Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DG ANSIETAS

Kelompok 1
Bridemi Yanti
Christina S
Zian F
Nasrudin
Pengertian Ansietas
• Ketakutan/kekuatiran pada sesuatu yang tdk
jelas dan berhubungan dengan perasaan tidak
menentu dan tak berdaya (helplessness).
• Perasaan isolasi, terasing, dan terancam
mungkin dialami.
• Individu mempersepsikan kepribadiannya
terancam.
• Manusia muali merasakan sejak bayi
• Berhenti kalau mati.
Karakteristik Ansietas
• Mpk emosi dan bersifat subyektif.
• Sumber tdk jelas (takut ~ sumber jelas).
• Bisa ditularkan
• Terjadi akibat adanya ancaman pada
harga diri, identitas diri.
• Perlu adanya keseimbangan antara
keberanian dan kecemasan
Tingkat Ansietas
1. Ansietas ringan: pd kehidupan sehari-hari.
Individu sadar. Lahan persepsi meningkat
(mendengar, melihat, meraba lebih dari
sebelumnya). Perlu untuk memotivasi belajar,
pertumbuhan, dan kreativitas.
2. Ansietas sedang: lahan persepsi menyempit
(melihat, mendengar, meraba menurun dpd
sblmnya). Fokus pd perhatian segera.
Tingkat Ansietas

3. Ansietas berat: lahan persepsi sangat


sempit, hanya bisa memusatkan
perhatian pd yg detil, tdk yg lain. Semua
perilaku ditujukan untuk menurunkan
ansietas.
4. Panik: hilang kontrol, hanya bisa
menurut perintah
Panik
• Hilang kontrol
• Tak bisa melakukan sesuatu tanpa perintah atau arahan.
• Disorganisasi kepribadian.
• Meningkatnya aktivitas motorik
• Menurunnya kemampuan menghubung-hubungkan.
• Distrosi persepsi
• Hilangnya pikiran rasional
• Hilangnya komunikasi dan fungsi efektif.
• Bila berlangsung berkepanjangan menyebabkan
exhaustion ~ kematian
Rentang Respon Ansietas

Adaptif Maladap
tif

Antisi Ringan Sedang Berat Panik


pasi
Pengkajian

• Faktor Predisposisi
• Faktor Presipitasi
• Mekanisme Koping
• Perilaku
Faktor Predisposisi
1. Teori Psikoanalisa: ansietas mpk konflik
elemen kepribadian id dan super ego
(dorongan insting dan hati nurani). Ansietas
mengingatkan ego akan adanya bahaya yg
perlu diatasi.
2. Teori interpersonal: ansietas terjadi krn
ketakutan penolakan dlm hub interpersonal.
Dihubungkan dg trauma masa pertumbuhan
(kehilangan, perpisahan) yg menyebabkan
ketdkberdayaan). Idv yg harga diri rendah
mudah mengalami ansietas.
Faktor Predisposisi
• Teori perilaku; ansitas timbul sbg akibat frustrasi
yg disebabkan oleh sesutu yg mengganggu
pencapaian tujuan. Mrpk dorongan yg dipelajari
utk menghindari rasa sakit/nyeri. Ansietas
meningkat jika ada konflik (konflik ~ ansietas ~
helplessness)
• Kondisi keluarga: ansietas dpt timbul secara
nyata dlm keluarga. Ada overlaps gg ansietas
dan depresi.
Faktor Predisposisi

• Keadaan biologis: dpt dipengaruhi dan


mempengaruhi ansietas. Ansietas terjadi
akibat GABA >>. Ansietas dpt
memperburuk penyakit (hipertensi,
jantung, peptic ulcers). Kelelahan
mengakibatkan idv mudah terangsang dan
merasa ansietas.
Faktor Presipitasi
• Ancaman integritas fisik: ketidakmampuan
fisiologis dan menurunnya kemampuan
melaksanakan ADL.
• Ancaman thd sistem “diri”; mengancam
identitas, harga diri, integrasi sosial. Mis: phk,
kesulitan peran baru.
• Gabungan: penyebab timbulnya ansietas
gabungan dr genetik, perkembangan, stresor
fisik, stresor psikososial.
Perilaku
• Ansietas dpt diekspresikan lgs melalui
perubahan fisiologis dan perilaku scr tdk lgs
melalui timbulnya gejala/mekanisme koping utk
mempertahankan diri dari ansietas.
• Respon fisiologis dpt terjadi pd sistem
kardiovaskuler, pernafasan, meuromuskuler, GI,
perkemihan, dan kulit
• Perilaku: motorik, afektif, kognitif
Efek fisiologis ansietas
• Kardiovaskuler: palpitasi, berdebar-debar, TD,
pinsan, TD, N .
• Pernafasan: P, nafas pendek, dada sesak,
nafas dangkal, rasa tercekik, terengah-engah.
• Neuromuskuler:  refeks, terkejut, mata
berkedip-kedip, insomnia, tremor, kaku-kaku,
gelisah, wajah tegang, kelemahan umum,
gerakan lambat, kaki goyah.
Efek fisiologis ansietas
• Gastrointestinal: hilang nafsu makan,
menolak makan, abdomen tdk nyaman,
nyeri abdomen, mual, perih, diare.
• Sistem perkemihan: tekanan utk b.a.k.,
sering b.a.k.
• Kulit: wajah kemerahan, keringat lokal,
gatal-gatal, rasa panas dingin, wajah
pucat, berkeringat seluruh tubuh.
Respon Perilaku
• Motorik: gelisah, ketegangan fisik, tremor, sering
kaget, bicara cepat, kurang koordinasi,
cenderung celaka, menarik diri, menghindar,
menahan diri, hiperventilasi.
• Kognitif: gg perhatian, tak bisa konsentrasi,
pelupa, salah tafsir, pikiran blocking,
menurunnya lahan persepsi, bingung,
kesadaran diri berlebihan, waspada berlebihan,
hilangnya obyektivitas, takut hilang kontrol, takut
luka/mati.
Respon Perilaku

• Afektif: tdk sabar, tegang, nervous, takut


berlebihan, teror, gugup, sangat gelisah.
Mekanisme Koping
1. Task Oriented (orientasi pd tugas)
– Dipirkan utk memecahkan masalah, konflik,
memenuhi kebutuhan.
– Realistis memenuhi tuntutan situasi stres
– Disadari dan berorientasi pd tindakan
– Berupa reaksi: melawan (mengatasi rintangan utk
memuaskan kebutuhan), menarik diri
(menghilangkan sumber ancaman fisik atau
psikologis), kompromi (mengubah cara, tujuan utk
memuaskan kebutuhan)
Mekanisme Koping

2. Ego oriented:
– Task oriented tdk selalu berhasil
– Melindungi “self”
– Berguna pd ansietas ringan ~ sedang
– Melindungi dr perasaan inadequacy dan
buruk
– Berupa penggunaan mekanisme pertahanan
diri (defens mechanism)
Defens Mechanism
• Kompensasi • Proyeksi
• Denial • Rasionalisasi
• Displacement • Reaksi formasi
• Disosiasi • Regresi
• Identifikasi
• Intelektualisasi
• Introyeksi
• Isolasi
Diagnosis Keperawatan
Menurut SDKI:
– Ansietas
– Koping tidak efektif
Contoh dx lengkap:
– Ansietas b.d. ancaman terhadap konsep diri
– Ansietas b.d. ancaman terhadap kematian
– Koping tidak efektif b.d. ketidak percayaan
terhadap kemampuan diri mengatsi masalah
– koping tidak efektif b.d ketidak adekuatan sistem
pendukung
kriteria hasil
1.Tingkat ansietas menurun
ditandai dengan:

• verbalisasi kebingungan
menurun
• perilaku gelisah menurun
• perilaku tegang menurun
• kontak mata membaik
orientasi membaik
kriteria hasil
2. Status koping membaik
ditandai dengan:

• kkemampuan memenuhi
peran sesuai usia
meningkat
• perilaku koping adaptif
meningkat
• verbalisasi kemampuan
mengatasi masalah
meningkat
• partisipasi sosial
meningkat
• orientasi relaitas
meningkat
Intervensi Keperawatan pd Ansietas

Obsevasi.
• identifikasi saat tingkat ansietas
berubah(mis.kondisi,waktu,stresor)
• identifikasi kemampuan mengambil
keputusan
• monitor tanda-tanda ansietas( verbal
maupun non verbal)
Intervensi Keperawatan pd Ansietas
Terapeutik.
• ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan
kepercayaan
• temani pasien untuk mengurangi kecemasan
• pahami situasi yang membuat ansietas
• dengarkan dengan penuh perhatian
• gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
• tempatkan barang pribadi yang memberikan
kenyamanan
• motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
• diskusikan perancanaan realistis tentang peristiwa yang
akan datang.
Intervensi Keperawatan pd Ansietas
Edukasi.
• jelaskan prosedur,termasuk sensasi yang
mungkin dialami
• informasikan secara faktual mengenai
diagnosis,pengobatan,dan prognosis
• anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, Jika perlu
• anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif,sesuai kebutuhan
• anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
Intervensi Keperawatan pd Ansietas

Kolaborasi.
• kolaborasi pemberian obat anti ansietas ,
jika perlu
Intervensi Keperawatan pd koping tidak
efektip, promosi harga diri
Obsevasi.
• identifikasi budaya, agama,ras,jenis
kelamin, dan usia terhadap harga diri
• monitor verbalisasi yang merendahkan diri
sendiri
• monitor tingkat harga diri setiap waktu
,sesuai kebutuhan
Intervensi Keperawatan pd koping tidak
efektip, promosi harga diri
terapeutik.
• motivasi terlibat dalam verbalisasi positif
untuk diri sendiri
• motivasi menerima tantangan atau hal
baru
• diskusikan pernyataan tentang harga diri
• diskusikan kepercayaan terhadap
penilaian diri
• diskusikan bersama keluarga untuk
menetapkan harapan dan batasan yang
jelas..
Intervensi Keperawatan pd koping tidak
efektip, promosi harga diri
Edukasi.
• jelaskan kepada keluarga pentingnya
dukungan dalam perkembangan konsep
positif diri pasien
• anjurkan mengidentifikasin kekuat diri
yang dimiliki
• anjurkan mempertahankan kontak mata
saat berkomunikasi dengan orang lain
• anjurkan membuka diri terhadap kritik
negative..
Terima kasih…….

Anda mungkin juga menyukai