Kompetensi inti: Mewujudkan nilai-nilai kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan kehidupan social dengan menunjukkan bahwa remaja Kristen bertumbuh sebagai pribadi dewasa dan tidak kehilangan identitas.
Standar Kompetensi: Mewujudkan nilai-nilai kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan kehidupan social dengan menunjukkan bahwa remaja Kristen bertumbuh sebagai pribadi dewasa dan tidak kehilangan identitas. Kompetensi Dasar: 1. Mengalami proses pertumbuhan sebagai pribadi yang dewasa dan memiliki karakter yang kokoh dengan pola pikir yang komprehensif dalam segala aspek. 2. Mengidentifikasi berbagai pergumulan dalam keluarga dalam kaitannya dengan pengaruh modernisasi. 3. Menjelaskan makna kebersamaan dengan orang lain tanpa kehilangan identitas.
BERTUMBUH MENJADI DEWASA 1. Pengertian Proses Pertumbuhan Dewasa Proses Pertumuhan Dewasa adalah masa-masa dari usia remaja menuju deasa. 2. Pengertian Pribadi yang Dewasa Pribadi yang dewasa adalah kematangan dalam segala aspek dengan konsep diri yang positif dan mampu bertanggung jawab dengan teguh. Beberapa perubahan yang dialami seorang remaja yang harus dipakahmi, ialah: a. Fisik Selain mengalami percepatan pertubmbuhan tinggi dan berat bada, remaja juga mengalami kematangan seksual: - Laki-laki: mulai mengeluarkan sperma bening, tubuh menjadi lebih jantan, suara menjadi besar dan serak dan bulu/rambut di bagian badan tertentu. - Perempuan: Loncatan sel telur (ovulasi), menstruasi, pemontokan pada bagian-bagian seksual, dan perubahan cara berjalan (lebih gemulai). b. Social Seorang remaja terdorong oleh rasa social untuk bergabung dengan teman-teman sebaya dalam suatu kelompok. Yang tadinya hanya dengan anggota keluarga mulai bergabung dengan kelompok yang lain yang sebaya, yang dapat saling bertukar pikiran. Sebenarnya tindakan ini sebagai usaha mencari nilai-nilai terbaru. Kalau ini tidak dipantau dan dibatasi dapat berdampak pada pergaulan bebas yang sangat berbahaya. c. Intelektual 1) Mulai bersikap kritis, tidak lagi mau menerma begitu saja perintah-perintah atau peraturan tanpa harus lebih dahulu mengetahui alasannya. 2) Mulai mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri mengenai arti hidup, cinta, kebenaran, keadilan bahkan Tuhan. Kalau ini tidak diarahkan dengan baik dapat membuat anak jadi pemberontak dan meninggalkan ibadah.
Michael Wadu Wila, M.Th
Page 2
Page 3
1.
2. 3. 4. 5.
6.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1.
11. Senang atas kegagalan orang lain. 12. Tidak dapat mempercayai orang lain. 13. Tidak sabar mendengarkan cerita orang lain. Bisa dekat dengan orang lain dan 14. Ingin dekat dengan orang lain, tetapis membina kerukunan. elalu mendendam dan mencemburui. ASPEK EMOSI Dapat mengontrol emosi, 1. Tidak dapat mengontrol emosi, tetapi mengekspresikan emosi dengan cara dikontrol emosi, mudah tersinggung, yang tepat, terhadap orang yang tepat, merasa pahit, mengekspresikan emosi dengan alasan yang tepat pada waktu dengan cara yangmerusak diri sendiri atau yang tepat. orang lain. Percaya pada diri sendiri. 2. Kurang percaya diri. Bebas dari iri hati. 3. Iri hati. Dapat menunggu untuk mendapatkan 4. Apa yang diinginkan mau didapatkan pada apa yang diinginkan saat itu juga. Memiliki emosi yang wajar dan dengan 5. Memiliki emosi yang tidak wajar, malu kadar yang sesuai: malu, takut, rasa berlebihan dan tidak tahu malu, penakut, bersalah. dikejar rasa salah sampai mengganggu fungsi sehari-hari. Tidak merasakan kesepian walaupun 6. Mudah merasa kesepian walaupun di sendirian. tengah keramaian. ASPEK INTELEKTUAL Dipimpin oleh akal sehat 1. Tidak dipimpin oleh akal sehat: curiga, berpikir negative dan pesimis. Dapat bekerja sampai selesai/tekun. 2. Menunda pekerjaan dengan alasan yang dibuat-buat. Hidup dalan dunia realitas. 3. Hidup dalam dunia mimpi. Melihat ke masa depan. 4. Terpaku pada masa lampau. Menarik manfaat dari 5. Tidak mau belajar dari kegagalan/kesalahan kegagalan/kesalahan. Rajin, mau berusaha 6. Malas, menunggu perubahan nasib terjadi dengan sendirinya. Memiliki inisiatif. 7. Tidak memiliki inisiatif. ASPEK MORAL-SPRITUAL Menerima nilaimoral yang berlaku 1. Mengabaikan nilai moral demi universal untuk kebaikan semua: jujur, kepentingan diri sendiri. tanggung jawab, keberanian, keadilan, kebenaran, komitmen, kepedulian, kesetiaan, kesabaran, toleransi, kerjasama, integritas, menghormati hak Page 4
2. Tidak berbuat baik pada orang lain. 3. Lebih takut kepada manusia atau hal-hal gaib daripada kepada Tuhan. 4. Tidak memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan berhubungan dengan Tuhan melalui perantara. 5. Menggunakan hidupnya untuk kesenangan diri sendiri atau menuruti petunjuk orang lain. 6. Tidak puas dengan apa yang dimiliki, selalu ingin memiliki lebih banyak harta dan kuasa. 7. Tidak mau menderita sedikitpun. (menganut prinsip-prinsip hedonisme) atau menikmati penderitaan.
