Anda di halaman 1dari 24

BAHAN AJAR BERBASIS DIGITAL

BAHAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
KELAS X

SMA BAKTI IDHATA JAKARTA

Michael Wadu Wila, M.Th


Tahun pembelajaran 2013-2014

Kompetensi inti: Mewujudkan nilai-nilai kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan kehidupan
social dengan menunjukkan bahwa remaja Kristen bertumbuh sebagai pribadi dewasa dan tidak
kehilangan identitas.
Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

BAHAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA BAKTI IDHATA


Mata Pelajaran : PAK
Kelas X (Sepuluh)
Tahun Pelajaran : 2013-2014

Standar Kompetensi:
Mewujudkan nilai-nilai kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan kehidupan social dengan
menunjukkan bahwa remaja Kristen bertumbuh sebagai pribadi dewasa dan tidak kehilangan identitas.

Kompetensi Dasar:
1. Mengalami proses pertumbuhan sebagai pribadi yang dewasa dan memiliki karakter yang kokoh
dengan pola pikir yang komprehensif dalam segala aspek.
2. Mengidentifikasi berbagai pergumulan dalam keluarga dalam kaitannya dengan pengaruh
modernisasi.
3. Menjelaskan makna kebersamaan dengan orang lain tanpa kehilangan identitas.

BERTUMBUH MENJADI DEWASA

1. Pengertian Proses Pertumbuhan Dewasa


Proses Pertumuhan Dewasa adalah masa-masa dari usia remaja menuju deasa.

2. Pengertian Pribadi yang Dewasa


Pribadi yang dewasa adalah kematangan dalam segala aspek dengan konsep diri yang positif dan
mampu bertanggung jawab dengan teguh.
Beberapa perubahan yang dialami seorang remaja yang harus dipakahmi, ialah:
a. Fisik
Selain mengalami percepatan pertubmbuhan tinggi dan berat bada, remaja juga mengalami
kematangan seksual:
- Laki-laki: mulai mengeluarkan sperma bening, tubuh menjadi lebih jantan, suara menjadi
besar dan serak dan bulu/rambut di bagian badan tertentu.
- Perempuan: Loncatan sel telur (ovulasi), menstruasi, pemontokan pada bagian-bagian
seksual, dan perubahan cara berjalan (lebih gemulai).
b. Social
Seorang remaja terdorong oleh rasa social untuk bergabung dengan teman-teman sebaya dalam
suatu kelompok. Yang tadinya hanya dengan anggota keluarga mulai bergabung dengan
kelompok yang lain yang sebaya, yang dapat saling bertukar pikiran. Sebenarnya tindakan ini
sebagai usaha mencari nilai-nilai terbaru. Kalau ini tidak dipantau dan dibatasi dapat berdampak
pada pergaulan bebas yang sangat berbahaya.
c. Intelektual
1) Mulai bersikap kritis, tidak lagi mau menerma begitu saja perintah-perintah atau peraturan
tanpa harus lebih dahulu mengetahui alasannya.
2) Mulai mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri mengenai arti hidup, cinta, kebenaran,
keadilan bahkan Tuhan.
Kalau ini tidak diarahkan dengan baik dapat membuat anak jadi pemberontak dan meninggalkan
ibadah.

Michael Wadu Wila, M.Th Page 2


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

d. Emosional
1) Keinginan untuk tampil dewasa dan kesadaran bahwa dirinya belum pencapaian
kedewasaan. Perasaan belum mapan ini menimbulkan kegelisahan, mudah tersinggung,
kesal, tertekan dan marah.
2) Tidak rela diperlakukan seperti anak kecil, dan merasa tersanjung malu jika diperlakukan
sebagai orang dewasa.
3) Kritikan atau celaan ditanggapi secara sungguh-sungguh dan dimasukkan ke hati, lalu
ditafsirkan sebagai ejekan atau meremehkan.
Kalau tidak diarahkan dengan baik dan benar dapat mengakibatkan kemungkinan, minder (tidak
percaya diri) atau sombong.
3. Ciri-ciri Umum Kepribadian
DEWASA TIDAK DEWASA
ASPEK FISIK
1. Menerima hal-hal yang tidak bisa diubah 1. Tidak puas dengan cirri-ciri fisik yang ada
dan cirri-ciri fisik yang ada sejak lahir sejak lahir, warna kulit, kondisi rambut,
mulai ujung rambut sampai ujung jari bentuk muka, dan sebagainya, iri melihat
kaki penampilan fisik orang-orang lain.
2. Menempatkan seks pada proporsi yang 2. Memiliki sikap tidak sehat terhadap seks:
wajar (hubungan seks terjadi secara legal mengagungkan seks, diperbudak oleh
dengan orang yang dikasihi dan seks.
mengasihi)
3. Dapat memilih makanan yang memenuhi 3. Tidak dapat memilih makanan yang
persyaratan gizi yang baik. memenuhi persyaratan gizi yang baik
4. Memiliki keseimbangan antara bekerja 4. Tidak memiliki keseimbangan antara
dan istirahat. bekerja dengan istirahat: terlalu banyak
bekerja atau terlalu banyak
istirahat/santai.
ASPEK SOSIAL
1. Memiliki teman baik pria maupun wanita 1. Iri terhadap pria, wanita, tidak bisa
bergaul akrab dengan sesame jenis atau
lawan jenis.
2. Dapat bergaul dengan teman sebaya 2. Sombong, tidak bisa bergaul atau hanya
maupun yang beda usia (lebih muda dan bergaul dengankelompok usia tertentu.
lebih tua)
3. Tidak terpengaruh oleh teman sebaya. 3. Terpengaruh oleh teman sebaya
4. Melihat dari sudut orang lain, dapat 4. Melihat hanya dari sudut pribadi, tidak
merasakan sukacita/dukacita orang lain. mampu menghayati dinamika
pergumulan orang lain.
5. Melihat apa yang baik pada orang lain, 5. Iri atas keberhasilan orang lain, merasa
memberikan pujian untuk hal-hal baik terganggu ketika orang lain menceritakan
yang ada pada orang lain. keberhasilannya.
6. Objektif dalam menilai diri sendiri dan 6. Usil dengan persoalan orang lain,
orang lain, mengakui kalah ketika menjelek-jelekkan orang lain sehingga
memang kalah menimbulkan kesan hanya diri sendiri
yang lebh baik
7. Menghormati orang tua, tetapi tidak 7. Bergantung pada orang tua dan orang
bergantung pada mereka. lain.

Michael Wadu Wila, M.Th Page 3


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

8. Memiliki rasa humor, mampu 8. Membuat lelucon atas diri orang lain,
menertawakan diri sendiri. tetapi bukan atas diri sendiri.
9. Bertanggung jawab atas kesalahan 9. Memaki orang lain atas kesalahan pribadi.
pribadi
10. Dapat menyesuaikan diri dan 10. Yakin bahwa orang-orang menentangnya.
menempatkan diri.
11. Senang atas keberhasilan orang lain. 11. Senang atas kegagalan orang lain.
12. Dapat mempercayai orang lain. 12. Tidak dapat mempercayai orang lain.
13. Sabar mendengarkan cerita orang lain. 13. Tidak sabar mendengarkan cerita orang
lain.
14. Bisa dekat dengan orang lain dan 14. Ingin dekat dengan orang lain, tetapis
membina kerukunan. elalu mendendam dan mencemburui.
ASPEK EMOSI
1. Dapat mengontrol emosi, 1. Tidak dapat mengontrol emosi, tetapi
mengekspresikan emosi dengan cara dikontrol emosi, mudah tersinggung,
yang tepat, terhadap orang yang tepat, merasa pahit, mengekspresikan emosi
dengan alasan yang tepat pada waktu dengan cara yangmerusak diri sendiri atau
yang tepat. orang lain.
2. Percaya pada diri sendiri. 2. Kurang percaya diri.
3. Bebas dari iri hati. 3. Iri hati.
4. Dapat menunggu untuk mendapatkan 4. Apa yang diinginkan mau didapatkan pada
apa yang diinginkan saat itu juga.
5. Memiliki emosi yang wajar dan dengan 5. Memiliki emosi yang tidak wajar, malu
kadar yang sesuai: malu, takut, rasa berlebihan dan tidak tahu malu, penakut,
bersalah. dikejar rasa salah sampai mengganggu
fungsi sehari-hari.
6. Tidak merasakan kesepian walaupun 6. Mudah merasa kesepian walaupun di
sendirian. tengah keramaian.
ASPEK INTELEKTUAL
1. Dipimpin oleh akal sehat 1. Tidak dipimpin oleh akal sehat: curiga,
berpikir negative dan pesimis.
2. Dapat bekerja sampai selesai/tekun. 2. Menunda pekerjaan dengan alasan yang
dibuat-buat.
3. Hidup dalan dunia realitas. 3. Hidup dalam dunia mimpi.
4. Melihat ke masa depan. 4. Terpaku pada masa lampau.
5. Menarik manfaat dari 5. Tidak mau belajar dari
kegagalan/kesalahan kegagalan/kesalahan.
6. Rajin, mau berusaha 6. Malas, menunggu perubahan nasib terjadi
dengan sendirinya.
7. Memiliki inisiatif. 7. Tidak memiliki inisiatif.
ASPEK MORAL-SPRITUAL
1. Menerima nilaimoral yang berlaku 1. Mengabaikan nilai moral demi
universal untuk kebaikan semua: jujur, kepentingan diri sendiri.
tanggung jawab, keberanian, keadilan,
kebenaran, komitmen, kepedulian,
kesetiaan, kesabaran, toleransi,
kerjasama, integritas, menghormati hak

Michael Wadu Wila, M.Th Page 4


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

orang lain, pengorbanan untuk sesuatu


yang luhur/mulia.
2. Berbuat pada orang lain. 2. Tidak berbuat baik pada orang lain.
3. Takut akan Tuhan. 3. Lebih takut kepada manusia atau hal-hal
gaib daripada kepada Tuhan.
4. Memiliki hubungan pribadi dengan 4. Tidak memiliki hubungan pribadi dengan
Tuhan. Tuhan berhubungan dengan Tuhan
melalui perantara.
5. Menggunakan hidupnya untuk 5. Menggunakan hidupnya untuk
memuliakan Tuhan. kesenangan diri sendiri atau menuruti
petunjuk orang lain.
6. Bersyukur untuk apa yang dimiliki. 6. Tidak puas dengan apa yang dimiliki,
selalu ingin memiliki lebih banyak harta
dan kuasa.
7. Tahan menderita secara wajar. 7. Tidak mau menderita sedikitpun.
(menganut prinsip-prinsip hedonisme)
atau menikmati penderitaan.

4. Minat-minat Remaja
Minat-minat remaja yang sering terjadi dan nampak, adalah:
a. Minat rekreasi:
1) Permainan olah raga
2) Bersantai
3) Bepergian
4) Hobi
5) Dansa
6) Membaca
7) Menonton
8) Radio dan kaset
9) Televise
10) Melamun
b. Minat sosial:
1) Pesta
2) Minum-minuman keras
3) Obat-obatan terlarang
4) Percakapan
5) Menolong orang lain
6) Peristiwa dunia
7) Kritik dan pembaharuan

5. Sebab-sebab Umum Pertentangan Remaja dengan Keluarga


Menurut tradisi, masa remaja adalah periode dari meningginya emosi. Namun, hanya sedikit bukti
menunjukkan bahwa ini universal atau menonjol seperti anggapan orang pada umumnya.
Hubungan antara remaja dengan anggota-anggota keluarga cenderung merosot pada awal masa
remaja, meskipun hubungan-hubungan ini seringkali membaik menjelang berakhirnya masa remaja,
terutama hubungan-hubungan remaja putrid dengan anggota-anggota keluarga.
Sebab-sebab umum pertentangan keluarga selama remaja:

Michael Wadu Wila, M.Th Page 5


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

a. Standar perilaku
b. Metode disiplin
c. Hubngan dengan saudara kandung
d. Merasa jadi korban
e. Sikap yang sangat kritis
f. Besarnya keluarga
g. Perilaku yang kurang matang
h. Memberontak terhadap sanak keluarga
i. Masalah palang pintu.

6. Konsekuensi Usaha Untuk Memperbaiki Kepribadian


Konsekuensi usaha untuk memperbaiki kepribadian, yakni:
a. Harus menentukan ideal-ideal yang realistic dan dapat mereka capai. Kalau tidak, ia pasti akan
mengalami kegagalan dan bersamaan dengan itu mengalami perasaan tidak mampu, rendah diri
dan bahkan menyerah bila ia menimpakan kegagalannya pada orang lain.
b. Remaja harus membuat penilaian yang realisitik mengenai kekuatan dan kelemahannya.
c. Remaja harus memkpunyai konsep diri diri yang stabil.
d. Remaja harus merasa cukup puas dengan apa yang mereka capai dan bersedia memperbaiki
prestasi-prestasi di bidang-bidang yang mereka anggap.

7. Identitas Kaum Muda


Identitas berhubungan dengan tahapan perkembangan hidup seseorang dalam mendapatkan
pengakuan, harga diri dan orang macam apakah dirinya. Pada masa muda seseorang, bergulat
dengan masalah makna, gaya hidup dan hubungan dengan orang lain. Pada masa inilah seorang
muda mulai menemukan dan mengambil tanggung jawab pribadi, untuk mnengarahkan hidupnya
sendiri.
a. Alasan bahwa identitas merupakan tahap sentral selama masa muda:
1) Masa muda merupakan waktu genting bagi perkembangan kognitif.
2) Refleksi kognitif memungkinkan orang muda menyimak sejarah hidup mereka sendiri lebih
langsung.
3) Mengalami kompleksitas yang semakin besar.
b. Ada 4 kelas kategori, identitas dimana seseorang yang masih muda masuk dalam satu kelompok
atau kategori tersebut:
1) Penutupan identitas.
Seseorang yang masuk dalam kategori ini ialah seorang yang terlibat pada kerangka tertentu
atau mitos, seringkali akibat dari orang tua, sehingga tidak terbuka untuk menyelidiki atau
mempermasalahkan keyakinan atau kepercayaan tersebut.
2) Kekaburan identitas
Di sini seseorang tampak tidak berusaha untuk mencari dan menemukan identitas. Pasif dan
pasrah pada keadaan dan situasi, yang sudah barang tentu semakin tidak berpihak oleh
kompleksitas yang kian menuntut keaktifan personal.
3) Peninjauan kembali
Seseorang yang masuk kelompok ini ialah seseorang yang berada dalam tahap krisis, dan
sedang mencoba mengatasi krisis lewat peninjauan kembali, berbagai pilihan dalam hidup
mereka.
4) Pencapaian identitas

Michael Wadu Wila, M.Th Page 6


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

Seseorang yang masuk kelompok ini ialah seseorang yang mengalami dan mengatasi krisis
lewat peninjauan kembali, berbagai pilihan dalam hidup mereka, dan kini mulai merasa
aman dalam hidup mereka yang dewasa dan mandiri.
c. Di lain pihak, seseorang yang belum menemkan identitas, akan melakukan mekanisme
pertahanan, untuk mengurangi kecemasan yang diakibatkan kekaburan identitas. Mekanisme
pertahanan yang umum ditempuh ialah:
1) Pelarian diri sendiri
Bertujuan untuk mengimbangkan rasa kabur yang merasuki hidup mereka, seperti: pesta,
mabuk, kutu buku. Pada pokoknya pelarian itu mencakup kegemaran yang berlebihan.
2) Menemukan nilai pengganti
Mereka mencari dan menemukan kepuasan dalam peran-peran tertentu, bisa negative bisa
juga positif, seperti atlet berprestasi, petinju, pemimpin atau pelajar teladan. Nilai pengganti
ini dapat membuat mereka mengidentifikasi diri secara berlebihan dengan perkara tertentu
yang memberikan identitas, pengganti kesibukan yang menyita seluruh waktu, memberikan
kepadanya nilai pengganti yang diterima masyarakat untuk identitasnya yang baru.
3) Melibatkan diri dalam tindakan melanggar hukum
Mereka telah berpikir bahwa keadaan mereka yang tanpa makna adalah sah dan wajar. Jadi
ketidakbermaknaan diri dilegitimasikan dengan tingkah laku tanpa makna pula, seperti
berjudi, mengkonsumsi narkoba, membuat keonaran dan sebagainya.

KEDEWASAAN DALAM SEGALA ASPEK

A. Kedewasaan Fisik
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang diawali dengan masa puber. Salah satu indicator
kedewasaan seseorang adalah pertumbuhan fisik. Kedewasaan fisik dalam arti tersebut, tidak
menunjukkan kedewasaan dalam segi emosi dan pola pikir. Pada masa pertumbuhan, tubuh
manusia seperti tanaman yang akan menjadi layu apabila tidak dirawat. Supaya tubuh manusia
menjadi sehat, bertumbuh dan berkembang, manusia harus mengkonsumsi makanan dan minuman
bergizi, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, obat-obatan terlarang, merokok, diet yang
berlebihan dan bergaya hidup seks bebas. Tubuh merupakan karya Tuhan yang harus disyukuri
keberadaannya. Karena itu, pelihara dan jagalah kesehatan tubuh.
Manusia secara individual adalah karya Allah secara khusu dan istimewa, beda dengan semua orang
yang ada di muka bumi ini. Tuhan merencanakannya sedemikian rupa menurut kekayaan kreasi-Nya
sendiri. Jadi setiap orang harus menerima dan banggsa dengan dirinya sendiri secara positif dan
bernilai kristiani.
Beberapa keberadaan diri yang harus diterima dan disyukuri:
1. Jenis Kelamin
Allah menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan. Oleh sebab itu laki-laki harus
menerima diriny sebagai laki-laki dan perempuan menerima dirinya sebagai perempuan (1 Kor
6:9-10).
2. Fisik
Kita harus menerima dan beryukur atas tubuh yang Tuhan berikan, baik semp[urna atau tidak,
semuanya harus menjadi alat di tangan Tuhan (Mat 5:29). Jadi tubuh yang sempurnapun tidak
bernilai lagi jika digunakan pada hal-hal yang tidak benar.
3. Paras atau kecantikan

Michael Wadu Wila, M.Th Page 7


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

Kecantikan atau ketampanan fisik itu relative. Tetapi kecantikan atau ketampanan batiniah itu
standard an tidak membosankan. Fisik harus dirawat dan dijadikan bait atau rumah bagi Roh
Allah (1 Kor 3:16), bukan jadi kelinci percobaan bagi segala alat-alat kecantikan.
4. Keterbatasan
Manusia adalah makhluk terbatas, tidak sempurna, tetapi keterbatasan dapat diperkecil atau
dipersempit. Orang yang tidak cepat mnangkap pelajaran, dapat mengulang berkali-kali, orang
yang ekonominya terbatas dapat berusaha memperbaikinya dengan menerima lebih dahulu
keterbatasan yang ia miliki. Keterbatasan harus diterima supaya tidak tergoda untuk putus asa
atau dirasuki ambisi berlebihan.
5. Akibat kecelakaan
Karena keterbatasan, manusia dapat mengalami kecelakaan. Kecelakaan itu bermacam jenisnya,
dan bervariasi akibatnya. Kecelakaan kerja atau lalu lintas dapat mengakibatkan cacat fisik atau
bahkan merusak alat produksi, seperti mandul atau impotensi. Kecelakaan mental akibat
perlakuan buruk seperti perkosaan dan perlakuan kejam dari orang lain dapat mengakibatkan
trauma bahkan putus asa. Seseorang Kristen harus mampu menerima kenyataan dengan
keyakinan Tuhan Yesus sanggup membebaskan kita dan memulihkan keberadaan kita secara
utuh.
Orang dapat menerima keberadaan dirinya secara utuh, itulah yang memuliakan Tuhan; Tuhan
memberkati dan memakai dirinya sebagai alat atau saluran kasih dan kuasa Tuhan bagi oprang lain.
Orang yang menerima keberadaan dirinya dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan akan dihibur,
dikuatkan dan dijamin masa depannya (Yer 29:11).

B. Kedewasaan Emosi
1. Pengertian dan Bentuk Emosi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada 2 pengertian Emosi, yakni:
a. Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut di waktu singkat.
b. Emosi adalah keadaan dan reaki psikologi dan fisiologis yang bersifat subyektif.
Bahasa lain emosi adalah eksprei perasaan manusia.
Jenis ekspresi perasaan atau bahasa manusia muncul sesuai dengan situasi dan kondisi yang
terjadi di sekelilingnya. Ekspresi itu dapat diungkapkan dengan cara menangis, tersenyum atau
tertawa, cemberut, jengkel, marah dan lain sebagainya.
Pada usia remaja, emosi memiliki peranan penting. Pada usia ini tingkaty emosi yang timbul
cepat berubah dalam waktu yang relative ingkat. Hari ini merasa gembira, tiba-tiba keesokan
harinya sudah terlihat cemberut.
2. Mengembangkan Emosi
Emosi merupakan suatu anugrah Tuhan yang memang sudah melekat dalam pribadi manusia.
Manusia sudah diciptakan Tuhan dengan berbagai perasaan yang menyertainya. Perasaan
gembira, sedih, marah, cinta, dan lain sebagainya. Manusia tidak dapat memaksakan diri dengan
memunculkan emosi yang harus terjadi pada saat tertentu. Ketika menangis, sesorang memang
harus menangis. Begitu pula ketika tertawa harus tertawa.
Iman Kristen tidakpernah melarang orang untuk menangis, bersedih, dan berduka. Ketika ada
anggota keluarga atau sahabat yang meninggal, wajarlah bila kita menangis. Namn, jangan
sampai kesedihan itu sampai berlarut-larut. Setelah itu kembali menjalani kehidupan
sbagaimana mestinya, karena orang Kristen memiliki Tuhan Yesus yang mengasihi, peduli, dan
menerima diri manusia apa adanya (Ter 29:11; 1 Yoh 4:9-10).
3. Mengendalikan Emosi
Bentuk emosi yang perlu dikendalikan adalah amarah. Marah adalah memang manusiawi, tetapi
menjadi kurang sehat jika seorang memiliki sikap pemarah, yaitu sikap mudah marah. Sikap ini

Michael Wadu Wila, M.Th Page 8


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

akan menjadi bentuk emosi yang negative. Manusia harus mengendalikan amarah. Di dalam
Efesus Paulus menjelaskan bahwa apabila kita menjadi marah karena suatu sebab, maka jangan
sampai berbuat dosa dengan segera meredakan amarah sebelum matahari terbenam. Artinya,
apabila kita marah, kita perlu segera menyelesaikannya dengan tidak menyimpan dendam (Ef
4:26).
4. Dampak Mengelola Perasaan
Perasaan harus dikelola dengan baik. Pengelolaan tersebut mempunyai arti mengembangkan
positif dan mengendalikan perasaan negative. Untuk dapat mengembangkan dan
mengendalikan perasaan seseorang harus menyadari bermacam-macam perasaan.
Ada berbagai perasaan negatif, di antaranya adalah kecemasan, kemarahan, ketidakberdayaan.
Perasaan positif antara lain adalah kehangatan, perhatian dan kompetensi. Dengan mengetahui
kategori-kategori tersebut manusia akan dimampukan untuk dapat menentukan emosi yang
harus dikembangkan dan dikendalikan.

C. Kedewasaan Pola Pikir


Sebagai manusia yang sudah mampu berpikir operasional formal, seorang remaja harus mampu
berpikir kritis. Artinya mampu menganalisa segala sesuatu, keadaan, permasalahan dengan pikiran
yang sehat dan benar. Paling tidak ada empat pola pikir yang haru dikembangkan remaja atau orang
yang sudah mampu berpikir secara operasional formal, yaitu proaktif, kreatif, positif dan
komprehensif.
1. Pola Pikir Proaktif
Pola pikir proaktif terbentuk dari inisitif yang positif. Artinya segala inisiatif yang tibul dari
pikiran diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu secara baik demi suatu kemajuan.
2. Pola Pikir Kreatif
Berpikir kreatif adalah berpikir yang menghasilkan cara-cara, pengertian, penemuan, dan karya
seni yang baru. Intinya ada sesuatu yang baru yang dihasilkan melalui proses berpikir kreatif.
Dari yang belum ada menjadi ada danh dari yang lama menjadi baru.
Tetapi sebagai manusia dewasa, kita perlu mengembangkan kreativitas secara tepat dan benar.
Hal ini perlu disadari karena kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari etika. Tentu kita akan
merasa bangga karena teladan dan bukannya yang kreatif negative.
3. Pola Pikir Positif
Secara sederhana, manusia dibagi menjadi dua golongan: mereka yang berpikir positif dan
mereka yang berpikir negative. Golongan yang berpikir positif menghadapi hidup dengan penuh
semangat, selalu ada hal-hal baru yang menanti, tantangan yang harus dijawab, gunung yang
harus didaki. Pendek kata, mereka optimis, sungguh menikmati hidup ini, melihatnya sebagai
kesempatan yang tidak boleh disia-siakan.
Golongan yang berpikir negative bersikap peimis, selalu ada kekurangan dan cacat cela da4ri
segala sesuatu. Dalam pertemuan untuk membahasa masalah dan penyelesaiannya, orang-
orang dari kelompok ini lebih sering terfokus pada beratnya masalah, dan susahnya mencari
dukungan. Ringkasnya mereka lebih cepat menyerah, bahkan lebih sering sebelum usaha
dilakukan.
Karakteristik orang dengan konsep diri positif:
a. Memiliki keyakinan terhadap pendapat dan sikapnya, serta bersedia mempertahankannya,
tetapi juga terbuka untuk mengubahnya jika ternyata hal itu keliru.
b. Mampu bertindak benar.
c. Memiliki keyakinan dan kemampuan untuk mengatai masalah walaupun kenyataannya bisa
saja tidak berhasil setelah dicoba.

Michael Wadu Wila, M.Th Page 9


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

d. Merasa setara dengan orang lain meski berbeda kemampuan, tidak membanggakan diri
atau menganggap diri rendah.
e. Sanggup menerima dirinya dan merasa berguna bagi orang lain, paling tidak bagi sahabat
dan orang-orang yang dekat dengannya.
f. Menerima pujian secara wajar, tidak berlebihan ataupun terlampau membanggakan apa
yang sudah diraih.
g. Cenderung menolak usaha orang lain untuk mengontrol atau mendominasi dirinya.
h. Sanggup mengakui pada orang lain tentang berbagai perasaan yang ada dalam dirinya
menyangkut hal-hal positif mau pun negative. Dengan kata lain, tidak malu mengakui
adanya hal-hal yang kurang pada dirinya.
i. Menikmati hidupnya.
j. Peka terhadap kebutuhan ornag lain.
Karakteristik orang dengan konsep diri negative:
a. Peka terhadap kritik
b. Responsive terhadap pujan (berlebihan menanggapi pujian)
c. Hiperkritis, mengkritik orang lain, tetapi tidak mau dikritik.
d. Pesimis dan cenderung menghindari kompetisi sehat.
4. Pola Pikir Komprehensif
Pola pikir komprehensif adalah pola pikir yang terbuka, tidak ekslusif (tertutup). Di dalamnya
ada sikap menghargai pemikiran orang lain dan mampu menampung kepelbagaian.
Pola pikir proaktif, kreatif, dan positif juga menjadi bagian dari pol apikir komprehensif sebagai
suatu pola pikir yang utuh dan terbuka. Ketiga pola pikir itupun berkaitan erat. Pola pikir positif
dan kreatif mampu menciptakan pola pikir proaktif. Sdangkan pola pikir kreatif menimbulkan
pola pikir positif. Demikian pula sebaliknya, pola pikir positif akan dapat menumbuhkan pola
pikir kreatif, karena biasanya orang yang Positif Thinking akan mempunyai kehidupan yang
menyenangkan. Keadaan ini dapat merangsang kreativitas seseorang.
Remaja dewasa yang bertumbuh secara fisik dan emosi perlu diikuti dengan kedewasaan pola pikir
dengan mengembangkan pola pikir proaktif, kreatif, positif dan komprehensif di sekolah, keluarga,
gereja, dan masyarakat.

D. Kedewasaan Sosial: “Menjalin Relasi Dengan Sesama”


Faktor-faktor menjaln relasi dengan orang lain:
1. Faktor dari dalam (Aku)
Terjadinya relasi yang baik pada dasarnya dimulai dari diri sendiri (Aku). Aku mampu membuat
relasi menjadi baik atau tidak. Relasi akan menjadi baik ketika “Aku” mampu mempunyai prinsip
win-win thinking. Win-win thinking merupakan pola pikir yang membuat aku dan kamu menjadi
pemenang. Dengan kata lain, semua pihak merasa untung, mendapat penghargaan (dihargai)
keberadaannya oleh pihak lain. Dengan demikian, tidak ada orang yang merasa kalah, dirugikan,
tidak dihargai atau kecewa. Untuk itu, win-win thinking harus diterapkan untuk menjalin relasi.
2. Faktor dari luar (Kau)
Ketika “Aklu” menerapkan “win-win thinking” dan orang lain juga menerapkan prinsip yang
sama, relasi yang baik sangat besar kemungkinannya untuk terjadi. Namun, prinsip win-win
thinking yang kita miliki menjadi tidak seimbanga ketika orang lain menerapkan prinsip-prinsip
win lose thinking. Ini berarti relasi yang baik akan terjadi apabila semua pihak menerapkan win-
win thinking. Sulitnya, tidak semua orang dengan mudah menerima dan menerima prinsip ini.

Michael Wadu Wila, M.Th Page 10


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

3. Faktor Citra Baku


Ctra baku merupakan suatu pandangan yang ada pada seseorang atau masyarakat tentang
suatu hal danpandangan tersebut sudah melekat secara mendalam dalam pola pikirnya
sehingga sulit untuk diubah.
4. Faktor Komunikasi
5. Tanpa komunikasi yang baik, relasi tidak akan berjalan baik. Karena dengan komunikasi yang
baik, hal-hal yang menjadi penghambat relasi akan dapat dibongkar. Komunikasi menjadi baik
apabila terjadi sikap mengerti dan memahami apa yang menjadipesan dari pihak-pihak lain
walaupun memiliki paham atau pendapat yang berbeda.
Macam-macam relasi:
1. Pribadi-pribadi
2. Pribadi-kelompok
3. Kelompok-kelompok
Anak yang dididik dengan mau menerima sehgala perbedaan yang ada akanmenjadi anak
yangmempunyai rasa toleransi. Belajarlah untuk menerima perbedaan dalam menjalin sebuah
relasi. Demi terjalinnya relasi yang baik.

E. Kedewasaan Iman: “Takut Akan Tuhan”


1. Makna Takut Akan Tuhan
Pada umumnya orang selalu mengaitkan kata “Takut” dengan sesuatu hal yang bersifat misteri
seperti takut kepada hantu, kuburan, dan sebagainya. Namun, ada takut yang bersifat biasa saja,
seperti takut akan manusia, perampok, orang tua, guru.
Menurut Esklopedi Alkitab Masa Kini, secara teologis, “Takut” dijelaskan menjadi 4 jenis, yaitu:
a. Ketakutan yang kudus.
b. Takut diperbudak
c. Takut pada manusia, dan
d. Takut kepada yang disegani.
Takut akan Tuhan masuk dalam kategori pertama dan keempat.
Takut akan Tuhan terdapat unsure penghormatan dan keseganan. Penghormatan kepada Allah
dengan menaati perintah-perintahNya dan ketakutan inilah yang serng disebut dengan agama
yang sejati.
2. Alasan Takut akan Tuhan
Alasan-alasan untuk takut pada Tuhan dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Kita harus takut karena kuasa-Nya yang besar selaku Pencipta segala sesuatu dan segala
bangsa (Mzm 33:6-9).
b. Kuasa-Nya yang dasyat it uterus menopang unsur-unsur ciptaan, termasuk kita (Kel 20:18-
20; Mrk 4:39-41).
c. Kita menyadari kekudusan-Nya (Why 15:4)
d. Kesadaran akan kemuliaan-Nya (Mat 17:1-8)
e. Berkat-berkat yang terus kita terima dari Dia, khususnya pengampunan dosa (Mzm 130:4).
3. Tanggapan dan sikap yangh Takut akan Tuhan
a. Bersekutu dan Beribadah
Kekristenan tidak sama dengan agama-agama lain. Kekristenan adalah masalah hubungan
persekutuan secara pribadi dengan sang Khalik didalam Yesus kristus. Kita sangat
membutuhkan persekutuan dengan Allah, melalui ibadah. Baik secara pribadi atau bersama
orang percaya lainnya.kelompok. ibadah dan persekutuan kita yang palingbernilai di
hadapan Allah, bukan ritualnya, melainkan perubahan hidup semakin hari semakin baik dan
berkenan kepada-Nya.

Michael Wadu Wila, M.Th Page 11


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

b. Hidup dalam sukacita


Tuhan Allah telah menebus kita dan mengampuni kita, bahkan memberi jaminan
keselamatan kita (Yoh 1:20, 3:16, 5:13; Luk 10:20; Kis 2:21; Rom 10:9; Ef 1:4; Why 7:17).
Maka oleh jaminan ini, kita benar-benar menikmati sukacita, walau harus menghadapi
cobaan, tantangan, bahkan dukacita sekalipun, sebab jaminan keselamatan jauh lebih besar
dari semua itu (Flp 4:4).
c. Mengasihi dan mengampuni
Matius 22:37, 39, merupakan hukuman kasih dalam agama Kristen, yang mengajarkan
orang-orang percaya untuk mengasihi dan mengampuni. Mengasihi bukan dengan kata-
kata, teapi dengan perbuatan atau tindakan nyata. Mengampuni berarti juga bahwa kita
menerima dia kembali secara utuh dengans egala kekurangan yang ada padanya.
d. Bersaksi dan melayani
Sebelum Yesus Kristus terangkat ke sorga, Ia meninggalkan pesan, yang kta kenal dengan
Amanat Agung, yaitu supaya kita memberitakan Injil danmelayani untuk menjadikan semua
bangsa murid Kristus (Mat 28:19-20). Ia juga berpesan agar berkat yang kita terima dengan
Cuma-Cuma, kita harus memberinya pula dengan Cuma-Cuma.
Langkah-langkah untuk bersaksi:
1) Menginsyafkan manusia akan dosa.
2) Usaha manusia untuk selamat adalah sia-sia
3) Solusi hanya dari Allah sendiri
4) Jaminan masuk sorga

F. Kedewasaan Iman: Hikmat dan Iman


Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bkti dari segala sesuatu yang tidak
kita lihat (Ibr 11:1). Iman yang hidup adalah iman yang disertai dengan perbatan. Perbuatan dalam
kehidupan nyata manusia merupakan perwujudan dari iman yang baik. Sebaliknya, iman yang mati
adalah iman yang tidak disertai perbuatan.
Hikmat adalah kebijaksanaan. Hikmat lebih berharga dari permata, jauh melebihi emas, menjadikan
hidup manusia lebih baik karena terkanedung kekayaan budi yang tak ternilai harganya. Melalui
kekayaan budi, manusia pada akhirnya menjadi berguna bagi orang lain. Hikmat akan semakin
sempurna apabila dimiliki oleh orang yang rendah hati.
Iman dan hikmat harus dimiliki secara seimbang oleh manusia. Hikmat dapat memperkaya iman dan
iman dapat menjadi dasar untuk mengarahkan hikmay. Iman tanpa hikmat akan menjadi iman yang
dangkal, sedangkan hikmat tanpa iman akan menjadi hikmat yang tidak mempunyai titik akhir yang
jelas.
Pada dasarnya ada 4 tipe manusia dalam kehidupan manusia, yaitu:
1. Orang beriman tapi tak berhikmat
2. Orang berhikmat tapi tak beriman
3. Orang tak beriman dan juga tak berhikmat
4. Orang beriman sekaligus orang yang berhikmat.
Orang Beriman menghadapi tantangan:
Sebagai remaja ada beberapa bentuk tantangan yang ditemui, antara lain:
1. Menyelesaikan proses belajar dan kewajiban sebagai pelajar dengan kritis dan bertanggung
jawab.
2. Mampu bersosialisasi dengan baik
3. Mampu mengaktualisasikan diri dalam pergaulan dan dalam keluarga
4. Memenuhi target hidup dalam mewujudkan rencana hidup
5. Menghilangkan berbagai keraguan, ketakutan, prasangka, iri hati dan dendam.

Michael Wadu Wila, M.Th Page 12


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

Senjata menghadapi tantangan (Ef 6:10-20):


1. Ikat pinggang kebenaran,
2. Baju zirah keadilan
3. Kasut kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera
4. Perisai iman
5. Ketopong keselamatan
6. Pedang roh berupa Firman Allah
7. Doa setiap waktu di dalam roh
8. Permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus.

G. Kedewasaan Iman: “Teladan Dalam Kebenaran dan Tanggung Jawab”


1. Apakah Kebenaran Itu?
Kebenaran/Emet (dalam Alkitab) menyebutkan 3 makna, yaitu:
a. Kesesuaian dengan fakta:
Sesuatu disebut Emet atau benar jika memang sesuai dengan fakta, tidak hanya kata-kata.
b. Tidak salah atau menipu
Menyatakan apa sesungguhnya, apa yang seharusnya, tidak menambah atau mengurangi
sesuatu
c. Kejujuran (Eltheia)
Mengacu pada realitas Allah yang menyatakan diri di dalam Tuhan Yesus Kristus.
2. Hukum Taurat Tidak Membenarkan
Hukum Taurat diberikan bukan sebagai jalan keselamatan, jalan kebenaran atau jalan
kehidupan. Hukum Taurat diberikan sebagai penuntun, pembimbing, petunjuk bagi kita untuk
bertemu dan mengakui Yesus Kristus, sebagai satu-satunya yang mampu menggenapi hukum
Taurat bagi kita.
3. Dibenarkan karena Iman
Kebaikan Tuhan kepada manusia dinyatakan dalam Yesus Kristus. Agar manusia mengakui
kebaikan Tuhan sebagai yang tidak tertara dan tidak berbanding, tidak direndahkan sebagai
barnag murahan, maka Allah memberikan hukum Taurat sebagai sesuatu yang tidak mungkin
dapat digenapi oleh manusia, agar manusia menerima anugerah Allah melalui iman kepada
Yesus Kristus yang menggenapi hukum Taurat bagi setiap orang yang datang dan menyerahkan
diri kepada-Nya. Jadi kita dibenarkan karena iman, bukan karena perbuatan atau oleh hukum
Taurat atau amal, kesalehan bahkan oleh kerajinan ke gereja. Amal dan kesalehan bahkan
ibadah kita haruslah sebagai pernyataan syukur atas anugerah Tuhan, bukan sebagai usaha
untuk mencari selamat.
4. Keteladanan Hidup
Keteladanan hidup orang percaya, bukan sebagai upaya atau usaha untuk beroleh keselamatan,
menutup diri atau kemunafikan sebagai upaya mengucap yukur buat semua yang telah Allah
perbuat, buat semua yang telah Allah rencanakan dalam hidup kita. Dengan kesadaran seperti
inilah kita tampilo sebagai terang, garam atau teladan bagi dunia.
5. Tanggung jawab Kristen
Setiap manusia pada dasarnya akandiminta pertanggung jawabannya selama hidup di atas bumi
ini, apalagi kita orang-orang yang sudah menerima kebenaran, kepada kita akan dituntut
pertanggung jawaban atas teman, saudara dan orang-orang di sekitar kita, jika kita tidak
memberitakan Injil keselamatan, bila kita tidak menjadi contoh atau teladan yang baik bagi
mereka.

Michael Wadu Wila, M.Th Page 13


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

H. Kedewasaan Karakter:”Remaja yang Kristiani”


1. Faktor-faktor yang berperan dalampembentukan karakter
a. Pola asuh orang tua
b. Pengalaman masa lalu
c. Norma masyarakat, dan sebagainya.
2. Nilai-nilai kristiani
Remaja yang kristiani dapat dilakukan dengan menjnalankan nilai-nilai kristiani, seperti:
a. Menghargai manusia lain
Dalam menghargai orang lain juga terkandung sikap mengasihi sesame. Orang yang kita
hargai bukan saja orang yangmempunyai kedudukan, jabatan, usia yang berada jauh di atas
kita tetapi juga orang-orang yang seringkali diremehkan oleh banyak orang.
b. Selalu berpikir positif.
Dalam kisah antara Yesus dan perempuan berdosa (Luk 7:36-50), Yesus tidak pernah
memandang hina perempuan tersebut. Yesus senantiasa berpikir positif dengan melihat sisi
positifnya. Bahkan Yesuspun menganggap bahwa perempuan tersebut memiliki kebaikan
yang melebihi orang Farisi.
c. Bersukacita dan mengucap syukur
Dua sikap ini selaluberhubungan. Sukacita merupakan bagian dari bentuk ucapan syukur.
Sebaliknya dalam ucapan syukur pun senantiasa ada sukacita. Ini bukan berarti orang
Kristen tidak dapat bersedih dan berduka. Kesedihan dan dukacita jangan terlalu berlarut-
larut, tetapi sesegera mungkin harus diganti dengan sukacita dan ucapan syukur, karena
hidup orang Kristen adalah hidup untuk mengucapkan syukur (Flp 4:4).
d. Percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
Unsure yang paling mendalam dalam kekristenan adalah percaya kepada Tuhan Yesus.
Tanpa pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, tentu hal itu tidak dapat
disebut kekristenan. Sebab kata Kristen artinya Pengikut Kristus.
Di samping keempat nilai-nilai kekristenan tersebut masih terdapat nilai-nilai kekristenan lain,
seperti mengampuni, belas kasihan, dan sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa:
1. Tiap manusia memiliki karakter yang baik dan buruk.
2. Karakter yang baik adalah pikiran, perkataan, perbuatan, dan sikap kita yang dapat membangun
dan mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.
3. Karakter yang buruk adalah pikiran, perkataan, perbuatan serta sikap kita yang merugikan diri
sendiri dan orang lain.
4. Karakter yang buruk dapat dikurangi bahkan dihilangkan, tergantung pada diri kita, apakah kita
berubah atau tidak.
5. Remaja Kristen dimampukan oleh Roh Tuhan untuk mengubah karakter buruk.
6. Remaja Kristen dapat dikenal melalui karakter yang mencermninkan dirinya sebagai anak
Tuhan; pada satu sisi mampu menghargai diri sendiri dan dengan demikian orang lain dalam
kekurangan dan kelebihannya.

Michael Wadu Wila, M.Th Page 14


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

GAYA HIDUP MODERN DANPENGARUHNYA DALAM KEHDUPAN KELUARGA

A. Problematika yang dihadapi oleh keluarga


1. Kemajuan Komunikasi dan kemudahan pemerolehan informasi
Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telahmembuat manusia dengan mudah mengakses
berbagai informasi, baik informasi yang bersifat positif maupun negative. Kemudahan
memperoleh informasi juga membuat kita cenderung tidak mengolah lagi seberapa jauh
informasi yang dierima itu benar dan baik. Keterbatasan membuat kita merasa harus bereaksi
secara cepat terhadap informasi yang kita dengar. Padahal untuk bersifat kritis, sebetulnya
dibutuhkan waktu untuk berpikir jernih dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
2. Kecenderungan meningkatnya jumlah perempuan yang bekerja di luar rumah dan teologi
feminis
Hal yang harus diperhatikan bahwa dengan meluasnya peran dan aktivitas perempuan,
terutama dengan bekerja di luar rumah, hal itu memberikan dampak pada kehidupan keluarga.
Khususnya bagi perempuan yang menikah, sejak mengandung, perannya sebagai pendidik,
pertama dan utama bagi anaknya sudah dilaksanakan.
3. Bekerja tanpa henti
Bekerja untuk menghasiokan uang dan sekaligus menjadi makna hidup manusia. Semboyan
“Waktu adalah uang” cenderung membius masyarakat masa kini, terutama masyarakat kota,
untuk menggunakan waktu sebanyak-banyaknya dalam bekerja dan mebngejar berbagai benda
yang menunjukkan bahwa mereka memiliki taraf hidup yang modern. Ini menyebabkan hamper
tidak ada waktu luang untuk beristirahat ataupun rekreasi.
4. Gaya hidup modern
Kita tidak dapat menghindar atau menyangkal bahwa modernisasi merasuk ke segala aspek
hidup manusia masa kini. Tidak dapat disangkal pula bahwa kita diuntungkan oleh modernisasi
ini. Perkembangan iptek yang pesat, toleransi, perjumpaan antar budaya yang intern dan
salingmenghargai. Namun, ada pula dampak negative, pencemaran bumi, penjajahan dan
eksploitasi dalam berbagai bentuk, pemanfaatan teknologi untuk melakukan kejahatan, dan
sebagainya.
5. Kekerasan dalam keluarga
Tayangan media massa menampilkan agresifitas atau kekerasan sebagai suatu hidburan
yangmenyenangkan. Yang dimaksudkan dengan kekerasan adalah kata-kata atau tindakan, serta
pikiran kita yang menyebabkan orang lain merasa tertindas dan menderita; dapat
berbentukpemukulan, bentakan, kata-kata yang meremehkan, kata-kata keras disertai makian,
hukuman fisik dan berbagai siksaan termasuk siksaan seksual, sikap yang melecehkan, dan lain-
lain. Kekerasan juga hadir dalam kelluarga yang dilakukan oleh suami terhadap istriatau
sebaliknya, orang tua terhadap anak atau sebaliknya, dan keluarga terhadap pembantu rumah
tangga.

B. Menyikapi Gaya Hidup Modern Demi Keharmonisan keluarga


Keluarga bagi anak-anak merupakan wadah untuk memenuhi kebutuhan mereka yang
mendambakan keakraban dan kehangatan, memupuk rasa percaya pada diri sendiri dalampergaulan
dengan orang lain maupun pengambilan keputusan dan tindakan sendiri. Peran dan tanggung jawab
orang tua dalam pembinaan iman ke[ada anak-anak adalah dengan memberi pengajaran Kristen,
dalam rangka menciptakan persekutuan hidup keluarga yang damai, bersukacita dan sejahtera.
Persekutuan dalamkeluarga merupakan sumber kebahagiaan hidup dan nilai-nilai hidup yang sangat
berharga. Orang tua harus bisa mengajarkan anak-anak untuk patuh kepada segala sesuatu yang
telah disepakati bersama dalam keluarga. Tujuan semua aturan dan disiplin dalam keluarga tidak

Michael Wadu Wila, M.Th Page 15


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

sekedar agar anak patuh kepada orang tuanya, melainkan menjadikan aturan itu sebagai alat
pengajaran.

PANDANGAN KRISTEN TENTANG KELUARGA

A. Makna Keluarga
Keluarga merupakan persekutuan (unit) terkecil dari masyarakat dan merupakan wadah
pembentukan karakter dan tingkah laku serta sikap yang perlu dimiliki oleh semua anggota keluarga.
Keluarga adalah hubungan social yang paling intim yang diikat oleh hubungan darah dan perjanjian
pernikahan, yang tidak terpisahkan selain dari kematian yang memisahkannya.

B. Dasar Hidup Keluarga Kristen


Ada beberapa hal pokok yang dapat menjadi pondasi kuat dalam hidup berkeluarga:
1. Memprioritaskan Kristus dalam hidup mereka
2. Sikap saling mengasihi dan saling menghormati di antara suami istri, anak terhadap orang tua,
orang tua terhadap anak, serta antar seluruh anggota keluarga.
3. Cinta kasih yang tanpa batas.
4. Sikap empati dan simpati antar sesame anggota keluarga.

C. Fungsi Keluarga
1. Reproduksi: keluarga adalah wadah resmi dan lahirnya anak yang memiliki hak dilindungi secara
hukum.
2. Pengaturan seksual: dalam keluarga baik istri maupun suami memliki hak dan kewajiban
melakukan hubungan seksual terhadap satu sama lain.
3. Sosialisasi: orang tua memiliki tugas mengajarkan anak tentang norma dan nilai yang berlaku di
masyarakat.
4. Afeksi: suami dan istri saling mengasihi dan menerima, orang tua memberikan cinta kasih dan
perhatian kepada anak.
5. Status: wanita mendapatkan tambahan “Nyonya” ketika ia menikah.
6. Perlindungan: anak-anak yang lahir, mendapatkan perlindungan dari orang tua sampai ia
menjadi cukup dewasa untk mandiri.
7. Ekonomi: suami biasanya bertanggung jawab mencari nafkah untuk menghidupi istri dan
anaknya, walaupun kini cukup lumrah menemui istri yang bekerja dan membina karier di luar
rumah.

D. Pandangan Kristen Tentang Keluarga


1. Diawali dengan pernikahan
Pernikahan adalah hubungan pertalian kasih antara seorang laki-laki dengan seorang
perempuan yang diikat oleh kasih eros dan dipersatukan Tuhan dalam ikatan perjanjian di
hadapan jemaat-Nya.
2. Tidak boleh bercerai
Perceraian akan memberi dampak yang panjang, bahkan sampai pada turun temurun, suatu
ahrga yang terlalu mahal. Hanya untuk kepuasan sesaat, anak cucu akan dan menanggungnya.
3. Keluarga adalah komunikasi Kerajaan Allah
Keluarga adalah komunitas terkecil dari Kerajaan Allah, atau sering disebt miniature gereja.
Suatu komuntas yang penuh kasih dan cinta damai, saling menghargai, saling memiliki saling

Michael Wadu Wila, M.Th Page 16


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

mempercayai dengan kesaksian yang tidak luntur oleh masa dan cobaan. Suatu komuntas yangf
hidup, yang aktif berkarya bagi Tuhan, bagi gereja dan dunia. Ketika dikaruniai anak, anaknya
jadi berkat, bertumbuh dan berbuah dalam Kristus. Walau tidak dikaruniai anakpun tetap hidup
rukun dan setia, seperti hubungan Kristus dengan jemaatNya (Ef 5:23).
4. Kristus Sebagai Penguasa Keluarga
Walaupun suami sebagai kepala istri, tetapi bukan berarti suami jadi penguasa dalam rumah
tangga atau keluarga. Yesus Kristuslah Raja, gembala agung dan penguasa keluarga, sebab Ia lah
yang menjadi kepala dari suami (Ef 1:10; 4:15; 1 Kor 11:3). Jadi suami sebagai kepala keluarga,
tidak boleh bertindak sewenang-wenang sebab ia masih memiliki kepala, yaitu Yesus Kristus
yang berkuasa dan kasih pada setiap anggota keluarga. Semua anggota keluarga harus bertindak
dan bertanggung jawab kepada Tuhan Yesus, sesuai kapasitas masing-masing.

E. Cinta Kasih Sebagai Hal yang Mengikat


Cinta kasih adalah kebutuhan emosi dasar bagi setiap manusia. Sebagai satu-satunya makhluk yang
memerlukan perawatan dan cinta kasih dari pihak yang lebih dewasa. Seorang anak memang tidak
mungkin bila lahir dan tumbuh sendiri. Saat lahir ia tidak mampu mencari makanannya sendiri, tentu
ia akan membutuhkan cinta kasih yang mau memberi makanan kepadanya.

F. Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Keluarga


1. Tanggung jawab ayah/suami:
a. Menjadi kepala keluarga (Ef 5:23)
b. Mengasihi dan mengayomi keluarga (Ef 5:25; Ams 31:21)
c. Memenuhi kebutuhan biologis istri (1 Kor 7:4-5)
d. Memenuhi kebutuhan rumah tangga (1 Tim 5:8)
e. Menjadi imam keluarga (Why 1:6)
2. Tanggung jawab ibu/istri:
a. Tunduk dan hormat pada suami (Ef 5:22)
b. Memenuhi kebutuhan biologis suami (1 Kor 7:4-5)
c. Mendukung pekerjaan suami (Ams 31:17-22)
d. Bendahara keluarga (Ams 31:14-16)
e. Menjaga nama baik (Ams 31:10-12,23,28).
3. Tanggung jawab anak:
a. Hormat dan patuh pada orang tua (ef 6:1-2; Ams 6:20-23; Titah V).
b. Berbakti pada orang tua (Ams 20:20; 30:17)
c. Memelihara dan merawat orang tua pada masa tuanya (1 Tim 5:8).
Dalam pengajaran Pendidikan Agama Kristen, orang tua harus:
1. Sebelum mengajarkan, orang tua harus terlebih dahulu mengasihi Tuhan.
2. Setelah itu, orang tua mengajarkannya berulang-ulang
3. Membicarakannya ketika duduk, sedang dalam perjalanan, berbaring dan bangun
4. Mengikatkan sebagai tanda pada tangan dan lambang pada dahi
5. Menuliskan pada tiang rumah dan pintu gerbang.
Peranan dan tanggung jawab orang tua dalam pembinaan iman anak dapat dilakukan dengan
memberi pengajaran iman. Ada beberapa bentuk pembinaan iman sebagai suatu kebiasaan yang
dapat dilakukan orang tua dalam keluarga:
1. Melakukan kegiatan ritual dalam keluarga
2. Penggunaan aturan berupa perintah, larangan dan hukuman untuk mengendalikan perilaku
anak.
3. Cerita bagi anak, yaitu cerita yang mengandung pesan ajaran Kristen.

Michael Wadu Wila, M.Th Page 17


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

4. Menciptakan situasi lingkungan yang kondusif, seperti pemasangan symbol dan gambar atau
hiasan rumah yang bernuansa Kristen
5. Pengadaan buku, kaset dan alat music.
6. Selalu memberikan teladan yang baik kepada anak-anak
7. Memberi kesempatan kepada anak untuk belajar sendiri, serta menanamkan benih untuk
berdikari.
8. Membagi tugas kepada setiap anak untuk membantu keluarga
9. Memberikan kasih saying yang sama kepada semua anak.

G. Keluarga yang Bertumbuh


1. Keluarga tidak ada tamatnnya
Berkeluarga bukan seperti menuntut ilmu di sekolah. Semua anggota keluarga: ayah, ibu dan
anak, terus harus saling mempelajari, saling mengerti, saling mencptakan suasana harmonis
samapi selama keluarga itu ada. Berkeluarga tidak ada lulus atau tamatnya.
2. Pergumulan anggota keluarga adalah pergumlan bersama
Pergumulan anggota keluarga harus menjadi pergmulan bersama. Ayah dan ibu berkomunikasi
dengn baik, jujur dan saling terbuka, anak-anak berkomunikasi dengan baik, jujur dan terbuka
kepada orang ta, tidak ada yang harus disembunyikan, semua harus diatasi bersama-sama. Anak
perempuan boleh terbvuka tentang masalah yang paling pribadi dengan ibunya, jangan ada
yangh menuntup diri.
Ada beberapa hal yang harus dipahami dalam hal perghumulan bersama, yakni:
a. Komunikasi
Komunikasi antara anggota keluarga, harus terpelihara baik. Jika ada suatu permasalahan
atau selisih antar anggota keluarga harus segera diselesaikan, jangan sampai matahari
terbenam (Ef 4:26).
b. Keterbukaan
Masing-masing harus mengutarakan pergumulannya, untuk menjadi beban bersama.
Seorang diri harus menanggungnya tentu lebih berat daripada bersama-sama. Pergumulan
apa saja boleh diutarakan.
c. Rahasia bersama
Pergumulan anggota keluarga harus tetap menjadi rahasia bersama. Nama baik lebih
berharga dari emas atau perak.
d. Berdoa bersama
e. Pergumulan harus ada solusinya. Solusi terbaik dan pertama ialah, bersaat teduh bersama-
sama, menyerahkan pergumulan bersama kepada Tuhan, ingat tidak ada pencobaan atau
pergumulan yang melampaui kekuatan manusia.
f. Saling mendukung
Masing-masing anggota keluarga harus saling menguatkan, memberi semangat, sukacita,
sehingga tidak ada yang merasa kesepian atau sendiri menanggung pergumulannya,
pergumulan anggota keluarga harus menjadi pergumulan bersama.
3. Keluarga Kristen Di tengah Modernisasi
a. Dampak negative dari Modernisasi
1) Konsumerisme
Iklan telah menggoda sedemikian rupa, untuk merangsang keinginan yang memang
tertanam dalam daging manusia. Manusia ingin memiliki, merasakan bahkan dengan
ambisi berlebihan untuk menjadi konsumen dari semua barang atau produk terbaru.
2) Materialism

Michael Wadu Wila, M.Th Page 18


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

Materi atau harta menjadi tolok ukur untuk segala-galanya, mereka berpendapat jika ia
sudah memiliki uang atau harta yang banyak, semua dapat dibeli, sehingga tidak
memperdulikan agama.
3) Egosime
Manusia lebih mengasihi diri sendiri. Laki-laki tidak mau dibebani oleh istri dan anak,
perempuan tidak mau dibebani suami dan anak. Untuk mendapatkan seks tidak perlu
menikah, tetapi cukup dibeli, kapan perlu. Tidak perduli ikatan social atau
kemasyarakatan.
4) Keluarga hanya sebagai tempat istirahat
Keluarga dipandang sebagai ikatan kontrak saja, yang dapat dibubarkan kapan saja.
Hubungan ayah, ibu dan anak, tidak lebih dari sahabat biasa. Masing-masing menempuh
jalannya sendiri. Jadi keluarga hanya sebagai tempat bertemu untuk berpisah kembali.
5) Atheis
Oleh karena mengandalkan akal budi manusia, orang jadi berpikir bahwa Allah atau
agama itu hanyalah hiburan atau sejenis bius saja, agar manusia tidak terlarut dalam
pencari ilmu dan pengejaran target-target modernisasi. Tuhan mereka adalah perutnya
sendiri.
6) Kenakalan remaja
Anak-anak mendesak, memaksa bahkan berontak terhadap orang tua agar keinginannya
dipenuhi, jika tidak ia akan menjadi-jadi.
b. Dampak Positif modernisasi bagi keluarga
1) Cepatnya informasi
Kita dapat dengan cepat mendapatkan informasi penting untuk keluarga dan pelayanan.
2) Pelayanan lewat media
Media massa dan elektronik dapat dimanfaatkan untuk memberitakan Injil. Sekarang ini
kita sudah dapat membaca Alkitab dan penafsirannya, atau bahkan khotbah-khotbah
lewat internet.
3) Gereja semakin aktif
Untuk mengantisipasi dampak buruk pada jemaat, mau tidak mau gereja dan hamba-
hamba Tuhan terpacu aktif untuk melayani jemaat, dan guru-guru mata pelajaran PAK di
sekolah-sekolah semakin terpacu untuk memperlengkapi diri.
c. Pencegahan dan penanggulangan
1) Segi sosiologis
a) Unsure-unsur baru pasti ada gunanya
b) Unsure-unsur yang mempengaruhi dapat diterima atau ditolak
c) Kedudukan dan peranan social dari individulah yang pada akhirnya memutuskan
untuk memilih, apakah perubahan itu diterima atau ditolak.
d) Integritas masyarakat secara bersama-sama akan menjadi pertimbangan bagi
seseorang untuk keluar dari norma-norma yang berlaku. Kalau semua masyarakat
sopan-sopan, maka seseorang akan merasa risih untuk tidak sopan.
e) Keluarga yang harmonis sebagai pusat kehidupan dan kebudayaan.
f) Lingkungan sekoolah yang menciptakan suasana belajar dan mendorong kreativitas
murid.
2) Segi psikologis
a) Kesadaran reflektf manusia
Manusia dapat menyadari keberadaannya, sehingga dapat berkata “Aku”. Jadi ia
mampu mempertanggungjawabkan segala perbuatannya, tidak lagi hannya

Michael Wadu Wila, M.Th Page 19


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

bertindak berdasarkan insting belaka. Manusia jadi berkesadaran social, kesadaran


moral dan berkesadaran alamiah.
b) Unsure religious
Melalui kehidupan religious yang benar, manusia dapat memperdalam dimensi-
dimensi hidupnya dalam proses mencari nilai-nilai atau jati diri (pribadi), menjadi
seseorang yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yesus.
c) Proses individuasi
Proses individuasi ialah proses memahami dirinya sebagai pribadi yang unik dan
diharapkan menemukan keunikannya itu. Dia akan menjadi “Aku” yang sebenarnya,
dengan demikian dapat belajar menerima kelebihan dan kekurangan-
kekurangannya sendiri.

PERSAHABATAN

A. Persahabatan (Bergaul dengan Teman sebaya)


1. Takut akan Tuhan
Beberapa hal penting yang harus dipahami dalam hal kebebasan dalam kerangka takut akan
Tuhan, ialah:
a. Hidup oleh Roh
Seornag yang lahir baru ia benar-benar lepas dari keinginan daging, yang sia-sia dan bebas
dalam menikmati pimpinan Roh Kudus, bebas berkarya, bagi Tuhan dan sesame. Dengan
demikian, duri dalam daging (keinginan daging) dapat dikalahkan.
b. Kristus sebagai penguasa
Jika sebelumnya ego atau iblis yang berkuasa atas diri kita, sekarang kita bebas dari
keduanya. Sekarang kita berada dalam penguasaan dan penggembalaan Tuhan Yesus
Kristus.
c. Damai dan sukacita
Orang merdeka menikmati shalom, damai yang tidak berkonflik, baik terhadap Tuhan,
sesame, terlebih terhadap diri sendiri. Ada rasa nyaman dan sukacita.
d. Penguasaan diri
Karena Kristus yang berkuasa, sehingga kita, dengan kekuatan Roh Kudus dapat menguasai
diri.
e. Kewargaan kita di sorga
Di dunia ini kita hanya sementara, paling lama 70-100 tahun. Filipi 3:20, berkata mengenai
kewargaan kita di sorga.
2. Sikap yang berkembang dalam persahabatan
a. Sikap menghargai
Suatu sikap yang muncul karena mengaishi orang lain, seperti mengasihi diri sendiri. Semua
orang ingin dihargai dan diterima. Menghargai berarti menerima keberadaan yang
sebenarnya, baik kelebihan dan kekurangnnya.
b. Bersimpati
Manruh kasih dan perasaan atau perhatian. Kita tidak hnya berteman dengan orang ketika
ia senang saja, tetapi juga ketika ia susah atau berduka.
c. Solidaritas yang sehat
Suatu perasaan setuju dan bersepakat atau bersatu (senasib dan sepenanggungan) dengan
orang lain secara positif. Tidak turut melibatkan diri dalam hal-hal buruk. Solider tidak berart

Michael Wadu Wila, M.Th Page 20


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

kita harus membela yang salah. Solider yang sehat ialah kita tidak menginginkan sahabat
kita celaka, oleh sebab itu, kita selalu saling menasehati, bukan saling menjerumuskan.
d. Persahabatan dalam konteks iman kristiani
Persahabatan yang baik adalah persahabatan dalam terang iman Kristiani. Kita boleh
bersahabat dengan teman lawan jenis lebih istimewa atau pacaran, tetapi haruslah dnegan
iman Kristiani, sebab tidak ada pertemuan antara gelap dengan terang.
3. Ajaran Alkitab Tentang Persahabatan
a. Kekuatan Kasih
Kasihlah yang mengikat orang yang satu dengan orang lain dan ikatan itu bisa melewati
batas-batas suku, golongan, status, jenis kelamin, agama, dan sebagainya, karena kita
memiliki teladan yang sempurna dalam Tuhan Yesus Kristus.
b. Yesus sebagai teladan yang setia
Secara lebh khusus, kita perhatikan apa yang diajarkan dan dilakukan oleh Yesus tentang
mengasihi sesame manusia seperti diri sendiri:
1) Memberikan pertolongan yang dibutuhkan oleh orang itu, tanpa memperhitungkan
perbedaan suku, keyakinan, status maupun kondisi.
2) Memperbaiki hubungan yang tdak beres antara kita dengan sesama.
3) Melayani dengan cara merendahkandiri-Nya.
4) Memberikan perintah untuk saling mengasihi
5) Mempercayakan dengan cara memberikan kesempatan.
6) Memberikan nyawa-Nya.
c. Persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah (Yak 4:1-10).

PACARAN

A. Arti Pacaran
Pacaran adalah hubungan pertalian kasih antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang
saling jatuh hati. Hubungan ini masih belum resmi, dan tidak permanen, hanya sebatas sahabat
(Philia). Jadi masih dapat diputuskan baik oleh satu pihak atau atas persetujuan bersama.

B. Hal-hal yang perlu dipahami dalam berpacaran


1. Berpacaran adalah persahabatan
Berpacaran itu adalah bersahabat, berteman, yanmg saling bersimpati, saling memperhatikan,
saling mendukung dan saling menghormati.
2. Berpacaran bukan berkencan
Berkencan sungguh masih jauh dari berpacaran. Berpacaran adalah berteman, yang
membedakannya dan menjadikannya istimewa adalah perbedaan jenis (laki-laki dengan
perempuan). Kenikmatannya bukan pada kencan, tetapi pada rasa dikasihi dan mengasihi, rasa
dihormati dan menghormati, rasa diperhatikan dan memperhatikan, rasa diperdulikan dan
memperdulikan.
3. Cinta kasih bukan nafsu birahi
Cinta atau kasih sangat berbeda dengan nafsu/bieahi. Birahi atau bernafsu itu jelas-jelas bukan
cinta, tetapi keinginan daging. Cnta atau kasih diuraikan dalam 1 Kor 13:4-5. Mencintai berarti
menghoramti, bukan birahi.
4. Berpacaran tidak harus jodoh
Pacar itu bukan jodoh. Jodoh itu adalah teman hidup selamanya, sepadan atau suami/istri yang
telah dipersatukan dalam pernikahan.

Michael Wadu Wila, M.Th Page 21


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

5. Berpacaran bukan bertunangan


Tunangan itu adalah calon jodoh, yang sudah resmi dan sudah mengikat janji, tnggal menunggu
waktu pernikahan. Berpacaran masih jauh dari jodoh, apalagi dari nafsu birahi dan hubungan
suami istri.

C. Kisah Alkitab Tentang Pacaran


1. Adam dan Hawa
Adam merndukan seorang penolong, dan Allah memberikannya lalu menikahkannya tanpa
berpacaran dan tanpa bertunangan lebih dahulu (Kej 2:22-25). Mereka melahirkan anak laki-laki
dan perempuan (Kej 5:4).
2. Ishak dan Ribka
Abraham mengutus hambanya untuk meminang Ribka bagi Ishak (Kej 24:1-67). Tanpa pacaran
dan tanpa tunangan, mereka dijodohkan oleh Abraham, tetapi Ishak memang jatuh cinta pada
Ribka (Kej 24:62-67).
3. Yakub dan Rahel
Yakub menghambakan diri di rumah Laban karena ia jatuh cinta pada Rahel (Kej 29:17-20)
artinya apa bagi kita? Sudah barang tentu Yakub dan Rahel bersahabat atau berpacaran dalam
arti yang hakiki. Bahkan ketika Yakub sudah menjadi suami Lea, Rahel tetap menunggu sampai
tujuh tahun lagi (Kej 29:27-30). Berarti demi cinta (awas bukan dari nafsu), Yakub mau menjadi
hamba bagi Laban selama empat belas tahun.
4. Simson dan Delila
Simsin berpacaran dengan Delila orang Filistin (Hak 16:4-22). Ini berpacaran yang tidak
seimbang, sebab terang (iman) dipaksa dipersatukan dengan gelap (kafir). Simson jatuh ke
dalam dosa (Hak 16:19).
5. Hosea dan Gomer
Tuhan menyuruh nabi Hosea menikahi Gomer, seorang perempuan sundal sebagai gambaran
hubungan Tuhan dengan Israel yang berkhianat pada-Nya (Hos 1:2). Hosea menikahi Gomer
bukan karena cnta, beda dengan Ishak dan Ribka pilihan orang tetapi tetap jatuh cinta, sejak
pandangan pertama. Hosea sebagai tumbal bagi dosa Israel sama seperti Yesus bagi kita. Perlu
kamu ketahui, arti nama Hosea, Yosua, dan Yesus sama, yaitu Allah Keselamatan.

D. Batas-batas Berpacaran
1. Hubungan ini tidak resmi
Berpacaran bukanlah hubungan yang resmi dan permanen, masih dapat diputuskan baik secara
sepihak atau kedua belah pihak, sebab tidak ada ikatan resmi di antara keduanya. Hanya sebatas
saling jatuh cinta lalu bersahabat istimewa (pacaran).
2. Penguasaan birahi
Dalam hal berpacaran harus tegas No kepada birahi dan Yes kepada cinta kasih. Camkanlah ini,
segala pikiran, ucapan, sentuhan, ucapan yang menimbulkan atau merangsang birahi adalah
tidak diperbolehkan dalam masa berpacaran, simpanlah itu pada masa pertunangan.
3. Untuk meningkatkan keimanan dan prestasi
Untuk lebih mengetahui apakah hubunghan berpacaranmu itu baik dan berkencan kepad TUhan
ialah, lihatlah keimanamu, prestasimu, keimanan dan prestasinya, apakah semakin meningkat
atau merosot? Semakin dewasakah dirimu dan si dia dalam bertutur kata dan bertingkah laku?
4. Sehati sepikir dalam Tuhan
Dalam masa berpacaran kamu bisa menilai mana lebih sering, kalian berbeda pendapat,
pandangan, tujanh. Mana lebih mendominasi dirimu atau si dia atau selalu secara bersama-
sama bertukar pendapat jika lebih sering berbeda dan saling mendominasi. Sebaiknya kamu

Michael Wadu Wila, M.Th Page 22


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

putus saja, sebab hal itu akan berlangsung terus. Jadi sebelum menyesal tiada arti, ambil sikap
sekarang, tetapi jika lebih sering sehati, sepikir dan sama-sama mengambil keputusan, maka
silahkanlah teruskan.
5. Menghormati orang tua
Dalam hal berpacaran, kamu harus tetap hormat dan mndengar nasehat orang tua. Orang tua
sudah lebih dahulu mengalami pahit manisnya berpacaran, sudah dapat menjiwai setiap orang
yang datang ke rumahmu. Jadi nasehat dan pandangannya patut kamu dengar dan
pertimbangkan, walau keputusan akhir tetap di tanganmu. Tetapi yang jelas jika si dia tidak
hormat pada orang tuamu, tidak aka nada gunanya kamu meneruskan hubungan dengan dia,
silahkan cari yang terbaik lagi.

E. Cinta
Cinta dalam hubungan antar lawan jenis yang akan menyiapkan diri menjadi pasangan adalah
hubungan yang saling memberi dan menerima, saling menghargai satu dengan yang lainnya. Cinta
membuat orang tidak memaksakan kehendaknya terhadap orang yang dicintainya. Cinta merupakan
suatu keputusan yang matang, bersifat abadi, artinya keduanya saling setia baik dalam suka dan
maupun duka.
Ada beragam cinta:
1. AGAPE: cinta tanpa pamrih yang berasal dari Tuhan kepada manusia. Cinta membutuhkan
tanggung jawab bagi sesame, bukan masalah mau atau tidak. Cinta ini tidak mengharapkan
balasan atau keuntungan, bahkan siap berkorban demi kebahagiaan umat yang dicintai-Nya,
2. STORGE: cinta karena hubungan darah. Sifatnya mau membantu, memberi perhatian, tulus
dalam keadaan apapun, ingin melindungi dan saling mengampuni, seperti cinta kakak-adik,
orang tua dan anak.
3. FILIA: cinta persahabatan (teman). Tidak bermaksud mencari keuntungan untuk diri sendiri,
terkait dengtan tanggung jawab, perhatian, penghargaan dan kesadaran terhadap orang lain.
4. EROS: cnta birahi (seks). Sumbernya pada daya tarik seseorang yang bersifat pribadi dan bukan
pada semua orang. Cinta eros menuntut hubungan yang khusus yang membawa pada
penyatuan secara seksual.
Cirri-ciri orang yang jatuh cinta:
1. Bila bertemu akan merasa gembira dan ingin selalu berada dekat dengannya (perasaan
canggung, bahagia, hatinya berdebar-debar, berbicara tersendat-sendat), tetapi jika berada di
tempat yang berbeda dan jauh, selalu memikirkannya, membayangkan penampilannya, sering
tersenyum sendiri, ada perasaan rindu dan sebagainya.
2. Tidak tertarik pada orang yang lain, hanya dia, artinya menyukainya sebagai seorang pribadi,
mengasihinya apa adanya, rela berkorban untuknya, dan sebagainya.
3. Mengalami perasaan aneh, sulit digambarkan, tetapi membuat yang bersangkutan merasa
bersemangat, antusias, mendorongnya untuk merencanakan hal-hal indah bersama yang
dicintai.

F. Alasan Berpacaran
Setelah memahami arti cinta dan memisahkannya dari seks, alasan berpacaran adalah:
1. Mengenal sifat, kebiasaan dan corak kepribadian satu dengan yang lain. Hal itu diperlukan agar
kita menyadari dan memahami kelebihan dan kelemahan yang ada pada pasangan masing-
masing sebelum saling menerima.
2. Belajar bagaimana berhubungan dengan bak, belajar mengembangkan kemampuan
berkomunikasi.

Michael Wadu Wila, M.Th Page 23


Bahan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas X

3. Melatih diri untuk mendekatkan diri kepada Tuhan sebagai pasangan dan mencari tahu tentang
apa yang Tuhan kehendaki dari hubungan itu.
4. Belajar untuk membuka hati, berbagi perasaan dengan pasangannya sebagai latihan
menghadapi permasalahan secara bersama-sama.
5. Untuk mencintai dan dicintai dengan belajar untuk saling memberi dan menerima.
6. Untuk menikmati masa-masa yang indah bersama orang yang dikasihinya.

Michael Wadu Wila, M.Th Page 24

Anda mungkin juga menyukai