A. Latar Belakang
• Menurut data WHO nefrotik sindrom dapat terjadi akibat penyakit sistemik
yang mempengaruhi organ lain selain ginjal, seperti diabetes, amiolidosis dan
lupus eritematosus, yang terakhir peradangan pada glomelorus.
Glomeronefritis merupakan penyebab dari 78% sindrom nefrotik pada
dewasa dan 93% pada anak – anak. (Prodjosudjadi, 2007 dalam Yunita,
2015).
• Menurut Rubeinstein (2007) lebih dari 75% sindrom nefrotik pada anak –
anak dan sisanya 25% terjadi pada orang dewasa. Hasil penelitian di Amerika
Serikat sindrom nefrotik merupakan salah satu penyebab gagal ginjal kronik
dan merupakan masalah kesehatan utama denganjumlah penderita mencapai
225 per tahun (11,86%) dari 2015 orang yang berobat kerumah sakit.
• Penyebab utama sindrom nefrotik biasanya digambarkan oleh histologi,
yaitu sindroma nefrotik kelainan minimal (SNKM) yang merupakan
penyebab paling umum dari sindrom nefrotik pada anak dengan umur
rata-rata 2,5 tahun dan pada umumnya penyakit ini banyak ditemukan.
pada anak-anak usia 1 sampai 5 tahun dan kecenderungan penyakit ini
dua kali lebih banyak menyerang anak laki-laki disbanding anak
perempuan.
Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan merangsang produksi renin -
angiotensin dan peningkatan sekresi anti diuretik hormon (ADH) dan sekresi aldosteron yang kemudian
terjadi retensi kalium dan air. Dengan retensi natrium dan air akan menyebabkan edema.
Terjadi peningkatan kolesterol dan trigliserida serum akibat dari peningkatan stimulasi produksi lipoprotein
karena penurunan plasma albumin dan penurunan onkotikplasma.
Adanya hiper lipidemia juga akibat dari meningkatnya produksi lipopprtein dalam hati yang timbul oleh
karena kompensasi hilangnya protein, dan lemak akan banyak dalam urin (lipiduria).
Menurunya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan disebabkan oleh karena
hipoalbuminemia, hiperlipidemia, atau defesiensi seng. (Yuliani, 2007 dalam Niken, 2014).
Manifestasi klinis
1. Pengkajian