Anda di halaman 1dari 90

ASUHAN

KEPERAWATAN
PASIEN ANSIETAS

Ellya
Qolina
Definisi
Reaksi emosional terhadap penilaian individu yang
subjektif, yang dipengaruhi oleh alam bawah sadar
dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya
(Depkes, 2005)
Suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah,
ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi
ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal
(Stuart and Sundeens, 1998).

Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas


dan tidak di dukung oleh situasi. (veedback, 2008)
KARAKTERISTIK
ANSIETAS
Merupakan Sumber tdk
emosi dan jelas (takut ~ Bisa
bersifat subyektif. sumber jelas). ditularkan

Terjadi akibat Perlu adanya


adanya ancaman keseimbangan
pada harga diri, antara
identitas diri. keberanian dan
kecemasan
CEMAS TAKUT
Perasaan yang Perasaan
timbul dari sebab yg yang timbul dari
tidak obyek yang
jelas atau kongkrit,
ketidakseimbangan bahaya nyata.
dalam
menghadapi
bahaya
KLASIFIKASI ANSIETAS
ADAPTIF MALADAPTIF

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik


TINGKAT KECEMASAN
ANS I E TA S R I N G A N
• Ketegangan yang dialami sehari-hari.
• Waspada, lapang persepsi meluas.
• Mampu memecahkan masalah sendiri

Respon fisiologis:
• Sesekali nafas pendek
• Nadi dan tekanan darah naik
• Gejala ringan pada lambung
• Muka berkerut dan bibir bergetar
TINGKAT KECEMASAN

Respon Kognitif:
• Lapang persepsi meluas
• Mampu menerima rangsangan yang kompleks
• Konsentrasi pada masalah
• Menyelesaikan masalah secara e f e k t i f

Respon perilaku dan emosi


• Tidak dapat duduk tenang
• Tremor halus pada tangan
• Suara kadang-kadang meninggi
TINGKAT KECEMASAN
ANS I E TA S S E DANG
• Lahan persepsi terhadap lingkungan menurun
• Individu lebih memfokuskan pada hal penting saat i t u dan
mengesampingkan hal lain.

Respon fisiologik:
• Sering nafas pendek
• Nadi dan tekanan darah naik
• M u l u t kering dan anoreksia
• Diare/konstipasi, gelisah
TINGKAT KECEMASAN

Respon kognitif
• Lapang persepsi menyempit
• Rangsang luar tidak mampu diterima
• Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya

Respon perilaku dan emosi


• Gerakan tersentak-sentak
• Bicara banyak dan lebih cepat
• Susah t i d u r
• Perasaan tidak aman
TINGKAT KECEMASAN
AN S IET AS BERAT
• Lahan persepsi menjadi sangat sempit
• Individu cenderung memikirkan hal kecil
• Mengabaikan hal yang lain
• Tidak mampu berpikir berat lagi
• Membutuhkan banyak pengarah

Respon fisiologis
• Nafas pendek
• Nadi dan tekanan darah maik
• Berkeringat dan sakit kepala
• Penglihatan kabur, mengalami ketegangan
TINGKAT KECEMASAN

Respon kognitif
• Lapang persepsi sangat sempit
• Tidak mampu menyelesaikan masalah

Respon perilaku dan emosi


• Perasaan ancaman meningkat
• Verbalisasi cepat
• Blocking
TINGKAT KECEMASAN

PANIK
Lahan persepsi sudah terganggu  Individu tidak dapat mengendalikan
diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah
mendapat pengarahan

Respon fisiologis
• Nafas pendek
• Rasa tercekik dan palpitasi
• Sakit dada, pucat, hipotensi
TINGKAT KECEMASAN

Respon kognitif
• Lapang persepsi sangat sempit
• Tidak dapat berfikir logis

Respon perilaku dan emosi


• Mengamuk, marah
• Ketakutan, berteriak-teriak, blocking
• Kehilangan kendali
• Persepsi kacau
TEORI-TEORI K E C E M A S A N

TEORI P S I K O A N A L I T I K (Freud)
• Konflik psikologis yang tidak disadari mulai sejak lahir  konflik id dan super
ego

TEORI INTERPERSONAL (Sullivan)


• Dimulai sejak berhubungan dengan orang lain
• Ketakutan akan penolakan interpersonal
• Trauma pada masa pertumbuhan

TEORI P E R I L A K U (Skinner)
• Merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mempengaruhi individu dalam
mencapai tujuan
MEKANISME
KOPING
1. Task Oriented (orientasi pd tugas)
• Dipirkan utk memecahkan masalah, konflik, memenuhi
kebutuhan.
• Realistis memenuhi tuntutan situasi stres
• Disadari dan berorientasi pd tindakan
• Berupa reaksi: melawan (mengatasi rintangan utk memuaskan
kebutuhan), menarik diri (menghilangkan sumber ancaman
fisik atau psikologis), kompromi (mengubah cara, tujuan utk
memuaskan kebutuhan)
MEKANISME
2. Ego oriented: KOPING
• Task oriented tdk selalu berhasil
• Melindungi “self”
• Berguna pd ansietas ringan ~ sedang
• Melindungi dr perasaan inadequacy dan
buruk
• Berupa penggunaan mekanisme
pertahanan diri (defens mechanism)
ASKEP P A D A K L I E N C E M A S
PENGKAJIAN

Faktor predisposisi
• Peristiwa traumatik
• Konflik yang dialami
• Konsep diri terganggu
• Frustasi
• Gangguan fisik
• Pola keluarga menghadapi stress
• Riwayat gangguan ansietas dalam keluarga
ASKEP P A D A K L I E N C E M A S

Stressor presipitasi
• Ancaman terhadap integritas fisik (Gangguan fungsi fisiologis,infeksi,
celaka).
• Ancaman terhadap sistem t ubuh atau diri (gangguan hubungan
interpersonal, kehilangan, harga diri)
ASKEP P A D A K L I E N C E M A S

Penilaian terhadap stressor


Sumber koping
Mekanisme koping (cemas
sedang-panik)
• Reaksi berorientasi pada
tugas
- Menyerang/agresif
- Menarik diri
- Kompromi
• Reaksi berorientasi pada
ego
ASKEP P A D A K L I E N C E M A S
Mekanisme koping (cemas sedang-panik)
• Reaksi berorientasi pada tugas
• Dipikirkan utk memecahkan masalah, konflik,
memenuhi kebutuhan.
• Berupa reaksi: menyerang/agresif (mengatasi rintangan utk
memuaskan kebutuhan), menarik diri (menghilangkan
sumber ancaman fisik atau psikologis), kompromi
(mengubah cara, tujuan utk memuaskan kebutuhan)

- Reaksi berorientasi pada egotidak selalu berhasil dalam kondisi


stress tinggi. Digunakan untuk melindungi diri/ego seseorang.
M E K A N I S M E P E R T A H A N A N EGO

• KOMP ENSASI
Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri
dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang
dimiliki.

• DENIAL
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari
realitas tersebut (menyangkal sakit, walupun hasil lab abnormal)
M E K A N I S M E P E R T A H A N A N EGO

• P E M I NDA HA N / DISPLACEMENT
Pengalihan emosi yang semula ditujukan pada seseorang atau benda
kepada orang atau benda lain yang biasanya netral atau lebih sedikit
mengancam dirinya. (seseorang dihukum org tuanya karena coret-
coret dinding, mengaiahkan dengan main perang-perangan)

• DISOSIASI
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari
kesadaran atau identitasnya. (tidak mengenal dirinya)
M E K A N I S M E P E R T A H A N A N EGO

• IDENTIFIKASI
Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi
berupaya dengan menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan selera orang
tersebut.

• INTELEKTUALISASI
Penggunaan logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari
pengalaman yang mengganggu perasaannya (menghoindari ansietas di
mall, kmd mengatakan tidak ke mall untuk menghemant uang)
M E K A N I S M E P E R T A H A N A N EGO

• INTROJEKSI
Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil dan
melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok ke
dalam st r ukt u r egonya sendiri , merupakan “hati nurani”. (meminta
orang lain tidak corat coret buku, dialihkandengan melihat gambar yg
bagus)

• ISOLASI
Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat
bersifat sementara atau berjangka lama. (mhs melakukan bedah mayat,
tanpa terganggu pikiran tentang kematian)
M E K A N I S M E P E R T A H A N A N EGO

• PROYEKSI
Pengalihan buah pikiran pada diri sendiri kepada orang lain terutama
keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat
ditoransi. (menyukai orang lain, tetapi mengatakan org lain yang suka
dirinya)

• RASIONALISASI
Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima
masyarakat untuk menghalalkan atau membenarkan impuls, perasaan,
perilaku dan mot if yang tidak dapat diterima. (gagal sekolah, karena
guru jarang masuk)
M E K A N I S M E P E R T A H A N A N EGO

• REAKSI FORMASI
Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari, yang
bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau
ingin lakukan. (suka sama seseorang, tetapi justru
memperlakukan yang disukai dengan kasar)

• REGRESI
Kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan ciri khas
dari suatu t ar af perkembangan yang lebih dini.
M E K A N I S M E P E R T A H A N A N EGO

• REPRESI
Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran , impuls atau
ingatan yang menyakitkan atau bertentangan dari kesadaran
seseorang ; merupaakan pertahanan ego yang primer yang cenderung
diperkuat oleh mekanisme yang lain. (tidak pernah ingat bahwa
seseorang pernah memukul anaknya waktu sakit)

• P E M I S A H A N / SPLITTING
Sikap mengelompokkan orang atau keadaan hanya sebagai semuanya
baik atau semuanya buruk; kegagalan untuk memadukan nilai-nilai
positif dan negatif di dalam diri sendiri.
• SUBLIM ASI M E K A N I S M E P E R T A H A N A N EGO
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang
mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu
dorongan yang mengalami halangan dalam
penyalurannya secara normal. (seseorang agresif,
mengalihkan dengan menjadi anggota tim sepak
bola)

• SUPRESI
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme
pertahanan tetapi sebetulnya merupakan analog
represi yang disadari , pengesampingan yang
disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran
seseorang, kadang-kadang dapat mengarah pada
represi yang berikutnya.
M E K A N I S M E P E R T A H A N A N EGO

• UNDOING
Tindakan atau perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian
dari tindakan / perilaku atau komunikasi sebelumnya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Resti kekerasan
• Gangguan pola t i d u r
• Perubahan pola eliminasi
• Gangguan nutrisi
• Koping individu tidak e f e k t i f
• Kecemasan sedang-berat-panik.

T U J U A N KEPERAWATAN
• Menurunkan tingkat ansietas
INTERVENSI
KEPERAWATAN
Tujuan
• Pasien mampu mengenali ansietas yang dialami
• Pasien mampu mengatasi ansietas melalui
teknik relaksasi
• Pasien mampu memperagakan dan
menggunakan berbagai teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas.
Tindakan

• Mendiskusikan ansietas: penyebab, proses terjadi,


tanda dan gejala, akibat
• Melatih teknik relaksasi (teknik nafas dalam, distraksi,
teknik lima jari, dan kegiatan spiritual).
LATIHAN RELAKSASI: TEHNIK NAFAS
DALAM
Yaitu:
Suatu metode melakukan napas dalam, napas lambat
(menahan inspirasi secara maksimal), dan menghembuskan
napas secara perlahan.

Tujuan
• Relaksasi otot-otot wajah
• Menurunkan tekanan darah
• Menurunkan risiko serangan jantung
LANGKAH-LANGKAH RELAKSASI: TEHNIK
NAFAS DALAM

1. Duduk atau berbaring yang nyaman


2. Ekstremitas tubuh dalam keadaan rileks
3. Konsentrasi, rileks
4. Hirup udara perlahan melalui hidung dengan 6 hitungan,
mulut tertutup
5. Tahan nafas 5-10 detik
6. Hembuskan nafas melalui mulut secara perlahan (seperti
meniup) dengan 8 hitungan
7. Ulangi langkah tersebut
LATIHAN RELAKSASI :
DISTRAKSI
Yaitu:
Suatu cara untuk memusatkan perhatian menjauhi dari situasi
yang tidak diinginkan. Distraksi terdiri dari dua, yakni ditraksi visual
dan taktik.Distraksi visual terdiri atas membaca atau menonton
TV, menonton pertandingan, dan imajinasi.Distraksi taktik terdiri
atas bernapas perlahan dan berirama.

Tujuan
• Untuk mengurangi ambang kecemasan
• Memberikan rasa nyaman
LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN DISTRAKSI
VISUAL: MEMBACA, SEBAGAI BERIKUT:

1. Siapkan ruangan yang tenang


2. Tawarkan kepada pasien jenis kegiatan yang akan dilakukan.
Sebagai contoh, jika pasien ingin melakukan kegiatan
membaca buku, maka, siapkan buku bacaan yang sesuai
dengan yang diinginkan
3. Duduk dengan nyaman sesuai dengan yang diinginkan
4. Bac a buku secara berurutan
5. Buat catatan khusus jika ada hal yang menarik
6. Lakukan secara teratur
LATIHAN RELAKSASI: TEHNIK LIMA
JARI
Merupakan bagian dalam teknik relaksasi untuk
mengurangi kecemasan.

Tujuan
• Mengurangi ambang kecemasan
• Memotivasi pasien untuk melakukan teknik relaksasi lima
jari setiap kali
kecemasan muncul
LANGKAH-LANGKAH LATIHAN RELAKSASI:TEHNIK LIMA
JARI
• Tarik nafas dalam
• Pejamkan mata
• Kosongkan pikiran
• Angkat tangan kanan, pertemukan ibu jari dengan telunjuk kemudian bayangkan saat
tubuh
sangat segar pada masa muda.
• Pertemukan ibu jari dengan ibu jari tengah kemudian bayangkan semua orang yang
ada di sekeliling Anda memperhatikan dan perduli pada Anda dan mereka sangat
baik sekali.
• Pertemukan ibu jari dan jari manis kemudian bayangkan pujian yang pernah Anda
terima karena Anda memiliki sikap yang baik.
• Pertemukan ibu jari dengan kelingking bayangkan tempat-tempat yang indah yang
pernah Anda kunjungi, seperti gunung, lautan dan sawah yang hijau terhampar
• Tarik nafas dalam melalui hidung dan keluarkan melalui mulut dengan cara meniup
• Buka mata pelan-pelan
LATIHAN RELAKSASI:MELAKUKAN KEGIATAN SPIRITUAL

Suatu kegiatan yang dilakukan untuk beribadah sesuai dengan


agama dan kepercayaan masing-masing.

Tujuan
• Untuk mengurangi kecemasan
• Memberikan rasa nyaman
LANGKAH-LANGKAH LATIHAN RELAKSASI: MELAKUKAN
KEGIATAN SPIRITUAL:

1. Kaji keyakinan dari masing-masing pasien

2. Fasilitasi untuk bertemu dengan tokoh agama sesuai dengan


keyakinan masing-masing jika diperlukan fasilitasi untuk
memanggil tokoh agama untuk membimbing pasien sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
ASKEP SEHAT JIWA SEPANJANG RENTANG
KEHIDUPAN : REMAJA, DAWASA DAN LANSIA

ELLYA QOLINA
R E M A J A (12-18 TH)
IDENTITY VS RO L E DIFFUSION
 Tahap perkembangan  Bila hal ini tidak tercapai :
remaja usia 12-18 thn. remaja mengalami
Remaja harus mampu kebingungan peran yang
mencapai identitas diri
meliputi peran, tujuan berdampak pada rapuhnya
pribadi, keunikan dan ciri kepribadian sehingga akan
khas diri. terjadi gangguan konsep diri

Persahabatan Dan Setia Kawan


Berkembang Pada Usia Remaja
Karakteristik Perilaku
Karakteristik Normal
Menemukan identitas diri, memiliki tujuan dan cita-cita masa
Menilai diri secara objektif, kelebihan dan kekurangan diri depan

Bergaul dengan teman Tidak menjadi pelaku tindak antisosial dan tindak asusila

Tidak menuntut orang tua secara paksa untuk memenuhi


Memiliki teman curhat
keinginan yang berlebihan dan negatif

Mengikuti kegiatan rutin (olah raga, seni, pramuka, pengajian, Berperilaku santun, menghormati orang tua, guru dan bersikap
bela diri) baik pada teman

Bertanggung jawab dan mampu mengambil keputusan tanpa


tergantung pada orang tua Memiliki prestasi yang berarti dalam hidup
Kesiapan Peningkatan Perkembangan Remaja
Tanda dan Gejala

Subjektif Objektif
Remaja dapat menilai secara obyektif
kelebihan dan kekurangan Bertabggung
jawab terhadap Menemukan Memiliki cita-
Memiliki sahabat tugas yang identitas cita masa depan
diberikan
Merasa tertarik pada lawan jenis
Mempunya
Mempunyai
i prestasi
akademik teman sebaya
Mengembangkan bakat yang disukai
Tujuan Asuhan Keperawatan
KOGNITIF
PSIKOMOTOR
1. Mengenal aspek positif dan
kekurangan diri 1.Mengembangkan AFEKTIF
2.Mengetahui identitas diri, kemampuan diri
tujuan dan cita-cita masa 1.Menyampaikan
2.Meraih prestasi pada pendapat dengan asertif
depan
kegiatan positif
3.Memahami norma dan 2. Menegndalikan emosi
peraturan yang berlaku 3.Beraktivitas dengan
4.Berprestasi dalam bidang aktif
akademik
Tindakan Keperawatan pada Remaja
Diskusikan kemampuan, karya dan
prestasi positif dan yang kurang Diskusikan bahaya pergaulan bebas,
narkoba, bullying, gadget dan cara-cara
Berikan pujian, diskusikan cara menghindarinya
mempertahankan dan meningkatkannya

Diskusikan identitas diri yang dimiliki


Motivasi mengembangkan hal-hal positif
secara fisik, psikologis (kebahagiaan, cita-
dalam kehidupan sebagai identitas diri
cita, prestasi) dan social (Keluarga
remaja
sahabat)

Diskusikan norma dan peraturan yang


Berikan pujian pada tiap keberhasilan
berlaku dalam keluarga, sekolah dan
yang diraih remaja
tempat umum
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
Latih cara menfasilitasi
Jelaskan remaja untuk
mengembangkan Latih keluarga
perkembangan yang
identitas dan mendampingi keluarga
harus dicapai remaja
kekhasannya

