Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS DAN EBN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DISMENORE

KEPERAWATAN MATERNITAS

OLEH :
Leo No Mersil
2041312113
Kelompok V

Dosen Pembimbing:
Ns. Lili Fajria, S.Kep., M.Biomed

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2020
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Hari/ tanggal : Selasa, 21 September 2021


Dilakukan oleh : Leo No Mersil

Identitas Pasien Penanggung Jawab:Orangtua


Nama : Nn. S Nama: Ny. N
Umur : 22 tahun Umur: 50 tahun
Agama : Islam Agama: Islam
Pendidikan : Sarjana Pendidikan: SLTA
Pekerjaan : Mahasiswa Pekerjaan: IRT
Alamat : Padang Alamat: Padang
Tgl Pengkajian : 21 September 2021

1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian, pada tanggal 08 Maret 2021. Klien
mengatakan bahwa setiap menstruasi merasakan nyeri di bagian perut,
biasanya nyeri yang dirasakan klien muncul dimulai dihari pertama
haid. Klien mengatakan nyeri terasa seperti seperti ditusuk-tusuk dan
diremas, serta nyeri terasa hingga pinggang. Nyeri yang dirasakan
hilang timbul, terasa berkurang jika klien duduk tengkurap dengan
meletakkan bantal dibagian perut dan nyeri akan berkurang sementara.
Tetapi pernah dalam haid sebelumnya terasa nyeri hingga harus
minum obat seperti paracetamol untuk menghilangkan nyeri dan
dalam kurun waktu ±5 menit. Nyeri berada pada skala 6. Klien
mengatakan nyeri terasa semakin memberat jika pasien beraktivitas
padat.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan nyeri terasa seperti seperti ditusuk-tusuk dan
diremas, serta nyeri terasa hingga pinggang. Nyeri yang dirasakan
hilang timbul, terasa berkurang jika klien duduk tengkurap dengan
meletakkan bantal dibagian perut dan nyeri akan berkurang sementara.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan punya alergi terhadap makanan laut dan k lien
mengatakan tidak pernah dirawat mengenai kesehatan reproduksinya.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit
menular maupun penyakit terkait reproduksi.
e. Riwayat Obstetri : Klien belum menikah
f. Riwayat Menstruasi
Klien mengatakan usia menarche pada usia 15 tahun (Kelas 2 SMP).
Klien mengatakan siklus haid kadang tidak teratur yaitu 1 kali dalam
2/3bulan. Lama haid 7-10 hari. Pada hari pertama dan hari seterusnya
haid biasanya mengganti pembalut 3 kali.
g. Riwayat KB : Klien belum menikah

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Composmetis
b. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x / menit
Nafas : 22x / menit
Suhu : 36,5 0C
c. Pengukuran
Antropometri: Tinggi
Badan : 155 cm BB: 45
kg
IMT : BB/ (TB m)2 = 18,7 (normal)
d. Pemeriksaan Head to Toe :
1) Kepala : simetris, ada/tdk ada luka,
2) Rambut: bersih, lurus
3) Mata: simestris, conjungtiva anemis , sclera tidak ikterik.
4) Hidung: bersih, tidak ada secret dan tidak ada benjolan
5) Telinga: bersih, tidak ada serumen
6) Mulut dan tenggorokkan: mukosa mulut kering
7) Leher: tidak ada pembesaran kelenjer tiroid
8) Wajah: tampak meringis oleh nyeri
9) Dada dan
thorax:
a) Paru-paru :
Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan
b) Jantung : tidak ada kelainan
c) Payudara: tidak ada benjolan dan nyeri tekan
10) Abdomen : nyeri saat dibawa telentang, dan lebiih nyaman
saat duduk tengkurap
11) Eksremitas atas/bawah : tidak ada kelainan, capillary refill <
2 detik
12) Genitalia ( alat kelamin, anus) : tidak dilakukan

3. Pola Fungsi Kesehatan

1) Pola persepsi dan manajemen kesehatan : Klien mengatakan jika nyeri


saat haid dirasakan klien hanya mengurangi aktivitas dan duduk
tengkurap dengan meletakkan bantal dibagian perut untuk
menguranginya. Klien mengatakan pernah minum obat penghilang
rasa nyeri.

2) Pola nutrisi dan metabolic : Klien mengatakan makan 2/3 kali sehari.
Klien mengatakan sering mengkonsumsi makanan siap saji, mie dan
jarang mengkonsumsi buah. Klien mengatakan minum ± 5-6
gelas/hari
3) Pola eliminasi : Klien mengatakan BAB kadang 1 kali sehari. Klien
mengatakan BAK ketika menstruasi ±3-5 x sehari.

4) Pola istirahat dan tidur: Klien mengatatakan waktu tidur pada malam
hari 5- 6 jam/hari. Klien mengatakan ketika menstruasi klien lebih
banyak tidur karena dengan tidur nyeri yang dirasakan akan
berkurang.

5) Pola persepsi sensori dan kognitif : Klien dalam keadaan sadar,


berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dan tidak ada
gangguan komunikasi. Tidak ada masalah pendengaran dan
penglihatan.

6) Pola hubungan dengan orang lain : Pasien merupakan anak ke 3 dari 3


bersaudara. Hubungan klien dengan keluarga dan tetangga baik.

7) Pola reproduksi dan seksual : Klien mengatakan nyeri disaat haid


pertama dan kedua . Siklus haid lancer, tetapi kadang 1 kali dalam 2-3
bulan.

8) Pola mekanisme koping : Klienkadang mengkhawatirkan dan merasa


tidak nyaman dengan nyeri yang dirasakan, klien khawatir jika nyeri
yang dirasakan merupakan suatu penyakit. Disaat nyeri klien banyak
istirahat/ tidur untuk meredakan rasa nyeri.

9) Pola nilai dan keyakinan : Klien beragama islam dan selalu melakukan
shalat 5 waktu dirumah.
B. ANALISA DATA

Data Masalah Etiologi

DS : Nyeri akut Agen


1. Nn. S mengatakan merasakan pencedera
nyeri pada bagian perut saat hari fisiologis
pertama haid dan hari kedua
2. Nn. S mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti ditusuk-tusuk
dan diremas
3. Nn. S mengatakan skala nyeri
6-7
4. Nn. S mengatakan nyeri yang
dirasakan hilang timbul
5. Nn. S mengatakan nyeri
dirasakan menjalar hingga ke
pinggang.
6. Nn. S mengatakan nyeri haid
dirasakan bertambah jika
beraktivitas padat

DO:
1. Klien tampak meringgis
2. Klirn tampak duduk tengkurap
dengan meletakkan bantal
dibagian perut
3. TTV normal

C. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
NO Diagnosa Keperawatan (SDKI) Standar luaran (SLKI) Intervensi (SIKI)

1. Nyeri akut berhubungan dengan Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
agen pencedera fisiologis Definisi: pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau Definisi : mengidentifikasi
fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan mengelola pengalaman
dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan. sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama jaringan atau fungsional
1x 24 jam nyeri akut menurun, dengan kriteria dengan onset mendadak atau
hasil: lambat dan lambat dan
1. Keluhan nyeri menurun berintensitas ringan hingga
2. Meringis menurun berat dan konstan.
3. Keteganggan otot menurun Tindakan :
Observasi
Kontrol Nyeri (L.08063) - Identifikasi lokasi,
Definisi: Tindakan untuk meredakan pengalaman karakteristik, durasi,
sensorik atas emosional yang tidak frekuensi, kualitas,
menyenakangkan akibat kerusakan jaringaan. intensitas nyeri
- Identifikasi respon
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama nyeri non verbal
1x 24 jam nyeri akut menurun, dengan kriteria - Identifikasi faktor
hasil: yang memperberat dan
- Melaporkan nyeri terkontrol meningkat memperingan nyeri
- Kemampuan mengenali penyebab nyer - Identifikasi
meningkat pengetahuan dan
- Kemampuan menggunakan teknik i keyakinan tentang
farmakologis nyeri
non- - Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang akan diberikan
Terapeutik
- Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, daan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jikaperlu.
JURNAL EBN (Evidance-Based Nursing)

Judul Isi Jurnal


PENGARUH PEMBERIAN
KOMPRES HANGAT
Pelaksanaan :
TERHADAP PENURUNAN
NYERI DISMENORE PADA Desain Penelitian ini menggunakan desain penelitian study kasus.
MAHASISWI AKPER WIDYA MenurutSulistyaningsih (2012),Study kasus yang dimaksud adalah untuk mempelajari
HUSADA SEMARANG (Endah secara intensif latar belakang keadaan dan posisi saat ini, serta interaksi lingkungan unit
Estining Tyas, Wijarnako Heru, sosial tertentu. Penelitian kasus merupakan studi mendalam mengenai kegiatan yang
2016)
paling banyak dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti perawat, bidan atau dokter. Subjek
penelitian dalam desain ini dapat berupa individu, kelompok, institusi dan masyarakat.
Penelitian ini dilaksanakan di AKPER Widya Husada Semarang dengan jangka
waktu 1-3 bulan yaitu mulai tanggal 1 November 2016 sampai 31 Desember 2016 dan
data diambil dari mahasiswi yang mengalami dismenore. Peneliti memilih AKPER Widya
Husada Semarang sebagai tempat penelitian karena banyak mahasiswi di AKPER Widya
Husada Semarang yang mengalami dismenore pada saat menstruasi datang. Kebanyakan
remaja putri AKPER Widya Husada Semarang masih belum mengerti penanganan yang
dilakukan saat mengalami dismenore selain tidur, misalnya dengan menggunakan terapi
non farmakologis seperti kompres hangat, di AKPER Widya Husada Semarang belum
pernah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian kompres hangat terhadap
penurunan nyeri dismenore pada remaja putri.

Karakteristik Pasien :
Mahasiswi yang mengalami Dismenorea yang ada di AKPER Widya Husada Semarang
sebanyak 15orang siswi.
Hasil :
Hasil penelitian sebelum dan sesudah diberikan intervensi kompres hangat pada
mahasiswi AKPER Widya Husada Semarang yang mengalami dismenore menunjukkan
bahwa sebagian besar mengalami penurunan skala nyeri 2-3 tingkat dengan keterangan
skala nyeri nyeri sedang, nyeri ringan, dan bahkan tidak nyeri. Adanya perbedaan
penurunan skala nyeri antara responden yang satu dengan yang lainnya disebabkan karena
setiap responden memiliki respon tubuh yang berbeda beda terhadap nyeri dismenore.
Nyeri dismenore yang dialami responden juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang memegang peranan penting sebagai penyebab dismenore
No. Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1 Nyeri akut Pemberian terapi
berhubungan dengan Abdominal Stretching
agen pencedera Exercise S:
fisiologis 1. Mengetahui pengertian, 1. Klien mengatakan merasa lega dan
tujuan, dan alat-alat yang senang karena dapat pengetahuan baru
digunakan untuk mengurangi rasa nyeri haid.
2. Mengetahui prosedur terapi 2. Klien mengatakan ingin mencobakan
Abdominal Stretching terapi Abdominal Stretching Exercise
Exercise saat siklus haid berikutnya.
3. Klien mengatakan nyeri saat selesai
tindakan tidak langsung berkurang,
tetapi sehari setelahnya klien sudah
merasa lebih nyaman dengan skala
nyeri berkurang menjadi 3 yang
awalnya 6/7
4. Klien mengatakan memahami
bagaimana kegunaan dan cara terapi
tersebut.

O:
1. Klien tampak mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
2. Klien tampak antusias saat mengikuti
demonstrasi dari terapi Abdominal
Stretching Exercise
3. Klien tampak ingin mecobakan teapi
yang diberikan.
4. Klien dapat mengulangi penjelasan
yang diberikan.
A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
KOMPRES HANGAT

Topik Penyuluhan : Kompres Hangat


Topik Bahasan : Kompres Air Hangat Untuk Menurunkan tuhu tubuh
Waktu : 1 x 30

A. Latar Belakang.

Mengompres di lakukan dengan handuk atau walsap yang dibasahi dengan air hangat (30.C). usahakan
perbedaan air kompres dengan suhu tubuh tidak terlalu berbeda. Seka seluruh tubuh dengan air hangat, penurunah
suhu tubuh terjadi saat pertukaran udarah melalui permukaan kulit.
B. Tujuan Intruksional Umum.

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan para pasien mampu mengetahui dan memahami cara mengompres
dengan air hangat.
C. Tujuan Intruksional Khusus.

Selama dilalukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan mampu :


1. Menjelaskan pengertian kompres hangat
2. Menjelaskan tentang manfaat kompres hangat
3. Menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan untuk kompres hangat
4. Menjelaskan tentang teknik kompres hangat.
D. Strategi Pelaksanaan.
1. Media
a. Ceramah
b. Tanya jawab
2. Media
a. Leaflet
3. Materi
a. Menjelaskan pengertian kompres hangat
b. Menjelaskan tentang manfaat kompres hangat
c. Menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan untuk kompres hangat
d. Menjelaskan tentang teknik kompres hangat

E. Kegiatan Penyuluhan.

No waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan pesert


 Menjawab salam
1 3 mnt Pembukaan
 Membuka kegiatan dengan membuka  Mendengarkan
salam  Memperhatikan
 Memperkenalkan diri  memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
 Menyebutkan materi penyuluhan yang
diberikan
 memperhatikan
2 15 mnr Pelaksanaan
 menjelaskan materi tentang kompres  bertanya
hangat  memperhatikan
 pengertian kompres hangat
 menjelaskan tentang manfaat tentang
kompres hangat
 menjelaskan alat dan bahan kompres
hangat
 menjelaskan teknik melakukan kompres
hangat
 menjawab
3 10 mnt Evaluasi
pertanyaan
 menanyakan kepada peserta tentang
materi yang telah di berikan dan
reinporcement kepada peserta yang
dapat menjawab pertanyaan
 kesimpulan
 mendengarkan
4 2 mnt Terminasi
 mengucapkan terimakasih atas peran  mengucap salam
serta peserta
 mengucapkan salam penutup

F. Evaluasi.

Keluarga mampu menjawab dan mengulang kembali


1. Menjelaskan pengertian kompres hangat
2. Menjelaskan tentang manfaat tentang kompres hangat
3. Menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan untuk kompres hangat
4. Menjelaskan tentang teknik kompres hangat
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian

Mengompres dilakukan dengan handuk atau walsap yang dibasahi dengan air hangat (30.C). usahakan
perbedaan air kompres dan suhu tubu tidak jauh berbeda. Sake seluruh tubuh dengan air hangat, penurunan suhu
tubuh terjadi saat pertukaran udarah melalui permukaan kulit. Gunakan selimut tipis, pada bayi tidak boleh di
bedong. Jangan mengompres dengan alkhol karena toxin dan uapnya dapat terserap ke kulit ataupun paru - paru
anak.
Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain / handuk yang telah di celupkan pada air hangat,
yang ditempelkan pada tubuh tertentu. Tepid sponging adalah mandi sebagai terapi pada nyeri yang di rasakan pada
saat haid. Cara mengompres dengan air hangat yang efektif, adalah dengan mengompres pada daerah yang nyeri.
Minimal itu yang disebutkan diliteratur asing, katanya.

B. Tujuan.

Meningkatkan kontrol kehilangan panas tubuh melalui penguapan.

C. Manfaat.
1. Dapat memberikan rasa nyaman
2. Menurunkan sekala nyeri yang di rasakan saat desminore
3. Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh menjadi
lebih rileks, menurunkan atau menhilangkan rasa nyeri, dan memperlancar aliran darah.

D. Alat dan Bahan


1. Baskom mandi
2. Walsap
3. Air hangat suhu 37.C
4. Thermometer
5. Handuk Pengering

E. Teknik
1. Beritahu klia, siapkan alat dan lingkungan klien
2. Cuci tangan
3. Ukur suhu tubuh
4. Pertahankan selimut mandi di atas tubuh yang di kompres
5. Periksa suhu air
6. Celupkan walsap kedalam air hangat, letakan di atas daerah yang terasa nyeri
7. Ganti air bilah sudah tidak panas, bila terasa tidak terlalu nyeri lagi du anjurkan untuk berhenti.
8. Keringkan bagian tubuh yang di kompres.
F. Mekanisme tubuh terhadap kompres hangat dan upaya penurunan nyeri yang di rasakan saat
desminore

Pemberian kompres hangat pada daerah yang terasa nyeri saat haid akan memberikan rasa nyaman dan
sekaligus menurunkan rasa nyeri yang di rasakan, sehingga tubuh terasa lebih rileks yang di
karenakan berkurang nya rasa nyeri yang di rasakan saat itu.

DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Irene. M., Lowdermilk., and Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Cashion, Perry, Lowdermilk. (2013). Keperawatan Maternitas Edisi 8. Singapore:
Elsevier Morby.
Hendrik, H. 2006. Problema Haid (Tinjauan Syariat Islam dan Medis). Solo: Tiga
Serangkai.
Kowalak. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus.2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita .Jakarta:EGC
Morgan, Geri dan Hamilton Carole. 2009. Obstetri & Ginekologi. Jakarta : EGC
Nugroho, T., dkk. (2014). Buku ajar asuhan kebidanan nifas (askeb 3). Yogyakarta :
Nuha Medika
Rudolf M, Levene M, 2006. Pediatric and Child Healt. Edisi ke-2 Blackwel
Publishing
Sinaga, E 2017, Manajemen Kesehatan Menstruasi, Iwwash, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai