Anda di halaman 1dari 40

ASKEP KECEMASAN

DYAH WIDODO
Definisi Kecemasan
• Kecemasan adalah suatu keadaan dimana individu atau
kelompok mengalami perasaan yang sulit/ketakutan yang
disertai peningkatan sistem saraf otak dalam merespon
terhadap ketidakjelasan ancaman yang tidak spesifik
(Carpenitto, 2000).

• Kecemasan (anxietas) adalah respon emosional terhadap


sesuatu yang berbahaya. Kecemasan sangat berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan
emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi ini
dialami secara subyektif dan dikomunikasikan dalam
hubungan interpersonal (Stuart & Sundeen, 1998).
Ansietas:
• Sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti
dan tidak berdaya
• Keadaan emosi yang tidak memiliki objek yang
spesifik
• Kondisi dialami subyektif & dikomunikasikan
dalam hubungan interpersonal
• Berbeda dengan rasa takut, yang merupakan
penilaian intelektual terhadap sesuatu yang
berbahaya
• Ansietas adalah respons emosional terhadap
penilaian tersebut
Respons Perilaku, Kognitif dan Afektif
terhadap Ansietas
Perilaku Respons:
• Gelisah
• Ketegangan fisik
• Tremor
• Gugup
• Bicara cepat
• Kurang koordinasi
• Cenderung mendapat cedera
• Menarik diri dari hubungan interpersonal
• Menghalangi
• Melarikan diri dari masalah
• Menghindar
• Hiperventilasi
Respons Perilaku, Kognitif dan Afektif
terhadap Ansietas
Kognitif Respons:
• Perhatian terganggu
• Konsentrasi buruk
• Pelupa
• Salah dalam memberikan penilaian
• Preokupasi
• Hambatan berpikir
• Bidang persepsi menurun
• Kreatifitas menurun
• Produktifitas menurun
• Bingung
• Sangat waspada
• Kesadaran diri meningkat
• Kehilangan obyektifitas
• Takut kehilangan kontrol
• Takut pada gambaran visual
• Takut cedera atau kematian
Respons Perilaku, Kognitif dan Afektif
terhadap Ansietas
Afektif Respons:
• Mudah terganggu
• Tidak sabar
• Gelisah
• Tegang
• Nervus
• Ketakutan
• Alarm
• Teror
• Gugup
• Gelisah
Respons Fisiologis Terhadap Ansietas
Sistem Tubuh (Stuart & Sundeen, 1995):

– Kardiovaskuler
– Pernapasan
– Neuromuskuler
– Gastrointestinal
– Traktus urinarius
Respons Fisiologis Terhadap Ansietas
Sistem kardiovaskuler:

• Palpitasi
• Jantung berdebar
• Tekanan darah meninggi
• Rasa mau pingsan *
• Pingsan*
• Tekanan darah menurun*
• Denyut darah menurun*
*Respons parasimpatis
Respons Fisiologis Terhadap Ansietas
Sistem pernapasan:
• Napas cepat
• Napas pendek
• Tekanan pada dada
• Napas dangkal
• Pembengkakan pada tenggorokan
• Sensasi tercekik
• Terengah-engah
Respons Fisiologis Terhadap Ansietas
Sistem neuromuskuler:

• Refleks meningkat
• Reaksi kejutan
• Mata berkedip-kedip
• Insomnia
• Tremor
• Rigiditas
• Gelisah
• Wajah tegang
• Kelemahan umum
• Kaki goyah
• Gerakan yang janggal
Respons Fisiologis Terhadap Ansietas
Sistem gastrointestinal:

• Kehilangan nafsu makan


• Menolak makan
• Rasa tidak nyaman pada abdomen*
• Mual*
• Rasa terbakar pada jantung*
• Diare*
*respons parasimpatis
Respons Fisiologis Terhadap Ansietas
Sistem traktus urinarius:

• Tidak dapat menahan kencing*


• Sering berkemih
• Wajah kemerahan
• Berkeringat setempat (telapak tangan)
• Gatal
• Rasa panas & dingin pada kulit
• Wajah pucat
• Berkeringat seluruh tubuh
*respons parasimpatis
RENTANG RESPONS ANSIETAS

RESPONS ADAPTIF RESPONS MALADAPTIF

ANTISIPASI RINGAN SEDANG BERAT PANIK


Tingkat Ansietas
1. Ansietas ringan
– Berhubungan dengan ketegangan kehidupan sehari-hari
– Menyebabkan seseorang menjadi waspada & meningkatkan lahan
persepsi
– Dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan
kreatifitas
2. Ansietas sedang
– Memungkinkan seseorang memusatkan pada hal penting
– Mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu
yang lebih terarah
Tingkat Ansietas
3. Ansietas berat
– Sangat mengurangi lahan persepsi
– Cenderung memusatkan sesuatu yang spesifik dan tidak dapat berpikir yang lain
– Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan
– Memerlukan banyak pengarahan
4. Panik
– Terperangah, ketakutan & teror
– Kehilangan kendali, tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan
– Peningkatan aktifitas motorik
– Menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain
– Persepsi menyimpang
– Kehilangan pemikiran rasional
Faktor Predisposisi Ansietas
• Pandangan Psikoanalitik
• Pandangan Interpersonal
• Pandangan Perilaku
• Kajian Keluarga
• Kajian Biologis
Pandangan Psikoanalitik
• Ansietas adalah konflik
emosional yang terjadi antara
dua elemen kepribadian – id
dan superego
• Fungsi ansietas adalah
mengingatkan ego bahwa ada
bahaya
Pandangan Interpersonal
• Ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan
dan penolakan interpersonal
• Berhubungan dengan trauma, seperti
perpisahan dan kehilangan yang
menimbulkan kelemahan spesifik
• Orang dengan harga diri rendah
terutama mudah mengalami
perkembangan ansietas berat
Pandangan Perilaku
• Ansietas merupakan produk frustrasi, yaitu segala
sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan
• Pakar perilaku: ansietas sebagai dorongan untuk
belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk
menghindari kepedihan
• Pakar Pembelajaran:
• Individu yang terbiasa dalam kehidupan dininya
dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan, lebih
sering menunjukkan ansietas dalam kehidupannya
Kajian Keluarga

• Ansietas merupakan hal biasa


ditemui dalam suatu keluarga
• Ada tumpang tindih antara
gangguan ansietas dengan
depresi
Kajian Biologis
• Otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepines, yang mengatur ansietas
• Penghambat asam aminobutirik-gamma
neuroregolator (GABA) juga memungkinkan
memegang peran utama dalam mekanisme
biologis berhub.dg ansietas sebagaimana
endorfin
• Kesehatan umum seseorang mempunyai akibat
nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas.
• Ansietas mungkin disertai gangguan fisik yang
dapat menurunkan kapasitas seseorang untuk
menghadapi stressor
Stressor Pencetus
Asal: sumber internal & eksternal
Kategori:
• Ancaman terhadap integritas seseorang:
– Ketidak mampuan fisiologis yang akan datang
– Menurunnya kapasitas untuk melakulan aktifitas
hidup sehari-hari
• Ancaman terhadap sistem diri seseorang, dapat
membahayakan:
– Identitas, harga diri, fungsi sosial yang terintegrasi
pada seseorang
Faktor Penyebab Kecemasan
Ada 4 faktor utama yang mempengaruhi
perkembangan pola dasar yang menunjukkan
reaksi rasa cemas, yaitu:
• Lingkungan
• Emosi yang ditekan
• Sebab-sebab fisik
• Keturunan
Cara Menilai Kecemasan
Salah satunya: HARS (Hamilton anxiety rating scale) yang menilai 14 item :
1. Perasaan cemas
2. Ketegangan
3. Ketakutan
4. Gangguan tidur
5. Gangguan kecerdasan
6. Gejala sensorik
7. Gejala somatik
8. Gejala sensorik
9. Gejala cardiovascular
10. Gejala pernapasan
11. Gejala gastrointestinal
12. Gejala urogenetalia
13. Gejala vegetatif atau otonom
14. Gejala perilaku
Cara Penilaian kecemasan HARS
Memberikan nilai dengan kategori (untuk tiap item):
• 0 : Tidak ada (tidak ada gejala sama sekali)
• 1 : Ringan (satu gejala dari pilihan yang ada)
• 2 : Sedang (separuh dari gejala yang ada)
• 3 : Berat (lebih dari separuh gejala yang ada)
• 4 : Sangat berat (semua gejala ada)

Penilaian derajat kecemasan yaitu dengan menjumlahkan skor item 1- 14:


• Score < 6 (tidak ada kecemasan)
• 6-14 (kecemasan ringan)
• 15-27 (kecemasan sedang)
• 28-41 (kecemasan berat)
• 42-56 (kecemasan sangat berat / panik)
Stres
• Penyelesaian masalah:
Berorientasi pada tugas
(MEKANISME KOPING)

