Genetik
Penyakit otak degeneratif herediter (Huntington’s chorea)
2. Stressor Presipitasi
a. Hipoksia : Anemia hipok, Histoktosik hipok, Hipoksemia hipok,
Iskemik hipoksia Suplai darah ke otak.
b. Gangguan Metabolisme
Malfungsi endokrin : Underprod/overprod hormon
Hipotiroidisme, Hipertiroidisme, Hipoglikemia dll.
c. Racun, infeksi
gagal ginjal, siphilis, “AIDS dement. Comp”
d. Perubahan Strukur
Tumor, trauma
e. Stimulasi Sensori
Stimulus
Misal : - Lingkungan < stimulus halusinasi
- Penerangan dan aktifitas di ICU yang konstan
bingung, delusi, halusinasi.
3. Perilaku
Deliriumproses berfikir terganggu, ditandai dengan :
gangguan perhatian, memori, pikiran dan
orientasi.
Demensia respons kognitif maladaptif ditandai hilangnya
kemampuan intelektual (kerusakan memori,
penilaian, berpikir abstrak)
4. Sumber Koping
Klien
Keluarga, teman
5. Mekanisme Koping
Dipengaruhi pengalaman masa lalu
Regresi, Rasionalisasi, denial, intelektualisasi
KARAKTERISTIK DELIRIUM & DEMENSIA
DELIRIUM DEMENSIA
Onset Biasanya tiba-tiba Biasanya perlahan
Lama Biasanya singkat (<1bulan) Biasanya lama dan
progresif
Umur Semua umur Paling banyak >65 tahun
Stressor Racun, infeksi, trauma, Hipertensi, hipotensi,
hipertermia anemia, racun, defisit
vitamin, tumor, atropi
jaringan otak
Perilaku Fluktuasi tingkat kesadaran, Hilangnya daya ingat,
disorientasi, gelisah, agitasi, kerusakan penilaian,
ilusi, halusinasi, pikiran tak perhatian menurun,
teratur, gangguan penilaian perilaku sosial tidak
dan pengambilan keputusan, sesuai, afek labil, gelisah,
afek labil agitasi
Diagnosis Keperawatan
Menurut Nanda :
Ansietas
Komunikasi, kerusakan verbal
Risiko tinggi terhadap cidera
Sindrom defisit perawatan diri (mandi/kebersihan,
makan, berpakaian/berhias, toileting)
Perubahan sensori/perseptual (penglihatan,
pendengaran, pengecap, perabaan dan penghidu)
Gangguan pola tidur
Perubahan proses pikir
Contoh dx kep :
Gangguan proses pikir
Resiko tinggi terhadap cidera
Kerusakan komunikasi verbal
Identifikasi Hasil
Klien dapat mencapai fase kognitif yang optimum
Perencanaan
Prioritas : menjaga keselamatan hidup
Pemenuhan kebutuhan biopsikososial
Libatkan keluarga, berikan pendidikan kesehatan mental
Usaha perawat : memfungsikan Klien seoptimal mungkin
sesuai kemampuan Klien.
Implementasi
Intervensi Delirium
1. Kebutuhan fisiologis
Prioritas : menjaga keselamatan hidup
Kebutuhan dasar keseimbangan nutrisi dan cairan
Jika Klien sangat gelisah pengikatan perlu dan tidak
ditinggal sendiri.
Gangguan tidur kolaborasi pemberian obat tidur
gosok punggung, susu hangat,
bercakap lembut libatkan keluarga
Disorientasi ruangan yang terang
Orietasikan pada situasi lingkungan
Kolaborasi dengan medis untuk pemberian obat tidur
gangguan tidur
2. Halusinasi
Lindungi Klien & orang lain dari perilaku merusak
Ruangan : aman, barang minimal
Perawatan 1-1 + perawatan ketat
Orientasi realita berulang
Dukungan, rasa aman, orientasi realita
konsisten dari keluarga & petugas
3. Komunikasi
Pesan jelas, sederhana, beri pilihan terbatas
“Sekarang bulan pebruari”
“Bapak mau mandi sebelum makan ?”
Sulit : “Jam berapa bapak ingin mandi ?”
4. Pendidikan Kesehatan
Mulai saat klien berubah’?Tentang yang terjadi padanya
Sebelumnya Perawat harus tahu :
masalah Klien, stressor, pengobatan, rencana
perawatan, usaha pencegahan, rencana perawatan di
rumah.
Penjelasan diulang beberapa kali
Beri petunjuk tertulis
Libatkan anggota keluarga
agar dapat lanjutkan perawatan di rumah
Intervensi Demensia
1. Orientasi
Tujuan ; membantu klien berfungsi di lingkungannya
Tulis nama petugas pada kamar klien : jelas, basar,
terbaca
Orientasikan barang pribadi, waktu tempat, orang
Penerangan dimalam hari
Jam besar, kalender harian/lembaran tulisan besar,
koran
Kontak personal dan fisik aktifitas kelompok
3. Penguatan Koping
Koping yang lalu lebih kuat di pakai
DELIRIUM
Klien kembali pada fungsi sebelumnya
Klien dapat memelihara tingkat optimal persepsi sensori