Diskusikan
Ciptakan suasana
penyimpangan dan
keluarga yang
cara mengatasi serta
melibatkan remaja
pelayanan kesehatan
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
Diskusikan tentang keberhasilan yang dicapai dan memberi pujian

Mendorong pengembangan bakat yang menjadi identitas dari remaja

Latih Menfasilitasi persahabatan dengan teman sebaya

keluarga Menjadi teman diskusi dalam menyelesaikan masalah yang


dihadapi

mendamping Menyediakan waktu Bersama keluarga, kelompok social dan


kegiatan social lainya

i keluarga Perhatian dan mendampingi agar terhindar dari pergaulan bebas,


narkoba dan kekerasan

Menyepakati waktu penggunaan smartphone dan media social dengan


bijaksana dan terhindar dari ketergantungan gadget
Tindakan Keperawatan pada Kelompok

Edukasi kelompok Remaja


dan kelompok orang Tua
U S I A D E WA SA M U DA (18-40 TA H UN)
 Tahap perkembangan usia 18-40 tahun dan
pada usia ini individu harus mampu  Kegagalan dalam
berinteraksi akrab dengan oranglain
berhubungan akrab
(Erickson, 1963).
dan memperoleh
 Penekanan utama : dalam perkembangan
pekerjaan dapat
identitas diri untuk membuat ikatan dengan
orang lain yang menghasilkan hubungan menyebabkan individu
intim, mencari pasangan, puncak intelektual menjauhi pergaulan
dan fisik, mencari kepuasan diri tinggi. dan merasa kesepian
lalu menyendiri
Karakteristik Perilaku
Karakteristik Normal
Menjalin interaksi yang hangat dan akrab
Mempunyai konsep diri yang realistis
dengan orang lain

Mempunyai hubungan dekat dengan Menyukai diri dan mengetahui tujuan hidup
orang-orang tertentu (pacar, sahabat)

Membentuk keluarga Berinteraksi baik dengan keluarga

Mempunyai komitmen yang jelas dalam Mampu mengatasi stress akibat perubahan
bekerja dan berinteraksi dirinya

Merasa mampu mandiri karena sudah


Menganggap kehidupan sosialnya bermakna
bekerja

Memperlihatkan tanggungjawab secara


Mempunyai nilai yang menjadi pedoman hidupya
ekonomi, sosial dan emosional
Kesiapan Peningkatan Perkembangan Dewasa Muda
Tanda dan Gejala

Subjektif Objektif
Memiliki
pekerjaan dan Bersosialisasi
Melakukan hal-hal positif keluarga dalam masyarakat

Menolong orang lain Berpartisipasi


Mengembangkan
dalam kegiatan di
bakat
Berinteraksi dengan orang masyarakat
lain terutama lawan jenis
Memiliki ide
Mempunya
Memiliki motivasi yang tinggi i keluarga
yang
kreatif dan
Tujuan Asuhan Keperawatan
KOGNITIF AFEKTIF
1.Mengetahui PSIKOMOTOR 1. Mengendalikan emosi
perkembangan dewasa 1. Mempunyai pekerjaan 2.Memiliki rasa percaya
muda
2.Mempunyai hubungan diri
2.Mempunyai intim dengan lawan jenis 3.Memiliki jiwa
pengetahuan untuk
bekerja 3.Aktif dalam kegiatan penolong
masyarakat 4.Mencintai keluarga
3.Memahami pentingnya
kelompok sosial dan pekerjaan
Tindakan Keperawatan pada Dewasa Muda
1

Diskusi tentang perkembangan psikososial


yang normal dan menyimpang

Diskusikan dengan cara mencapaikan


perkembangan psikososial yang
normal
3

Diskusikan penyimpangan perkembangan dan


cara mengatasinya melalui pelayanan
kesehatan
Tindakan Keperawatan pada Dewasa Muda
2

Diskusikan dengan cara mencapaikan perkembangan psikososial yang normal

Menetapkan tujuan hidup

Menetapkan karier/pekerjaan

Mempunyai pekerjaan

Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis

Memilih calon pasangan hidup

Berperan serta/melibatkan diri dalam kegiatan


dimasyarakat
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
Diskusikan cara
Jelaskan
menfasilitasi usia
perkembangan yang
dewasa muda untuk
harus dicapai Dewasa
bekerja dan mendapat
Muda
pasangan hidup

Memberikan dukungan
Diskusikan dan dan pujian atas
motivasi peran serta keberhasilan dalam
dalam masyarakat berkerja dan kehidupan
keluarga
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
Memberi pendapat dan Ide tentang pekerjaan

Diskusikan cara
menfasilitasi usia Memberi motivasi dan dukungan untuk
dewasa muda untuk bekerja
bekerja dan mendapat
pasangan hidup Memberi pendapat dan ide tentang
pasangan hidup dan keluarga

