Anda di halaman 1dari 45

SEJARAH PROSES

KEPERAWATAN

NS. TUTI SULASTRI, SKEP, MKEP


SEJARAH PROSES KEPERAWATAN
 Proses keperawatan merupakan sebuah metode yang 
diterapkandalam praktek keperawatan. Ia juga  merupakan sebuah
konsep dengan pendekatan
problem solving yangmemerlukan ilmu, teknik, dan 
keterampilan interpersonal untuk memenuhi kebutuhan KLIEN
DAN KELUARGANYA

 Proses Keperawatan menetapkan mekanisme yang sangat


bermanfaat untuk menyusun pengetahuan  menegaskan
peran dan domain keperawatan yang unik
 Awal abad 20  upaya untuk membedakan keperawatan
dengan kedokteran
 Proses keperawatan merupakan lima tahap proses yang konsi
sten, sesuai dengan perkembangan profesi keperawatan.
Proses tersebut mengalami perkembangan sbb :
lanjutan

H. Peplau (1952)


4 fase hubungan interpersonal :
Orientasi
Identifikasi
Exploitasi
Resolution

Fase bersifat sequential dan berfokus pada


therapi hub. interpersonal
lanjutan

Hall.L. (1955)
 Mengemukakan format process keperawatan
 Proses keperawatan pertama kali di jabarkan
lanjutan

Kreuter, F.R (1957)


 Mendeskripsikan proskep sebagai :
 Coordinating
 Planning
 Evaluating
 Hal ini didasari untuk meningkatkan kualitas praktek
keperawatan
lanjutan

Johnson.D.E (1959)
 Melihat proses keperawatan sebagai tindakan untuk mengatasi
situasi, mengambil keputusan, melaksanakan serangkaian
kegiatan yang didesain untuk mengatasi masalah.

Tahun 1960 proses keperawatan di perkenalkan intern dlam


keperawatan
lanjutan

Orlando. I.J (1961)


 Melihat keperawatan sebagai suatu interaksi
 Menyatakan proskep terdiri dari 3 fase :
 Perilaku klien
 Reaksi perawat
 Tindakan keperawatan
lanjutan

Henderson.V (1965)
 Menyatakan bahwa proses keperawatan merupakan langkah-
langkah scientific
lanjutan

Weidenbach.E. (1963,1970)
 Memperkenalakan 3 tahap model proses keperawatan :
 Mengidentifikasi kebutuhan
 Meminimalisir pemberin bantuan
 Memvalidasi bahwa bantuan sudah diberikan

(observasi , Bantuan pertolongan dan validasi)


lanjutan

Heidgerken.L.(1965)
 Menjelaskan langkah2 asuhan keperawatan profesional
sebagai :
Evaluasiperilaku dan situasi
Mengenali gejala fisik
Diagnosa
Planning dan menemukan kebutuhan keperawatan
Serta mengkoordinasikan semua kebutuhan klien melalui semua
tahap perawatan
lanjutan

McCain.R.A (1965)
 Pertama yang menggunakan format tindakan dalam suatu
artikel yang diterbitkan tahun 1965
 Menggunakan kemampuan fungsional dari klien sebagai
kerangka kerja tindakan
 Mengumpulkan dan mencatat data obyektif dan subyektif
dalam tindakan
lanjutan

Knowles.L. (1967)
 Memperkenalkan suatu model proskep yang disebut
“Five Ds” :
 Discover
 Delve
 Decide
 Do
 Discriminate
 Menyatakan bahwa perawat mengumpulkan data tentang
kesehatan klien pada 2 tahap pertama.
lanjutan

Wiche (Western Interstate Commision On Higher


Education) 1967
 Menentukan langkah proses keperawatan sebagai :
 Persepsi dan komunikasi
 Interpretasi
 Intervensi
 Discrimination

Yura & Walsh (1967) menjabarkan proses keperawatan menjadi 4


tahap : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Pada tahun 1967, edisi pertama proses keperawatan dipublikasikan.


lanjutan

Catholic University of America (1967)


 Mengungkapakan 4 komponen proses kep :
 Assesment
 Planning
 Intervention
 Evaluation
lanjutan

 D. Orem (1971)
 Menyatakan bahwa ada 3 langkah dalam proses
keperawatan
1. Initial and continuing determination of need for nursing
2. Mendesain tindakan keperawatan untuk klien yang akan
mempengaruhi penerimaan klien pada tujuan kesehatan
3. Mengidentifikasi, mengarahkan dan mengontrol
perkembangan tindakan
lanjutan

 ANA Standards Of Nursing Practice (1973)


menggunakan 5 langkah :
1. Assesment
2. Diagnosing
3. Planning
4. Intervention
5. Evaluation
lanjutan

Bloch.D.(1974)
 Menyarankan 5 langkah proskep adalah sama dengan 4 model :
 Pengumpulan data
 Definisi masalah
 Perencanaan tindakan
 Evaluasi tindakan
Bloch (1974), Roy (1975) Mundinger & Jauron (1975) dan Aspinall
(1976) menambahkan tahap diagnosa, sehingga proses keperawatan
menjadi 5 tahap : pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi. Proses ini dari analisis pikir :
dicover (menemukan),
delve (mempelajari atau menganalisis),
decide (memutuskan),
do (mengerjakan) dan
discriminate (identik dengan evaluasi).
lanjutan

Gebbie.K. And Lavin.M.A. (1975)


 Berinisiasi pertama kali untuk melaksanakan konferensi
nasional tentang klasifikasi diagnosa keperawata tahun 1973
 Menghasilkan keputusan penggunaan 5 langkah proses
keperawatan : Assesment, Diagnosa Kep, Planning, Intervensi,
Evaluasi
 Tahun 1975 : diadakan konferensi nasional tentang klasifikasi
diagnosis keperawatan setiap dua tahun di Universitas Sr.
Louis. Klasifikasi diagnosis keperawatan ini kemudian disebut
dengan NANDA (North American Nursing Diagnoses
Association) — dibahas lebih lanjut di BAB diagnosa
keperawatan.
Proses keperawatan mulai dikenal di Indonesia
sekitar tahun 1980-an. Perawat yang dididik
sebelum tahun tersebut pada umumnya belum
mengenal proses keperawatan karena kurikulum di
pendidikan belum mengajarkan metode tersebut.
Proses keperawatan mulai dikenal di pendidikan
keperawatan Indonesia yaitu dalam Katalog
Pendidikan Diploma III Keperawatan yang
dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia pada tahun 1984.
PROSES KEPERAWATAN
MASA LAMPAU

Berpusat pada tindakan perawat


Tindakan  akal sehat, kebiasaan
Tdk rapi, tdk terarah, tdk ilmiah, tdk sesuai dengan
kebutuhan individu
PROSES KEPERAWATAN
MASA SEKARANG

Proses Keperawatan telah tersusun sebagai


kerangka referensi praktik keperawatan
ANA (American Nursing Association) menyusun
standar Proses Keperawatan
 PPNI ___Indonesia….. SDKI, SIKI, SILKI
STANDAR PROSES KEPERAWATAN (ANA)

I. Pengumpulan data tentang status kesehatan


Klien bersifat sistematis dan berkesinambungan
II. Diagnosa Keperawatan  data status kesehatan
III. Rencana pelayanan keperawatan mencakup
sasaran  diagnosa keperawatan
lanjutan

IV. Rencana pelayanan perawatan meliputi daftar


prioritas dan didasarkan pada sasarn diagnosa
keperawatan
V. Tindakan keperawatan memberi kesempatan
partisipasi klien dalam usaha peningkatan,
pemeliharaan, dan pemulihan
lanjutan

VI. Tindakan keperawatan membantu klien


meningkatkan kemampuan kesehatannya
VII. Kemajuan dan kemunduran mencapai sasaran
ditentukan oleh klien dan perawat
lanjutan

VIII. Kemajuan dan kemunduran klien mencapai hasil


total mengarahkan kegiatan penilaian ulang,
penyusunan prioritas, setting tujuan baru, dan
revisi rencana keperawatan
lanjut

Diluar negeri istilah proses keperawatan


diperkenalkan pada tahun 1955 oleh Lidya Hall, dan
sejak tahun tersebut para pakar keperawatan
mendiskripsikan proses keperawatan secara
bervariasi. Pada awal perkembangannya, proses
keperawatan mempunyai tiga tahap, kemudian empat
tahap dan pada saat ini proses keperawatan
mempunyai lima tahap meliputi: pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi
(Kozier et al., 1995).
Proses keperawatan terus berkembang dan
kemudian istilah Nursing Diagnosis mulai
diperkenalkan dalam literatur-literatur keperawatan.
Pada tahun 1973, Gebbie dan Levin dari St.Louis
University School of Nursing membantu dalam
menyelenggarakan konferensi pertama tentang
klasifikasi diagnosa keperawatan di Amerika.
Lanjutan

Kriteria status profesional 1982 (Styles) :


 Suatu pendidikan universitas
 Seperangkat ilmu pengetahuan yang unik
 Berorientasi pada pelayanan kepada orla
 Suatu masyarakat profesional
 Mempunyai otonomi dan mengatur diri sendiri
PROSES KEPERAWATAN

Menentukan kebutuhan pelayanan kesehatan yang


menjadi wewenang asuhan keperawatan
Menentukan tujuan, hasil, dan kegiatan keperawatan
Demikian juga dengan Yura dan Walsh (1988),
menyatakan bahwa proses keperawatan adalah tindakan
yang berurutan, dilakukan secara sistematik untuk
menentukan masalah klien, membuat perencanaan
untuk mengatasinya, melaksanakan rencana tersebut
atau menugaskan orang lain untuk melaksanakannya
dan mengevaluasi keberhasilan secara efektif terhadap
masalah yang diatasi.
Tujuan proses keperawatan

Untuk mempraktekkan suatu metoda pemecahan


masalah dalam praktek keperawatan.
Sebagai standar untuk praktek keperawatan.
Untuk memperoleh suatu metoda yang baku, sistematis,
rasional, serta ilmiah dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Untuk memperoleh suatu metoda dalam memberikan
asuhan keperawatan yang dapat digunakan dalam segala
situasi sepanjang siklus kehidupan.
Untuk memperoleh hasil asuhan keperawatan yang
bermutu.
SIFAT PROSES KEPERAWATAN

Sifat proses keberawatan

siklik
dinamis

interdepen Fleksibel/
den luwes
KARAKTERISTIK PROSES KEPERAWATAN

Tujuan  meningkatkan kualitas askep pada klien


Sistematis  serangkaian langkah-langkah
Bertujuan  mencapai kebutuhan perawatan klien
Interaksi  perawat, klien, sejawat, orla yang
diperlukan
Lanjutan

Teoritis  berdasarkan pada ilmu keperawatan :


 Humanistik : memandang manusia sebagai manusia
 Holistik/komprehesif : utuh menyeluruh
 Care : berlandaskan standar praktik dan etik keperawatan
IKHTISAR PROSES KEPERAWATAN

Ketika Mengumpulkan Data


 Mengidentifikasi data yang dianggapnya tepat tentang orang
yang akan menerima perawatan
 Menetapkan sumber data dan memilih pedoman yang tepat
untuk melancarakan pengumpulan data
Lanjutan

 Menggunakan berbagai metode mengumpulkan dan


mencatat data untuk menyususn profil keadaan kesehatan
klien yang bersangkutan
 Mengesahkan data agar bebas dari kesalahan, bias, dan mis-
interpretasi
 Memastikan bahwa data tepat dan akurat dan melanjutkan
dengan proses penilaian  kalau data terbukti tidak
akurat/tepat, teruskan mengumpul data pelengkap  profil
keadaan kes klien tepat dan akurat
Lanjutan

Ketika melakukan Analisa Data


 Memilih standar yang relevan, terpercaya, dan menarik
kesimpulan dengan membandingkan profil keadaan
kesehatan orang yang bersangkutan dengan standar
 Memvalidasi penilaian perawatan guna masukkan serendah
mungkin jumlah kesalahan, bias, dan mis-interpretasi
 Menetapkan diagnosa keperawatan klien dan menyusunnya
dalam prioritas
Lanjutan

 Memastikan bahwa diagnosa keperawatan tepat dan akurat,


lalu meneruskan proses dengan perencanaan pelayanan
keperawatan. Atau kalau diagnosa keperawatan terbukti
tidak tepat/akurat, mengumpulkan data pelengkap dan/atau
mengulangi proses penilaian
Lanjutan

Waktu Melaksanakan Rencana Keperawatan


 Menetapkan bidang dimana klien membutuhkan pelayanan
keperawatan dan menyusun urutan prioritas
 Menggariskan tujuan pelayanan keperawatan
 Menuliskan perintah keperawatan berdasarkan tipe perawatan
yang dipilih
Lanjutan

 Mengidentifikasi alternatif pelayanan perawatan dan memilih


perawatan yang mempunyai kemungkinan besar untuk
berhasil memenuhi tujuan pelayanan perawatan
 Menyusun rencana pelayanan perawatan
 Mengevaluasi rencana pelayanan perawatan
Lanjutan

 Mengevaluasi rencana pelayanan perawatan dengan menilai


apakah ia berkaitan dengan diagnosa perawatan dan apakah ia
dapat diterima oleh klien, atau kalau rencana tidak berkaitan
dengan diagnosa keperawatan atau tidak dapat diterima oleh
klien, kumpulkan data pelengkap, susun kembali penilaian,
dan/atau ulangi perencanaan pelayanan perawatan
Lanjutan

Selama Intervensi Perawatan


 Menjabarkan rencana pelayanan menjadi aksi perawatan
sembari melibatkan klien sebanyak mungkin
 Mengidentifikasi respon klien terhadap perawatan yang
diberikan
 Mengevaluasi pelayanan perawatan dengan menilai apakah ia
telah mencapai tujuan dan apakah ia dapat diterima oleh klien
Lanjutan

 Menghentikan tindakan keperawatan bila tujuan pelayanan


telah tercapai
 Jika tujuan pelayanan perawatan belum terpenuhi atau kalau
perawatan tidak dapat diterima oleh klien, kumpulkan data
pelengkap, ulangi kembali penilaian, modifikasi rencana
pelayanan perawatan, dan/atau seseuaikan tindakan
perawatan
Lanjutan

Selama Evaluasi
 Lakukan pengkajian ulang terhadap klien
 Jika tujuan pelayanan perawatan belum terpenuhi atau kalau
perawatan tidak dapat diterima oleh klien, kumpulkan data
pelengkap, ulangi kembali penilaian, modifikasi rencana
pelayanan perawatan, dan/atau seseuaikan tindakan
perawatan
Kemampuan Perawat dan Proses Keperawatan

 Kecakapan intelektual, yang memungkinkan perawat mampu


untuk membuat keputusan dan berpikir kritis dalam
memecahkan masalah klien
 Kecakapan dalam perilaku dan hubungan antar manusia,
memudahkan perawat dalam menciptakan hubungan baik
dengan klien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lainnya.
Disini sangat dituntut pada kemampuan berkomunikasi
secara terapeutik dan berperilaku.
 Kecakapan dalam kemampuan teknis keperawatan,
merupakan kunci keberhasilan dalam memberikan asuhan
keperawatan, mulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa
keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan
tindakan dan prosedur keperawatan secara menyeluruh
meliputi kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual klien serta
mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.
Alhamdulillah anda
Telah membaca

Anda mungkin juga menyukai