4. Minat-minat Remaja Minat-minat remaja yang sering terjadi dan nampak, adalah: a. Minat rekreasi: 1) Permainan olah raga 2) Bersantai 3) Bepergian 4) Hobi 5) Dansa 6) Membaca 7) Menonton 8) Radio dan kaset 9) Televise 10) Melamun b. Minat sosial: 1) Pesta 2) Minum-minuman keras 3) Obat-obatan terlarang 4) Percakapan 5) Menolong orang lain 6) Peristiwa dunia 7) Kritik dan pembaharuan 5. Sebab-sebab Umum Pertentangan Remaja dengan Keluarga Menurut tradisi, masa remaja adalah periode dari meningginya emosi. Namun, hanya sedikit bukti menunjukkan bahwa ini universal atau menonjol seperti anggapan orang pada umumnya. Hubungan antara remaja dengan anggota-anggota keluarga cenderung merosot pada awal masa remaja, meskipun hubungan-hubungan ini seringkali membaik menjelang berakhirnya masa remaja, terutama hubungan-hubungan remaja putrid dengan anggota-anggota keluarga. Sebab-sebab umum pertentangan keluarga selama remaja:
Michael Wadu Wila, M.Th
Page 5
6. Konsekuensi Usaha Untuk Memperbaiki Kepribadian Konsekuensi usaha untuk memperbaiki kepribadian, yakni: a. Harus menentukan ideal-ideal yang realistic dan dapat mereka capai. Kalau tidak, ia pasti akan mengalami kegagalan dan bersamaan dengan itu mengalami perasaan tidak mampu, rendah diri dan bahkan menyerah bila ia menimpakan kegagalannya pada orang lain. b. Remaja harus membuat penilaian yang realisitik mengenai kekuatan dan kelemahannya. c. Remaja harus memkpunyai konsep diri diri yang stabil. d. Remaja harus merasa cukup puas dengan apa yang mereka capai dan bersedia memperbaiki prestasi-prestasi di bidang-bidang yang mereka anggap. 7. Identitas Kaum Muda Identitas berhubungan dengan tahapan perkembangan hidup seseorang dalam mendapatkan pengakuan, harga diri dan orang macam apakah dirinya. Pada masa muda seseorang, bergulat dengan masalah makna, gaya hidup dan hubungan dengan orang lain. Pada masa inilah seorang muda mulai menemukan dan mengambil tanggung jawab pribadi, untuk mnengarahkan hidupnya sendiri. a. Alasan bahwa identitas merupakan tahap sentral selama masa muda: 1) Masa muda merupakan waktu genting bagi perkembangan kognitif. 2) Refleksi kognitif memungkinkan orang muda menyimak sejarah hidup mereka sendiri lebih langsung. 3) Mengalami kompleksitas yang semakin besar. b. Ada 4 kelas kategori, identitas dimana seseorang yang masih muda masuk dalam satu kelompok atau kategori tersebut: 1) Penutupan identitas. Seseorang yang masuk dalam kategori ini ialah seorang yang terlibat pada kerangka tertentu atau mitos, seringkali akibat dari orang tua, sehingga tidak terbuka untuk menyelidiki atau mempermasalahkan keyakinan atau kepercayaan tersebut. 2) Kekaburan identitas Di sini seseorang tampak tidak berusaha untuk mencari dan menemukan identitas. Pasif dan pasrah pada keadaan dan situasi, yang sudah barang tentu semakin tidak berpihak oleh kompleksitas yang kian menuntut keaktifan personal. 3) Peninjauan kembali Seseorang yang masuk kelompok ini ialah seseorang yang berada dalam tahap krisis, dan sedang mencoba mengatasi krisis lewat peninjauan kembali, berbagai pilihan dalam hidup mereka. 4) Pencapaian identitas
Page 6
KEDEWASAAN DALAM SEGALA ASPEK A. Kedewasaan Fisik Masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang diawali dengan masa puber. Salah satu indicator kedewasaan seseorang adalah pertumbuhan fisik. Kedewasaan fisik dalam arti tersebut, tidak menunjukkan kedewasaan dalam segi emosi dan pola pikir. Pada masa pertumbuhan, tubuh manusia seperti tanaman yang akan menjadi layu apabila tidak dirawat. Supaya tubuh manusia menjadi sehat, bertumbuh dan berkembang, manusia harus mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, obat-obatan terlarang, merokok, diet yang berlebihan dan bergaya hidup seks bebas. Tubuh merupakan karya Tuhan yang harus disyukuri keberadaannya. Karena itu, pelihara dan jagalah kesehatan tubuh. Manusia secara individual adalah karya Allah secara khusu dan istimewa, beda dengan semua orang yang ada di muka bumi ini. Tuhan merencanakannya sedemikian rupa menurut kekayaan kreasi-Nya sendiri. Jadi setiap orang harus menerima dan banggsa dengan dirinya sendiri secara positif dan bernilai kristiani. Beberapa keberadaan diri yang harus diterima dan disyukuri: 1. Jenis Kelamin Allah menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan. Oleh sebab itu laki-laki harus menerima diriny sebagai laki-laki dan perempuan menerima dirinya sebagai perempuan (1 Kor 6:9-10). 2. Fisik Kita harus menerima dan beryukur atas tubuh yang Tuhan berikan, baik semp[urna atau tidak, semuanya harus menjadi alat di tangan Tuhan (Mat 5:29). Jadi tubuh yang sempurnapun tidak bernilai lagi jika digunakan pada hal-hal yang tidak benar. 3. Paras atau kecantikan
Page 7
Page 8
Page 10
Page 11
Page 12
Page 13
Page 14
Page 15
PANDANGAN KRISTEN TENTANG KELUARGA A. Makna Keluarga Keluarga merupakan persekutuan (unit) terkecil dari masyarakat dan merupakan wadah pembentukan karakter dan tingkah laku serta sikap yang perlu dimiliki oleh semua anggota keluarga. Keluarga adalah hubungan social yang paling intim yang diikat oleh hubungan darah dan perjanjian pernikahan, yang tidak terpisahkan selain dari kematian yang memisahkannya. B. Dasar Hidup Keluarga Kristen Ada beberapa hal pokok yang dapat menjadi pondasi kuat dalam hidup berkeluarga: 1. Memprioritaskan Kristus dalam hidup mereka 2. Sikap saling mengasihi dan saling menghormati di antara suami istri, anak terhadap orang tua, orang tua terhadap anak, serta antar seluruh anggota keluarga. 3. Cinta kasih yang tanpa batas. 4. Sikap empati dan simpati antar sesame anggota keluarga. C. Fungsi Keluarga 1. Reproduksi: keluarga adalah wadah resmi dan lahirnya anak yang memiliki hak dilindungi secara hukum. 2. Pengaturan seksual: dalam keluarga baik istri maupun suami memliki hak dan kewajiban melakukan hubungan seksual terhadap satu sama lain. 3. Sosialisasi: orang tua memiliki tugas mengajarkan anak tentang norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. 4. Afeksi: suami dan istri saling mengasihi dan menerima, orang tua memberikan cinta kasih dan perhatian kepada anak. 5. Status: wanita mendapatkan tambahan Nyonya ketika ia menikah. 6. Perlindungan: anak-anak yang lahir, mendapatkan perlindungan dari orang tua sampai ia menjadi cukup dewasa untk mandiri. 7. Ekonomi: suami biasanya bertanggung jawab mencari nafkah untuk menghidupi istri dan anaknya, walaupun kini cukup lumrah menemui istri yang bekerja dan membina karier di luar rumah. D. Pandangan Kristen Tentang Keluarga 1. Diawali dengan pernikahan Pernikahan adalah hubungan pertalian kasih antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang diikat oleh kasih eros dan dipersatukan Tuhan dalam ikatan perjanjian di hadapan jemaat-Nya. 2. Tidak boleh bercerai Perceraian akan memberi dampak yang panjang, bahkan sampai pada turun temurun, suatu ahrga yang terlalu mahal. Hanya untuk kepuasan sesaat, anak cucu akan dan menanggungnya. 3. Keluarga adalah komunikasi Kerajaan Allah Keluarga adalah komunitas terkecil dari Kerajaan Allah, atau sering disebt miniature gereja. Suatu komuntas yang penuh kasih dan cinta damai, saling menghargai, saling memiliki saling
Michael Wadu Wila, M.Th
Page 16
Page 17
PERSAHABATAN A. Persahabatan (Bergaul dengan Teman sebaya) 1. Takut akan Tuhan Beberapa hal penting yang harus dipahami dalam hal kebebasan dalam kerangka takut akan Tuhan, ialah: a. Hidup oleh Roh Seornag yang lahir baru ia benar-benar lepas dari keinginan daging, yang sia-sia dan bebas dalam menikmati pimpinan Roh Kudus, bebas berkarya, bagi Tuhan dan sesame. Dengan demikian, duri dalam daging (keinginan daging) dapat dikalahkan. b. Kristus sebagai penguasa Jika sebelumnya ego atau iblis yang berkuasa atas diri kita, sekarang kita bebas dari keduanya. Sekarang kita berada dalam penguasaan dan penggembalaan Tuhan Yesus Kristus. c. Damai dan sukacita Orang merdeka menikmati shalom, damai yang tidak berkonflik, baik terhadap Tuhan, sesame, terlebih terhadap diri sendiri. Ada rasa nyaman dan sukacita. d. Penguasaan diri Karena Kristus yang berkuasa, sehingga kita, dengan kekuatan Roh Kudus dapat menguasai diri. e. Kewargaan kita di sorga Di dunia ini kita hanya sementara, paling lama 70-100 tahun. Filipi 3:20, berkata mengenai kewargaan kita di sorga. 2. Sikap yang berkembang dalam persahabatan a. Sikap menghargai Suatu sikap yang muncul karena mengaishi orang lain, seperti mengasihi diri sendiri. Semua orang ingin dihargai dan diterima. Menghargai berarti menerima keberadaan yang sebenarnya, baik kelebihan dan kekurangnnya. b. Bersimpati Manruh kasih dan perasaan atau perhatian. Kita tidak hnya berteman dengan orang ketika ia senang saja, tetapi juga ketika ia susah atau berduka. c. Solidaritas yang sehat Suatu perasaan setuju dan bersepakat atau bersatu (senasib dan sepenanggungan) dengan orang lain secara positif. Tidak turut melibatkan diri dalam hal-hal buruk. Solider tidak berart
Michael Wadu Wila, M.Th
Page 20
PACARAN A. Arti Pacaran Pacaran adalah hubungan pertalian kasih antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang saling jatuh hati. Hubungan ini masih belum resmi, dan tidak permanen, hanya sebatas sahabat (Philia). Jadi masih dapat diputuskan baik oleh satu pihak atau atas persetujuan bersama. B. Hal-hal yang perlu dipahami dalam berpacaran 1. Berpacaran adalah persahabatan Berpacaran itu adalah bersahabat, berteman, yanmg saling bersimpati, saling memperhatikan, saling mendukung dan saling menghormati. 2. Berpacaran bukan berkencan Berkencan sungguh masih jauh dari berpacaran. Berpacaran adalah berteman, yang membedakannya dan menjadikannya istimewa adalah perbedaan jenis (laki-laki dengan perempuan). Kenikmatannya bukan pada kencan, tetapi pada rasa dikasihi dan mengasihi, rasa dihormati dan menghormati, rasa diperhatikan dan memperhatikan, rasa diperdulikan dan memperdulikan. 3. Cinta kasih bukan nafsu birahi Cinta atau kasih sangat berbeda dengan nafsu/bieahi. Birahi atau bernafsu itu jelas-jelas bukan cinta, tetapi keinginan daging. Cnta atau kasih diuraikan dalam 1 Kor 13:4-5. Mencintai berarti menghoramti, bukan birahi. 4. Berpacaran tidak harus jodoh Pacar itu bukan jodoh. Jodoh itu adalah teman hidup selamanya, sepadan atau suami/istri yang telah dipersatukan dalam pernikahan.
Michael Wadu Wila, M.Th
Page 21
Page 22
Page 24