Memberi motivasi dan dukungan untuk


berkeluarga
Tindakan Keperawatan pada Kelompok

Edukasi kelompok dewasa


muda ditempat kerja sebagai
bagian dari kesehatan jiwa
ditempat kerja
U S I A D E WA SA T UA (40-65 TA H UN )

 tahap perkembangan  Individu harus menyadari


manusia usia 40 – 65 tahun hal ini, apabila kondisi
dimana pada tahap ini tersebut tidak terpenuhi
merupakan tahap dimana dapat menyebabkan
individu mampu terlibat
ketergantungan dalam
dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, pekerjaan, dan pekerjaan dan keuangan.
mampu membimbing
anaknya.
Karakteristik Perilaku
Karakteristik Normal
Menilai pencapaian hidup Kreatif : mempunyai inisiatif dan ide-ide
melakukan sesuatu yang bermanfaat

Merasa nyaman dengan pasangan hidup Produktif : mampu menghasilkan sesuatu


yang berarti bagi dirinya dan orang lain,
mengisi waktu luang dengan hal yang
Menerima perubahan fisik dan psikologis positif dan bermanfaat
yang terjadi
Perhatian dan peduli dengan orang lain :
Membimbing dan menyiapkan generasi di memperhatikan kebutuhan orang lain.
bawah usianya secara arif dan bijaksana

Menyesuaikan diri dengan orang tuanya yang Mengembangkan minat dan hobi.
sudah lansia
Kesiapan Peningkatan Perkembangan Dewasa tua
Tanda dan Gejala

Subjektif Objektif
Melakukan hal-hal positif
Mempunyai pekerjaan Mempunyai keluarga
Menyayangi keluarga

Menolong orang lain

Rajin beribadah Mempunyai kelompok


Mempunyai bakat
sosial
Memiliki motivasi yang
Tujuan Asuhan Keperawatan
AFEKTIF
KOGNITIF PSIKOMOTOR 1. Mengendalikan emosi
1.Ciri perkembangan usia
1.Melakukan pekerjaan 2.Memiliki rasa percaya
dewasa tua
dengan tekun dan kreatif diri
2. Perlu pekerjaan
2.Merawat keluarga 3. Memiliki jiwa
3. Perlu berkeluarga dengan harmonis penolong
4.Perlunya peduli dan 3.Melakukan kegiatan 4.Memiliki kepuasan
berperan aktif dalam Bersama masyarakat hidup
keluarga dan masyarakat
5.Berguna bagi banyak
Tindakan Keperawatan pada Dewasa Tua
1

Diskusi tentang perkembangan usia dewasa


tua yang normal dan menyimpang

Diskusikan cara mencapaikan


perkembangan usia dewasa tua

Diskusikan penyimpangan perkembangan dan


cara mengatasinya melalui pelayanan
kesehatan
Tindakan Keperawatan pada Dewasa tua
2

Diskusikan cara mencapaikan perkembangan usia dewasa tua

Menetapkan tujuan hidup

Menmpunyai karier/pekerjaan

Merawat keluarga dengan baik

Berinteraksi dengan banyak orang

Berperan serta/melibatkan diri


dalam kegiatan dimasyarakat
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
Jelaskan tahap Diskusikan cara
perkembangan menfasilitasi usia
yang harus dicapai dewasa tua untuk
Dewasa tua mencintai keluarga

Mendiskusikan
Diskusi peran serta
cara bekerja agar
di masyarakat
berhasil
Tindakan Keperawatan pada Keluarga

Memperhatikan pasangan dan anak


Diskusikan cara
menfasilitasi usia
dewasa tua untuk Menyediakan waktu untuk
mencintai keluarga keluarga

Berkomunikasi terbuka dan


saling menghargai
Tindakan Keperawatan pada Keluarga

Bekerja disiplin dan


Mendiskusikan tekun
cara bekerja
agar berhasil
Membangun hubungan
baik ditempat kerja
Tindakan Keperawatan pada Keluarga

Ikut serta kegiatan sosial


Diskusi
peran serta
Ikut serta kegiatan nasional,
di spiritual yang berguna bagi
masyarakat masyarakat
Tindakan Keperawatan pada Kelompok

Edukasi kelompok dewasa


tua ditempat kerja sebagai
bagian dari kesehatan jiwa
ditempat kerja
LANSIA
Lansia adalah individu yang berusia mulai dari 60 tahun keatas (WHO, 2013; UU No. 13
tahun 1998; UU No. 43 2004; Permenkes No. 67 tahun 2015)
Lansia mulai dari 65 tahun (Erikson, 1957)

 Perkembangan lanjut usia adalah tercapainya integritas diri yang utuh.


