Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DIAGNOSIS SEHAT MENTAL


PADA USIA DEWASA

OLEH :
Leo no mersil
2141312031

PRAKTEK PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSTAS ANDALAS
2021
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT MENTAL
PADA USIA DEWASA

A. Pengertian
Perkembangan tahap dewasa terdiri dari 2 tahap yaitu dewasa muda dan dewasa.
Tahap dewasa muda (intimasi vs isolasi) merupakan tahap perkembangan manusia yang
berada pada 20-30 tahun dan pada usia ini individu harus mampu berinteraksi akrab
dengan orang lain (Erickson, 1963). Pada masa ini penekanan utama dalam
perkembangan identitas diri untuk membuat ikatan dengan oranglain yang menghasilkan
hubungan intim. Orang dewasa mengembangkan pertemanan abadi dan mencari pasangan
atau menikah dan terikat dalam tugas awal sebuah keluarga. Levinson (1978) mengatakan
bahwa pada masa ini seseorang berada pada puncak intelektual dan fisik. Selama periode
ini kebutuhan untuk mencari kepuasan diri tinggi.
Perkembangan tahap dewasa (Generativity Versus Self-Absorption And Stagnation)
adalah tahap perkembangan manusia usia 30 – 60 tahun dimana pada tahap ini merupakan
tahap dimana individu mampu terlibat dalam kehidupan keluarga, masyarakat, pekerjaan,
dan mampu membimbing anaknya. Individu harus menyadari hal ini, apabila kondisi
tersebut tidak terpenuhi dapat menyebabkan ketergantungan dalam pekerjaan dan
keuangan.

B. Pengkajian
1. Pengkajian Ners
a. Dewasa muda
1) Menjalin interaksi yang hangat dan akrab dengan orang lain
2) Mempunyai hubungan dekat dengan orang-orang tertenti (pacar, sahabat)
3) Membentuk keluarga
4) Mempunyai komitmen yang jelas dalam bekerja dan berinteraksi
5) Merasa mampu mandiri karena sudah bekerja
6) Memperlihatkan tanggungjawab secara ekonomi, sosial dan emosional
7) Mempunyai konsep diri yang realistis
8) Menyukai diri dan mengetahui tujuan hidup
9) Berinteraksi baik dengan keluarga
10) Mampu mengatasi strss akibat perubahan dirinya
11) Menganggap kehidupan sosialnya bermakna
12) Mempunyai nilai yang menjadi pedoman hidupnya

b. Dewasa
1) Menilai pencapaian hidup
2) Merasa nyaman dengan pasangan hidup
3) Menerima perubahan fisik dan psikologis yang terjadi
4) Membimbing dan menyiapkan generasi di bawah usianya secara arif dan
bijaksana
5) Menyesuaikan diri dengan orang tuanya yang sudah lansia
6) Kreatif : mempunyai inisiatif dan ide-ide melakukan sesuatu yang bermanfaat
7) Produktif : mampu menghasilkan sesuatu yang berarti bagi dirinya dan orang
lain, mengisi waktu luang dengan hal yang positif dan bermanfaat
8) Perhatian dan peduli dengan orang lain : memperhatikan kebutuhan orang lain.
9) Mengembangkan minat dan hobi.

2. Pengkajian Ners Spesialis


a. Faktor Protektor dan Risiko Biologis
1) Tidak ada riwayat penyakit keturunan
2) Tidak ada riwayat alergi
3) Riwayat status nutrisi baik
4) Tidak mempunyai riwayat penyakit kronik
5) Riwayat imunisasi lengkap
6) Gaya hidup sehat (tidak mengkonsumsi rokok, makan makanan bergizi, olah
raga teratur dll)
7) Tidak mempunyai riwayat penggunaan NAPZA
8) Tidak terpapar mercury, tidak terpapar insektisida, radiasi atau zat kimia lain
b. Faktor Protektor dan Risiko
1) Psikologis
- Mempunyai IQ normal
- Mempunyai kemampuan komunikasi verbl dan nonverbal yang optimal
- Mampu membedakan dan memilih mana yang baik dan buruk
- Mempunyai pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran untuk kematangan
diri
- Konsep diri positif
- Mempunyai motivasi tinggi
- Kebiasaan
- koping adaptif
- Mampu menahan diri dari dorongan negatif
- Tidak ada riwayat gangguan dalam proses tumbuh kembang

2) Sosial budaya
- Telah menempuh pendidikan formal
- Memiliki pendapatan dan mandiri dalam ekonomi
- Memisahkan diri dari autokritas keluarga
- Tidak mempunyai nilai budaya yang bertentangan dengan nilai kesehatan
- Mempunyai nilai religi yang baik
- Berpartisipasi dalam kegiatan politik yang sehat
- Mampu berhubungan secara dekat dengan lawan jenis
- Membentuk keluarga baru, mandiri dan bertanggung jawab sosial
- Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat

C. Tanda dan gejala


1. Motorik
a. Mengembangkan minat dan hobby
b. Melakukan aktifitas mandiri
c. Berbagi aktifitas dengan pasangan
d. Mengembangkan kemampuan ke arah yang lebih baik
2. Kognitif
a. Menilai pencapaian hidup
b. Inisiatif tinggi
c. Mempunyai ide-ide yang bermanfaat
d. Menerima perubahan fisik dan psikologis (proses penuaan)
3. Bahasa
a. Mampu menyampaikan pendapat dengan sopan
b. Mampu mengkritik dengan cara yang baik
c. Mampu menyampaikan penolakan dengan cara yang baik
d. Mampu menyampaikan perasaan (isi hati) kepada orang lain dengan cara yang
baik
4. Emosi
a. Arif
b. Bijaksana
c. Mempunyai kebiasaan koping adaptif
d. Mempunyai motivasi tinggi
e. Nyaman dengan pasangan hidup
f. Mampu menahan diri dari dorongan negative
5. Kepribadian
a. Mengenal kelebihan dan kekurangan diri
b. Mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya
c. Mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki
d. Memanfaatkan sarana dan prasarana dalam menunjang bakat/ potensi/ karir
e. Percaya diri
6. Perilaku
a. Mengisi waktu luang dengan hal positif
b. Membimbing dan menyiapkan generasi berikutnya
c. Menyesuakan dengan orang tua yang sudah lansia
d. Melakukan hal-hal yang disenangi
7. Moral
a. Puas menjalani kehidupan
b. Mampu membedakan dan memilih mana yang baik dan buruk
c. Suka berbuat baik
d. Menolong orang lain yang mengalami kesulitan
e. Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda
f. Berperilaku sesuai norma yang ada
g. Mempunyai sopan santun sesuai norma di lingkungan
8. Spiritual
a. Menganut salah satu agama
b. Mempunyai nilai religi yang baik
c. Rajin menjalankan ibadah
d. Berusaha menghindari perbuatan yang dilarang agamanya
9. Sosial
a. Perhatian terhadap orang lain
b. Peduli dengan kesulitan orang lain
c. Memperhatikan kebutuhan orang lain
d. Bermanfaat bagi lingkungan
e. Mampu berhubungan secara dekat dengan lawan jenis
f. Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat
g. Membina hubungan baik dengan pasangan dan keluarga
10. Fisiologis
a. Adanya perubahan fisik yang menurun
b. Adanya perubahan psikologis yang menurun

D. Diagnosa Keperawatan
Kesiapan peningkatan perkembangan usia dewasa
E. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan untuk Klien
a. Tujuan
1) Individu dewasa mampu memahami karakteristik perkembangan psikososial
yang normal dan menyimpang
2) Individu dewasa mampu memahami cara mencapai perkembangan psikososial
yang normal.
3) Individu dewasa mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan
psikososial yang normal

b. Tindakan
1) Diskusikan tentang perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang
2) Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal :
- Menetapkan tujuan hidup
- Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis
- Berperan serta/ melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat
- Memilih calon pasangan hidup
- Menetapkan karier/pekerjaan
- Mempunyai pekerjaan
- Motivasi dan berikan dukungan pada individu untuk melakukan tindakan
yang dapat memenuhi perkembangan psikososialnya.
2. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
a. Tujuan
1) Keluarga mampu memahami perilaku yang menggambarkan perkembangan
dewasa yang normal dan menyimpang.
2) Keluarga mampu memahami cara menstimulasi perkembangan dewasa.
3) Keluarga mampu mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi
perkembangan dewasa.
4) Keluarga mampu merencanakan cara menstimulasi perkembangan dewasa.
b. Tindakan
1) Jelaskan kepada keluarga tentang perkembanga dewasa yang normal dan
menyimpang.
2) Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan
psikososial dewasa muda yang normal.
3) Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial dewasa muda
yang normal.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI KOMUNITAS

A. DATA DEMOGRAFI
Klien
Nama : Tn.T
Tempat/Tgl Lahir : Palembang, 08 Mei 1997
Jenis Kelamin : laki - laki
Suku : Melayu
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jln. Koto Tengah Kecamatan Pauh, Padang

Keluarga
Nama KK : Tn.H
Alamat : Palembang
Pekerjaan : Wiraswasta
1. Pendidikan : SMP
2. Anggota Keluarga

J Statu Pendidikan Gol. Riwayat


No Nama Umur Pekerjaan KET
k s Terakhir Darah Kesehatan
1 Tn H 45Th L TANI SMP A
2 Ny.Y 45Th P IRT SMA B
3 Tn.T 24Th L Mahasiswa SMA AB

GENOGRAM
Klien adalah seorang anak ,Pola komunikasi di dalalm keluarga adalah pola komunikasi
demokratis yaitu sikap terbuka antara orang tua dan anak. Bahasa yang digunakan dalam
berkomunikasi bahasa Melayu.
3. Tipe Keluarga
Tipe keluarga klien adalag Nuclear Family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri dari
orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah,
terpisah dari sanak keluarga lainnya.
4. Adat/Budaya terkait Kesehatan
Tn.T mengatakan menu makanan dalam keluarganya adalah makanan tradisional Melayu,
seperti ayam sambal, ikan sambal, tahu tempe, gulai sayur, dll. Menurut Tn.T jika ada
anggota keluarga yang sakit maka akan dibawa kedokter praktek atau Rumah Sakit
terdekat.
5. Spiritual
 Keluarga Tn.T beragama Islam
 Anggota keluarga rajin shalat 5 waktu baik di rumah maupun masjid
 Tn.T dan keluarga juga aktif terlibat dalam kegiatan keagamaan di masjid seperti
syukuran, membantu pemakaman, akekah dan lain sebagainya.
6. Riwayat Rekreasi Keluarga
Sebelum adanya wabah Virus Covid-19 ini, keluarga Tn.T sering berekreasi ke tempat
wisata seperti pantai dan tempat rekreasi bersama keluarga, sekarang bentuk rekreasi
keluarga Tn.T hanya menonton televisi bersama keluarga di ruang tengah rumah.

B. Riwayat dan tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap Perkembangan keluarga Tn.T adalah tahap perkembangan keluarga dengan
usia anak dewasa awal

Keluarga Tn.T sudah mampu memenuhi tugas perkambangan yang sesuai pada tahap
perkembagan yang sesuai dengan tahap perkembangan saat ini

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Sejauh ini, tidak ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi, tugas perkembangan
keluarga Tn.T sudah terpenuhi secara keseluruhan.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Orang tua Tn.T sudah menikah sejak tahun 1997, dan memiliki 1 orang anak. Dan
tinggal serumah dengan klien.

 Semua anak Klien dalam keadaan sehat jika pun pernah sakit hanya sakit ringan
Riwayat imunisasi semua lengkap.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Kedua orang tua klien tidak ada yang mendrita penyakit kronis.

C. Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah
 Saat ini keluarga Tn.T tinggal di rumah sendiri, dengan tipe rumah permanen.
1. Kondisi rumah:
 Inferior : Rumah Keluarga Tn.T memiliki 3 kamar tidur, ruang tamu, ruang TV
atau ruang keluarga, ruang makan, dapur, 1 kamar mandi dan 1 WC.

Pengaturan dan penggunaan masing-masing ruangan tersebut sudah baik.

Perabotan yang ada di rumah Tn.T tertata dengan rapi dan baik, sehingga Tn.T
mudah dalam mejangkau perabotan yang ia butuhkan.

Setiap ruangan juga memiliki ventilasi dan memiliki penerangan yang cukup dan
Lantai rumah sudah menggunakan keramik, lantai rumah bersih dan tidak licin
sehingga aman bagi Tn.T dalam beraktivitas dirumah.
 Ekterior: Halaman depan rumah terdapat teras yang luar memanjang kesamping
bisa di gunakan untuk tempat anak-anak bermain, terdapat juga taman bunga
Ny.Y.

2. Dapur
Sumber air yang digunakan untuk air minum menggunakan air isi ulang,
sedangkan untuk kebutuhan mandi dan mencuci menggunakan air sumur. Kondisi
air tidak berwarna atau jernih, tidak berbau, dan tidak berasa. Jarak septitank
dengan sumber air > 10 meter. Keluarga memiliki lemari es yang biasanya di
bersihkan 2x seminggu, kondisi lemari es bersih dan tidak berbau. Lemari es
digunakan untuk menyimpan ikan, atau sayur mayur, serta makanan yang sudah
dimasak agar tidak basi.

3. Kamar mandi
Sanitasi air di kamar mandi lancar, terdapat fasilitas toilet, perlengkapan mandi
seperti sabun dan sampo ada di kamar mandi. Setiap anggota keluarga juga
menggunakan handuk yang berbeda.

4. Pengaturan tidur
Pengaturan tidur pada keluarga Tn.T cukup baik sesuai usia mereka, rata-rata
anggoa keluarga tidur selama 7-8 jam sehari. Tn.T memiliki kamar sendiri begitu
juga anak anak nya tidur di kamar yang lainnya.

5. Keadaan umum rumah


Pada saat pengkajian rumah terlihat bersih dan rapi, tidak ada serbuan serangga,
dan tidak ada masalah kebersihan rumah akibat hewan peliharaan.

6. Bahaya keamanan
Tidak terdapat sumber cat yang sudah tua mengelupas, lantai dapur dan kamar
mandi tidak licin, tidak ada ambal yang menggulung sehingga tidak
membahayakan.

7. Pengaturan privasi dalam keluarga sudah cukup baik, masing-masing kamar terdapat
kunci.
8. Pengolahan Sampah: Sampah rumah tangga yang ada biasanya di kumpul dan akan
diambil oleh petugas kebersihan setiap hari.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Tipe lingkungan tempat tinggal keluarga Tn.T adalah perumahan di
perekampungan dengan jarak antara satu rumah dengan yang lainnya berdekatan dan
lumayan ramai. Rumah Tn.T juga terletak dekat dengan pasar Baru dan jalan raya.
Tn.T mengatakan sumber air di perumahan rumah nya sudah menggunakan air
PDAM dan sumur gali, Pembuangan limbah rumah tangga keluarga Tn.T adalah ke
selokan yang berada di belakang rumah. Di rumah Tn.T terdapat septitank yang
berjarak ±<10 meter dari sumur. Untuk pembuangan sampah Tn.T mengumpulkannya
lalu membuangnya ke tempat pembuangan sampah.
Tipe komunitas tempat tinggal Tn.T adalah homogen. Penduduk di lingkungan
rumah Tn.T merupakan penduduk asli dan ada juga pendatang. Karakteristik
komunitas tempat tinggal Tn.T adalah kelas menengah kebawah dan kelas menengah
keatas. Lingkungan di tempat tinggal Tn.T merupakan lingkungan yang cukup padat
penduduk, jarak satu rumah ke rumah yang lain ada yang berdempetan ada juga yang
berjarak 5-7 meter.
Fasilitas-fasilitas umum yang tersedia di komunitas di area tempat tinggal Tn.T
adalah toko keperluan rumah tangga dan mini market. Pelayanan kesehatan yang
berada di komunitas adalah Puskesmas Pauh yang berada 5 km dari rumahnya. Tn.T
mengatakan lebih sering menggunakan jasa pelayanan kesehatan diklinik BPJS yang
telah ditentukan. Tempat ibadah atau mesjid dan musholla juga tersedia di lingkungan
keluarga Tn.T Didekat tempat tinggal Tn.T tidak ada kendaraan umum, Tn.T
Menggunakan kendaraan pribadi.
3. Mobilitas geografis keluarga
Tn.T mengatakan keluarga telah tinggal di lingkungan tersebut sejak ia masih
kecil hingga telah menikah sampai sampai sekarang dan tidak berpindah – pindah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn.T mengatakan mempunyai hubungan baik dengan siapapun yang ada di
komunitasnya. Tn.T dan keluarga akan bersedia membantu jika ada kegiatan
masyarakat di komunitasnya. Tn.T mengatakan anggota keluarga jika ingin membeli
keperluan rumah tangga selalu belanja di pasar atau kedai kecil yang ada dikomunitas.
Tn.T mengatakan menerima jika ada yang melakukan kunjungan ke rumah seperti
dari pihak puskesmas maupun kunjungan lainnya. Tn.T mengatakan senang dengan
adanya transportasi umum seperti ojek yang ada di komunitasnya. Hal tersebut
mempermudah akses anggota keluarga jika ingin ke tempat tertentu. Walapun
keluarga jarang menggunakan transportasi umum tersebut.
D. Struktur Keluarga
1. Struktur peran
a. Tn.H berperan sebagai suami dan kepala keluarga yang bertanggung jawab pada
anak dan istrinya untuk mencari nafkah yang bekerja di rumah makan minang
b. Ny.Y berperan sebagai ibu dan istri yang mengurus rumah tangga, termasuk
memasak, belanja, membersihkan rumah dan merawat anak-anaknya.
c. Tn.T. berperan sebagai anak
2. Pola komunikasi keluarga
Tn.T menyatakan komunikasi dapat dilakukan secara normal dengan menggunakan
bahasa lahat untuk berintraksi. Pola interaksi yang digunakan yairu pola fungsional
yakni semua anggota keluarga Tn.T dapat mengungkapakan perasaan yang mereka
rasakan dengan komunikasi dengan anak-anaknya berjalan santai dan menyenangkan.
Jika ada yang melakukan kesalahan Tn.H akan menegurnya dan memberi hukuman
atas kesalahan yang diperbuat jika diperlukan.
3. Struktur kekuatan keluarga
Pembuat keputusan pada keluarga Tn.T adalah Tn.H sebagai kepala keluarga, yang
diambil dengan cara musrawarah dan berdiskusi bersama dengan seluruh anggota
keluarga. Jika Tn.H tidak dapat memutuskan sendiri kepetusan maka akan melibatkan
saudaranya-saudaranya dari keluarga Ny.Y dan Tn.H.

E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Tn.T memiliki pelekatan yang kuat antar anggota keluarga. Tn.T mengatakan
berhubungan komunikasi yang baik dengan orang tua dan saudaranya. Keluarga Tn.T
saling mendukung untuk kemandirian dalam masyarakat. Dalam keluarga Tn.T
semua anggota keluarga saling mendukung dan membantu dalam hal pemenuhan
kebutuhan keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
Tn.T mengatakan sebaik mungkin menjalin hubungan social dengan tetangga dan
lingkungan sosial nya.
3. Fungsi Reproduksi
Tn.T mengatakan sejauh ini tidak ada gangguan kesehatan pada sistem reproduksinya
4. Fungsi Ekonomi
Pendanaan ekonomi dari keluarga Tn.T bersumber dari suaminya Tn.H
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
Tn.T mengatakan jika ada keluarga yang menderita penyakit biasanya memeriksakan
kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat seperti Dokter praktek swasta dan
sebagainya, sedangkan jika penyakit yang diderita lumayan parah, keluarga Tn.T
akan memeriksakan kesehatan di Rumah Sakit terdekat.

F. Stres dan Koping Keluarga


1. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
Tn.T mengatakan selalu bermusyawarah dengan Ayah, ibu dan saudara nya jika
mengalami masalah untuk dipecahkan bersama-sama.
2. Strategi Koping yang Digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga Tn.T adalah strategi koping yang
fungsional. Tn.T mengatakan saat menghadapi masalah biasanya langsung
dibicarakan dan diselesaikan bersama dengan cara bermusyawarah dengan
keluarganya.
3. Stategi adaptasi disfungsional
Keluarga selalu menggunakan pendekatan adaptif dan edukatif jika anaknya
mengalami keterlambatan ataupun tidak sesuai target yang diharapkan. Tidak ada
koping yang tidak sesuai terjadi pada keluarga.
4. Harapan keluarga
Harapan keluarga untuk kedepan nya adalah dapat menjalani kehidupan secara baik
dan selalu dalam keadaan sehat

G. PENGKAJIAN KLIEN
1. Fisik
Tanda-tanda vital
 Suhu : 36,5ºC
 Tekanan darah : 120/80mmHg
 Nadi : 90 x/m
 Pernapasan : 24 x/m
 Tinggi badan : 160 cm
 Berat badan : 55 Kg

Pemeriksaan Fisik
 Kepala : Simetris, tidak ada lesi, penyebaran rambut rata, warna rambut hitam
 Mata : Mata kiri dan kanan simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
iterik, penglihatan baik.
 Hidung : Bentuk hidung normal, tidak ada pembengkakan, tidak ada sumbatan
 Telinga : Telinga kiri dan kanan simetris, tidak ada pembengkakan, ukuran
telinga sedang
 Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening
 Dada : Simetris, penggunaan otot bantu nafas tambahan (-)
 Abdomen : Perut tidak membuncit, tidak ada bekas luka, tidak ada nyeri tekan,
bising usus (+)
 Ekstremitas : Tidak ada edema

2. Status Mental
1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai Cara berpakaian
seperti biasanya √
Jelaskan : Ny.R tampak berpakaian rapi dan sesuai
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren Apatis
Lambat Membisu Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan: Berbicara dengan Ny.R berjalan normal dan jelas, tidak ada gangguan,
saat berkomunikasi dan mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan
apa yang diharapkan.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Jelaskan: Aktivitas motorik Ny.R terlihat normal dan mampu untuk melakukan
aktivitas motorik yang sesuai.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

4. Alam Perasaan
Sedih Ketakutan Putus Asa Khawatir Gembira √
berlebihan
Jelaskan : Ny.R saat ini tidak ada merasa sedih, takut, Ny.R merasa baik-baik saja
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan : Afek Klien tampak normal dan tidak ada masalah dan sesuai dengan
keadaanyang sedang berlangsung.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

6. Interaksi Selama Wawancara


Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata Defensif Curiga
Jelaskan: Selama berkomunikasi, Ny.R sangat kooperatif dan mampu menjawab
pertanyaan dengan jelas dan tepat sesuai dengan hal apa yang
ditanyakan
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecap Penghidu
Jelaskan : Tidak ada kesalahan persepsi tentang sesuatu yang tidak ada objeknya.
Persepsi Ny.R sesuai dengan keadaan yang sedang dijalaninya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
8. Proses Pikir
Sikumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of idea Blocking Pengulangan pembicaraan
Jelaskan : Ny.R tidak mengalami masalah dengan proses fikir, Ny.R berbicara
jelas dan tepat sasaran, tanpa berbelit-belit.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistic Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan : Ny.R tidak mengalami gangguan isi pikir
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

10. Tingkat Kesadaran


Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi
Waktu Tempat Orang
Jelaskan : Tingkat kesadaran Klien composmentis, Ny.R mampu memusatkan
perhatiannya, Ny.R mengatahui apa yang terkiat dengan waktu,
tempat dan orang dengan benar.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka
pendek Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan: Tidak ada gangguan pada daya ingat Ny.R baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Ny.R mampu mengingat kejadian yang terjadi dua hari
yang lalu.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Mudah beralih Tidak mampu berkonsentrasi Tidak mampu
berhitung sederhana
Jelaskan: Ny.Y mampu untuk berkonsentrasi dan berhitung, tidak ada kelainan
dalamkonsentrasi dan berhitung.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

13. Kemampuan Penilaian


Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan : mampu untuk menilai mana yang baik, buruk, benar atau salah terkait
suatu tindakan.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

14. Daya Tilik Diri


Meningkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal diluar diri
Jelaskan: Ny.Y mengatakan bahwa tidak dalam kondisi sakit, jika ia sakit, ia akan
pergi berobat ke puskesmas atau ke Rumah Sakit. Klien mengatakan
memiliki kemampuan positif dirinya seperti bisa melakukan perawatan
diri secara sendiri.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

3. Sumber Koping
a. Personal ability
Ny.Y akan menyelesaikan masalah nya sendiri
b. Support system
Sistem pendukung keluarga/teman sebaya/masyarakat
Ny.Y mengatakan bahwa support sistem nya adalah orang – orang yang berada
disekitarnya seperti orang tua dan saudara nya serta teman – teman terdekat
nya,.saat dirundung masalah Ny.Y akan bercerita dan meminta pendapat dari
orang – orang terdekatnya.
c. Material aset
Status sosial ekonomi keluarga
Berapa penghasilan keluarga dalam sebulan?
a) Kurang dari UMR
b) Sama atau lebih dari UMR √
Apakah keluarga memiliki asnsuransi?
a) BPJS √
b) Askeskin
c) Jamsostek
d) Tidak punya
e) Lainnya

d. Positive believe
Nilai atau norma keluarga sangat kuat, Keluarga Ny.Y selalu berfikir positif
saat ditempa musibah dan cobaan, Keluarga Ny.Y memiliki keyakinan yang kuat
dan keinginan yang besar untuk hidup sehat.

4. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
√ Bicara dengan orang lain Minum alkohol
√ Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
√ Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif √ Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya........................... Lainnya........................

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA KELUARGA


Kesiapan peningkatan perkembangan anak usia dewasa
I. RENCANA TINDAKAN KEPERAWARAN KESEHATAN JIWA KELUARGA

No Diagnosa Tujuan Rencana tindakan


1. Kesiapan Setelah dilakukan tindakan a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien :
peningkatan keperawatan maka klien mampu : 1. Perkenalkan diri
perkembangan a. Individu dewasa mampu 2. Buat kontrak asuhan dengan pasien
memahami karakteristik 3. Jelaskan bahwa perawat akan membantu pasien
usia dewasa
perkembangan psikososial 4. Jelaskan bahwa perawat akan menjaga kerahasiaan
informasi tentang pasien
yang normal dan
5. Dengarkan dengan penuh empati ungkapan perasaan pasien
menyimpang
b. Individu dewasa mampu b. Diskusikan tentang perkembangan psikososial yang normal
memahami cara mencapai dan menyimpang
perkembangan psikososial c. Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang
yang normal. normal :
c. Individu dewasa mampu 1)Menetapkan tujuan hidup
melakukan tindakan untuk 2)Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis
mencapai perkembangan 3)Berperan serta/ melibatkan diri dalam kegiatan di
psikososial yang normal masyarakat
4)Memilih calon pasangan hidup
5)Menetapkan karier/pekerjaan
6)Mempunyai pekerjaan
7)Motivasi dan berikan dukungan pada individu untuk
melakukan tindakan yang dapat memenuhi perkembangan
psikososialnya.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No. Hari / Tanggal Impelentasi Evaluasi Paraf


1 Senin / 30 a. Membina hubungan saling percaya S: Leo No
Agustus 2021 dengan pasien :  Kklien mengatakan sudah mengetahui Mersil
10.00 WIB 1. Memperkenalkan diri apa perkembangan tahap dewasa
2. Membuat kontrak asuhan  Klien mengatakan memahami apa yang
dengan pasien dijelaskan perawat
3. Menjelaskan bahwa perawat
akan membantu pasien O:
4. Menjelaskan bahwa perawat  Kklien mampu menjelaskan kembali
akan menjaga kerahasiaan perkembangan pada tahap dewasa untuk
informasi tentang pasien psikologis yang normal dan
5. Mendengarkan ungkapan menyimpang
perasaan pasien
6. Mendiskusikan tentang A : Kesiapan peningkatan perkembangan usia
perkembangan psikososial yang dewasa
normal dan menyimpang
7. Membuat kontrak berikutnya P : Intervensi dilanjutkan
 Diskusikan cara mencapai
perkembangan psikososial yang normal
1) Menetapkan tujuan hidup
2) Berinteraksi dengan banyak orang
termasuk lawan jenis
3) Berperan serta/ melibatkan diri
dalam kegiatan di masyarakat
Selasa / 31 a. Membina hubungan saling percaya S: Leo No
Agustus 2021 b. Melakukan evaluasi validasi klien mengatakan memahami apa yang Mersil
10.00 WIB c. Mendiskusikan tentang apa yang telah dijelaskan perawat
dibicarakan pada pertemuan
 Kklien mengatakan sudah mampu
sebelumnya, yaitu psikologi orang menentapkan tujuan, sudah mau
dewasa yang normal dan menyimpang melibatkan diri dimasyarakat tapi untuk
d. Mendiskusikan bersama klien cara sekarang karna ada covid bisa melalui
mencapai perkembangan psikososial HP.
yang normal
O:
1) Menetapkan tujuan hidup  Kklien mampu menjelaskan kembali
2) Berinteraksi dengan banyak cara mencapai psikologis yang normal
orang termasuk lawan jenis orang dewasa seperti menetapkan
3) Berperan serta/ melibatkan tujuan, berinteraksi dengan banyak
diri dalam kegiatan di orang karna ada covid 19 bisa melalui
masyarakat HP, melibatkan diri di kegiatan
e. Memberikan reinforcement positif masyarakat bisa melalui HP.
disaat klien mampu melakukan
f. Membuat kontrak berikutnya A : Kesiapan peningkatan perkembangan usia
dewasa

P : Intervensi dilanjutkan
 Diskusikan cara mencapai
perkembangan psikososial yang normal
1) Memilih calon pasangan hidup
2) Menetapkan karier/pekerjaan
3) Mempunyai pekerjaan
4) Motivasi dan berikan dukungan
pada individu untuk melakukan
tindakan yang dapat memenuhi
perkembangan psikososialnya.

Rabu / 1 a. Membina hubungan saling percaya S: Leo No


September 2021 b. Melakukan evaluasi validasi  Kklien mengatakan memahami apa Mersil
10.00 WIB c. Mendiskusikan tentang apa yang telah yang dijelaskan perawat
dibicarakan pada pertemuan
sebelumnya, yaitu cara mencapai  Kklien mengatakan memang sudah
psikologi orang dewasa yang normal menginginkan mempunyai calon
d. Mendiskusikan bersama klien cara pasangan hidup, sudah berusaha
mencapai perkembangan psikososial mencari pekerjaan, dan akan mencoba
semaksimal mungkin melakukan
yang normal berikutnya yaitu :
tindakan-tindakan bersifat positif.
1) Memilih calon pasangan O:
hidup
 Kklien mampu menjelaskan kembali
2) Menetapkan
cara mencapai psikologis yang normal
karier/pekerjaan
orang dewasa yang berikutnya yaitu
3) Mempunyai pekerjaan
memulai mencari-cari calon pasangan
4) Motivasi dan berikan
hidup, berusaha mencari pekerjaan,
dukungan pada individu
melakukan tindakan-tindakan bersifat
untuk melakukan tindakan
positif.
yang dapat memenuhi
perkembangan
A : Kesiapan peningkatan perkembangan usia
psikososialnya.
dewasa
e. Memberikan reinforcement positif
disaat klien mampu melakukan P : Intervensi dihentikan
Menyarankan pada klien agar terus berusaha
semampunya untuk mencapai perkembangan
psikologis yang normal pada orang dewasa
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik              : Perkembangan Psikologi Dewasa Awal


Sasaran           : Tn.T
Tempat           : Rumah Tn.T
Hari/Tanggal  : Selasa, 31 Agustus 2021

1. Latar Belakang Masalah


Masa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai 40 tahun, masa dewasa awal
adalah masa untuk bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang
menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya. Bagi kebanyakan individu, menjadi orang
dewasa melibatkan periode transisi yang panjang. transisi dari masa remaja ke dewasa
disebut sebagai masa beranjak dewasa yang terjadi dari usia 18 sampai 25 tahun, ditandai
oleh ekperimen dan eksplorasi. Dimana banyak individu masih mengeksplorasi jalur karier
yang ingin mereka ambil, ingin menjadi individu yang seperti apa, dan gaya hidup yang
seperti apa yang mereka inginkan, hidup melajang, hidup bersama, atau menikah.
Pada tahap ini manusia mulai menerima dan memikul tanggung jawab yang lebih
berat. Pada tahap ini pula hubungan intim mulai berlaku dan berkembang. Individu yang
tergolong dewasa muda (young adulthood) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun, memiliki
peran dan tanggung jawab yang tentu saja semakin besar. Individu tidak harus bergantung
secara ekonomis, sosiologis maupun psikologis pada orangtuanya.
Penyuluhan ini memberikan informasi kepada para klien sehingga dapat mengetahui
perubahan – perubahan psikologis yang terjadi dan dapat mengidentifikasi pemecahan dari
permasalahan yang sering terjadi.

2. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang perkembangan psikologis dewasa, diharapkan
klien dapat  mengetahui tentang perubahan – perubahan psikologis yang terjadi pada
masa dewasa awal sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut serta
Klien mampu menghadapi masalah yang biasa terjadi pada masa dewasa.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan tentang perkembangan psikologis dewasa, klien
diharapkan dapat :
1) Menjelaskan perubahan psikologis yang terjadi pada masa usia dewasa
2) Mengetahui masalah – masalah psikologis yang umum terjadi pada usia dewasa
3) Mengetahui penyelesaian dari masalah yang akan dihadapi
3. Materi
a. Pengertian dewasa awal
b. Ciri umum usia dewasa awal
c. Tugas perkembangan dewasa awal
d. Karakteristik dan Permasalahan pada Dewasa
e. Solusi Permasalahan yang Dihadapi dewasa
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi & Tanya jawab
5. Media
a. Laptop & LCD / Flipchart
b. Leaflet
6. Pengorganisasian
a. Penyaji : Budi Yuniarto.
7. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Klien


1. Pembukaan  Salam
 Memperkenalkan diri
(5 menit)  Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Menjawab salam,
 Melakukan kontrak waktu mendengarkan, dan
 5.   Menyebutkan materi yang akan memberikan respon
disampaikan
2. Pelaksanaan  Menjelaskan definisi usia dewasa Mendengarkan dan
 Menjelaskan ciri kejiwaan dan memperhatikan materi
(10 menit) psikososial pada usia dewasa secara penyuluhan
umum
 Menjelaskan perubahan – perubahan
psikologis yang terjadi pada masa
usia dewasa
 Menyebutkan masalah – masalah Mengikuti diskusi secara
yang sering terjadi pada masa usia aktif
dewasa
 Mengajak klien untuk berdiskusi
menyelesaikan masalah – masalah
yang sering terjadi pada usia dewasa
 Menjelaskan solusi dari
permasalahan yang sering terjadi
pada usia dewasa
3. Evaluasi  Memberikan kesempatan pada klien Bertanya
untuk bertanya
(5 menit)  Memberikan pertanyaan (umpan
balik) mengenai: Menjawab pertanyaan
 Perubahan – perubahan pada masa oleh penyuluh
usia dewasa
 Permasalahan yang sering terjadi pada
masa usia dewasa
 Cara penyelesaian masalah – masalah
pada masa usia dewasa
4 Penutup  Membacakan kesimpulan Mendengarkan dan
 Membagikan leafleat memperhatikan
(5 menit)  Mengucapkan salam Menjawab salam

8. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
 Klien hadir di tempat penyuluhan tepat waktu
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah klien
b. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan sesuai dengan perencanaan
c. Evaluasi Proses
 Klien antusias terhadap materi penyuluhan
 Klien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar klien mampu mengerti dan memahami
penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus

Lampiran Materi
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL USIA DEWASA AWAL

A. Perkembangan Psikososial Usia Dewasa


Masa dewasa awal (19 hingga 40 tahun). Seseorang dikatakan dewasa adalah apabila dia
mampu menyelesaikan pertumbuhan dan menerima kedudukan yang sama dalam masyarakat
atau orang dewasa lainnya. Bisa juga seseorang dikatakan dewasa apabila telah sempurna
pertumbuhan fisiknya dan mencapai kematangan psikologis sehingga mampu hidup dan
berperan bersama-sama orang dewasa lainnya. Pada tahap ini individu mampu terlibat dalam
kehidupan keluarga, masyarakat, pekerjaan, dan mampu membimbing anaknya.

B. Karakteristik Tahap Perkembangan Psikososial Usia Dewasa


Ada tiga tahapan perkembangan psikososial pada usia dewasa antara lain :
a. Keintiman vs isolasi (intimacy versus isolation)
Adalah hal terpenting pada tahap ini adalah adanya suatu hubungan. individu
sudah mulai selektif membina hubungan yang intim, hanya dengan orang-orang tertentu
yang sepaham. Pemahaman dalam kedekatan dengan orang lain mengandung arti adanya
kerjasama yang terjalin dengan orang lain. Akan tetapi, peristiwa ini akan memiliki
pengaruh yang berbeda apabila seseorang dalam tahap ini tidak mempunyai kemampuan
untuk menjalin relasi dengan orang lain secara baik sehingga akan tumbuh sifat merasa
terisolasi. Adanya kecenderungan maladaptif yang muncul dalam periode ini ialah rasa
cuek, dimana seseorang sudah merasa terlalu bebas, sehingga mereka dapat berbuat
sesuka hati tanpa memperdulikan dan merasa tergantung pada segala bentuk hubungan
misalnya dalam hubungan dengan sahabat, tetangga, bahkan dengan orang kekasih kita.
Orang dewasa muda perlu membentuk hubungan dekat dan cinta dengan orang lain.
Cinta yang dimakdsud tidak hanya mencakup hubungan dengan kekasih namun juga
hubungan dengan orang tua, tetangga, sahabat, dan lain-lain.
b. Generativitas vs stagnasi (generativity versus stagnation)
Generativitas adalah perluasan cinta ke masa depan. Pada tahap ini salah satu tugas untuk
dicapai ialah dapat mengabdikan diri guna keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu
(generativitas) dengan tidak berbuat apa-apa (stagnansi). Orang dewasa perlu
menciptakan atau memelihara hal-hal yang akan menjadi penerus hidup mereka, kerap
dengan memiliki anak atau menciptakan suatu perubahan positif yang memberi manfaat
bagi orang lain. Melalui generativitas akan dapat dicerminkan sikap memerdulikan orang
lain, sedangkan stagnasi yaitu pemujaan terhadap diri sendiri atau digambarkan dengan
tidak perduli dengan siapa pun. Maladaptif yang kuat akan menimbulkan sikap terlalu
perduli, sehingga mereka tidak punya waktu untuk mengurus diri sendiri. Selain itu
malignansi yang ada adalah penolakan, dimana seseorang tidak dapat berperan secara
baik dalam lingkungan kehidupannya akibat dari semua itu kehadirannya di tengah-
tengah area kehidupannya kurang mendapat sambutan yang baik. Harapan yang ingin
dicapai pada masa ini yaitu terjadinya keseimbangan antara generativitas dan stagnasi
guna mendapatkan nilai positif. Ritualisasi dalam tahap inimeliputi generasional dan
otoritisme. Generasional ialah suatu interaksi/hubungan yang terjalin secara baik dan
menyenangkan antara orang-orang yang berada pada usia dewasa dan para penerusnya.
Sedangkan otoritisme yaitu apabila orang dewasa merasa memiliki kemampuan yang
lebih berdasarkan pengalaman yang mereka alami serta memberikan segala peraturan
yang ada untuk dilaksanakan secara memaksa, sehingga hubungan di antara orang
dewasa dan penerusnya tidak akan berlangsung dengan baik dan menyenangkan.
c. Integritas ego vs keputusasaan (ego integrity versus despair)
adalah tantangan akhir dari masa lanjut usia. Hal terpenting pada masa ini ialah adanya
refleksi atas kehidupan. Saat beranjak tua, orang berusaha mencapai tujuan akhir yaitu
kebijaksanaan, ketenangan spiritual, dan penerimaan dalam hidup. Orang dewasa akhir
perlu melihat ke belakang dalam kehidupan mereka dan merasakan suatu rasa
pemenuhan. Keberhasilan tahap ini mendorong perasaan arif, sedangkan kegagalan
menghasilkan penyesalan, kepahitan, dan keputusasaan.

C. Karakteristik
a. Perubahan Pada Usia Dewasa Awal
1) Perubahan fisik
Pada fase dewasa awal kesehatan fisik mencapai puncaknya terutama pada usia 23-27
tahun. Kesehatan fisik berada dalam keadaan baik serta kekuatan tenaga dan motorik
mencapai masa puncak. orang dewasa awal biasanya sangat aktif, jarang mengalami
penyakit parah, cenderung mengabaikan gejala fisik, dan sering menunda pencarian
pelayanan.
2) Perubahan Kognitif
Kemampuan berpikir kritis meningkat secara teratur selama usia dewasa awal dan
pertengahan. Pengalaman pendidikan formal dan informal, pengalaman hidup, dan
kesempatan untuk bekerja dapat meningkatkan konsep diri, kemampuan
menyelesaikan masalah, dan keterampilan motorik individu. Mengenali bidang
pekerjaan yang sesuai merupakan tugas utama individu dewasa awal. Saat individu
mengetahui keterampilan, bakat, dan karakteristik personal mereka, maka pilihan
pendidikan dan pekerjaan akan menjadi mudah dan lebih memuaskan. Proses
pengambilan keputusan dalam masa dewasa awal harus bersifat fleksibel. Hal ini
disebabkan karena masa dewasa awal terus berkembang dan harus terlibat dalam
perubahan dalam perubahan rumah, tempat kerja. Dan tempat tinggal pribadi. Orang
muda meresa lebih aman dengan perannya serta lebih fleksibel dan terbuka terhadap
perubahan. Individu yang merasa tidak aman cenderung mengalami kesulitan dalam
membuat keputusan.
3) Perubahan Psikososial
Kesehatan emosi pada masa dewasa awal berhubungan dengan kemampuan individu
untuk menempatkan dan memisahkan antara tugas pribadi dan tugas sosial. Dewasa
awal biasanya terperangkap antara keinginan untuk memperpanjang rasa tidak
tanggung jawabnya sewaktu remaja, tetapi juga ingin dianggap sebagai orang dewasa.
Di antara usia 23-28 tahun, individu mulai memperbaiki persepsi diri dan
kemampuannya untuk akrab dengan orang lain. Di usia 29-34 tahun, individu
mengarahkan banyak energi pada pencapaian dan penguasaan dunia sekitar.
Sedangkan usia 35-43 tahun merupakan waktu ujian terkuat dalam mencapai tujuan
dan hubungan hidup. Individu membuat perubahan dalam diri sosial, dan tempat
kerjanya. Biasanya stres akibat ujian yang berulang bisa menyebabkan krisis paruh
baya atau midlife crisis, dimana terjadi perubahan pada pasangan pernikahan, gaya
hidup, dan pekerjaan. Perubahan psikososial yang terjadi pada usia dewasa awal
dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain:
 Karier
Keberhasilan dalam pekerjaan merupakan hal penting bagi kehidupan pria dan
wanita. Keberhasilan kerja tidak hanya berupa keamanan segi ekonomi, tapi juga
hubungan pertemanan, kehidupan sosial, dan penghargaan terhadap rekan kerja.
Jumlah keluarga dengan dua karir (two-career families) saat ini mengalami
peningkatan. Jenis keluarga seperti ini memiliki keuntungan sekaligus tanggung
jawab. Selain adanya peningkatan keuangan keluarga, individu yang bekerja di
luar rumah juga dapat mengembangkan hubungan pertemanan, kegiatan, dan
keinginan. Namun, kondisi tersebut juga dapat menimbulkan stress yang
disebabkan oleh perpindahan ke kota yang baru, peningkatan biaya, mental, atau
emosional, kebutuhan perawatan anak atau kebutuhan rumah tangga. Untuk
menghindari stres ini pasangan harus berbagi tanggung jawab. Bagi beberapa
keluarga, penyelesaiaannya adalah membatasi biaya rekreasi dan menggantinya
dengan membayar seorang pembantu untuk melakukan pekerjaan rumah.
 Seksualitas
Perkembangan fisik biasanya disertai dengan kemampuan untuk melakukan
aktivitas seksual. Pada individu dewasa awal, kemampuan fisik biasanya juga
dilengkapi dengan kematangan emosional, sehingga lebih dapat membangun
keakraban dan kematangan hubungan seksual. Individu dewasa awal yang gagal
mencapai tugas perkembangan integrasi personal biasanya hanya dapat
membangun hubungan yang tidak mendalam dan sementara.
 Masa Lajang
Tekanan sosial untuk menikah tidak sebesar zaman dulu. Banyak individu dewasa
awal yang tidak menikah sampai akhir usia 20-an, awal usia 30-an, bahkan ada
yang tidak sama sekali. Bagi individu yang memutuskan untuk hidup melajang,
maka yang menjadi bagian penting dalam hidupnya adalah orang tua dan saudara
kandungnya. Beberapa individu menjadikan teman dekat dan kerabatnya sebagai
keluarga. Salah satu penyebab meningkatnya populasi individu yang hidup
melajang adalah karena semakin luasnya kesempatan berkarier bagi wanita.
Sebagian besar individu lajang memilih untuk hidup bersama di luar pernikahan,
menjadi orang tua biologis, atau melakukan adopsi.
 Masa Menjadi Orang Tua
Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan ini adalah alasan untuk memiliki
anak. Tekanan sosial dapat mendorong pasangan untuk membatasi jumlah anak
yang mereka miliki. Pertimbangan ekonomi seringkali mempengaruhi proses
pengambilan keputusan karena memiliki dan membesarkan anak-anak
membutuhkan biaya mahal. Status kesehatan umum dan lansia juga
mempengaruhi keputusan untuk menjadi orang tua, karena pasangan menunda
pernikahan dan kehamilan.

b. Kesehatan Psikososial
Masalah kesehatan psikososial pada individu dewasa awal biasanya berhubungan dengan
pekerjaan dan stressor dari keluarga. Stres dapat berguna karena dapat memotivasi klien
untuk berubah. Namun, jika stres berkepanjangan dan klien tidak mampu beradaptasi
dengan stresor, maka akan menimbulkan masalah kesehatan. Sebagian besar individu
dewasa awal dapat mengatasi krisis tersebut. Stres pekerjaan dapat terjadi saat datangnya
seorang bos baru, batas waktu (deadline) sudah dekat, mendapatkan tanggung jawab
menjadi lebih besar. Stres individu juga dapat terjadi saat individu merasa tidak puas
dengan pekerjaan atau tanggung jawab yang diberikan. Karena individu menerima
pekerjaan yang berbeda, maka tipe stresor pekerjaan yang dihadapi tiap klien juga
berbeda.

c. Cara menstimulasi perkembangan remaja


1. Orangtua dapat memfasilitasi remaja untuk berinteraksi dalam kelompok/organisasi
2. Orangtua berperan sebagai teman curhat bagi remaja
3. Orangtua berperan sebagai role model bagi remaja dalam melakukan interaksi sosial
yang baik
4. Memberikan lingkungan yang nyaman bagi remaja untuk melakukan aktivitas bersama
kelompoknya

Anda mungkin juga menyukai