Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH DIAGNOSA KEPERAWATAN

Di susun oleh
NAMA : KARTIKA RATRI PRAMESWARI
NIM : 201901101

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Sejarah Diagnosa Keperawatan
Proses keperawatan merupakan lima tahap yang konsisten sesuai dengan
perkembangan profesi perawatan. Tahap tersebut pertama kali dijabarkan oleh Hall
(1995). Pada tahun 1967, Yura dan Walsh menjabarkan menjadi empat tahap, yaitu
pengkajian, perncanaan, implementasi, dan evaluasi. Pada tahun yang sama, edisi
pertama proses keperawatan dipublikasikandalam empat tahap yang meliputi
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Kemudian pada edisi kedua
(1973), proses keperawatan yang semakin meningkat dipublikasikan. Pada
pertengahan tahun 1970- an, Bloch (1974), Roy (1975), Mundinger dan Jauron (1975),
serta Aspinal¹ (1976) menambahkan tahap diagnosis pada proses keperawatan
sehongga menjadi lima tahap, yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi. Saat ini, hampir buku keperawatan selalu mencantumkan lima tahap
proses keperawatan tersebut dan digunakan sebagai kerangka kerja, dasar, dan
pengantar dari kajian ilmu keperawatan. Dengan berkembangnya waktu, proses
keperawatan telah dianggap sebagai suatu dasar hukum dalam praktik keperawatan.
Pada tahun 1973, American Nursing Association (ANA) menggunakan proses
keperawatan sebagai pedoman dalam pengembangan standar praktik keperawatan dan
digunakan sebagai suatu kerangka konsep kurikulum pendidikan keperawatan. Di
Indonesia, definisi dan tahap-tahap proses keperawatan telah digunakan sebagai dasar
pengembangan definisi dan standar legal praktik keperawatan dan juga sebagai kriteria
dalam 8 program sertifikasi. Kurikulum pendidikan keperawatan pada setiap jenjang
pendidikan (D3, S1, S2, maupun S3) saat ini telah menggunakan proses keperawatan
sebagai kerangka kerjanya.
Diagnosa keperawatan diperkenalkan pertama kali dalam literature keperawatan
pada tahun 1950 (McFarland dan McFarlance,1989). Fry (1953) mengajukan formulasi
diagnosis keperawatan dan rencana asuhan keperawatan individu untuk membuat
keperawatan menjadi lebih kreatif. Hal ini lebih menekankan pada praktik independen
perawat (misalnya mengedukasi klien dan peringanan gejala). Awalnya, keperawatan
professional tidak mendukung diagnosa keperawatan. Pada tahun 1955, Model Nurse
Practice Act of ANA (1995) melarang terapi diagnosis atau peresepan. Akibatnya,
perawat ragu untuk menggunakan diagnosis keperawatan dalam praktik.Namun, teori
keperawatan mendorong keperawatan definitive dalam hubungannya dengan masalah
klien.Teori sebelumnya yang mendefinisikan tindakan keperawatan dalam
hubungannya dengan masalah yang berpusat pada klien, merupakan bagian dari
tanggung jawab terhadap ketertarikan dan penggunaan terakhir diagnosa keperawatan
dalam keperawatan terdahulu.
Pada tahun 1973 konferensi nasional pertama untuk klasifikasi diagnosa
keperawatan diselenggarakan untuk menentukan fungsi keperawatan dan menentukan
sistem klasifikasi. Beberapa tahun kemudian, peserta konferensi tersebut membangun
sebuah taksonomi yang kini ada 13 ruang lingkup,47 kelas, dan 188 diagnosa
keperawatan. Pada tahun 1982 sebuah persatuan professional, North American
Nursing Diagnosis Association (NANDA) didirikan dengan tujuan untuk
mengembangkan, memperhalus, dan mempromosikan taksonomi terminology
diagnosis keperawatan untuk digunakan secara luas oleh perawat professional (Kim,
McFarland dan McFarlance, 1984). Selanjutnya pada tahun 2003 , NANDA berubah
nama menjadi NANDA International (NANDA-I) agar lebih mencerminkan penggunaan
diagnosa keperawatan internasional untuk komunitas kesehatan secara global.
Pertama kali ANA Standard of Nursing Practice (1973) menggabungkan
diagnosa keperawatan pada tahun 1971, dan tetap terdapat dalam Nursing Scope and
Standard of Practice (ANA,2004). Scope of Nursing Practice (1987) yang diterbitkan
oleh ANA, menjelaskan keperawatan sebagai diagnosa dan penatalaksaan respons
manusia terhadap kesehatan dan penyakit, membantu memperkuat definisi diagnosis
keperawatan. Pada tahun 1980 dan 1995, ANA memasukkan diagnosis sebagai
kegiatan terpisah dalam publikasi Nursing: A Social Policy Statement (ANA,2003).
Akibatnya, Nurse Practice Acts dari sebagian besar negara bagian memasukkan
diagnosis keperawatan sebagian dari ruang lingkup praktik keperawatan.
Pengunaan standar formal pernyataan diagnosis keperawatan memiliki beberapa
tujuan sebagai berikut:
1. Menyediakan definisi yang tepat yang dapat memberikan bahasa yang sama
dalam memahami kebutuhan klien bagi semua anggota tim pelayanan
kesehatan.
2. Memungkinkan perawat untuk mengomunikasikan apa yang mereka lakukan
sendiri, dengan profesi pelayanan kesehatan lainnya dan masyarakat.
3. Membedakan peran perawat dari dokter atau penyelenggara pelayanan
kesehatan lainnya.
4. Membantu perawat terfokus pada bidang praktik keperawatan.
5. Membantu mengembangkan pengetahuan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/17634395/BAB_I_II_III_Diagnosa_Keperawatan
https://ners.unair.ac.id/materikuliah/BUKU-PROSES-2008.pdf

Anda mungkin juga menyukai