Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BOJONG
Jalan Klapanunggal Cipeucang RT. 13/07 Desa Bojong Kec. Klapanunggal 16710

HP. 0813 1988 8840 E-mail : upfbojong@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM ISPA
PUSKESMAS BOJONG

a. Pendahuluan

ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia.


Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%-nya disebabkan
oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi,
anak-anak, dan orang lanjut usia, terutama di negara-negara dengan pendapatan per
kapita rendah dan menengah. Begitu pula, ISPA merupakan salah satu penyebab
utama konsultasi atau rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada
bagian perawatan anak.
Kematian karena penyakit ISPA seringkali disebabkan karena penderita yang datang
untuk berobat sudah dalam keadaan menderita penyakit ISPA yang berat dan sering
disertai penyulit-penyulit serta kurang gizi. Sementara itu dimasa tumbuh
kembangnya setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya.
40 % -60 % dari kunjungan pasien di Puskesmas adalah disebabkan oleh penyakit
ISPA. Dalam mewujudkan salah satu misi Puskesmas Bojong yaitu mendorong dan
menggerakkan masyarak untuk berperan aktif dalam membudi dayakan prilaku hidup
bersih dan sehat,maka di bentuk lah program diare,Pelaksanaan kegiatan tersebut
berdasarkan dengan visi, misi, tata nilai Puskesmas Bojong.

1. Visi

Prima dalam pelayanan dan pemberdayaan masyarakat menuju kecamatan


Klapaninggal sehat.

2. Misi

Untuk mewujudkan visi Puskesmas Bojong, maka ditetapkan 4( empat ) misi sebagai
berikut :
1. Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
bermutu di wilayah kerja Puskesmas Bojong.
2. Mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif
membudidayakan prilaku hidup bersih dan sehat
3. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi lintas program dan lintas sektor.
4. Meningkatkan kualitas SDM,sarana dan prasarana puskesmas

3. Tata Nilai

TATA NILAI PUSKESMAS BOJONG ADALAH RAPI


Responsif :tanggap dalam mengenali,mencegah dan mengatasi masalah
Kesehatan.
Akuntabel :memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman,prosedur
Standar pelayanan,tariff yang di tetapkan serta dapat di pertanggung jawabkan
Profesional :pelayanan yang di lakukan oleh tenaga yang kompeten sesuai dengan
Standar profesi.
Inovatif : mengembngkan ide-ide kreatif untuk meningkatkan pelayanan kesehatan

                  

a. Latar Belakang
Pengertian ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang
menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yangberlangsung kurang lebih 14
hari, ISPA mengenai struktur saluran di ataslaring, tetapi kebanyakan penyakit ini
mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin,
2008).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran
pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasukjaringan adneksanya seperti
sinus, rongga telinga tengah dan pleura(Nelson, 2003).
Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang
terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan dengan
pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
Etiologi ISPA
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia.Bakteri penyebab
ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus,Stafilokokus, Pneumokokus,
Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium.Virus penyebab ISPA antara lain adalah
golongan Miksovirus,Adnovirus,Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus
dan lain-lain (Suhandayani, 2007).

Klasifikasi ISPA
Klasifikasi penyakit ISPA dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk
golongan umur 2 bulan-5 tahun (Muttaqin,2008):
a. Golongan Umur Kurang 2 Bulan
1) Pneumonia Berat
Bila disertai salah satu tanda tarikan kuat di dinding pada bagianbawah atau napas
cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 6x per menit
atau lebih.

2) Bukan Pneumonia (batuk pilek biasa)


Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat.
Tanda bahaya untuk golongan umur kurang 2bulan, yaitu:
a) Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampaikurang dari ½
volume yang biasa diminum)
b) Kejang
c) Kesadaran menurun
d) Stridor
e) Wheezing
f) Demam / dingin.
b. Golongan Umur 2 Bulan-5 Tahun
1) Pneumonia Berat
Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dadabagian bawah ke dalam
pada waktu anak menarik nafas (pada saatdiperiksa anak harus dalam keadaan
tenang, tidak menangis atau
meronta).

2) Pneumonia Sedang
Bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah:
a) Untuk usia 2 bulan-12 bulan = 50 kali per menit atau lebih
b) Untuk usia 1-4 tahun = 40 kali per menit atau lebih.

3) Bukan Pneumonia
Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidakada napas cepat.
Tanda bahaya untuk golongan umur 2 bulan-5tahun yaitu :
a) Tidak bisa minum
b) Kejang
c) Kesadaran menurun
d) Stridor
e) Gizi buruk
Klasifikasi ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah :
a. ISPA ringan
Seseorang yang menderita ISPA ringan apabila ditemukan gejala batuk, pilek dan
sesak.
b. ISPA sedang
ISPA sedang apabila timbul gejala sesak nafas, suhu tubuh lebih dari390 C dan bila
bernafas mengeluarkan suara seperti mengorok.
c. ISPA berat
Gejala meliputi: kesadaran menurun, nadi cepat atau tidak teraba,nafsu makan
menurun, bibir dan ujung nadi membiru (sianosis) dangelisah.

Penyebab penyakit ISPA


ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran nafas. Salah satu
penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran bahanbakar kayu yang biasanya
digunakan untuk memasak. Asap bahan bakar kayu ini banyak menyerang
lingkungan masyarakat, karena masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu
melakukan aktifitas memasak tiaphari menggunakan bahan bakar kayu, gas maupun
minyak. Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari-hari,
sehingga banyak masyarakat mengeluh batuk, sesak nafas dan sulit untuk bernafas.
Polusi dari bahan bakar kayu tersebut mengandung zat-zat seperti Dry basis, Ash,
Carbon, Hidrogen, Sulfur, Nitrogen dan Oxygen yang sangat berbahaya bagi
kesehatan (Depkes RI, 2002).

Tanda dan gejala


ISPA merupakan proses inflamasi yang terjadi pada setiap bagiansaluran pernafasan
atas maupun bawah, yang meliputi infiltrat peradangandan edema mukosa, kongestif
vaskuler, bertambahnya sekresi mukus sertaperubahan struktur fungsi siliare
(Muttaqin, 2008).Tanda dan gejala ISPA banyak bervariasi antara lain
demam,pusing, malaise (lemas), anoreksia (tidak nafsu makan), vomitus
(muntah),photophobia (takut cahaya), gelisah, batuk, keluar sekret, stridor (suara
nafas), dyspnea (kesakitan bernafas), retraksi suprasternal (adanya tarikandada),
hipoksia (kurang oksigen), dan dapat berlanjut pada gagal nafasapabila tidak
mendapat pertolongan dan mengakibatkan kematian.
(Nelson, 2003).
Sedangkan tanda gejala ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah

a. Gejala dari ISPA Ringan


Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jikaditemukan satu atau lebih
gejala-gejala sebagai berikut:

1) Batuk

2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara(misal pada
waktu berbicara atau menangis).

3) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung

4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370 C atau jika dahi anakdiraba.

b. Gejala dari ISPA Sedang


Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpaigejala dari ISPA
ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagaiberikut:
1) Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur
kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak
yang berumur satu tahun atau lebih. Cara menghitung pernafasan
ialah dengan menghitung jumlah tarikan nafas dalam satu menit.
Untuk menghitung dapat digunakan arloji.
2) Suhu lebih dari 390 C (diukur dengan termometer).
3) Tenggorokan berwarna merah.
4) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.
5) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
6) Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur).
7) Pernafasan berbunyi menciut-ciut.

c. Gejala dari ISPA Berat


Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-gejala
ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai
berikut:
1) Bibir atau kulit membiru.
2) Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu
bernafas.
3) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.
4) Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah.
5) Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas.
6) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
7) Tenggorokan berwarna merah.

b. Tujuan
1. Tujuan umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena Ispa dalam dan luar
gedung, bersama lintas program dan lintas sektor terkait

2. Tujuan Khusus:
a. Tercapainya penurunan angka kesakitanb. .
b. Terlaksananya tatalaksana ispa sesuai standar.

c. Diketahuinya situasi epidiemologi dan besar nya masalah penyakit ispa di


masyarakat
d. Terwujudnya masyarakat yang mengerti,menghayati dan melaksanakan
hidup sehat.
e. Tersusunnya rencana kegiatan pengendalian penyakit ispa di wilayah
kerja.

c. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


Pemeriksaan 1. Penyuluhan
2. Pemeriksaan TTDK
3. Rujukan

Klasifikasi ISPA 1. Penyuluhan

Pengobatan 1.

d. Cara Pelaksanaan Kegiatan

Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjukstandar


pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangipenggunaan antibiotik
untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, sertamengurangi penggunaan obat batuk yang
kurang bermanfaat. Strategipenatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang
pemberianmakanan dan minuman sebagai bagian dari tindakanpenunjang
yangpenting bagi pederita ISPA . Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau
tindakan sebagai berikut (Smeltzer & Bare, 2002) :

a. Pemeriksaan
Pemeriksaan artinya memperoleh informasi tentang penyakit anakdengan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada ibunya, melihat danmendengarkan anak.
Hal ini penting agar selama pemeriksaan anaktidak menangis (bila menangis akan
meningkatkan frekuensi napas),untuk ini diusahakan agar anak tetap dipangku oleh
ibunya.Menghitung napas dapat dilakukan tanpa membuka baju anak. Bilabaju anak
tebal, mungkin perlu membuka sedikit untuk melihatgerakan dada. Untuk melihat
tarikan dada bagian bawah, baju anakharus dibuka sedikit. Tanpa pemeriksaan
auskultasi dengan steteskop penyakit pneumonia dapat didiagnosa dan diklassifikasi.

b. Klasifikasi ISPA
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPAsebagai berikut :
1) Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikandinding dada kedalam
(chest indrawing).
2) Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
3) Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisadisertai demam,
tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napascepat. Rinofaringitis, faringitis dan
tonsilitis tergolong bukan
pneumonia.

c. Pengobatan
1) Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotikparenteral,
oksigendan sebagainya.

2) Pneumonia : diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bilapenderita tidak


mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata denganpemberian kontrmoksasol
keadaan penderita menetap, dapatdipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin,
amoksisilin ataupenisilin prokain.

3) Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikanperawatan di rumah,


untuk batuk dapat digunakan obat batuktradisional atau obat batuk lain yang tidak
mengandung zat yang merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin.
Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan
gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan
didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesarankelenjar getah bening
dileher, dianggap sebagai radangtenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus
diberi antibiotik(penisilin) selama 10 hari.Tanda bahaya setiap bayi atau anak dengan
tanda bahaya harus diberikan perawatan khusus untuk pemeriksaan selanjutnya.

e. Sasaran

pasien yang menderita ispa.

g. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

NAMA PELAKSANAAN
KEGIATAN Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des

f. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan √

√ √ √

√ √

√ √

√ √

√ √

.
Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan

Catatan kegiatan di tulis dibuku bantu setiap bulannya sesuai dengan adanya kasus
ISPA.
Pelaporan kegiatan setiap akhir bulan di jumlahkan setiap ada kasus ispa di
puskesmas.
Evaluasi dilakukan setiap akhir bulan di puskesmas cilebut oleh kepala puskesmas.

Mengetahui Klapanunggal,1 Maret 2022


KEPALA, PELAKSANA,

drg. NORLIA RESTIHANI Helpi br Sitepu,AMK


Pembina Pangkat
NIP.197504112009032002 NIP. 197909082007012005

Anda mungkin juga menyukai