 Pemahaman terhadap makna hidup secara keseluruhan membuat lansia berusaha
menuntun generasi berikutnya (anak dan cucunya) berdasarkan sudut pandangnya
dengan kebijaksanaan.

⚫Lansia yang tidak mencapai integritas diri akan merasa putus asa dan menyesali masa
lalunya karena tidak merasakan hidupnya bermakna.
Karakteristik Perilaku
Karakteristik Normal
Mempunyai harga diri tinggi Melaksanakan kegiatan agama
secara rutin

Menilai kehidupannya berarti


Merasa dicintai dan berarti
dalam keluarga
Menerima nilai dan keunikan orang lain
Berpartisipasi dalam kegiaan
Menerima dan menyesuaikan kematian sosial dan kelompok masyarakat
pasangan

Menyiapkan diri menerima datangnya


Menyiapkan diri ditinggalkan anak
kematiasn yang telah mandiri
Kesiapan Peningkatan Perkembangan Lansia
Tanda dan Gejala
Subjektif Objektif
Berpartisipasi dalam
Mempunyai harga diri tinggi kegiaan sosial dan spiritual

Menilai kehidupannya berarti Menyiapkan diri


ditinggalkan anak yang
Menerima nilai dan keunikan telah mandiri
orang lain Menyiapkan diri
Menerima dan beradaptasi terhadap ditinggalkan meninggal
pasangan
perubahan dalam kehidupan
Menyiapkan diri
Merasa dicintai dan berarti dalam keluarga menerima datangnya
kematian
Tujuan Asuhan Keperawatan
PSIKOMOTOR AFEKTIF
KOGNITIF 1.Melakukan pekerjaan
1.Merasa berarti dalam
1.Memahami ciri sehari-hari dengan
hidup
perkembangan usia lansia kemampuan
2. Merasa dicintai
2.Menilai makna 2.Melakukan kegiatan
social dan spiritual 3.Menerima ditinggal
kehidupan
orang yang dicintai
3.Memahami nilai dan 3.Menuntun generasi
berikutnya dengan 4.Menerima perubahan
keunikan orang lain
kehidupan
bijaksana
Tindakan Keperawatan pada Dewasa Tua

Diskusikan Diskusikan makna dan Diskusikan makna dan


perkembangan dan Diskusikan makna dan Diskusikan makna dan perubahan fungsi perubahan Aspek
perubahan pada lansia perubahan fisik perubahan pikiran sosial spiritual
Tindakan Keperawatan pada Dewasa Tua
Diskusikan makna dan
perubahan fisik
Makna kesehatan fisik yang diasakan

Perubahan fisik yang dirasakan saat ini dan adaptasi yang


dilakukan
 Penglihatan berkurang diatasi dengan kaca mata
 Pendengaran berkurang diatasi alat bantu dengar
• Mobilisasi berkurang diatasi alat bantu jalan, pegangan dikamar mandi, cara
berpakaian yang aman, cara bangun dari tempat tidur yang aman,

Pemeriksaan fisik teratur, OR Lansia, makanan


sehat
Tindakan Keperawatan pada Dewasa Tua
Diskusikan makna dan
perubahan pikiran
Prestasi yang pernah dicapai melalui akademik pekerjaan dan keluarga

Perubahan daya ingat:


• cepat lupa atasi dengan menempatkan segala sesuatu pada tempat tertentu (jangan berubah-
ubah)
• Konsentrasi berkurang atasi dengan membaca, bermain catur/halma/teka-teki silang
• Daya orientasi berkurang atasi dengan menempatkan kalender, jam, dengan angka yang besar
Tindakan Keperawatan pada Dewasa Tua
Diskusikan makna dan perubahan fungsi sosial
Perubahan aspek social:
Berkurangnya sahabat, dapat diatasai dengan mengenang
masa lalu, mengingat keluarga dan sahabat; Melihat album
foto; membentuk kelompok social lansia

Perubahan pekerjaan; dapat diatasi dengan mengembangkan


bakat yang dapat dilakukan dirumah, misalnya membuat telur
asin dan berkebun
Tindakan Keperawatan pada Dewasa Tua
Diskusikan makna dan perubahan Aspek spiritual

Kenangan masa-masa aktif dalam kegiatan


spiritual

Sesuaikan kegiatan spiritual dengan kondisi


fisik

Membentuk kegiatan ibadah lansia: pengajian,


penelaahan alkitab, berdoa bersama
Tindakan Keperawatan pada Keluarga

Sediakan tempat yang


Sediakan waktu aman dan nyaman bagi
Jelaskan tahap
Jelaskan cara bercakap-cakap dengan lanisa: terang, tidak licin,
perkembangan dan
menfasilitasi integritas lansia tentang makna ada alat bantu
perubahan yang terjadi
diri lansia hidup yang dialami dan berpegangan, tanda-
pada lansia
berikan pujian tanda tempat yang jelas
dll

