Anda di halaman 1dari 3

Fungsi Ilmu

Ilmu memiliki beberapa fungsi. Dalam Asmadi,2008: 87, dijelaskan mengenai fungsi ilmu
sebagai berikut:

· Fungsi Deskripsi

Ilmu dapat menjelaskan berbagai gejala alam yang terjadi. Idealnya, suatu disiplin ilmu harus
mampu menjelaskan berbagai hal yang masuk dalam bidang garapannya. Fungsi deskripsi
membuat suatu ilmu bisa diterima oleh masyarakat umum, bukan sebatas kalangan yang
berkecimpung di bidang keilmuan itu saja, sebab ilmu bersifat universal.

· Prediksi

Ilmu dapat meramalkan kejadian yang akan terjadi secara ilmiah. Salah satu cara untuk
memperolah ilmu adalah melalui pengalaman dan upaya uji coba yang kemudian disimpulkan
hasilnya. Kesimpulan ini menjadi pedoman dalam menjelaskan berbagai fenomena alam.

· Fungsi kontrol

Ilmu dapat mengendalikan gejala alam. Fungsi ini baru bisa berlaku jika ilmu telah mampu
menjelaskan dan meramalkan berbagai fenomena alam. Tujuan fungsi kontrol adalah untuk
mencegah peristiwa yang tidak diinginkan.

· Fungsi eksplanasi

Ilmu dapat menjelaskan berbagai gejala alam yang memungkinkan manusia melakukan
serangkaian kegiatan untuk menguasai gejala tersebut.

Menurut Drs R.B.S. Fudyartanta, selain fungsi ilmu yang tersebut di atas, ilmu juga memiliki
fungsi pengembangan, yaitu fungsi untuk menemukan hasil ilmu yang baru. Ilmu harus mampu
memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.

B. KEPERAWATAN SEBAGAI ILMU

Seperti halnya disiplin ilmu lain, yang keberadaannya ditopang oleh berbagai disiplin ilmu yang
telah berkembang, ada kalanya ilmu keperawatan mempertanyakan identitas dirinya sebagai
sebuah disiplin ilmu yang mandiri. Ilmu keperawatan dapat dikatakan sebagai disiplin ilmu
yang mandiri karena memenuhi karakteristik dan spesifikasi sebagai sebuah pengetahuan yang
berdimensi dan bersifat ilmiah, ditinjau dari sudut filsafat ilmu. Secara umum, cabang
pengetahuan dibedakan menurut hal-hal yang diketahuinya (ontologi), cara pengetahuan
tersebut diperoleh dan disusun (epistemologi), serta nilai yang terkait dengan nilai tersebut
(aksiologi). (Asmadi,2008: 92).

1. Aspek Ontologi

Berdasarkan tinjauan aspek ontologi, setiap disiplin ilmu harus mempunyai objek yang akan
menjadi fokus penelaahannya. Objek suatu ilmu, menurut Poedja Wijadna (1986) dalam Darji,
2006:5, dapat dibedakan menjadi objek materia dan objek forma. Objek materia adalah
lapangan atau bahan penyelidikan suatu ilmu sedangkan objek forma adalah sudut pandang
tertentu yang menentukan jenis suatu ilmu. Jadi dapat terjadi ada lebih dari satu ilmu yang
memiliki objek materia yang sama, tetapi berbeda objek formanya.
Dari pernyataan tersebut di atas, dapat diformulasikan bahwa objek materia ilmu keperawatan
adalah manusia yang tidak dapat berfungsi secara sempurna dalam kaitannya dengan kondisi
kesehatan dan proses penyembuhan. Sedangkan objek formanya adalah bantuan bagi individu
yang tidak berfungsi secara sempurna terkait dengan kondisi kesehatan dan proses
penyembuhan. Bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang bersifat holistik.
(Asmadi,2008: 95)

2. Aspek Epistemologi

Epistemologi merupakan asas yang berkaitan dengan cara memperoleh dan menyusun materi
pengetahuan menjadi suatu ilmu. Epistemologi keilmuan dapat dilihat dari sifat pengetahuan
ilmiah dan proses pembentukan pengetahuan ilmiah. Maka, ilmu keperawatan ditinjau dari
sudut epistemologi memiliki sifat/karakteristik antara lain :

a. Pengetahuan adalah milik umum. Artinya, pengetahuan itu disampaikan kepada


masyarakat melalui publikasi ilmiah. Ilmu keperawatan dapat dipelajari oleh siapa saja yang
berminat.

b. Objektif. Ilmu keperawatan dapat menginterpretasikan objek yang sama dengan cara
yang sama sehingga diperoleh hasil yang sama pula.

c. Abstraksi, arinya ilmu keperawatan ditujukan bagi umat manusia yang tidak lepas dari
kebutuhan. Ini tertuang dalam sejumlah konsep manusia, yakni manusia sebagai makhluk
holistik, manusia sebagai makhluk yang unik, manusia sebagai makhluk yang memiliki
kebutuhan, dan manusia sebagai makhluk dengan sistem terbuka.

d. Konseptual, artinya ilmu keperawatan mempunyai konsepsi yang membangun teori


keperawatan.

e. Generalisasi, artinya ilmu keperawatan dapat diterima oleh umum. Masyarakat dapat
mengenal ilmu keperawatan melalui realitas asuhan keperawatan atau melalui bantuan yang
diberikan.

3. Aspek Aksiologi

Ilmu, ditinjau dari aspek aksiologi merupakan cara penggunaan atau pemanfaatan
pengetahuan ilmiah. Asas dalam keilmuan tersebut digunakan atau dimanfaatkan untuk
kebaikan umat manusia. Asas moral yang terkandung di dalamnya ditujukan untuk
meningkatkan taraf hidup manusia dengan tetap memperhatikan kodrat manusia, martabat
manusia, dan keseimbangan/kelestarian alam lewat pemanfaatan ilmu pengetahuan ilmiah
secara komunal dan universal.

Secara aksiologi, keperawatan yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan
mempunyai andil besar terhadap masyarakat. Orientasi keperawatan tidak hanya pada
individu yang sakit, tetapi juga pada individu yang sehat. Keperawatan selalu berupaya untuk
mengembangkan diri ke arah profesionalisme. Aplikasi moral dari ilmu keperawatan adalah
tanggung jawab profesional terhadap klien, masyarakat, dan Tuhan YME.

FALSAFAH KEPERAWATAN

Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan. Falsafah
Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Keperawatan
menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-
spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti
menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta,
menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia.

Berikut adalah beberapa pengertian falsafah keperawatan menurut beberapa pakar


keperawatan :

Falsafah Keperawatan menurut Florence Nightingale (Modern nursing) yaitu melihat penyakit
sebagai proses pergantian atau perbaikan reparative proses. Manipulasi dari lingkungan
eskternal perbaikan dapat membantu proses perbaikan atau pergantian dan kesehatan klien.

Keperawatan menurut Martha Rogers, 1970 yaitu bahwa keperawatan adalah Falsafah
pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit serta
Falsafah penyandang cacat.

Keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) yaitu bahwa keperawatan memandang
manusia sebagai makhluk biopsikososial yang merupakan dasar bagi kehidupan yang baik dan
juga merupakan disiplin ilmu yang berorientasi kepada praktik keperawatan berdasarkan ilmu
keperawatan yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada klien / pasien.

Falsafah Keperawatan menurut Jean Watson (Caring).Caring adalah suatu ilmu pengetahuan
yang mencakup suatu hal berperikemanusiaan, orientasi ilmu pengetahuan manusia ke proses
kepedulian pada manusia, peristiwa, dan pengalaman. Ilmu pengetahuan caring meliputi seni
dan umat manusia seperti halnya ilmu pengetahuan.Perilaku caring meliputi mendengarkan
penuh perhatian, penghiburan, kejujuran, kesabaran, tanggung jawab, menyediakan informasi
sehingga pasien dapat membuat suatu keputusan

Falsafah Keperawatan menurut Betty Neuman.Newman menggunakan pendekatan manusia


utuh dengan memasukkan konsep holistik, pendekatan sistem terbuka dan konsep stresor.

Anda mungkin juga menyukai