• Mekanisme pembelaan
ego tidak menyelesaikan
masalah, sifatnya menghilangkan
kecemasan sementara
Mekanisme Koping
1. Task Oriented (orientasi pd tugas)
– Untuk memecahkan masalah, konflik, memenuhi
kebutuhan.
– Realistis memenuhi tuntutan situasi stres
– Disadari dan berorientasi pd tindakan
– Berupa reaksi:
• Melawan (mengatasi rintangan utk memuaskan kebutuhan),
• Menarik diri (menghilangkan sumber ancaman fisik atau
psikologis),
• Kompromi (mengubah cara, tujuan utk memuaskan kebutuhan)
Mekanisme Koping
2. Ego oriented:
– Melindungi “self”
– Berguna pd ansietas ringan ~ sedang
– Melindungi dari perasaan inadequacy dan buruk
– Berupa penggunaan mekanisme pertahanan diri
(defens mechanism)
Defens Mechanism
• Kompensasi • Proyeksi
• Denial • Rasionalisasi
• Displacement • Reaksi formasi
• Disosiasi • Regresi
• Identifikasi • Represi
• Intelektualisasi • Supresi
• Introyeksi
• Isolasi
Diagnosis Keperawatan

Menurut NANDA:
– Ansietas
– Koping individu tidak efektif
– Takut
Tujuan
• Menurunkan tingkat
kecemasan klien.
• Mendukung dan
melindungi klien
Tindakan Keperawatan pd Ansietas
Berat - Panik
Tujuan:
memberi dukungan, melindungi, dan
menurunkan tingkat ansietas pada tk sedang
atau ringan.
Tindakan:
• Bina hubungan saling percaya dan terbuka:
dengarkan keluhan, dukung utk menceritakan
perasaan, jawab pertanyaan scr langsung,
menerima tanpa pamrih, hargai pribadi klien.
Tindakan Keperawatan pd Ansietas
Berat - Panik

• Sadari dan kontrol perasaan diri perawat:


bersikap terbuka sesuai perasaan, terima
perasaan positif maupun negatif termasuk
perkembangan ansietas, menggali
penyebab ansietas, pahami perasaan diri
secara terapeutik.
Tindakan Keperawatan pd Ansietas
Berat - Panik
• Yakinkan klien tentang manfaat mekanisme koping
yg bersifat melindungi dan tdk memfokuskan diri pd
perilaku maladaptif: terima dan dukung klien; tdk
menentang klien; nyatakan perawat bisa memahami
rasa sakit tetapi tdk memfokuskan pada rasa
tersebut; beri umpan balik thd perilaku, stresor,
dampak stresor dan sumber koping; dukung ide yang
berhub dg kesehatan mental; batasi perilaku
maladaptif dg cara suportif.
Tindakan Keperawatan pd Ansietas
Berat - Panik
• Identifikasi dan mencoba menurunkan situasi yg
menimbulkan ansietas: sikap tenang; lingkungan
tenang; batasi kontak dg klien lain; identifikasi dan
modifikasi hal yg menimbulkan cemas; terapi fisik:
mandi air hangat, pijat
• Anjurkan melakukan aktivitas di luar yg menarik:
share aktivitas yg sering dilakukan; latihan fisik; buat
rencana harian; libatkan keluarga dan support
system.
Tindakan Keperawatan pd Ansietas
Berat - Panik
• Tingkatkan kesehatan fisik: beri obat-obatan
yg meningkatkan rasa nyaman; observasi efek
samping obat dan beri pendidikan kesehatan
yang sesuai.
Tindakan Keperawatan pd Ansietas
Sedang
1. Bina hubungan saling percaya:
– Dengar dengan hangat dan responsif
– Beri waktu kepada klien untuk berespon
– Beri dukungan utk ekspresi diri.
2. Perawat menyadari dan mengenal ansietasnya
sendiri:
– Kenali perasaan diri
– Kenali sikap dan perilaku perawat yg berdampak negatif pd klien
– Bersama klien menggali perilaku dan respon shg dapt belajar dan
berkembang
Tindakan Keperawatan pd Ansietas
Sedang
3. Bantu klien mengenal ansietasnya:
– Bantu klien mengekspresikan perasaan.
– Bantu klien menghubungkan perilaku dg perasaan klien.
– Memvalidasi kesimpulan dan asumsi.
– Pertanyaan terbuka.
4. Memperluas kesadaran berkembangnya
ansietas:
– Bantu klien menhubungkan situasi dan interaksi yg
menimbulkan ansietas.
– Bantu klien meninjau kembali penilaian klien thd stresor yg
dirasa mengancam dan menimbulkan konflik.
– Mengaitkan pengalaman saat ini dg pengalaman masa lalu
Tindakan Keperawatan pd Ansietas
Sedang
5. Bantu klien mempelajari koping yg baru
– Menggali pengalaman klien menghadapi ansietas sebelumnya.
– Tunjukkan akibat negatif koping yg saat ini.
– Dorong klien untuk mencoba koping adaptif yg lalu
– Memusatkan tanggung jawab perubahan pada klien
– Terima peran aktif klien. Mengaitkan hubungan sebab-akibat
keadaan ansietasnya.
– Bantu klien menyusun kembali tujuan memodifikasi perilaku
– Anjurkan penggunaan koping yg baru
těR1mÄ kã$1H

Anda mungkin juga menyukai