Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

Filsafat Pertemuan ke 13
{ Makalah tentang Filsafat Ilmu Dan Eksistensi Keperawatan Sebagai

Ilmu Yang Berkembang}

DIBUAT OLEH :

NAMA : STEFANIA WINDA GANGGUR


NIM : 221112024

PROGRAM STUDI NERS

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pohon ilmu dari keperawatan adalah ilmu keperawatan itu sendiri. Pendidikan
keperawatan sebagai pendidikan profesi harus dikembangkan sesuai dengan kaidah-
kaidah ilmu dan profesi keperawatan, yang harus memiliki landasan akademik dan
landasan professional yang kokoh dan mantap. Pengembangan pendidikan keperawatan
bertolak dari pengertian dasar tentang ilmu keperawatan seperti yang dirumuskan oleh
Konsorsium Ilmu kesehatan (1991) yaitu : “ Ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu
dasar seperti ilmu alam, ilmu social, ilmu perilaku, ilmu biomedik, ilmu kesehatan
masyarakat, ilmu dasar keperawatan, ilmu keperawatan komunitas dan ilmu keperawatan
klinik, yang apluikasinya menggunakan pendekatan dan metode penyelesaian masalah
secara ilmiah, ditujukan untuk mempertahankan, menopang, memelihara dan
meningkatkan integritas seluruh kebutuhan dasar manusia “. Wawasan ilmu keperawatan
mencakup ilmu-ilmu yang mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia, melalui pengkajian mendasar tentang hal-hal yang melatar belakangi,
serta mempelajari berbagai bentuk upaya untuk mencapai kebutuhan dasar tersebut
melalui pemanfaatan semua sumber yang ada dan potensial. Bidang garapan dan
fenomena yang menjadi objek studi keperawatan adalah penyimpangan dan tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosiospiritual), mulai dari tingkat
individu tang utuh (mencakup seluruh siklus kehidupan), sampai pada tingkat
masyarakat, yang juga tercermin pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat
system organ fungsional sampai sub seluler atau molekuler. Dari uraian diatas dapat
dijelaskan bahwa hakikat dari ilmu keperawatan adalah mempelajari tentang respon
manusia terhadap sehat dan sakit yang difokuskan pada kepedulian perawat terhadap
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pasien atau disebut dengan care. Hal ini berbeda
dengan hakikat kedokteran adalah pengobatan atau disebut cure.
Keperawatan merupakan suatu seni dan ilmu pengetahuan. Sebagai perawat
profesional, kita akan belajar memberikan perawatan dengan penuh kasih sayang,
perhatian, dan rasa hormat terhadap harga diri tiap klien. Sebagai ilmu pengetahuan,
keperawatan merupakan ilmu pegetahuan yang terus berubah seiring penemuan baru dan
inovasi. Saat mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan seni dalam praktik keperawatan,
kualitas perawatan yang diberikan akan mencapai mutu yang menguntungkan klien dan

2
keluarga mereka karena klien merupakan pusat dari praktik yang dilakukan (Potter Perry,
2013). Klien meliputi individu, keluarga, dan/atau masyarakat. Tiap klien memiliki
berbagai kebutuhan perawatan kesehatan, pengalaman, kelemahan, dan pengharapan
yang berbeda. Keperawatan menawarkan penghargaan pribadi dan profesional tiap
harinya (Potter Perry, 2013).
Perkembangan Ilmu Keperawatan dewasa ini telah mencapai prestasi yang cukup
fenomenal,kemajuan tersebut menyebabkan ilmu keperawatan mendapat pengakuan sebagai suatu
disiplinkeilmuan dan sekaligus menjadikan keperawatan sebagai salah satu profesi
dibidang kesehatanyang sejajar dengan profesi kesehatan lainnya. Keperawatan adalah
Ilmu yang berbasiskan padateori, berbekal konsep, mengutamakan keselarasan teori &
praktik, berorientasi kearah masadepan dan yang paling penting adalah peduli terhadap
kemanusiaan dengan visi yang holistik.Berpijak pada banyak hal diatas menyebabkan
keperawatan menjadi lebih bermakna dan lebihberarti. Sebagai suatu Ilmu yang berorientasi
kekinian. Pola dan fokus keperawatan saat ini telah bergeser, dari upaya pelayanan
yang bertumpu pada panggilan ataupun berdasarkan padaundangan menjadi upaya pelayanan
yang mengutamakan penyelenggaraan didalam institusi baik upaya mandiri maupun kolaboratif.
Meskipun demikian model pola pelayanan panggilan pada kasus tertentu
masih merupakan alternatif pelayanan. Ilmu keperawatan modern saat ini menjadi
panduan profesi keperawatan dalam menjalankan praktek keperawatan sehari-harinya,
realisasi telah muncul pada paruh pertama abad keduapuluh. Kerangka kerja teoretis ini telah
banyak berkontribusi dalam mengembangkan kegiatankeperawatan. Salah satu tujuan dari upaya
tersebut adalah untuk menjadikan keperawatan sebagai profesi yang diakui dan mampu
memberikan upaya perawatan secara profesional bagiklien yang memerlukan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menulis makalah yang membahas
tentang ilmu filsafat dan eksistensi keperawatan sebagai ilmu yang berkembang.

B. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang apa itu ilmu filsafat dan
eksistensi keperawatan sebagai ilmu yang berkembang.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. ILMU FILSAFAT
Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat pengetahuan atau sering juga disebut
epistimologi. Epistimologi berasal dari bahasa Yunani yakni episcmc yang
berarti knowledge, pengetahuan dan logos yang berarti teori. Istilah ini pertama kali
dipopulerkan oleh J.F. Ferier tahun 1854 yang membuat dua cabang filsafat yakni
epistemology dan ontology (on=being, wujud, apa+logos = teori ), ontology ( teori
tentang apa).
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu adalah dasar yang
menjiwai dinamika proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Ini
berarti bahwa terdapat pengetahuan yang ilmiah dan tak-ilmiah. Adapun yang
tergolong ilmiah ialah yang disebut ilmu pengetahuan atau singkatnya ilmu saja, yaitu
akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasi dan diorganisasi sedemikian rupa,
sehingga memenuhi asas pengaturan secara prosedural, metologis, teknis, dan
normatif akademis. Dengan demikian teruji kebenaran ilmiahnya sehingga memenuhi
kesahihan atau validitas ilmu, atau secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
Sedang pengetahuan tak-ilmiah adalah yang masih tergolong prailmiah. Dalam hal ini
berupa pengetahuan hasil serapan indrawi yang secara sadar diperoleh, baik yang
telah lama maupun baru didapat. Disamping itu termasuk yang diperoleh secara pasif
atau di luar kesadaran seperti ilham, intuisi, wangsit, atau wahyu (oleh nabi).
Inti sari dari filsafat ilmu terdiri dari kebenaran, fakta, logika, dan konfirmasi.
Adapun ciri-ciri dan cara kerja filsafat ilmu antara lain sebagai berikut:
1. Mengkaji dan menganalisis konsep-konsep, asumsi dan metode ilmiah
2. Mengkaji keterkaitan ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya
3. Menyelidiki berbagai dampak pengetahuan ilmiah terhadap : cara pandang
manusia, hakikat manusia, nilai-nilai yang dianut manusia, tempat tinggal manusia,
sumber-sumber pengetahuan dan hakekatnya, logika dengan matematika, logika
dan matematika dengan realitas yang ada.

4
Sedangkan fungsi dari filsafat ilmu itu sendiri antara lain :
1. Alat-alat untuk menulusuri kebenaran segala hal-hal yang dapat disaksikan
dengan panca indra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah
2. Memberikan pengertian tentang cara hidup dan pandangan hidup
3. Panduan tentang ajaran moral dan etika
4. Sumber ilham dan panduan untuk menjalani berbagai aspek kehidupan
Sehingga dengan demikian filsafat ilmu sangatlah penting peranannya bagi
pengembangan ilmu pengetahuan. Tentu juga filsafat ilmu sangat bermanfaat bagi
manusia untuk menjalani berbagai aspek kehidupan.

B. KONSEP KEPERAWATAN
Konsep keperawatan dikembangkan  dari paradigma keperwatan yang
disepakati sebagai bentuk pelayanan profesional yang merupakan kajian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk
perawatan bio-psiko-sosial-kultural-spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan komunitas, baik sakit maupun sehat serta mencakup
seluruh kehidupan manusia. Keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena
adanya kelemahan fisik dan atau mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangya
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Bantuan juga
ditujukan kepada penyediaan pelayanan kesehatan utama dalam upaya mengadakan
perbaikan sistem pelayanan kesehatan sehingga memungkinkan setiap orang
mencapai hidup sehat dan produktif.
1. Konsep kesehatan (sehat-sakit)
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk
memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal
yang mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan
proses penyakit. Faktor-faktor lingkungan eksternal adalah factor-faktor yang
berada diluar individu yang mungkin mempengaruhi kesehatan antara lain
variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi.Salah satu ukuran yang
dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan adalah rentang sehat sakit.
Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur
keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat
dinamis, individualis, dan tergantung pada factor-faktor yang mempengaruhi

5
kesehatan. Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara konstan,
dimana rentang sehat sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan
kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada
dalam area sakit (illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke
arah sehat maka kita berada dalam area sehat (wellness area).
Oleh karena pengetahuan sehat dan sakit tidak terlalu spesifik maka para
ahli sepakat menggunakan suatu rentang atau skala seseorang. Salah satu ukuran
yang dipakai adalah healthillnes continum atau rentang sehat sakit. Rentang sehat
sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan
seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, dan
tergantung individualis dan tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan. Menurut model ini keadaan sehat selalu berubah secara konstan.
Penyakit meningkat menyebabkan tidak sehat dan perasaan sakit menurut
kemampuan fungsional.
Konsep sehat digunakan sebagai landasan untuk mencapai sasaran
keperawatan yaitu derajat kesehatan yang optimal untuk itu keperawatan
memberikan bantuan kepada individu, keluarga dan masyarakat untuk dapat
merawat dirinya sendiri.
2. Konsep lingkungan
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan
menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan
kesehatan. Fokus lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial, budaya dan
spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu :
a. Lingkungan dalam terdiri dari:
1) Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan
udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih
yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam
ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus
bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan.
Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik
bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur
harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat
tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan

6
bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya
mendapat ventilasi.
2) Lingkungan psikologi (psychologi environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh
karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya.
Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual
dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam
mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam
suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan
secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang
dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien
dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari
pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk,
menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu
membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-
hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan
rasa nyaman.
3) Lingkungan aksi (social environment)
Observasi dari lingkungan aksi terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan
data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting
untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus
menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus
secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada
umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan aksi
dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu
lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah
atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang
berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
4) Lingkungan luar (kultur, adat, struktur masyarakat, status, udara, suara,
pendidikan, pekerjaan dan faktor ekonomi budaya). Lingkungan dengan
kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan dapat
membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit
untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien. Lingkungan

7
dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak
bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit-
penyakit.
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila
lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia
perlu merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain. Keperawatan
dengan lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang sedang
rehabilitasi maka akan memerlukan lingkungan yang bersih.

C. KARAKTERISTIK SPESIFIK KEILMUAN KEPERAWATAN


Dari definisi keperawatan yang telah diakui dan digunakan sebagai dasar
pengembangan keperawatan di Indonesia, maka objek materia ilmu keperawatan
adalah manusia, dalam wujudnya sebagai individu, keluarga dan komunitas, yang
tidak dapat berfungsi (atau berpotensi tidak dapat berfungsi) opyimal dalam kaitan
dengan kondisi kesehatan dalam proses penyembuhan, rehabilitasi, pencegahan
penyakit, dan peningkatan kesehatan. Sedangkan objek formanya adalah sebagai
bantuan terhadap individu, keluarga dan komunitas itu yang tidak dapat berfungsi atau
yang secara potensial tidak dapat berfungsi optimal dalam kaitan dengan kondisi
kesehatan serta proses penyembuhan, rehabilitasi, pencegahan timbulnya masalah
kesehatan serta peningkatan kesehatan mereka secara optimal. Postulat yang diajukan
adalah bahwa manusia yang tidak (potensial tidak) dapat berfungsi secara optimal
dalam kaitan dengan kondisi kesehatan, proses penyembuhan, rehabilitasi,
pencegahan timbulnya masalah kesehatan serta peningkatan kesehatan secara optimal
yang memiliki perangkat kebutuhan.
Asumsi yang diajukan adalah bahwa manusia sebagai makhluk bio-psiko-
sosialspiritual yang tidak dapat (potensial tidak dapat) berfungsi optimal dalam kaitan
dengan kondisi kesehatan dan proses penyembuhan, rehabilitasi, pencegahan
timbulnya masalah, dan promosi kesehatan. Selanjutnya di atas landasan postulat,
asumsi, dan prinsip – prinsip kita dapatkan prinsip bahwa “efektivitas bantuan
terhadap individu, keluarga, dan kelompok komunitas yang tidak dapat berfungsi
optimal dalam kaitan dengan kondisi kesehatan, proses penyembuhan, rehabilitasi,
pencegahan timbulnya masalah dan promosi kesehatan merupakan pendekatan bio-
psiko-sosial-spiritual secara holistik. Apabila kita nilai, maka ketiga proposisi
mengenai pikiran dasar ini, untuk menentukan apakah semua ini “spesifik atau khas

8
bersifat ilmu keperawatan”, atau mungkin milik disiplin pengetahuan lain yang telah
ada seperti ilmu ekonomi, psikologi, sosiologi, kedokteran, kesehatan masyarakat atau
mungkin antropologi. Jawabannya adalah mungkin saja, namun tetap tidak
mengurangi sifat khas atau spesifiknya ilmu keperawtan sebab baik kebutuhan
manusia maupun sifat bio-psiko-sosial dan spiritual itu dikaitkan dalam konteks
manusia yang tidak dapat berfungsi (potensial tidak dapat berfungsi) dengan optimal
dalam kaitan dengan kondisi kesehatan, penyembuhan, pencegahan, dan promosi
kesehatan. Dan pada gilirannya akan menyebabkan perbedaan kerangka konseptual
makro yang dibangun.
Kerangka konsep ilmu keperawatan baik makro maupun mikro (hanya
menyangkut salah satu aspek dari ilmu keperawatan) di Amerika telah berkembang
sejak sebelum 1950-an, dan symposium mengenai model dan teori keperawatan
dilakukan untu pertama kalinya tahun 1966. Dalam kurun waktu 1970-an model, teori
dan ilmu keperawatan berkembang dengan kecepatan tinggi. Di Indonesia, Lokakarya
Nasional Keperawatan tahun 1983, yang disponsori Departemen Kesehatan dan
WHO, merupakan tonggak sejarah perkembangan ilmu keperawatan di Indonesia.
Dari data itu dapat disimpulkan bahwa ilmu keperawatan sebagai disiplin keilmuan
yang mandiri memiliki latar belakang yang sangat solid.
Pendidikan keperawatan di Negara – Negara Anglo Saxon atau yang berkiblat
Anglo Saxon seperti Amerika, Canada, Australia, Filipina, dan Thailand pada
umumnya mencakup program diploma, asosiate, dan program bakloreat (S1).
Nampaknya pendidikan perawat Indonesia sedang dan akan mengikuti pendidikan
perawat (Ners) model spesifik pendidikan dokter Indonesia dengan merujuk pada
pendidikan model Amerika – Australia-Thailand. Sedangkan di daratan Eropa,
termasuk Belanda (sebagai leluhur yang melahirkan mantra dan zuster keperawatan)
yang menganut system pendidikan continental, ilmu keperawatan tidak dikembangkan
sebagai ilmu yang mandiri, namun bersama – sama dengan keperawatan “midwifery”.
Berbeda dengan di Indonesia, di mana “pendidikan bidan” misalnya, dimasukkan ke
dalam lingkup pendidikan Obstetric-Gynekologi, bagian dari ilmu kedokteran.

9
D. PERKEMBANGAN ILMU KEPERAWATAN
Perkembangan Ilmu Keperawatan dewasa ini telah mencapai prestasi yang
cukup fenomenal,kemajuan tersebut menyebabkan ilmu keperawatan mendapat pengakuan
sebagai suatu disiplinkeilmuan dan sekaligus menjadikan keperawatan sebagai salah satu
profesi dibidang kesehatanyang sejajar dengan profesi kesehatan lainnya.
Keperawatan adalah Ilmu yang berbasiskan padateori, berbekal konsep,
mengutamakan keselarasan teori & praktik, berorientasi kearah masadepan dan yang
paling penting adalah peduli terhadap kemanusiaan dengan visi yang holistik.Berpijak
pada banyak hal diatas menyebabkan keperawatan menjadi lebih bermakna dan lebihberarti.
Sebagai suatu Ilmu yang berorientasi kekinian. Pola dan fokus keperawatan saat ini
telah bergeser, dari upaya pelayanan yang bertumpu pada panggilan
ataupun berdasarkan padaundangan menjadi upaya pelayanan yang mengutamakan
penyelenggaraan didalam institusi baik melalui upaya mandiri maupun kolaboratif.
Meskipun demikian model pola pelayanan panggilan pada kasus tertentu
masih merupakan alternatif pelayanan.
Ilmu keperawatan modern saat ini menjadi panduan profesi keperawatan dalam
menjalankan praktek keperawatan sehari-harinya, realisasi telah muncul pada paruh
pertama abad keduapuluh. Kerangka kerja teoretis ini telah banyak berkontribusi dalam
mengembangkan kegiatankeperawatan. Salah satu tujuan dari upaya tersebut adalah
untuk menjadikan keperawatansebagai profesi yang diakui dan mampu memberikan
upaya perawatan secara profesional bagiklien yang memerlukan. Teori menyusui
adalah salah satu contoh konsep yang mendasarkan pada ilmu keperawatan.
Didalam Teori menyusui sarat dengan kaidah keilmuan seperti definisi, hubunga
n
kausatif dan berbagai asumsi yang jelas berasal dari Model Keperawatan Sistematis,di
sanapun terlihat rancangan hubungan spesifik antara konsep dan tujuan serta dapat menjelaskan
berbagai masalah yang berkaitan antara menyusui dengan kepentingan kesehatandan
keperawatan. Oleh karena itu tergambar secara jelas bahwa ilmu keperawatan
merupakansuatu ilmu yang mandiri dan bukan berasal dari cabang atau perkembangan ilmu
kesehatan yanglain.Mengulang dari apa yang pernah disebutkan sebelumnya bahwa,
pada dasarnya inti darikeperawatan adalah memberikan asuhan keperawatan
profesional kepada orang lain baik padaindividu, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat.

10
Dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, pengobatan terhadap penyakit
serta pemulihan kesehatan. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa keperawatan
merupakan profesi yang mempunyai tujuanuntuk membebaskan manusia dari sakit ataupun
penyakit, meningkatkan derajat kesehatansampai pada tingkat yang optimal dan yang lebih
tinggi lagi dari itu adalah agar umat manusiadapat mencapai hidup sejahtera fisik
dan jiwanya, sehingga mampu untuk menjalankan perannyasebagai individu yang lengkap dan
paripurna.Ilmu Keperawatan adalah suatu ilmu pengetahuan sekaligus keterampilan
yang selain memilikiberbagai macam dimensi diatas juga memiliki dimensi biologis,
psikologis, sosial, kulturalsekaligus dimensi religius, seperti layaknya ilmu lain.
Dalam menjalankan praktek keperawatan, seorang perawat haruslah menggunakan
kombinasidari ilmu keperawatan profesional dan seni dalam hal ini merupakan
kombinasi dari etikakeperawatan, ilmu filsafat, berpedomankan pada Undang-undang
dan aturan hukum yang berlakudengan memperhatikan kondisi biologis, sosial, kultur
dan budaya serta spiritual yang dipadusecara harmonis dan seimbang dalam metode
ilmiah keperawatan dan standar operasionalprosedur sebagai pedoman
dalam melaksanakan praktek keperawatan profesional.
Dewasa ini kekhususan bidang keperawatan merupakan suatu keperluan, keperawatan telah
berkembang luas. Di Indonesia sendiri telah terbentuk Direktorat keperawatan di
KementerianKesehatan, di beberapa rumah sakit besar seperti di RS type A di
Indonesia bidang keperawatanmerupakan bidang tersendiri disamping bidang
pelayanan medik. Dalam melaksanakan tugasnya seorang praktisi keperawatan dihadapkan pada
beban kerja yangdemikian banyaknya, jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan
praktisi kesehatan lain. Tugas dan kewenangan praktisi keperawatan di rumah sakit merupakan
kombinasi dari tugas mandiri,tugas delegasi dan tugas kolaborasi.
Tugas mandiri adalah tugas yang harus dilakukan berdasarkan kepada masalah
keperawatanyang diangkat dari seorang klien melalui siklus, observasi, kajian keperawatan,
perencanaanasuhan keperawatan, implementasi dan intervensi asuhan keperawatan, pengamatan
terhadaphasil intervensi dan evaluasi hasil. Tugas ini merupakan siklus yang tidak
terputus untukmendapatkan hasil yang optimal, yang didasarkan penilaian pada aspek
biologi, psikologi, sosial,kultural dan spiritual. Sedangkan tugas delegasi adalah tugas yang
dilakukan berdasarkan pendelegasian dari profesi kedokteran. Kewenangan tugas ini
sendiri sebenarnya berada padaprofesi kedokteran, tetapi karena ketidak cukupan waktu dokter
untuk berada 24 jam disampingklien, keterampilan dan kemampuan praktisi keperawatan
untuk tindakan tersebut dan demikesembuhan klien semata maka, secara tertulis tugas ini dapat

11
didelegasikan kepada praktisikeperawatan yang berdinas saat itu. Contoh dari tugas
delegasi adalah, menyuntik, memasanginfus, memasang pipa nasogaster, dan lain-lain.
Selanjutnya tugas kolaborasi adalah tugas yangdilakukan secara bersama berdasarkan pada
kewenangan dan kemampuan yang sama. Misalnyasaja merawat dan mengganti balutan
luka, mengukur fungsi vital, dan lain-lain.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengembangan ilmu keperawatan bertolak dari pengertian dasar tentang ilmu
keperawatan seperti yang dirumuskan oleh Konsorsium Ilmu kesehatan (1991) yaitu : “
Ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu dasar seperti ilmu alam, ilmu social, ilmu
perilaku, ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu dasar keperawatan, ilmu
keperawatan komunitas dan ilmu keperawatan klinik, yang aplikasinya menggunakan
pendekatan dan metode penyelesaian masalah secara ilmiah, ditujukan untuk
mempertahankan, menopang, memelihara dan meningkatkan integritas seluruh
kebutuhan dasar manusia“.
Konsep dasar yang terkandung dalam ilmu-ilmu sosial saling memiliki hubungan
dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan
senantiasa berhadapan/berhubungan dengan dimensi-dimensi ruang, waktu, dan berbagai
bentuk kebutuhan (needs) serta berbagai bentuk peristiwa baik dalam skala individual
maupun dalam skala kelompok (satuan sosial). Terdapat relasi, relevansi, dan fungsi
yang cukup signifikan seluruh ilmu-ilmu sosial tersebut untuk memecahkan masalah-
masalah manusia. Seperti di dalam ilmu keperawatan yaitu dalam memenuhi kebutuhan
dasar manusia tidak terlepas dari ilmu-ilmu yang lain. Sehingga dengan demikian
terdapat revelansi ilmu keperawatan dan ilmu social. Sehingga dengan rumpun ilmu
social tersebut dapat ilmu keperawatan semakin terus berkembang seiring dengan
kemajuan keilmuan.

B. SARAN
Penerapan filsafat dalam ekstensi keperawatan sebagai ilmu berkembang masih
belum merata sehingga diharapkan semua institusi pendidikan keperawatan menerapkan
filsafat untuk masuk dalam kurikulum pendidikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Agus suradika dan virgana. 2012. Filsafat ilmu. Pustaka mandiri. Tanggerang.
Aziz Alimul H. 2002. Pengantar Pendidikan Keperawatan. CV. Sagung Seto. Jakarta.
Muhammad Muslih. 2004. Filsafat Ilmu ; Kajian atas asumsi dasar, paradigm dan Kerangka
teori ilmu pengetahuan. Belukar. Yogyakarta www.inna-ppni.or.id
Naziruddin, Udin. 2004. Buku Ajar : Filsafat Keilmuan dalam Keperawatan dan
Kesehatan.Bandung : PSIK UNPAD.
Sihotang, Kasdin. 2009. Filsafat Manusia, Upaya Membangkitkan Humanisme. Kanisius. Jakarta.
Supardi. 2009. Filsafat Ilmu Sosial. Diktat Mata Kuliah Dasar-dasar Ilmu Sosial.Universitas
Negeri Yogyakarta

14

Anda mungkin juga menyukai