Oleh :
KELOMPOK III
2. Samsinar
3. Sisilia
4. Jesman
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat dan ilmu merupakan dua kata yang memiliki keterkaitan, baik itu secara
historikal maupun secara substansial. Dimana dengan perkembangan dan kemajuan zaman
dewasa ini tidak terlepas dari peran ilmu. Bahkan pola hidup manusia dari waktu ke waktu
mengalami evolusi seiring dengan sejarah kemajuan dan perkembangan ilmu. Tahap-tahap
dalam konteks ini sebagai sejarah perkembangan ilmu sejak dari zaman klasik, zaman
pertengahan, zaman modern dan zaman kontemporer. Kemajuan dan perkembangan ilmu dan
teknologi dari waktu ke waktu seperti sebuah mata rantai yang tidak terputus satu sama lain.
Pada perkembangannya, ilmu terbagi dalam beberapa disiplin ilmu yang membutuhkan
pendekatan, sifat, objek, tujuan dan ukuran yang berbeda-beda (Semiawan, 2005). Hal-hal
baru yang ditemukan suatu masa menjadi unsur penting bagi penemuan-penemuan lainnya di
masa berikutnya. Satu hal yang tidak sulit untuk disepakati, bahwa hampir semua sisi
kehidupan manusia modern telah disentuh oleh berbagai efek perkembangan ilmu dan
teknologi, sektor ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan, sosial dan budaya, komunikasi
dan transportasi, pendidikan, seni, kesehatan, dan lain-lain.
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai segala
hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari
kehidupan manusia (The Liang Gie, 2004). Sedangkan menurut Lewis White Beck, filsafat
ilmu bertujuan membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba
menemukan nilai dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan. Pembahasan
filsafat ilmu sangat penting karena akan mendorong manusia untuk lebih kreatif dan inovatif.
filsafat ilmu memberikan spirit bagi perkembangan dan kemajuan ilmu dan sekaligus nilai-
nilai moral yang terkandung pada setiap ilmu baik pada tataran ontologis, epistemologis
maupun aksiologi. Dengan menyadari begitu pentingnya peran filsafat ilmu terkait dengan
perkembangan pengetahuan, maka makalah ini membahas beberapa hal seperti bagaimana
pemahaman epistemology, axiology dan ontology diaplikasikan dalam dunia keperawatan,
bagaimana sifat dan karakteristik sains keperawatan, filosofi sains keperawatan, paradigma
sains keperawatan dan konsep sentral yang menjadi fokus garapan disiplin ilmu keperawatan
serta proses pengembangan sains keperawatan. Disamping itu juga akan dibahas tentang
analisis pengembangan sains keperawatan yang merupakan kontribusi dari interaksi antara
pendidikan, pelayanan/praktek dan riset keperawatan serta pengaruhnya terhadap kehidupan
keprofesian.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Kamus filsafat, oksiologi berasal dari bahasa Yunani Axios (layak,
pantas) dan logos (ilmu). Jadi aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari
nilai. Aksiologi berkaitan dengan kegunaan dari suatu ilmu, hakekat ilmu sebagai
suatu kumpulan pengetahuan yang didapat dan berguna untuk kita dalam
menjelaskan, meramalkan dan menganalisa gejala-gejala alam (Rakhmat, 2010).
Ilmu, ditinjau dari aspek aksiologi, merupakan cara penggunaan/pemanfaatan
pengetahuan ilmiah. Karenanya pengetahuan ilmiah yang telah diperoleh akan
disusun dan dipergunakan secara komunal dan universal. Asas dalam keilmuan
tersebut digunakan/dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat manusia. Asas moral
yang terkandung di dalamnya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup manusia
dengan tetap memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, dan
keseimbangan/kelestarian alam lewat pemanfaatan ilmu pengetahuan ilmiah.
Aksiologi dibagi dalam 3 bagian (Jalaluddin dan Abdullah, 1997), yaitu:
1. Moral conduct, yaitu tindakan moral. Bidang ini melahirkan disiplin khusus yakni
etika. Kajian etika lebih fokus pada perilaku, norma dan adat istiadat manusia.
2. Esthetic Expression, yaitu ekspressi keindahan. Bidang ini melahirkan keindahan.
Estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh
manusia terhadap lingkungan dan fenomena disekelilingnya (Bakhtiar , 2004).
3. Sosio-political life, yaitu kehidupan sosial politik yang akan melahirkan filsafat
sosio politik. Ilmu telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi peradaban
manusia, tapi dengan ilmu juga manusia dapat menghancurkan peradaban manusia
yang lain.
2.2. Sifat dan karakteristik sains keperawatan, filosofi sains keperawatan, paradigma sains
keperawatan dan konsep serta proses pengembangan sains keperawatan.
g. Dorothea Orem (1971). Ia melihat individu sebagai satu kesatuan utuh yang
terdiri dari aspek fisik, psikologis, dan social dengan derajat kemampuan
merawat diri sendiri. Tindakan keperawatan, menurutnya merupakan upaya
untuk memacu kemampuan diri sendiri. Teori orem dikenal dengan self care
deficit theory.
1. Manusia
Manusia utuh adalah proses sepanjang hidup yang terus menerus berubah dan
berinteraksi dengan lingkungan dan berpartisipasi dalam upaya untuk
mempertahankan kesehatannya. Dalam konteks paradigma keperawatan ini setiap
manusia dalam hidupnya akan mengalami situasi di mana dia mampu memenuhi
kebutuhannya, membutuhkan bantuan atau bahkan membutuhkan orang lain untuk
melakukannya, dalam hal ini perawat.
2. Perawat
Perawat adalah individu yang menjalani profesi keperawatan, yaitu seni dan
pengetahuan dalam memandirikan maupun membantu klien sesuai dengan kondisi
masing-masing personal. Perawat akan memberikan pelayanan yang bersifat
manusiawi yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan manusia untuk merawat
diri, kesembuhan dari penyakit atau cedera dan penanggulangan komplikasinya
sehingga dapat meningkat derajat kesehatannya.
3. Kesehatan
Kesehatan adalah suatu kondisi sejahtera jasmani maupun rohani yang bersifat
dinamis pada individu di mana dalam kondisi ini setiap individu memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan internal
maupun eksternal.
4. Lingkungan
Lingkungan dapat diartikan sebagai tempat, situasi maupun hal-hal yang
berinteraksi dengan individu baik secara aktif maupun pasif. Lingkungan dapat
juga diartikan sebagai kondisi terpenuhi atau tidaknya kebutuhan seseorang/klien.
Ketika kebutuhan terpenuhi akan menjadi suatu lingkungan yang kondusif bagi
individu untuk berfungsi secara optimal dan berlaku juga hal yang berkebalik.
Langkah yang penting dan haus dilakukan adalah menata pendidikan keperawatan
sebagai pendidikan professional, sehingga peserta didik mendapat pendidikan dan
pengakaman belajar sesuai yang dituntut oleh profesi keperawatan. Upaya penataan
pendidikan keperawatan diarahkan pada hal-hal seperti: 1). mempercepat proses
penumbuhan pendidikan keperawatan dalam system pendidikan tinggi nasional. 2).
Mengendalikan dan membina pelaksanaan pendidikan pada pusat-pusat pendidikan
keperawatan, dengan memberlakukan peraturan akreditasi institusi pendidikan
keperawatan, disertai dengan standar pendidikan, sesuai yang dituntut oleh profesi
keperawatan. 3). Mengembangkan lahan praktek keperawatan untuk pelaksanaan
pengalaman belajar klinik dan lapangan. 4). Meningkatkan dan membina kemampuan
staff akademik untuk melakukan riset dalam rangka memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan maju dalam pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan, serta
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan.
Upaya penataan organisasi profesi keperawatan diarahkan pada hal-hal seperti: 1).
Membina organisasi profesi keperawatan sehingga mampu melaksanakan fungsi dan
tanggung jawabnya sebagai organisasi profesi. 2). Meningkatkan kemampuan organisasi
profesi keperawatan sehingga mampu melaksanakan pendidikan keperawatan berlanjut,
menyusun standar pendidikan keperawatan. 3). Membina organisasi profesi keperawatan
sehingga mampu mengendalikan proses profesionalisasi secara terus menerus.
BAB III
KESIMPULAN
Pemahaman akan aksiologi merupakan hal yang sangat penting, dimana dengan
memahami hal tersebut, kita semakin paham bagaimana ilmu tersebut diperoleh, bagaimana
ilmu tersebut dimanfaatkan, apa kegunaan ilmu tersebut dan bagaimana ilmu tersebut bisa
diterapkan dalam lingkungan pekerjaan atau hidup sehari-hari. Semua cabang ilmu pengetahuan
pastinya memiliki filosofinya masing-masing, termasuk juga ilmu keperawatan. Sains
keperawatan memiliki karakteristik sehingga ilmu keperawatan layak disebut sebagai ilmu yang
mandiri. Paradigm keperawatan merupakan salah satu factor penting dalam perkembangan sains
keperawatan, dimana paradigma keperawatan melihat dari 4 hal antara lain: mausia, lingkungan,
konsep sehat-sakit dan keperawatan itu sendiri. Proses pengembangan ilmu keperawatan bisa
dikatakan sedang mengalami perubahan kearah yang semakin modern, yang didukung dengan
munculnya pakar-pakar keperawatan yang menciptakan teori-teori baru yang semakin aplikatif.
Namun untuk lebih baik lagi, keperawatan masih perlu membenahi beberapa hal dalam
memajukan kehidupan profesi keperawatan antara lain, penataan dibdang pendidikan, penataan
dibidang praktik/pelayanan dan juga penataan di dalam organisasi profesi itu sendiri.
REFERENSI
Alligood, M. R., Tomey, A. M. (2010). Nursing Theorist and Their Works, Seventh Edition. St.
Louis. Missouri: Mosby Elsivier.
Jalaludin & Abdullah (1997). Filsafat pendidikan. Jakarta. Gaya media pratama
Suriasumantri, J. S. (2005). Filsafat Ilmu: sebuah pengantar popular. Jakarta. Sinar Harapan.
Semiawan , C. (2005). Panorama filsafat ilmu landasan pengembangan ilmu sepanjang zaman.
Jakarta. Mizan publika