Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pohon ilmu dari keperawatan adalah ilmu keperawatan itu sendiri. Pendidikan
keperawatan sebagai pendidikan profesi harus dikembangkan sesuai dengan kaidah-kaidah
ilmu dan profesi keperawatan, yang harus memiliki landasan akademik dan landasan
professional yang kokoh dan mantap. Pengembangan pendidikan keperawatan bertolak dari
pengertian dasar tentang ilmu keperawatan seperti yang dirumuskan oleh Konsorsium Ilmu
kesehatan (1991) yaitu : “ Ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu dasar seperti ilmu alam,
ilmu social, ilmu perilaku, ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu dasar
keperawatan, ilmu keperawatan komunitas dan ilmu keperawatan klinik, yang apluikasinya
menggunakan pendekatan dan metode penyelesaian masalah secara ilmiah, ditujukan untuk
mempertahankan, menopang, memelihara dan meningkatkan integritas seluruh kebutuhan
dasar manusia “. Wawasan ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu yang mempelajari bentuk
dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui pengkajian mendasar
tentang hal-hal yang melatar belakangi, serta mempelajari berbagai bentuk upaya untuk
mencapai kebutuhan dasar tersebut melalui pemanfaatan semua sumber yang ada dan
potensial. Bidang garapan dan fenomena yang menjadi objek studi keperawatan adalah
penyimpangan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosiospiritual),
mulai dari tingkat individu tang utuh (mencakup seluruh siklus kehidupan), sampai pada
tingkat masyarakat, yang juga tercermin pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada
tingkat system organ fungsional sampai sub seluler atau molekuler. Dari uraian diatas dapat
dijelaskan bahwa hakikat dari ilmu keperawatan adalah mempelajari tentang respon manusia
terhadap sehat dan sakit yang difokuskan pada kepedulian perawat terhadap tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar pasien atau disebut dengan care. Hal ini berbeda dengan
hakikat kedokteran adalah pengobatan atau disebut cure.
Keperawatan merupakan suatu seni dan ilmu pengetahuan. Sebagai perawat
profesional, kita akan belajar memberikan perawatan dengan penuh kasih sayang, perhatian,
dan rasa hormat terhadap harga diri tiap klien. Sebagai ilmu pengetahuan, keperawatan
merupakan ilmu pegetahuan yang terus berubah seiring penemuan baru dan inovasi. Saat
mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan seni dalam praktik keperawatan, kualitas perawatan
yang diberikan akan mencapai mutu yang menguntungkan klien dan keluarga mereka karena
klien merupakan pusat dari praktik yang dilakukan (Potter Perry, 2013). Klien meliputi
individu, keluarga, dan/atau masyarakat. Tiap klien memiliki berbagai kebutuhan perawatan
kesehatan, pengalaman, kelemahan, dan pengharapan yang berbeda. Keperawatan
menawarkan penghargaan pribadi dan profesional tiap harinya (Potter Perry, 2013).
Perkembangan Ilmu Keperawatan dewasa ini telah mencapai prestasi yang cukup
fenomenal,kemajuan tersebut menyebabkan ilmu keperawatan mendapat pengakuan sebagai suatu
disiplinkeilmuan dan sekaligus menjadikan keperawatan sebagai salah satu profesi dibidang
kesehatanyang sejajar dengan profesi kesehatan lainnya. Keperawatan adalah Ilmu yang
berbasiskan padateori, berbekal konsep, mengutamakan keselarasan teori & praktik,
berorientasi kearah masadepan dan yang paling penting adalah peduli terhadap kemanusiaan
dengan visi yang holistik.Berpijak pada banyak hal diatas menyebabkan keperawatan menjadi lebih
bermakna dan lebihberarti. Sebagai suatu Ilmu yang berorientasi kekinian. Pola dan fokus
keperawatan saat ini telah bergeser, dari upaya pelayanan yang bertumpu pada panggilan
ataupun berdasarkan padaundangan menjadi upaya pelayanan yang mengutamakan penyelenggaraan
didalam institusi baik upaya mandiri maupun kolaboratif. Meskipun demikian model pola
pelayanan panggilan pada kasus tertentu masih merupakan alternatif pelayanan. Ilmu
keperawatan modern saat ini menjadi panduan profesi keperawatan dalam menjalankan
praktek keperawatan sehari-harinya, realisasi telah muncul pada paruh pertama abad
keduapuluh. Kerangka kerja teoretis ini telah banyak berkontribusi dalam mengembangkan
kegiatankeperawatan. Salah satu tujuan dari upaya tersebut adalah untuk menjadikan
keperawatan sebagai profesi yang diakui dan mampu memberikan upaya perawatan secara
profesional bagiklien yang memerlukan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menulis makalah yang membahas
tentang ilmu filsafat dan eksistensi keperawatan sebagai ilmu yang berkembang.

B. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang apa itu ilmu filsafat dan
eksistensi keperawatan sebagai ilmu yang berkembang.
BAB II
PEMBAHASAN

A. ILMU FILSAFAT
Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat pengetahuan atau sering juga disebut
epistimologi. Epistimologi berasal dari bahasa Yunani yakni episcmc yang
berarti knowledge, pengetahuan dan logos yang berarti teori. Istilah ini pertama kali
dipopulerkan oleh J.F. Ferier tahun 1854 yang membuat dua cabang filsafat yakni
epistemology dan ontology (on=being, wujud, apa+logos = teori ), ontology ( teori
tentang apa).
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu adalah dasar yang menjiwai
dinamika proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Ini berarti bahwa
terdapat pengetahuan yang ilmiah dan tak-ilmiah. Adapun yang tergolong ilmiah ialah
yang disebut ilmu pengetahuan atau singkatnya ilmu saja, yaitu akumulasi pengetahuan
yang telah disistematisasi dan diorganisasi sedemikian rupa, sehingga memenuhi asas
pengaturan secara prosedural, metologis, teknis, dan normatif akademis. Dengan
demikian teruji kebenaran ilmiahnya sehingga memenuhi kesahihan atau validitas ilmu,
atau secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Sedang pengetahuan tak-ilmiah adalah
yang masih tergolong prailmiah. Dalam hal ini berupa pengetahuan hasil serapan indrawi
yang secara sadar diperoleh, baik yang telah lama maupun baru didapat. Disamping itu
termasuk yang diperoleh secara pasif atau di luar kesadaran seperti ilham, intuisi,
wangsit, atau wahyu (oleh nabi).
Inti sari dari filsafat ilmu terdiri dari kebenaran, fakta, logika, dan konfirmasi.
Adapun ciri-ciri dan cara kerja filsafat ilmu antara lain sebagai berikut:
1. Mengkaji dan menganalisis konsep-konsep, asumsi dan metode ilmiah
2. Mengkaji keterkaitan ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya
3. Menyelidiki berbagai dampak pengetahuan ilmiah terhadap : cara pandang manusia,
hakikat manusia, nilai-nilai yang dianut manusia, tempat tinggal manusia, sumber-
sumber pengetahuan dan hakekatnya, logika dengan matematika, logika dan
matematika dengan realitas yang ada.
Sedangkan fungsi dari filsafat ilmu itu sendiri antara lain :
1. Alat-alat untuk menulusuri kebenaran segala hal-hal yang dapat disaksikan dengan
panca indra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah
2. Memberikan pengertian tentang cara hidup dan pandangan hidup
3. Panduan tentang ajaran moral dan etika
4. Sumber ilham dan panduan untuk menjalani berbagai aspek kehidupan
Sehingga dengan demikian filsafat ilmu sangatlah penting peranannya bagi
pengembangan ilmu pengetahuan. Tentu juga filsafat ilmu sangat bermanfaat bagi
manusia untuk menjalani berbagai aspek kehidupan.

B. KONSEP KEPERAWATAN
Konsep keperawatan dikembangkan  dari paradigma keperwatan yang disepakati
sebagai bentuk pelayanan profesional yang merupakan kajian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk perawatan bio-psiko-
sosial-kultural-spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan komunitas, baik sakit maupun sehat serta mencakup seluruh kehidupan
manusia. Keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik
dan atau mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangya kemampuan melaksanakan
kegiatan sehari-hari secara mandiri. Bantuan juga ditujukan kepada penyediaan
pelayanan kesehatan utama dalam upaya mengadakan perbaikan sistem pelayanan
kesehatan sehingga memungkinkan setiap orang mencapai hidup sehat dan produktif.
1. Konsep kesehatan (sehat-sakit)
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk
memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang
mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan proses
penyakit. Faktor-faktor lingkungan eksternal adalah factor-faktor yang berada diluar
individu yang mungkin mempengaruhi kesehatan antara lain variabel lingkungan
fisik, hubungan sosial dan ekonomi.Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur
tingkat atau status kesehatan adalah rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit
merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang.
Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, individualis, dan
tergantung pada factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan. Menurut model ini,
keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada
diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita
bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi apabila
status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat
(wellness area).
Oleh karena pengetahuan sehat dan sakit tidak terlalu spesifik maka para ahli
sepakat menggunakan suatu rentang atau skala seseorang. Salah satu ukuran yang
dipakai adalah healthillnes continum atau rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit
merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang.
Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, dan tergantung
individualis dan tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan.
Menurut model ini keadaan sehat selalu berubah secara konstan. Penyakit meningkat
menyebabkan tidak sehat dan perasaan sakit menurut kemampuan fungsional.
Konsep sehat digunakan sebagai landasan untuk mencapai sasaran keperawatan
yaitu derajat kesehatan yang optimal untuk itu keperawatan memberikan bantuan
kepada individu, keluarga dan masyarakat untuk dapat merawat dirinya sendiri.
2. Konsep lingkungan
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan
menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan.
Fokus lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial, budaya dan spiritual.
Lingkungan dibagi 2 yaitu :
a. Lingkungan dalam terdiri dari:
1) Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan
udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih
yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan
harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan
hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat
sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun
dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan
memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi
pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
2) Lingkungan psikologi (psychologi environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh
karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan
sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag
semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara
menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-
putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya
sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar
lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan
harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi
penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia
berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik
dapat memberikan rasa nyaman.
3) Lingkungan aksi (social environment)
Observasi dari lingkungan aksi terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan
data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting
untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan
kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih
dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga
hubungan komuniti dengan lingkungan aksi dugaannya selalu dibicarakan dalam
hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya
meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan
komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
4) Lingkungan luar (kultur, adat, struktur masyarakat, status, udara, suara,
pendidikan, pekerjaan dan faktor ekonomi budaya). Lingkungan dengan
kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan dapat
membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit
untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien. Lingkungan dengan
timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka
akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit-penyakit.
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila
lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia perlu
merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain. Keperawatan dengan
lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang sedang rehabilitasi maka
akan memerlukan lingkungan yang bersih.

C. KARAKTERISTIK SPESIFIK KEILMUAN KEPERAWATAN


Dari definisi keperawatan yang telah diakui dan digunakan sebagai dasar
pengembangan keperawatan di Indonesia, maka objek materia ilmu keperawatan adalah
manusia, dalam wujudnya sebagai individu, keluarga dan komunitas, yang tidak dapat
berfungsi (atau berpotensi tidak dapat berfungsi) opyimal dalam kaitan dengan kondisi
kesehatan dalam proses penyembuhan, rehabilitasi, pencegahan penyakit, dan
peningkatan kesehatan. Sedangkan objek formanya adalah sebagai bantuan terhadap
individu, keluarga dan komunitas itu yang tidak dapat berfungsi atau yang secara
potensial tidak dapat berfungsi optimal dalam kaitan dengan kondisi kesehatan serta
proses penyembuhan, rehabilitasi, pencegahan timbulnya masalah kesehatan serta
peningkatan kesehatan mereka secara optimal. Postulat yang diajukan adalah bahwa
manusia yang tidak (potensial tidak) dapat berfungsi secara optimal dalam kaitan dengan
kondisi kesehatan, proses penyembuhan, rehabilitasi, pencegahan timbulnya masalah
kesehatan serta peningkatan kesehatan secara optimal yang memiliki perangkat
kebutuhan.
Asumsi yang diajukan adalah bahwa manusia sebagai makhluk bio-psiko-
sosialspiritual yang tidak dapat (potensial tidak dapat) berfungsi optimal dalam kaitan
dengan kondisi kesehatan dan proses penyembuhan, rehabilitasi, pencegahan timbulnya
masalah, dan promosi kesehatan. Selanjutnya di atas landasan postulat, asumsi, dan
prinsip – prinsip kita dapatkan prinsip bahwa “efektivitas bantuan terhadap individu,
keluarga, dan kelompok komunitas yang tidak dapat berfungsi optimal dalam kaitan
dengan kondisi kesehatan, proses penyembuhan, rehabilitasi, pencegahan timbulnya
masalah dan promosi kesehatan merupakan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual secara
holistik. Apabila kita nilai, maka ketiga proposisi mengenai pikiran dasar ini, untuk
menentukan apakah semua ini “spesifik atau khas bersifat ilmu keperawatan”, atau
mungkin milik disiplin pengetahuan lain yang telah ada seperti ilmu ekonomi, psikologi,
sosiologi, kedokteran, kesehatan masyarakat atau mungkin antropologi. Jawabannya
adalah mungkin saja, namun tetap tidak mengurangi sifat khas atau spesifiknya ilmu
keperawtan sebab baik kebutuhan manusia maupun sifat bio-psiko-sosial dan spiritual itu
dikaitkan dalam konteks manusia yang tidak dapat berfungsi (potensial tidak dapat
berfungsi) dengan optimal dalam kaitan dengan kondisi kesehatan, penyembuhan,
pencegahan, dan promosi kesehatan. Dan pada gilirannya akan menyebabkan perbedaan
kerangka konseptual makro yang dibangun.
Kerangka konsep ilmu keperawatan baik makro maupun mikro (hanya menyangkut
salah satu aspek dari ilmu keperawatan) di Amerika telah berkembang sejak sebelum
1950-an, dan symposium mengenai model dan teori keperawatan dilakukan untu pertama
kalinya tahun 1966. Dalam kurun waktu 1970-an model, teori dan ilmu keperawatan
berkembang dengan kecepatan tinggi. Di Indonesia, Lokakarya Nasional Keperawatan
tahun 1983, yang disponsori Departemen Kesehatan dan WHO, merupakan tonggak
sejarah perkembangan ilmu keperawatan di Indonesia. Dari data itu dapat disimpulkan
bahwa ilmu keperawatan sebagai disiplin keilmuan yang mandiri memiliki latar belakang
yang sangat solid.
Pendidikan keperawatan di Negara – Negara Anglo Saxon atau yang berkiblat
Anglo Saxon seperti Amerika, Canada, Australia, Filipina, dan Thailand pada umumnya
mencakup program diploma, asosiate, dan program bakloreat (S1). Nampaknya
pendidikan perawat Indonesia sedang dan akan mengikuti pendidikan perawat (Ners)
model spesifik pendidikan dokter Indonesia dengan merujuk pada pendidikan model
Amerika – Australia-Thailand. Sedangkan di daratan Eropa, termasuk Belanda (sebagai
leluhur yang melahirkan mantra dan zuster keperawatan) yang menganut system
pendidikan continental, ilmu keperawatan tidak dikembangkan sebagai ilmu yang
mandiri, namun bersama – sama dengan keperawatan “midwifery”. Berbeda dengan di
Indonesia, di mana “pendidikan bidan” misalnya, dimasukkan ke dalam lingkup
pendidikan Obstetric-Gynekologi, bagian dari ilmu kedokteran.

D. PERKEMBANGAN ILMU KEPERAWATAN


Perkembangan Ilmu Keperawatan dewasa ini telah mencapai prestasi yang cukup
fenomenal,kemajuan tersebut menyebabkan ilmu keperawatan mendapat pengakuan sebagai suatu
disiplinkeilmuan dan sekaligus menjadikan keperawatan sebagai salah satu profesi
dibidang kesehatanyang sejajar dengan profesi kesehatan lainnya. Keperawatan adalah
Ilmu yang berbasiskan padateori, berbekal konsep, mengutamakan keselarasan teori &
praktik, berorientasi kearah masadepan dan yang paling penting adalah peduli terhadap
kemanusiaan dengan visi yang holistik.Berpijak pada banyak hal diatas menyebabkan
keperawatan menjadi lebih bermakna dan lebihberarti. Sebagai suatu Ilmu yang berorientasi
kekinian. Pola dan fokus keperawatan saat ini telah bergeser, dari upaya pelayanan
yang bertumpu pada panggilan ataupun berdasarkan padaundangan menjadi upaya pelayanan
yang mengutamakan penyelenggaraan didalam institusi baik melalui upaya mandiri maupun
kolaboratif. Meskipun demikian model pola pelayanan panggilan pada kasus tertentu
masih merupakan alternatif pelayanan.
Ilmu keperawatan modern saat ini menjadi panduan profesi keperawatan dalam
menjalankan praktek keperawatan sehari-harinya, realisasi telah muncul pada paruh
pertama abad keduapuluh. Kerangka kerja teoretis ini telah banyak berkontribusi dalam
mengembangkan kegiatankeperawatan. Salah satu tujuan dari upaya tersebut adalah untuk
menjadikan keperawatansebagai profesi yang diakui dan mampu memberikan upaya
perawatan secara profesional bagiklien yang memerlukan. Teori menyusui adalah salah
satu contoh konsep yang mendasarkan pada ilmu keperawatan.
Didalam Teori menyusui sarat dengan kaidah keilmuan seperti definisi, hubungan
kausatif dan berbagai asumsi yang jelas berasal dari Model Keperawatan Sistematis,disana
pun terlihat rancangan hubungan spesifik antara konsep dan tujuan serta dapat menjelaskan berbagai
masalah yang berkaitan antara menyusui dengan kepentingan kesehatandan keperawatan. Oleh
karena itu tergambar secara jelas bahwa ilmu keperawatan merupakansuatu ilmu yang
mandiri dan bukan berasal dari cabang atau perkembangan ilmu kesehatan yanglain.Mengulang dari
apa yang pernah disebutkan sebelumnya bahwa, pada dasarnya inti darikeperawatan
adalah memberikan asuhan keperawatan profesional kepada orang lain baik padaindividu,
keluarga, kelompok, ataupun masyarakat. Dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, pengobatan terhadap penyakit serta pemulihan kesehatan. Oleh karenanya dapat
disimpulkan bahwa keperawatan merupakan profesi yang mempunyai tujuanuntuk
membebaskan manusia dari sakit ataupun penyakit, meningkatkan derajat kesehatansampai pada
tingkat yang optimal dan yang lebih tinggi lagi dari itu adalah agar umat manusiadapat
mencapai hidup sejahtera fisik dan jiwanya, sehingga mampu untuk menjalankan perannyasebagai
individu yang lengkap dan paripurna.Ilmu Keperawatan adalah suatu ilmu pengetahuan
sekaligus keterampilan yang selain memilikiberbagai macam dimensi diatas juga
memiliki dimensi biologis, psikologis, sosial, kulturalsekaligus dimensi religius, seperti
layaknya ilmu lain.
Dalam menjalankan praktek keperawatan, seorang perawat haruslah menggunakan
kombinasidari ilmu keperawatan profesional dan seni dalam hal ini merupakan kombinasi
dari etikakeperawatan, ilmu filsafat, berpedomankan pada Undang-undang dan aturan
hukum yang berlakudengan memperhatikan kondisi biologis, sosial, kultur dan budaya
serta spiritual yang dipadusecara harmonis dan seimbang dalam metode ilmiah
keperawatan dan standar operasionalprosedur sebagai pedoman dalam melaksanakan
praktek keperawatan profesional.
Dewasa ini kekhususan bidang keperawatan merupakan suatu keperluan, keperawatan telah
berkembang luas. Di Indonesia sendiri telah terbentuk Direktorat keperawatan di
KementerianKesehatan, di beberapa rumah sakit besar seperti di RS type A di Indonesia
bidang keperawatanmerupakan bidang tersendiri disamping bidang pelayanan medik.
Dalam melaksanakan tugasnya seorang praktisi keperawatan dihadapkan pada beban kerja
yangdemikian banyaknya, jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan praktisi kesehatan
lain. Tugas dan kewenangan praktisi keperawatan di rumah sakit merupakan kombinasi dari
tugas mandiri,tugas delegasi dan tugas kolaborasi.
Tugas mandiri adalah tugas yang harus dilakukan berdasarkan kepada masalah keperawatanyang
diangkat dari seorang klien melalui siklus, observasi, kajian keperawatan, perencanaanasuhan
keperawatan, implementasi dan intervensi asuhan keperawatan, pengamatan terhadaphasil intervensi
dan evaluasi hasil. Tugas ini merupakan siklus yang tidak terputus untukmendapatkan
hasil yang optimal, yang didasarkan penilaian pada aspek biologi, psikologi, sosial,kultural
dan spiritual. Sedangkan tugas delegasi adalah tugas yang dilakukan berdasarkan pendelegasian dari
profesi kedokteran. Kewenangan tugas ini sendiri sebenarnya berada padaprofesi
kedokteran, tetapi karena ketidak cukupan waktu dokter untuk berada 24 jam disampingklien,
keterampilan dan kemampuan praktisi keperawatan untuk tindakan tersebut dan
demikesembuhan klien semata maka, secara tertulis tugas ini dapat didelegasikan kepada
praktisikeperawatan yang berdinas saat itu. Contoh dari tugas delegasi adalah, menyuntik,
memasanginfus, memasang pipa nasogaster, dan lain-lain. Selanjutnya tugas kolaborasi adalah tugas
yangdilakukan secara bersama berdasarkan pada kewenangan dan kemampuan yang sama.
Misalnyasaja merawat dan mengganti balutan luka, mengukur fungsi vital, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengembangan ilmu keperawatan bertolak dari pengertian dasar tentang ilmu
keperawatan seperti yang dirumuskan oleh Konsorsium Ilmu kesehatan (1991) yaitu : “ Ilmu
keperawatan mencakup ilmu-ilmu dasar seperti ilmu alam, ilmu social, ilmu perilaku, ilmu
biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu dasar keperawatan, ilmu keperawatan komunitas
dan ilmu keperawatan klinik, yang aplikasinya menggunakan pendekatan dan metode
penyelesaian masalah secara ilmiah, ditujukan untuk mempertahankan, menopang,
memelihara dan meningkatkan integritas seluruh kebutuhan dasar manusia“.
Konsep dasar yang terkandung dalam ilmu-ilmu sosial saling memiliki hubungan
dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan senantiasa
berhadapan/berhubungan dengan dimensi-dimensi ruang, waktu, dan berbagai bentuk
kebutuhan (needs) serta berbagai bentuk peristiwa baik dalam skala individual maupun
dalam skala kelompok (satuan sosial). Terdapat relasi, relevansi, dan fungsi yang cukup
signifikan seluruh ilmu-ilmu sosial tersebut untuk memecahkan masalah-masalah manusia.
Seperti di dalam ilmu keperawatan yaitu dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia tidak
terlepas dari ilmu-ilmu yang lain. Sehingga dengan demikian terdapat revelansi ilmu
keperawatan dan ilmu social. Sehingga dengan rumpun ilmu social tersebut dapat ilmu
keperawatan semakin terus berkembang seiring dengan kemajuan keilmuan.

B. SARAN
Penerapan filsafat dalam ekstensi keperawatan sebagai ilmu berkembang masih belum
merata sehingga diharapkan semua institusi pendidikan keperawatan menerapkan filsafat
untuk masuk dalam kurikulum pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Agus suradika dan virgana. 2012. Filsafat ilmu. Pustaka mandiri. Tanggerang.
Aziz Alimul H. 2002. Pengantar Pendidikan Keperawatan. CV. Sagung Seto. Jakarta.
Muhammad Muslih. 2004. Filsafat Ilmu ; Kajian atas asumsi dasar, paradigm dan Kerangka teori
ilmu pengetahuan. Belukar. Yogyakarta www.inna-ppni.or.id
Naziruddin, Udin. 2004. Buku Ajar : Filsafat Keilmuan dalam Keperawatan dan
Kesehatan.Bandung : PSIK UNPAD.
Sihotang, Kasdin. 2009. Filsafat Manusia, Upaya Membangkitkan Humanisme. Kanisius. Jakarta.
Supardi. 2009. Filsafat Ilmu Sosial. Diktat Mata Kuliah Dasar-dasar Ilmu Sosial.Universitas
Negeri Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai