Anda di halaman 1dari 14

SAINS KEPERAWATAN

FGD DISKUSI 1

Oleh :
1.Anisa Yulvi Azni (NPM:2006562023)
2 Fatrichia Nur Rahma (NPM:2006562143)
4. Kadek Ana Dwijayanti (NPM: 2006562250)
5. Maria Th. M.Elsina (NPN: 2006562143)
5. Sry Wahyuni Thalib H. Hasan (NPM: 2006562553)
6. Tiveni Elisabhet (NPM: 2006508324)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2020
1. Pengertian Sains Keperawatan
Menurut Bronowski (1979) (Alligood, 2014), Sains modern berdiri lebih dari 400
tahun lalu sebagai kegiatan intelektual untuk menjelaskan fenomena yang menarik dalam
upaya untuk menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, atau mengontrol keadaan di alam.
Sains terus berkembang karena mengalami peningkatan kualitas hidup dan telah memenuhi
kebutuhan manusia untuk kreatifitas, rasa keteraturan, dan keinginan untuk memahami yang
tidak diketahui. Sains keperawatan mulai berkembang sejak 1960-an sebagai upaya untuk
dipahami sebagai disiplin ilmu. Menjadi disiplin ilmu berarti mengidentifikasi spesifikasi
kontribusi keperawatan untuk perawatan pasien, keluarga, dan komunitas. Itu berarti bahwa
perawat dapat melakukan perawatan klinis dan dasar penelitian untuk membangun dasar
ilmiah untuk perawatan individu di seluruh rentang hidup. Misalnya penelitian
mengungkapkan kesenjangan antara kebutuhan manajemen nyeri pasien dan informasi yang
dikomunikasikan oleh pasien dan dokter selama kunjungan kantor. Meskipun banyak orang
dewasa yang lebih tua mengalami nyeri tetapi tidak langsung terlihat kondisi (misalnya,
osteoartritis simtomatik), sedikit penelitian telah meneliti bagaimana corak atau format suatu
kesehatan pertanyaan praktisi perawatan mempengaruhi kualitas dan jumlah informasi
diagnostik yang diperoleh orang dewasa yang lebih tua. (Alligood, 2014)
Sains berasal dari kata Latin scientia, yang secara sederhana berarti "pengetahuan" yang
mengacu pada proses dan hasil dari proses (Butts & Rich, 2011). Sains sebagai pengetahuan
ilmiah yang merepresentasikan upaya terbaik untuk menemukan kebenaran yang terbuka,
berkembang, dapat berubah dan kadang terungkap dalam perubahan pemikiran (Barrett
(2002) dalam Barret, 2017). Keperawatan adalah ilmu dasar, sedangkan praktik keperawatan
adalah seni ilmiah dan menggunakan pengetahuan manusia yang merupakan proses timbal
balik anatara manusia dan lingkungan. Sains Keperawatan adalah sains dasar yang berfokus
pada proses kesehatan manusia, alam semesta yang diartikulasikan dalam kerangka kerja dan
teori keperawatan. (Barrett (2002) dalam Barret, 2017)
Sains keperawatan memiliki dua ciri filosofi dari cabang pengetahuan sebagai
perkembangan disiplin ilmu. Berbagai istilah digunakan untuk menggambarkan ini dua
pendirian: empiris dan interpretatif, mekanistik dan holistik, kuantitatif dan kualitatif, dan
deduktif dan bentuk ilmu induktif. Karakteristik sains ini berhubungan dengan apresiasi
terhadap masing-masing bentuk kontribusi dari pengetahuan tentang keperawatan.. (Alligood,
2014)
2. Fase perkembangan sains keperawatan
Fase perkembangan atau sejarah sains keperawatan berawal dari Florence Nightingale,
pada zamannya Florence memandang bahwa para perawat adalah seorang wanita yang
berpendidikan pada waktu itu karena Ketika wanita pada umumnya tidak bekerja dilayanan
public dan tidak berpendidikan. Florence memulai visinya Ketika itu Ia mendirikan Sekolah
Keperawatan di St. Thomas Hospital London ini mendakan telah terlahirnya keperawatan
modern. Karya awal perjuangan Nightingale dalam Pendidikan keperawatan dan praktik
menjadi inspirasi berdirinya sekolah-sekolah keperawatan dan rumah sakit yang ada di
Amerika Serikat pada awal abad ke-20 (Kalisch & Kalisch, 2003), ini terjadi selama
pertengahan tahun 1800-an saat Nightingale menyatakan bahwa intisari dari keperawatan
yang unik dan berbeda dengan ilmu pengetahuan medis.
Dia menyatakan juga bahwa perawatan terhadap orang yang sakit berdasarkan atas
pengetahuan individu dan lingkungannya dasar pengetahuan ini berbeda dengan yang
digunakan oleh para dokter pada praktik kedokteran (Nightingale, 1859/1969). Sampai pada
terjadinya kemunculan keperawatan sebagi ilmu pada tahun 1950, praktik-praktik
keperawatan lebih banyak didasarkan pada prinsip-prinsip dan tradisi atau kebiasaan -
kebiasaan yang diwariskan melalui model Pendidikan magang dan panduan-panduan prosedur
rumah sakit (Alligood, 2010).
Perkembangan sains keperawatan berlanjut pada berbagai macam era :
a. Era Kurikulum (1900-1940-an)
Di era ini adalah terjadi pembahasan tentang hal-hal apa saja yang diperlukan dalam
proses perawatan, konten apa saja yang harus dipelajari dan hal apa saja yang harus dilakukan
pelatihan yang menyebabkan perluasan kurikulum di luar sosiologi dan patofisiologi
pengetahuan termasuk didalamnya pengetahuan tentang ilmu sosial, farmakologi dan formal
kelas tentang praktik keperawatan. Pada bagian ini terarah pada konseptual standar kurikulum
dan diadopsi oleh program- program diploma. Apresiasi awal terhadap era ini yaitu sudah
adanya standar kurikulum tentang Pendidikan keperawatan dan pengetahuan tentang penyakit
pasien adalah berkaitan tentang kemajuan di era ini, perbedaan pandangan ilmu antara ilmu
keperawatan dan ilmu tindakan medis semakin nampak pada era kurikulum seperti yang
ditekankan oleh Nightingale.
Pada era ini segala prosedur keperawatan mulai diajarkan dikelas khusus dan berlatih
di ruangan besar yang disebut sebagai “Laboratorium Seni Keperawatan” selanjutnya dengan
perkembangan beberapa dekade terakhir ruangan-ruangan besar ini dikenal juga sebagai
“Ruang keterampilan atau Simulasi Laboratorium” perubahan ini terkait dengan semakin
berkembangnya keperawatan diploma menjadi perguruan tinggi atau universitas. Selama
setengah kedua abad diploma mulai tutup dan digantikan oleh pendidikan keperawatan di
universitas. Era kurikulum ini menekankan pada pilihan dan isi mata kuliah untuk program
keperawatan yang semakin terarah dan memberi jalan kepada era penelitian, yang berfokus
pada proses penelitian dan memperoleh pengetahuan jangka panjang yang subtansi pada
praktik keperawatan.
b. Era Penelitian (1950-1970-an)
Saat perawat semakin banyak yang mencari gelar dalam pendidikan yang tinggi
kemudian era penelitian muncul. Era ini dimulai pada tahun pertengahan abad, perawat
didorong untuk tahu bagaimana melakukan penelitian dan bagaimana mengembangkan peran
perawat sebagai bagian dari pengetahuan. Belajar melakukan penelitian kemudian
menjadikan adanya penekanan di bagian statistik dan metode penelitian, begitu banyak
pemahaman umum tentang penelitian sehingga perawat berfokus pada melakukan penelitian
sehingga tubuh pengetahuan muncul dan akan dibentuk sebagai dara praktek. Era ini melihat
perkembangan beasiswa dan penyebaran temuan penelitian.
Nursing research keperawatan mulai didirikan untuk pertama kalinya pada tahun
1952 selain itu ada 2 program yang didanai oleh pemerintah pada tahun 1955 untuk
mempersiapkan perawat sebagai peneliti dan guru. Dua program pemerintah ini dicanangkan
melalui lembaga Persekutuan Penelitian Pradoktoral Layanan Kesehatan Masyarakat AS dan
Program Pelatihan Ilmuwan Perawat. Perkembangan ini memulai pergeseran besar bagi
tingkat keperawatan. Meskipun pada era ini terjadi transisi pendidikan keperawatan ke
sekolah-sekolah tinggi, belajar adalah kunci dari perkembangan profesi. Selanjutnya,
dilakukan evaluasi pada tahun 1970-an pada 25 tahun penerbitan jurnal pertama: Nursing
Research, Hasilnya mengungkapkan bahwa studi- studi keperawatan banyak yang kurang
nyambung antara kerangka konseptual dan kerangka teoritis yang ada, mengutamakan
kebutuhan untuk kerangka konseprual dan teoritis untuk pengembangan pengetahuan
keperawatan yang khusus (Batey, 1977). Pada era ini terjadi tumpang tindih dengan era
pascasarjana (Alligood, 2014).
c. Era Pendidikan Pascasarjana (1950-1970-an)
Era Pendidikan pascasarjana terjadi bersamaan dengan era penelitian. Program-
program magister muncul di penjuru negri untuk memenuhu kebutuhan masyarakat dalam
praktek-praktek keperawatan klinik khusus. Banyak pada masa ini mata kuliah yang
memperkenalkan tentang penelitian dan juga mengenai pengembangan konsep-konsep serta
model keperawatan, memperkenalkan mahasiswa pada ahli teori keperawatan dan proses-
proses pengembangan pengetahuan (Alligood, 2010). Pada era Pendidikan pascasarjana,
kurikulum untuk persiapan jenjang magister adalah menjadi standar akreditasi sebagain besar
Sekolah Liga Nasional untuk Keperawatan (NLN) (Alligood, 2013).
Pendidik perawat berkumpul pada rapat di tingkat nasional dimana kriteria
akreditasi disetujui. Pada akhir tahun 1970-an program magister terakreditasi termasuk bidang
penelitian, keperawatan praktek khusus klinis, kepemimpinan dan termasuk pengembangan
konsep atau teori keperawatan dalam inti kurikulum yang disusun dengan filosofi
keperawatan dan konseptual atau pengorganisasian kerangka, hanya tiga program doktor
keperawatan pada saat ini dan program didanai oleh pemerintah yang didirikan tahun 1950-
an sebagai hasil pasca kekurangan perawat pada perang udnia ke II masih terjadi. Peran pada
era ini juga sedang mempersiapkan pengembangan pengetahuan dan penelitian di tingkat
doktoral dalam disiplin ilmu terkait. America Nurse Association (ANA) menetapkan
kebutuhan pengembangan teori keperawatan pada tahun 1965-an, namun ada berbagai
persepsi diantara para pemimpin perawat tentang teori keperawatan apa yang dimaksud
karena sebagian besar perspektif dan dari berbagai disiplin ilmu telah mengalami
perkembangan.
Selama era ini terjadi berbagai pertemuan perawat untuk bertukar pikiran dan
mengevaluasi pengetahuan yang diperoleh dari program doktoral non keperawatan yang dapat
memenuhi kebutuhan pembanguanan keperawatan. Makalah dan konferensi ini diterbitkan
pada bentuk penelitian keperawatan dan pada tahun 1968/1969 diterbitkan ulang oleh Nicoll
(1986) dalam edisi pertamanya berjudul Three Landmark Symposia.
Teori tersebut berpusat pada pengembangan ilmu dan teori keperawatan. Pada era
ini yang menjadi sorotan adalah adanya pengembangan program pelatihan ilmuwan
keperawatan karena membahas dari tubuh pengetahuan keperawatan itu sendiri yaitu
perawatan akan didasarkan pada pengetahuan terapan , disiplin ilmu yang lain atau ilmu
keperawatan. pendidikan doktor keperawatn mulai berkambang tahun 1970-an, ada 21
program doktoral keperawatan dan beberapa universitas berniat mengembangkan program
ini. Batey (1977) melakukan tinjauan komprehensif 25 tahun pertama penelitian
keperawatan dipublikasikan dan mengidentifikasi konseptualisasi sebagai batasan terbesar
dari proyek ini.
Indikasi penekanan teori pendidikan keperawatan pada tingkat nasional yaitu
mengikuti konferensi nurse educator di Chicago (1977) dan New York (1978), tema
konferensi Chicago adalah pendidikan keperawatan. Pada era ini publikasi keperawatan
semakin berkembang dan waktu yang mengingatkan bahwa era ini sangat penting dalam
publikasi penelitian keperawatan, pola pengetahuan Carper (1978), deskripsi Fawcett (1978)
tentang hubungan antara penelitian dan pengetahuan, dan edisi pertama advances nursing
sciences serta artikel-artikel penting Carper dan Fawcett di terbitkan.
d. Era Teori (1980-1990-an)
Era teori merupakan pertumbuhan yang secara alamiah dari era penelitian dan era
pascasarjana (Alligood,2010). Era teori merupakan era penekanan kuat pada pengembangan
pengetahuan dan ketika pemahaman tentang pengembangan penelitian dan pengetahuan
meningkat, menjadi jelas bahwa penelitian tanpa kerangka konseptual dan teoritis akan
menghasilkan informasi yang terisiolasi atau tidak berkembang, sebaliknya ada pemahaman
bahwa penelitian dan teori dibutuhkan secara bersama-sama untuk menghasilkan ilmu
keperawatan (Batey, 1977, Fawcett, 1978). Era teori menjadi jalan percepatan dimana karya
ilmuwan keperawatan mulai diakui sebagai teori dan telah dikembangkan sebagai kerangka
acuan untuk kurikulum dan panduan guna memajukan praktik keperawatan (Fawcett 1984).
Tahun 1980-an menjadi periode perkembangan utama dalam teori keperawatan yang ditandai
sebagai transisi dari periode pra-paradigma menuju periode paradigma (Fawcett, 1984, Kuhn
1970). Paradigma-paradigma keperawatan muncul memberikan pandangan untuk praktik,
administrasi, Pendidikan, penelitian dan pengembangan keperawatan secara lanjut. Fawceet
berpendapat ada 4 konsep keperawatan global sebagai metaparadigma tentang konsep
individua tau manusia, lingkungan, Kesehatan dan keperawatan secara sistematis menyatukan
karya teoritis keperawatan untuk disiplin. Pengamatan-pengamatan tentang teori
pengembanga teori ini telah membawa deskripsi Kuhn (1970) tentang ilmu pengetahuan
normal untuk hidup. Pengembangan teroi hadir sebagai proses dan produk dari professional
kesarjanaan dan tumbuh diantara para pemimpin keperawatan, administrator, pendidik, dan
praktisi yang mengejar Pendidikan tinggi. Pada era ini pula teori middle range dan
penghargaan terhadap kerangka keperawatan untuk pikiran dan tindakan praktik keperawatan
diwujudkan. Pergeseran pada penerapan teori keperawatan sangat penting untuk keperawatan
yang berdasarakan teori, praktek berbasis bukti, dan pengembangan teori masa depan
(Alligood, 2010: Alligood, 2014: Fawcett & Garity 2009).
e. Era Pemanfaatan Teori Abad ke-20
Dalam era pemanfaatan teori, terjadi keseimbangan antara penelitian dan praktik untuk
pengembangan pengetahuan dalam disiplin keperawatan (Alligood, 2014). Menurut Alligood
(2004) dalam (Alligood, 2014), yang membedakan mulainya era pemanfaatan teori dengan
era sebelumnya antara lain:
1) Teori baru yang diperlukan untuk menghasilkan perawatan yang berkualitas.
2) Menekankan pada teori keperawatan yang memandu penelitian, praktik, pendidikan, dan
administrasi.
3) Menghasilkan teori middle-range yang bisa berasal dari pendekatan kuantitatif atau
kualitatif.
4) Kerangka kerja keperawatan meghasilkan pengetahuan (bukti) untuk perawatan
berkualitas.
Pemanfaatan model, teori, dan teori midlle-range keperawatan untuk pemikiran dan
tindakan praktik keperawatan berupa bukti kontribusi penting untuk perawatan berkualitas
disemua praktik keperawatan di masa kini. Saat ini, persiapan praktik keperawatan
membutuhkan pengetahuan dan penggunaan karya teoritis dari disiplin keperawatan.
(Alligood, 2014)
3. Perkembangan Sains Keperawatan : Filosofi, Paradigma dan Konseptual Model

Terdapat beberapa komponen yang ada pada perkembangan sains keperawatan,


diantaranya sebagai berikut:
a. Konsep
Representasi simbolik dan merupakan label yang menggambarkan fenomena atau
kelompok di dalam fenomena, seperti ide, hasil observasi maupun pengalaman untuk
menetapkan tujuan atau memahami tentang fenomena tadi
b. Teori
Teori merupakan serangkaian hubungan antara konsep atau alat utama untuk
mengembangkan sains keperawatan. Teori berasal dari asumsi, konsep, prinsip dan
proposisi
c. Filosofi
Pernyataan yang mencakup pernyataan ontologis tentang fenomena kepentingan pusat
suatu disiplin ilmu, klaim epistemic tentang bagaimana fenomena itu diketahui, dan
klaim etis tentang apa yang anggota nilai dari suatu disiplin. Fungsi filosofi untuk
mengkomunikasikan apa yang diyakini oleh para anggota suatu disiplin dalam
kaitannya dengan fenomena yang menarik bagi disiplin itu, apa yang mereka yakini
tentang perkembangan pengetahuan tentang fenomena itu, dan apa yang mereka hargai
sehubungan dengan tidakan dan praktik mereka (Fawcett, 2006).
d. Paradigma
Pandangan dunia, orientasi filosofis yang digunakan untuk menguraikan sifat dari
suatu disiplin
e. Paradigma Keperawatan
Pandangan terhadap konsep sentral dari disiplin ilmu keperawatan meliputi manusia,
lingkunganm, kesehatan dan keperawatan
f. Metaparadigma
Konsep global yang spesifik pada suatu disiplin yang secara filosofis bersifat netral
dan stabil, dan ini menampilkan bagaimana tekanan pada konsep sentral, dimana
konsep sentral yang dimaksud yaitu :
1) Manusia : Komponen fisiologis, penerima asuhan keperawatan
2) Lingkungan : Bangunan fisik, alam, sosial. lingkungan terbagi dengan lingkungan
alam dan sosial, dan ini buatan manusia yang mempengaruhi
perkembangan perilaku manusia sebagai individu atau kelompok.
3) Kesehatan : Tingkat kesehatan atau kesejahteraan yang dilami manusia
4) Keperawatan : Tindakan dan sifat manusia dlm memberikan asuhan keperawatan
g. Model Konseptual
Sekumpulan konsep yang relative abstrak dan umum yang membahas fenomena
kepentingan utama suatu disiplin ilmu, proposisi yang secara luas menggambarakan
konsep-konsep tersebut, dan proposisi yang menyatakan relative abstrak dan hubungan
umum antara dua atau lebih konsep (Fawcet, 2006). Istilah model konseptual identik
dengan istilah kerangka konseptual, system konseptual, paradigm dan matriks
disipliner.
4. Hubungan Interaktif Pendidikan dan Pelayanan
Pelayanan keperawatan professional merupakan tempat memberikan asuhan
keperawatan yang berdasarkan sains keperawatan yang dilakukan oleh perawat klinis.
Perawat klinis mengidentifikasi fenomena manusia yang merupakan fokus utama dari
praktik keperawatan, dan menimbang permasalahan tentang pengetahuan yang diperlukan
namun belum ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan pembelajaran
klinis bahwa harus berkaitan untuk menghasilkan berbagai teori yang memungkinkan untuk
diuji kebenarannya sehingga pada akhirnya dapat berkontribusi terhadap peningkatan dan
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang keperawatan dan memastikan
keperawatan dapat terus berkiprah dalam pemberian pelayanan yang terbaik bagi siapapuun
yang membutuhkannya (Alligood, 2014).
Pelayanan keperawatan dapat menghasilkan suatu model konseptual praktik
keperawatan baru sesuai dengan teori yang dikembangkan di pendidikan berdasarkan riset
keperawatan. Teori tersebut berdasarkan jawaban dari fenomena yang telah di klarifikasi
pada pelayanan sehingga dapat menghasilkan suatu produk berupa sains atau kumpulan-
kumpulan pengetahuan baru (Fawcet. 2006). Pelayanan keperawatan professional terjadi
karena suatu pendidikan yang baik mencetak para perawat professional melalui
pembentukan kurikulum yang baik dan memiliki peran penting dalam peningkatan sains
keperawatan. Di pendidikan, peran pendidik sangat penting untuk meneliti terkait fenomena
di lapangan praktik atau pelayanan sehingga dengan hasil penelitian tersebut dapat
diterapkan di pelayanan keperawtaan. Tidak hanya itu, pendidikan juga menghasilkan para
mahasiswa yang merupakan masa depan dari profesi perawat yang berkualitas sehingga bisa
terus mengembangkan keilmuan terbaru dimasa yang akan datang . Dalam pendidikan
keperawatan kerangka konseptual atau model konseptual memberikan garis besar isi
kurikulum dan kegiatan pengajaran.
Model konseptual yang dikembangkan sepenuhnya mewakili pandangan dan
pendekatan terhadap pendidikan keperawatan. Ketika model konseptual digunakan untuk
membimbing pendidikan keperawatan, maka konsep metaparadigma manusia menjadi
mahasiswa, dan lingkungan menjadi lingkungan perkuliahan, kesehatan merujuk pada
kondisi yg berhubungan dengan kesehatan siswa dan keperawatan merujuk pada tujuan
pendidikan, hasil dan proses (Fawcett, 2006).
Dalam praktik pelayanan keperawatan memiliki hubungan erat dalam interaksinya
dengan pengembangan riset keperawatam, yang mana didalam pelayanan kita bias dapati
masalah-masalah yang nantinya dijadikan dasar dalam melakuakn riset penelitian dengan
dilandasi teori-teori yang sesuai yang telah dikembangkan di pendidikan. Pelayanan sebagai
suatu lahan dalam pengambilan fenomena memerlukan solusi yang solutif yang bias di
terapkan dalam tindakan keperawatan professional, acuan dalam pengambilan asuhan
keperawatm ini adalah hasil dari kolaborasi dari riset dalam pebuktiann dari suatu teori yang
dikembangkan di pendidikan kemudian hasil riset itu nanti bias di praktikan dalam
pelayaanan keperawatan.
Hal tersebut sejalan dengan artikel Keperawatan oleh Graber, et al (2020) yang
berjudul Preparing the clinicians of tomorrow: Weaving integrated care across doctor of
nursing practice education tentang program doktoral keperawatan dalam upaya
mengembangkan pendidikan keperawatan terpadu. Perawatan kesehatan terpadu
didefinisikan sebagai menyediakan perawatan kesehatan primer dan kejiwaan yang efektif
dan hemat biaya. Kurikulum dalam program ini mengadopsi model konseptual berupa
keperawatan dan kesehatan populasi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
perawat dan kualitas perawatan serta kepuasan pasien sehingga kesehatan penduduk
meningkat.
Sains keperawatan yang berisi model konseptual diterapkan serta akan terus
berkembang dalam pendidikan sehingga nantinya dapat diaplikasikan pada pelayanan
kesehatan.

5. Hubungan Interaktif Pendidikan dan Penelitian


Sejarah teori keperawatan pada era kurikulum mencetuskan ide perpindahan
pendidikan keperawatan dari program diploma berbasis rumah sakit ke berbasis perguruan
tinggi atau universitas (Judd, Siitzaman & Davis, 2010). Di Indonesia, Melalui Undang-
undang No. 38 tahun 2014 tentang keperawatan disebutkan bahwa wahana pendidikan
keperawatan merupakan tempat untuk memperoleh pendidikan serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat dan pelayanan kesehatan. Jenjang pendidikan
keperawatan mencakup program Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis dan Doktor. Ketika
para perawat semakin banyak yang mencari gelar dalam pendidikan tinggi sebagai contoh
mahasiswa doktoral yang belajar menjadi ilmuan keperawatan mengembangkan teori
keperawatan, menguji teori dan berkontribusi menyumbangkan ilmu keperawatan dalam
studi penelitian berbasis teori. Penelitian merupakan jalan menuju pengetahuan keperawatan
yang baru (Alligood, 2010).
Ketika pemahaman tentang penelitian dan pengembangan pengetahuan meningkat,
menjadi jelas bahwa penelitian tanpa kerangka konseptual dan teoritis akan menghasilkan
informasi yang terisolasi. Oleh karena itu teori keperawatan dan penelitian dibutuhkan
secara bersama-sama untuk menghasilkan ilmu keperawatan ( Batey, 1977; Fawcett 1978;
Hardy, 1978). Hal ini sesuai dengan Fawcett (2000) teori dan model konseptual dalam
keperawatan digunakan dalam penyusunan kurikulum dan aktivitas belajar mengajar.
Struktur kurikulum dan proses pendidikan mencakup panduan tentang fokus kurikulum dan
tujuan yang akan dicapai dalam pendidikan keperawatan, keberadaan umum dan
kesinambungan isi yang diajarkan, tempat penyelenggaraan, karakter peserta didik serta
strategi belajar yang digunakan. Riset atau penelitian mempunyai peranan penting dalam
praktik keperawatan yang unik. Dimana nantinya temuan baru pada penelitian akan menjadi
teori yang dipelajari dalam pendidikan sehingga pendidikan keperawatan akan terus
berkembang.
6. Hubungan Interaktif Pelayanan dan Penelitian
Manfaat teori keperawatan dalam berpikir kritis dan praktik keperawatan menurut
Kilpatrik (2008 dalam Alligood, 2010) adalah sebagai panduan dalam pengambilan
keputusan yang merupakan gabungan antara pengetahuan dan seni. Teori memberikan
pengetahuan dasar dan strukturnya mengarahkan pada tindakan keperawatan professional.
Framework digunakan dalam praktik keperawatan yang berdasar pada bukti (Evidence
Based) dan penelitian mampu menentukan tujuan dan praktik keperawatan. Model
konseptual digunakan sebagai arahan atau acuan bagi perawat untuk mencari fenomena,
meskipun begitu teori digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi manifestasi masalah
aktual atau potensial dalam situasi klien.
Teori juga mengarahkan dan menentukan intervensi apa yang digunakan dalam
situasi tertentu (Lipssei, 1993; Sidani Braden, 1998 dalam Fawcett, 2000). Meleis (2007),
menyatakan bahwa teori keperawatan memberikan gambaran tentang situasi praktik
keperawatan dan dapat digunakan sebagai panduan riset. Dalam Brant, J.M (2015)
disebutkan Dr. Patricia Benner menerbitkan karyanya From Novice to Expert, bahwa
keahlian klinis dan pelayanan keperawatan telah berkembang dari waktu ke waktu.
Penelitian berkembang dengan munculnya pengetahuan baru yang berperan dalam
mengatasi kesenjangan yang terjadi antara praktik dan pengetahuan. Penelitian keperawatan
dianggap penting untuk terus dilakukan karena dapat mendorong perawat memberikan
pelayanan dengan lebih baik, meningkatkan kualitas perawatan klien dan memberikan
kepuasan kepada klien.
7. Hubungan Interaktif Pendidikan, Pelayanan dan Penelitian
Interaksi antara pendidikan, pelayanan dan penelitian saling berkaitan dan
mempengaruhi perkembangan sains keperawatan. Menurut Alligood (2014) upaya yang
dilakukan untuk membuktikan kesahihan dari riset untuk pengujian teori keperawatan, maka
perawat ilmuan dan praktisi berupaya untuk lebih menekankan pada hubungan antar teori,
riset dan praktik dengan cara :
a. Perkembangan lebih lanjut dari teori keperawatan yang relevan dengan praktik perawat
spesialis.
b. Meningkatkan kolaborasi antara peneliti dan praktisi.
c. Memotivasi perawat peneliti untuk mengkomunikasikan hasil penemuannya kepada pihak
praktisi.
d. Meningkatkan upaya untuk menghubungkan teori middle range dengan paradigm
keperawatan.
e. Meningkatkkan pada fokus riset klinis.
f. Meningkatkan penggunaan teori keperawatan untuk praktik (theory-based-practise).
Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki ilmu pengetahuan yang didapat melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan pemanfaatannya bagi manusia. Hal ini
menimbulkan lingkaran keterkaitan yang selalu berproses untuk menciptakan temuan-
temuan yang digunakan sebagai pengembangan sains keperawatan.
Daftar Pustaka

Alligood, Martha.R.(2013). Nursing Theory: Utilization & Aplication. 5 th ed. Elsevier


Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Worh, Eight Edition. United States of
America: Elsevier.
Barrett E. (2017). Again, What Is Nursing Science?. Nursing science quarterly, 30(2), 129–133.
https://doi.org/10.1177/0894318417693313
Brant, J.M. (2015). Bridging The Research To Practice Gap : The Role of The Nurse Sciencetist.
Seminars in Oncology Nursing.
Butts, J. B., & Rich, K. L. (2011). Philosophy of Science: An Introduction. United States of
America: Malloy, Inc.
Fawcett, J. (2006). Contemporary Nursing Knowledge : Analysis and Evolution Of Nursing
Models and Theories. 2nd ed. Philadelphia : F.A.Davis Company
Graber, et al (2020). Preparing the clinicians of tomorrow: Weaving integrated care across
doctor of nursing practice education. Archives of Psychiatric Nursing.
https://doi.org/10.1016/j.apnu.2020.07.004

Anda mungkin juga menyukai