Fasilitasi pertemuan antar


Diskusikan masalah
generasi dan beri Diskusikan tentang
kerekatan yang mungkin
kesempatan rencana pembagian
terjadi dan pelayanan
menyampaikan warisan dan pemakaman
kesehatan yang tersedia
pengalaman
Tindakan Keperawatan pada Kelompok

Edukasi kelompok Lansia di


masyarakat seperti:
Posbindu lansia dll
SOSIKULTURAL
DALAM KONTEKS
ASUHAN
KEPERAWATAN JIWA
• Olivia Rossdiana Putri
• Nadia Widianti

KELOMPOK 1
Sosiokultural merupakan kebudayaan yang secara teknik ide atau tingkah laku yang
dapat dilihat maupun yang tidak terlihat.
Sosiokultural mempengaruhi faktor resiko dan faktor predisposisi yang meyebabkan
terjadinya stress pada individu dan juga mempengaruhi tipe dan sumber individu untuk
menghadapi stress. Perawat perlu tahu mengenai sosiokultural pasien dikarenakan
memberikan gambaran yang penting untuk asuhan keperawatan psikiatri yang bermutu.
Lingkungan social sangat mempegaruhi sikap individu dalam mengekspresikan marah.
Norma budaya dapat mendukung individu untuk berespon asertif atau agresif. Perilaku
kekerasan dapat dipelajari secara langsung melalui proses sosialisasi.
Pengkajian yang harus diperhatikan dalam
sosiokultural
● Faktor Teknologi
Teknologi kesehatan memungkinkan individu memilih atau pendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam
pelayanan kesehatan. Perawat merlu mengkaji: persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah
kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternative dan persepsi klien
tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalah kesehatan saat ini.

● Faktor Agama dan Falsafah Hidup


Factor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien
terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama berdampak positif terhadap kesehatan.

● Factor social dan keterikatan keluarga


Pada tahap ini perawat perlu mengkaji nama lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis
kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala
keluarga.
Lanjutan

• Nilai-nilai budaya dan gaya hidup


Nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan • Factor ekonomi
ditetapkan oleh oenganut budaya yang dianggap baik
atau buruk. Yang perlu dikaji pada factor ini adalah:
Yang perlu dikaji pada tahap ini yaitu
posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala pekerjaan klien, pendapatan dan
keluarga, bahasa yang digunakan, 4 kebiasaan pengeluaran klien.
makanan, makan yang dipantang dlaam kondisi sakit,
persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari • Factor Pendidikan yaitu tingkat
dan kebiasaan membersihkan diri. Pendidikan pasien.
Diagnosa yang harus diperhatikan
dalam sosiokultural

- Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan


lingkungan tidak teratur.
- Gangguan interaksi social berhubungan dengan
ketidakaturan atau kekacauan lingkungan.
- Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan
dengan sistem nilai yang diyakini
- Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
perbedaan kultur

it le. P52
Book T
Intervensi dan implementasi dalam
sosiokulturan
1. Cultural care preservation/maintenance
● Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang proses melahirkan dan perawatan bayi
● Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien 3) Mendiskusikan kesenjangan
budaya yang dimiliki klien dan perawat
2. Cultural care accomodation/negotiation
● Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien
● Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
● Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan berdasarkan pengetahuan
biomedis, pandangan klien dan standar etik.
3. Cultual care repartening/reconstruction
● Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang diberikan dan melaksanakannya
● Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan
Evaluasi keperawatan dalam sosiokultural

Beberapa stressor sosiokultural yang juga bisa mempengaruhi mutu asuhan yaitu:
1. Keadaan yang merugikan
Kekurangan sumber sosioekonomi yang merugikan dasar untuk adaptasi biopsikososial.
2. Steroetipe
Konsepsi depersonalisasi dari individu di dalam suatu kelompok.
3. Itolerans
Ketidaksediaan untuk menerima perbedaan pendapat untuk keyakinan orang lain yang berasal dari latar belakang
yang berbeda.
4. Stigma
Suatu atribut atau sifat yang melekat pada lngkungan social individu sebagai sesuatu yang berbeda dan rendah.
5. Prasangka
Keyakinan yang tidak menyenangkan tentang individua tau kelompok dengan tidak memperlihatkan pengethauan,
pikiran, atau alas an.
6. Diskriminasi
Perlakuan yang berbeda dari individua tau kelompok yang tidak berdasarkan atas kebaikan yang sebenarnya.
7. Rasisme
Keyakinan tentang perbedaan yang terdapat antar ras yang menentukan pencapaian indivu dan Bahasa ras yang
satu lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai