Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN ISPA

Disusun Oleh:

Muhammad zydab(40901900036)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2021
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Penyakit batuk, pilek dan demam merupakan bentuk dari ISPA yang paling
sering menyerang pada balita. ISPA adalah proses inflamasi yang disebabkan oleh
virus, bakteri, atipikal (mikroplasma) atau substansi asing yang melibatkan suatu atau
semua bagian saluran pernafasan. Flu, salesma atau batuk pilek adalah infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) akibat virus, merupakan self-limiting disease dan hanya
memerlukan pengobatan simtomatik. Pengobatan simtomatik adalah pengobatan yang
bertujuan untuk mengurangi keluhan tanpa melihat penyakit utama yang
menyebabkan keluhan tersebut timbul.
Batuk pilek merupakan penyakit yang menyerang baik anak maupun dewasa.
Pada anak, batuk pilek banyak terjadi pada usia di bawah 6 tahun. Rata-rata setiap
anak mengalami 6 hingga 8 kali keluhan setiap tahunnya(Soedibyo et al., 2016)
Peran aktif keluarga dalam menangani penyakit ini sangat penting, karna
penyakit ispa merupakan penyakit yang sangat sering terjadi dalam kehidupan
keluarga. Hal ini perlu mendapatkan perhatian serius, karena biasanya keluarga sering
menganggap ispa pada balita adalah penyakit biasa yang sering terjadi dan tidak
berbahaya serta bisa menghilang dengan sendirinya. Orang tua merupakan sasaran
utama dalam mencegah penyakit ini, karena orang tua merupakan orang terdekat dari
anak. Walaupun orang tua memiliki perannya masing masing, mereka harus tau
bagaimana merawat dan mencegah anak agar tidak terkenak penyakit batuk pilek
tersebut.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentangg penyakit batuk pilek dan tindakan apa yang akan
dilakukan
b. Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui pengertian batuk pilek
2) Untuk mengetahui etiologi dari batuk pilek
3) Untuk mengetahui manifestasi klinis
4) Untuk mengetahui patofisiologi dari batuk pilek
5) Untuk mengetahui komplikasi dari batuk pilek
6) Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang apa saja yang dapat dilakukan
B. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Pengertian
Batuk pilek merupakan penyakit yang menyerang baik anak maupun dewasa.
Pada anak, batuk pilek banyak terjadi pada usia di bawah 6 tahun. Rata-rata setiap
anak mengalami 6 hingga 8 kali keluhan setiap tahunnya
Common cold yang juga disebut Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
adalah infeksi primer di nasofaring dan hidung yang sering mengeluarkan cairan,
penyakit ini dijumpai pada bayi dan anak di Provinsi Jawa Tengah pravelensi
common cold sekitar 28,0% Prevalensi ini tertinggi pada golongan bayi dan balita.
Penyakit common cold pada balita di Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali
per tahun, hal ini berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek
sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.(Sagita et al., 2021)
2. Etiologi
Banyak virus yang dapat menyebabkan selesma atau batuk pilekyang
merupakan bagian gejala dari ISPA, tetapi yang paling sering rinovirus (terdapat 100
jenis rinovirus berbeda yang dapat menginfeksimanusia), diikuti dengan respiratory
sincytial virus (RSV), dan adenovirus. Virus yang masuk ke tubuh dan menginfiltrasi
saluran nafasdi hidung sampai tenggorokan kita akan memicu rangkaian reaksi
sistemimun (pertahanan tubuh) dan bermanifestasi sebagai gejala-gejala yang
3. Manifestasi Kinis
Jika dilihat dari tanda gejala ispa terbagi menjadi dua yaitu
1) Gejala dari ISPA Ringan
Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukansatu atau lebih
gejala-gejala sebagai berikut: a) Batuk
b) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara(misal pada
waktu berbicara atau menangis).
c) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.
d) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370 C atau jika dahianak diraba
2) Gejala dari ISPA Sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejaladari ISPA
ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:

a) Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumurkurang dari
satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anakyang berumur satu tahun
atau lebih. Cara menghitung pernafasanialah dengan menghitung jumlah
tarikan nafas dalam satu menit.Untuk menghitung dapat digunakan arloji. 18
b) Suhu lebih dari 390 C (diukur dengan termometer).
c) Tenggorokan berwarna merah.
d) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercakcampak.
e) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
f) Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)
3) Gejala dari ISPA Berat
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-gejala ISPA
ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut: a)
Bibir atau kulit membiru.
b) Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktubernafas.
c) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.
d) Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampakgelisah.
e) Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas.
f) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
g) Tenggorokan berwarna merah
4. Patofisiologi
5. Komplikasi
Menurut WHO tahun 2007 [2], penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) termasuk ke dalam golongan air borne disease yang sangat menular.
Mudahnya penularan ISPA timbul karena menurunnya sistem kekebalan tubuh
penderita. Secara umum gejala klinis utama penderita ISPA meliputi demam, batuk,
pilek, sesak nafas, nyeri tenggorok, dan mengi atau kesulitan bernafas. Bila tidak
terdapat komplikasi, gejala akan berkurang sesudah 3-5 hari. Komplikasi yang
mungkin terjadi adalah sinusitis, faringitis, otitis media, infeksi saluran tuba eustachii,
hingga bronchitis dan pneumonia. Secara umum penyebab dari infeksi saluran nafas
adalah berbagai mikroorganisme. Namun penyebab terbanyak di negara berkembang
yakni akibat infeksi virus dan bakteri. Infeksi saluran nafas dapat terjadi sepanjang
tahun, meskipun beberapa infeksi lebih mudah terjadi pada musim hujan (Pratiwi &
Widodo, 2020)
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu :
1. Tes darah, untuk memeriksa keberadaan infeksi dalam tubuh.
2. Pemeriksaan sampel dahak atau usap tenggorokan.
3. Foto Rontgen atau CT scan, untuk melihat kondisi dada dan mengetahui penyebab
batuk.
4. Spirometri atau tes fungsi paru, untuk memeriksa kondisi pernapasan.
C. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian
a) Pengkajian focus
1) Nama : Maulana Jason Ridayanto
2) Umur : 2 thn
3) Jenis kelamin : laki laki
4) Keluhan utama
Saat di kaji penderita memiliki keluhat batuk ringan dan pilek encer dan
kadang disertai dengan bersin
5) Riwayat penyakit sekarang
Pilek dengan ingus jernih dan encerdiawali dengan bersin, berlanjut dengan
batuk ringan tanpa dahak
6) Riwayat penyakit dahulu
Keluarga pasien mengatakan dulu juga pernah mengalami hal yang sama
batuk pilek
7) Riwayat penyakit keluarga
Keluarga saat ini mengatakan keadaanya baik baik saja dan tidak mengalami
batuk pilek
8) Riwayat Imunisasi
Orang tua mengatakan anaknya sudah melakukan imunisasi 9)
Riwayat psikososial
• Hubungan anak dengan ayah ibu sangat baik
• Hubungan ana dengan anggota keluarga sangat baik 10) Kegiatan
sehari hari
• Nutrisi
Pasien minum susu setiap hari, anak makan bubur
• Istirahat tidur
Anak tidiur pada jam 8 pagi dan 3 sore, selain itu anak juga mulai tidur
malam jam 8 malam
11) Pemeriksaan umum
• Nadi : 70 x/menit
• Suhu : 370c

• Pernapasan : 30x/ menit


• Tekanan darah -
2. Diagnose Keperawatan
1) Bersihan jalan napas tidak efektif b.d batuk tida efektif
2) Gangguan rasa nyaman b.d gelisah
3) Deficit pengetahuan b.d kurangnya terpapar informasi
3. Intervensi dan rasional
1) Bersihan jalan napas tidak efektif b.d batuk tida efektif
Intervensi rasional
Manajemen jalan napas 1. Untuk mengetahui pola napas
1. Monitor pola napas anak
2. Monitor bunyi napas 2. Mengetahui bunyi napas anak
3. Monitor sputum 3. Untuk mengetahui warna,
4. Berikan minuman hangat jumlah,
5. Lakukan fisioterapi dada jika 4. Untuk mengurangi batuk
perlu 5. Untuk mengeluarkan secret yang
ada dalam tubuh

2) Gangguan rasa nyaman b.d gelisah rasa tidak enak di hidung


Intervensi Rasional
Pengaturan posisi 1. Agar anak merasa nyaman
1. Atur posisi tidur yang disukai 2. Bertujuan untuk memudahkan
2. Tinggikan tempat tidur bagian pernapasan
kepala 3. Supaya memudahkan
3. Posisikan untuk mempermudah dalam bernapas

ventilasi

3) Deficit pengetahuan b.d kurangnya terpapar informasi


Intervensi Rasional
Edukasi kesehatan 1. Untuk mengetahui kapan
1. Identifikasi kesiapan dan kesiapan klien dalam menerima
kemampuan menerima informasi informasi
2. Identifikasi factor factor yang 2. Untuk mengetahui hal apa yang
dapat meningkatakan dan dapat menambah semangat
menurunkan motivasi perilaku dalam menerima inforamasi
hidup bersih dan sehat 3. Untuk menjadi keluarga yang
3. Ajarkan prilaku hidup bersih dan sehat dan terhindar dari
sehat penyakit
4. Ajarkan strategi yang dapat 4. Untuk mempermudah dalam
digunakan untuk meningkatkan mrenjalani hidup sehat
perilaku hidup bersih dan sehat

SUMBER

Pratiwi, E., & Widodo, L. I. (2020). Kuantifikasi Hasil Ekstraksi Gen Sebagai Faktor Kritis
Untuk Keberhasilan Pemeriksaan Rt Pcr. Indonesian Journal for Health Sciences, 4(1),
1. https://doi.org/10.24269/ijhs.v4i1.2293

Sagita, C. D., Veftisia, V., Munawaroh, S. F., Sukma, L., Abdiyanti, Hikmah, R., & Yunita,
M. (2021). Pendidikan Kesehatan Batuk Pilek Dan Pijat Common Cold Dalam Upaya
Mengatasi Batuk Pilek Pada Batita. In Call For Paper Seminar Nasional Kebidanan,
103–109. http://jurnal.unw.ac.id/index.php/semnasbidan/article/view/1097

Soedibyo, S., Yulianto, A., & Wardhana, W. (2016). Profil Penggunaan Obat Batuk Pilek
Bebas Pada Pasien Anak di Bawah Umur 6 Tahun. Sari Pediatri, 14(6), 398.
https://doi.org/10.14238/sp14.6.2013.398-404

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik.
Edisi 1. Jakarta: DPP. PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai