan di dialogkan dari sisi baik
d. Mendialogkan bentuk capaian dari
sugesti diri
e. Training satu capaian positif
f. Terangkan dan jelaskan dengan
melakukan kemampuan positif
4. Rencana Tindak Lanjut
Menerapkan cara mengontrol rasa krisis
harapan dan melakukan kemampuan positif
secara bertahap
5. Planning
Memotivasi klien untuk melakukan streategi
pelaksanaan pertama dan kedua yang telah
diberikan secara mandiri
BAB IV PEMABAHASAN

Dari hasil pengkajian kasus diatas didapatkan diagnosa "Keputusasaan" pada klien.

Rencana keperawatan dari diagnosa yg ditegakkan tersebut adalah :

1. Mengajarkan SP 1 pada klien : penilaian keputusaan dan training menanamkan


sugesti sehingga dapat menemukan keinginan dan hakikat hidup
2. SP 2 pasien: intropeksi dari penilaian akhir assesment/ penilaian keputusan,
pentiingnya positif thinngking, dan training memulai kegiatan menciptakan harapan
atau keinginan dan hakikat hidup.

Rencana keperawatan dilaksanakan dengan 2 tindakan keperawatan selama 2 hari yaitu :

1. Hari pertama tanggal 7 Desember 2021


a. Menjalin trust
b. Menerangkan maksud dari menjalin hubungan untuk melakukan training
mengontrol rasa krisis harapan sebagai bentuk percepatan langkah-langkah
dalam penyembuhan
c. Kesepakatan untuk terikat (inform consent) sebanyak kurang dari tiga tatap
muka, training mengontrol bentuk krisis harapan
d. Mengajak bagaimana mengatur ulang pikiran dengan positif thingking training
sebagai bahan kemampuan menilai keinginan dan makna hidup

2. Hari kedua tanggal 8 Desember 2021


a. Menjaga bentuk keyakinan diri klien
b. Kembali melakukan pengkajian terikat yaitu: bagaimana menyolusikan diri
bentuk krisis harapan
c. Segala yang ada dalam diri, keluarga dan lingkungan di dialogkan dari sisi
baik Mendialogkan bentuk capaian dari sugesti diri
d. Training satu capaian positif
e. Terangkan dan jelaskan dengan melakukan kemampuan positif

Tindakan keperawatan pada kasus tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar
dengan bantuan klien dan juga keluarga yang dapat berkomunikasi secara kooperatif.
Dari segi kendala hanya ada beberapa kali cancel jam pertemuan dengan klien dikarenakan
sibuknya jadwal anggota keluarga dari klien itu sendiri.

Setelah dilakukan tindakan selama 2 hari didapatkan hasil evaluasi maksimal sesuai dengan
kriteria hasil yg ditetapkan, yaitu :

1. Evaluasi tindakan pertama (Selasa, 7 Desember 2021)


S : Pasien mengatakan merasaputus asa dan sering memikirkan bahwa dirinya belum
mendapatkan pekerjaan
O: Pasien putus asa, rapuh dan bersikap pasrah
A: Keputusasaan (+)
P: Lanjutkan strategi pelaksanaan 2 latihan melakukan aktivitas untuk menumbuhkan
hakikat dan makna hidup

2. Evaluasi tindakan kedua (Rabu, 8 Desember 2021)


S : Pasien mengatakan mampu menerapkan cara mengontrol rasa krisis harapan dan
melakukan kemampuan positif secara bertahan
O: Harapan positif klien meningkat
A: Keputusasaan (-)
P: Memotivasi klien untuk melakukan streategi pelaksanaan pertama dan kedua yang
telah diberikan secara mandiri

Dari kasus tersebut menunjukkan klien dengan diagnosa keputusasaan sangat membutuhkan
dukungan dari keluarga dan kerabat terdekat agar bisa membantu koping stress pada klien
sehingga tidak berlanjut kedalam depresi dan stress berulang
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang


melihatketerbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan
tidak dapatmemobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).Keputusasaan
Mengggambarkan individu yang tidak melihat adanyakemungkinan untuk
memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan bahwa tidak ada seorangpun
yang dapat membantunya.Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan,
orang yang putus asa tidak melihat adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak
menemukan cara untuk mencapai apa yang diinginkannya. Sebalikkya orang yang
tidak berdaya masih dapatmenemukan alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi
tidak mampu melakukansesuatu untuk mewujudkannya karena kurangnya kontrol dan
sumber yang tersedia.

B. Saran
1. Bagi seorang perawat perlu memperhatikan kondisi klien secara
komprehensif,tidak hanya fisik tetapi semua aspek manusia sebagai satu kesatuan
yang utuh yangmeliputi biopsikososialkultural.
2. Bagi mahasiswa diharapkan dapat makin memperbanyak pengetahuan dari
berbagai referensi tentang Asuhan keperawatan Pada pasien dengan
keputusasaan.
3. Bagi dunia keperawatan diharapkan berperan serta dalam peningkatan kualitas
perawat dengan cara menyediakan akses yang mudah bagi perawat untuk
memperoleh ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan untuk
mengatasimasalah pada pasien dengan keputusasaan.

Anda mungkin juga menyukai