Disusun Oleh :
1. Pengertian
Usia dewasa merupakan tahap perkembangan manusia yang berada pada 20 – 60
yang dibagi menjadi dua pembagian yaitu dewasa awal (20 – 30 thn) dan dewasa
untuk usia 30 – 60 tahun dan pada usia ini individu harus mampu berinteraksi akrab
dengan oranglain (Erickson, 1963). Dewasa (adulthood) adalah tahap perkembangan
manusia usia 30 – 60 tahun dimana pada tahap ini merupakan tahap dimana individu
mampu terlibat dalam kehidupan keluarga, masyarakat, pekerjaan, dan mampu
membimbing anaknya. Individu harus menyadari hal ini, apabila kondisi tersebut
tidak terpenuhi dapat menyebabkan ketergantungan dalam pekerjaan dan keuangan
(Townsend, 2009).
Pada masa ini penekanan utama dalam perkembangan identitas diri untuk membuat
ikatan dengan oranglain yang menghasilkan hubungan intim. Orang dewasa
mengembangkan pertemanan abadi dan mencari pasangan atau menikah dan terikat
dalam tugas awal sebuah keluarga. Levinson (1978) mengatakan bahwa pada masa
ini seseorang berada pada puncak intelektual dan fisik. Selama periode ini kebutuhan
untuk mencari kepuasan diri tinggi. Selain itu masa dewasa awal seseorang berpindah
melalui tahap dewasa baru, dari asumsi peran yunior pada pekerjaan, memulai
perkawinan dan peran orangtua dan memulai pelayanan pada komunitas ke suatu
tempat yang lebih senior dirumah, pekerjaan dan di komunitas. Kegagalan dalam
berhubungan akrab dan memperoleh pekerjaan dapat menyebabkan individu
menjauhi pergaulan dan merasa kesepian lalu menyendiri
2. Karakteristik Perilaku
2.1.Karakteristik Prilaku Normal
1. Menjalin interaksi yang hangat dan akrab dengan oranglian
1. Mempunyai hubungan dekat dengan orang-orang tertenti (pacar, sahabat)
2. Membentuk keluarga
3. Mempunyai komitmen yang jelas dalam bekerja dan berinteraksi
4. Merasa mampu mandiri karena sudah bekerja
5. Memperlihatkan tanggungjawab secara ekonomi, sosial dan emosional
6. Mempunyai konsep diri yang realistis
7. Menyukai diri dan mengetahui tujuan hidup
8. Berinteraksi baik dengan keluarga
9. Mampu mengatasi strss akibat perubahan dirinya
10. Menganggap kehidupan sosialnya bermakna
11. Mempunyai nilai yang menjadi pedoman hidupya
2.2. Karakteristik penyimpangan perkembangan
1. Tidak mempuyai hubungan akrab
2. Tidak mandiri dan tidak mempunyai komitmen hidup
3. Konsep diri tidak realistis
4. Tidak menyukai diri sendiri
5. Tidak mengetahui arah hidup
6. Tidak mampu mnegatasi stres
7. Hubungan dengan orangtua tidak harmonis
8. Bertindak semaunya sendiri dan tidak bertanggungjawab
9. Tidak memiliki nilai dan pedoman hidup yang jelas, mudah terpengaruh
10. Menjadi pelaku tindak antisosial (kriminal, narkoba, tindak asusila)
3. Psikodinamika.
Tahap keintiman dan isolasi (intimacy versus isolation), yaitu tahap perkembangan
psikososial keenam yang dialami individu selama tahun-tahun awal masa
dewasa.Menurut Erick Erikson tugas perkembangan individu pada masa ini adalah
membentuk relasi intim dengan orang lain guna memperlihatkan dan mencapai
kedekatan dengan orang lain. Keintiman tersebut biasanya menuntut perkembangan
seksual yang mengarah pada hubungan seksual dengan lawan jenis yang dicintai.
Bahaya dari tidak tercapainya keintiman dari tahap ini adalah isolasi. Erikson
menyebut adanya kecenderungan maladaptif yang muncul dlam periode ini ialah rasa
cuek, dimana seseorang sudah merasa terlalu bebas, sehingga mereka dapat berbuat
sesuka hati tanpa memperdulikan dan merasa tergantung pada segala bentuk
hubungan mislanya dalam hubungan dengan sahabat, tetangga, bahkan dengan orang
yang dicintai sekalipun. Oleh sebab itu, kecenderungan antara keintiman dan isolasi
harus berjalan dengan seimbang guna memperoleh nilai yang positif yaitu cinta dan
kasih sayang.
Erikson dalam Townsend (2009) menjelaskan tahapan atau tugas perkembangan yang
harus dicapai pada tahapan individu dewasa (adulthood). Tugas utama perkembangan
tahap ini adalah untuk mencapai tujuan hidup dirinya sendiri dan juga dengan
mempertimbangkan kesejahteraan generasi berikutnya. Tahapan lainnya yang harus
dicapai adalah: 1) Menilai pencapaian hidup; 2) Merasa nyaman dengan pasangan
hidup; 3) Menerima perubahan fisik dan psikologis yang terjadi; 4) Membimbing dan
menyiapkan generasi di bawah usianya secara arif dan bijaksana; 5) Menyesuaikan
diri dengan orang tuanya yang sudah lansia; 6) Kreatif: mempunyai inisiatif dan ide-
ide melakukan sesuatu yang bermanfaat; 7) Produktif: mampu menghasilkan sesuatu
yang berarti bagi dirinya dan orang lain, mengisi waktu luang dengan hal yang positif
dan bermanfaat; 8) Perhatian dan peduli dengan orang lain : memperhatikan
kebutuhan orang lain; 9) Mengembangkan minat dan hobi.
4. Faktor Predisposisi
3.1. Faktor Predisposisi
Biologis
a. Riwayat imunisasi lengkap
b. Tidak ada riwayat sakit fisik kronis/ cacat
c. Tidak ada riwayat trauma kepala
d. Tidak pernah merokok, narkoba, dll
e. Tidak ada riwayat genetik gangguan jiwa dalam keluarga
Psikologis
a. Terbiasa menceritakan masalahnya pada orang terdekat
b. Riwayat kegagalan sekolah/ putus sekolah
c. Tidak ada riwayat kekerasan dalam keluarga
d. Semangat menjalankan usahanya
e. Optimis dalam melakukan sesuatu
f. Senang beraktifitas atau mengikuti kegiatan
g. Mandiri, tidak tergantung pada orang lain
h. Punya tujuan hidup yang jelas
i. Menyukai dirinya
Sosial
a. Memiliki kemampuan bergaul di rumah/ luar rumah yang baik
b. Memiliki kegiatan yang menyenangkan
c. Tidak sulit dalam membina hubungan dengan teman
d. Patuh terhadap norma/ aturan yang berlaku di lingkungan sekitar dan tempat
kerja
e. Pola komunikasi dengan anggota keluarga
f. Menjalankan tugas & tanggung jawab dalam pekerjaan dan keluarga
g. Tidak ada labeling negatif dari lingkungan keluarga/ masyarakat
h. Berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
7. SUMBER KOPING
Personal Ability
Individu dewasa tahu tentang :
Karakteristik perkembangan psikososial yang normal
Tahu perilaku menyimpang
Tahu cara mencapai perkembangan psikososial yang normal :
berinteraksi dengan banyak orang, mempunyai pekerjaan
Memotivasi diri melakukan tindakan untuk perkembangan dirinya
Tahu sumber informasi
Dapat identifikasi masalah sendiri
Menemukan cara tepat untuk menyelesaikan masalah
Mengetahui kemampuan diri
Sosial support
Keluarga tahu tumbuh kembang dewasa
Keluarga tahu penyimpangan pada masa dewasa
Keluarga tahu cara menstimulasi tukem dewasa
Keluarga memotivasi dewasa untuk mandiri dan bekerja
Keluarga memberi dorongan dan pujian yang realistis
Keluarga & lingkungan memberi rasa nyaman
Material Assets
Asuransi kesehatan : Jamkesmas/ Da/ SKTM
Memiliki pekerjaan
Memiliki tabungan
Memiliki aset pribadi
Pelayanan kesehatan dekat dengan rumah
Positive Believe
Percaya dengan pelayanan kesehatan
Persepsi yang baik terhadap tenaga kesehatan
Selalu menggunakan pelayanan kesehatan
Keyakinan agama yang b/d kesehatan
Keyakinan budaya klien & keluarga yang b/d kesehatan
8. MEKANISME KOPING
Konstruktif
Menjalin interaksi yang hangat dengan orang lain
Mempunyai hubungan dekat dengan orang-orang tertentu
Membentuk keluarga
Mempunyai komitmen yang jelas dalam bekerja & berinteraksi
Merasa mampu mandiri untuk kehidpan (sudah bekerja)
Memperlihatkan tanggung jawab secara ekonomi, sosial & emosional
Mempunyai konsep diri yang jelas
Menyukai dirinya & mengetahui tujuan hidupnya
Berinteraksi baik dengan keluarga
Mampu mengatasi strss akibat perubahan dirinya
Menganggap kehidpan sosialnya bermakna
Mempunyai nilai yang menjadi pedoman hidpnya
Destruktif
Ketakutan/ tidak siap menerima akibat perbuatannya
Sulit untuk memulai suatu hubungan
Tidak mempunyai teman dekat
Menghindari komitmen dalam interaksi
Mudah beralih dalam bekerja/ berkarier
Mudah terpengaruh
Tidak mempunyai nilai sebagai pedoman hidup
Tidak mempunyai hubungan akrab dengan orang lain
Tidak mampu mengatasi stres
9. INTERVENSI KEPERAWATAN
Menurut Keliat et.al (2011) tindakan keperawatan untuk perkembangan
psikososial dewasa bertujuan :
a. Tujuan
1) Individu dewasa mampu memahami karakteristik perkembangan psikososial
yang normal dan menyimpang
2) Individu dewasa mampu memahami cara mencapai perkembangan
psikososial yang normal :
Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis
Mempunyai pekerjaan
3) Individu dewasa mampu melakukan tindakan untuk mencapai
perkembangan psikososial yang normal
b. Intervensi
Tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial dewasa:
a) Diskusikan tentang perkembangan psikososial yang normal dan
menyimpang
b) Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal :
Menetapkan tujuan hidup
Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis
Berperan serta/ melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat
Memilih calon pasangan hidup
Menetapkan karier/pekerjaan
Mempunyai pekerjaan
c) motivasi dan berikan dukungan pada individu untuk melakukan tindakan
yang dapat memenuhi perkembangan psikososialnya.
2. Keluarga
a. Tujuan
1. Keluarga mampu memahami perilaku yang menggambarkan
perkembangan dewasa yang normal dan menyimpang
2. Keluarga mampu memahami cara menstimulasi perkembangan dewasa
3. Keluarga mampu mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi
perkembangan dewasa
4. Keluarga mampu merencanakan cara menstimulasi perkembangan
dewasa
b. Intervensi
1. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembangan dewasa yang normal dan
menyimpang
2. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan
psikososial dewasa yang normal
3. Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial dewasa
yang normal. (Keliat et. al, 2014)
Terapi Generalis :
a. Menjelaskan perkembangan usia dewasa yang normal dan perkembangan
yang menyimpang
b. Menerima proses perubahan peran dalam keluarga
c. Mempersiapkan pernikahan
d. Memeperluas dan memperbaharui minat/kesenangan
e. Memanfaatkan kemandirian dan kemampuan potensi diri secara positif
Terapi Spesialis:
TKT Dewasa terdiri dari 6 sesi :
Sesi 1 : Pengkajian dan diskusi perkembangan pada usia dewasa
Sesi 2 : stimulasi perkembangan biologis dan psikoseksual
Sesi 3 : stimulasi perkembangan kognitif, bahasa, bakat dan kreatifitas
Sesi 4 : Stimulasi perkembangan emosi dan psikososial
Sesi 5 : stimulasi perkembangan emosi dan psikososial
Sesi 6 : evaluasi manfaat stimulasi perkembangan pada usia dewasa
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Dkk. (2014).Draft Standard Asuhan Keperawatan Jiwa Program Studi
Ners Spesialis I Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia
Spesialis Jiwa FIK& Tim pengajar Spesialis Jiwa (2011). Draft Standar Asuhan
Keperawatan Program Spesialis Jiwa. Jakarta: Program Megister Keperawatan
Jiwa FIK UI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
Klien usia dewasa................... usia....................
2. DiagnosaKeperawatan :
Kesiapan peningkatan perkembanganusia dewasa
3. Tujuan:
Tujuan Umum: Klien mampu menjalani perkembangan psikososial yang
normal
Tujuan Khusus:
a) Mengetahui perkembangan psikososia klien
b) Mengetahui perkembangan psikososiayang normal
c) Mengetahui (jika ada) tanda penyimpangan perkembangan
4. Tindakan Keperawatan:
Identifikasi perkembangan psikososial yang normal dan menyimpangusia
dewasa
2. Fase Kerja :
Faktor predisposisi
Biologi :
P: “Mbak masih ingat, Mbak lahir dimana? Bagaimana kondisi saat lahir?
Apakah Mbak lahir secara normal?
P: “Apakah Mbak mendapat imunisasi lengkap?
P: Apakah dari kecil sampai sekarang Mbak Y pernah cidera/jatuh?
P: Apakah Mbak Y memiliki sakit fisik?
P: Apakah Mbak Y pernah menggunakan obat-obatan terlarang atau minum
minuman beralkohol?
P: Apakah di dalam keluarga Mbak Y ada yang pernah mengalami penyakit
berat ataupun gangguan jiwa? (sambil membuat genogram, ttv dan ukur
TB dan BB)
P:”Dari apa yang Mbak Y sampaikan, saya dapat menarik kesimpulan bahwa:
Mbak Y lahir di RS secara normal, mendapat imunisasi lengkap, sejak
kecil tidak ada riwayat jatuh atau trauma, tidak ada riwayat menggunakan
alkohol ataupun ketergantungan terhadap obat-obatan, dan di dalam
keluarga tidak ada yang menderita penyakit berat ataupun gangguan jiwa.
Sosial :
P: “Apa kegiatan/ aktivitas Mbak Y sehari-hari?”
P: “Kuliah sambil kerja ya. Apakah Mbak Y bisa membagi waktu antara
kuliah dan pekerjaan Mbak dengan baik?” “Kadang keteteran masalah
beban kerja dan kuliah ya. Adakah kegiatan lain selain kuliah dan kerja?
P: “Apakah Mbak Y mempunyai banyak teman atau sahabat? “Punya banyak
teman dan 2 orang sahabat.Bagaimana hubungan Mbak Y dengan mereka
selama ini?”
P: “Bagaimana dengan teman dekat/pacar, apakah saat ini Mbak sudah
memiliki teman dekat?” “Saat ini Mbak belum punya pacar, Mbak takut
gagal lagi seperti yang sebelumnya”
P: “Apakah dalam keluarga ada aturan-aturan yang mengatur atau membatasi
dengan siapa Mbak bergaul?”
P: “ Bagaimana dengan pola komunikasi di dalam keluarga Mbak Y”
P: “Apakah ada semacam labeling atau diskriminasi dari lingkungan sekitar
terkait dengan status Mbak Y yang sampai saat ini belum menikah seperti
wanita seusia Mbak Y pada umumnya?
P: “Apakah Mbak Y aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan di
lingkungan tempat tinggal Mbak?
P: “Baiklah Mbak Y, jadi kegiatan sehari-hari Mbak Y adalah kerja sambil
kuliah, terkadang Mbak sulit membagi waktu kerja dan kuliah, Mbak
memiliki 2 orang sahabat dan saat ini belum punya pacar, pernah gagal
mempertahankan hubungan dengan pacar, dalam keluarga tidak ada
batasan atau larangan untuk bergaul dengan siapa saja, pola komunikasi
dalam keluarga baik, tidak ada labeling atau diskriminasi dari lingkungan
sekitar terkait dengan status Mbak Y yang sampai saat ini belum menikah
dan Mbak tidak aktif dalam kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat.
Psikologis :
P: “Apakah Mbak Y memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan? coba
Mbak ceritakan kepada saya?”
P: “Mbak pernah gagal dalam membina hubungan dengan pacar. Kapan
kajadian itu terjadi?Menurut Mbak Y apa penyebabnya?”“Kira-kira 3
bulan yang lalu.Mbak sulit membagi waktu dan kurang memberi perhatian
pada pacar Mbak”.Apakah terasa sulit bagi Mbak untuk melupakan
kejadian tersebut?”
P: “Bila punya masalah, apakah Mbak Y terbiasa menceritakan masalah
tersebut kepada orang lain yang Mbak percaya?”
P: “Apakah pendapat Mbak terkait hidup mandiri?” “Perlukah Mbak Y
mengantungkan hidup Mbak pada orang lain”
P: “Apa tujuan hidup Mbak Y sebenarnya?”
P: “Apakah Mbak Y puas atau menyukai diri Mbak apa adanya?”
P: “Jadi dari apa yang Mbak Y sampaikan, saya dapat simpulkan bahwa saat
ini Mbak Y belum punya pacar dan selalu di hantui oleh kegagalan
sebelumnya. Bila punya masalah Mbak tidak pernah menceritakan kepada
orang lain, Mbak sudah bisa hidup mandiri tetapi tetap merasa
membutuhkan orang lain, Mbak ingin membantu kelurga dan orang-orang
di sekitar Mbak dan Mbak menyukai diri Mbak apa adanya”
Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang didapatkan adalah (sudah ditanyakan ketika mengkaji
faktor predisposisi):
Sulit membagi waktu antara kuliah dan bekerja
3 bulan yang lalu ditinggal oleh pacarnya.
Sumber Koping
Personal Ability
P : “Baik, Mbak Y saya ingin tanya dulu, dari masalah-masalah yang tadi kita
sebutkan, apa yang Mbak Y sudah lakukan untuk mengatasinya?”
Social Support
P : “Siapa orang yang paling dekat dengan Mbak Y?”
P : “Baik, ibunya dan 2 sahabat Mbak Y ya? Apa yang ibu atau sahabat-
sahabat Mbak sudah lakukan terkait dengan masalah Mbak sekarang?”
P : “Baik, belum pernah ya, kalau begitu nanti saya juga akan bertemu dan
ngobrol-ngobrol sama keluarga ya.
P : “Kalau kader kesehatan? Apakah di tempat tinggal Mbak ini ada kader
kesehatan yang biasanya memberikan penyuluhan kesehatan atau
kegiatan lainnya dari puskesmas?”
(Observasi pula data-data objektif yang muncul saat wawancara).
Material Asset
P : “Apakah ada puskesmas di sekitar tempat tinggal Mbak Y?”
P: “Apakah Mbak Y punya asuransi kesehatan?”
P : Oo, ada puskesmas yang dekat dengan rumah dan ibu pernah berobat
kesana bila sakit.
Positive Belief
P : Apakah Mbak percaya pada diri Mbak bahwa Mbak bisa mengatasi
masalah yang Mbak alami sekarang?
P : Apakah Mbak Y percaya kalau Ners ... bisa membantu Mbak Y untuk
mengatasi masalah Mbak Y saat ini?
Baiklah
“Saya membawa leaflet tentang perkembangan dewasa. Kita bahas sama –
sama tentang ciri perkembangan yang normal dan menyimpang. baiklah,
saya akan jelaskan cirinya.
Perkembangan dewasa yang normal adalah menjalin interaksi yang akrab,
mempunyai pacar atau sahabat, sudah bekerja, mempunyai komitmen
untuk bekerja dan berinteraksi, konsep diri yang jelas dan realistis. ciri
lainnya adalah mengetahui tujuan hidup dan menganggap kehidupannya
sosialnya bermakna.
Mari kita diskusikan.menurut Y apakah kemampuan Y sudah sesuai dengan
yang tertulis di leflet.sudah, sebagian ya?yang belum apa? oh, mempunyai
teman dekat?menurut saya sudah bagus lho. sudah bisa menghasilkan
uang sendiri. Apa yang membuat Y belum mempunyai sahabat atau teman
dekat?malas? Apa yang membuat F takut berinteraksi? menurut Y, apa
yang menarik dari Y? apa kelebihan/aspek positif yang dimiliki? menurut
Y apa kekurangan yang dimiliki? ya, betul. Setiap orang punya
kekurangan dan kelebihan. Jadi tidak ada yang sempurna dan tidak setiap
orang mempunyai perilaku seperti teman Y yang dulu itu. Ya kan supaya
mudah, bergaul saja dengan teman sekitar dulu, di rumah, di tempat kerja.
Setelah itu, baru bergaul dengan orang banyak lainnya. Apakah Y mau
mencoba?baiklah kalau begitu. Y coba dulu ya.”
TERMINASI
1. Evaluasi Respon
P: “Bagaimana perasaan Mbak Y setelah kita berbincang-bincang?’
2. Rencana Tindak Lanjut
P: “Baiklah nanti setelah ini, Mbak Y tolong ingat-ingat lagi mungkin
masih ada masalah lain lagi yang belum sempat Mbak Y cerikan
kepada saya.
3. Kontrak yang Akan Datang
P: “Bagaimana jika kita berbincang-bincang lagi besok tentang masalah
yang Mbak Y alami dan bagaimana cara untuk mengatasinya?
P: “Kira-kira jam berapa kita bisa ketemu? Di sini saja ya?
P: “Baik….sampai di sini dulu pertemuan kita saat ini, sampai ketemu
besok ya Mbak, Selamat sore…..”