Anda di halaman 1dari 43

Monitoring dan

Evaluasi
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HIV AIDS
DAN PIMS
Umum :
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami
Monitoring dan Evaluasi Program Pencegahan dan Pengendalian
HIV AIDS dan PIMS

Tujuan
Khusus :
 Menjelaskan pengertian, tujuan dan manfaat sistem pencatatan
dan pelaporan HIV AIDS dan PIMS
 Menjelaskan peran setiap jenjang administrasi dalam pencatatan
dan pelaporan
 Menjelaskan indikator program pencegahan dan pengendalian
HIV AIDS dan PIMS
 Pengertian, tujuan dan manfaat sistem pencatatan dan
pelaporan HIV AIDS dan PIMS
MATERI  Peran setiap jenjang administrasi dalam pencatatan
POKOK dan pelaporan
 Indikator dan target program pencegahan dan
pengendalian HIV AIDS dan PIMS
Pengertian Monev Kapan Monev Dilaksanakan?
 Monitoring dan Evaluasi adalah
bagian dari manajemen sebuah  Monitoring dilaksanakan secara
program, baik sebagai unsur berkala dan terus-menerus, agar
perencanaan maupun dapat segera mengetahui apabila
PENGERTIAN pelaksanaan. ada ketidaksesuaian dalam
pelaksanaan kegiatan program yang
MONITORING  Sebagai bahan perencanaan telah direncanakan, sehingga dapat
menghasilkan data dan informasi
DAN EVALUASI untuk penetapan prioritas
dilakukan tindakan perbaikan
sesegera mungkin.
masalah, tujuan, kegiatan dan
target yang harus dicapai.  Evaluasi dilaksanakan pada akhir
pelaksanaan kegiatan /program
 Sebagai bagian dari pelaksanaan, dengan tujuan untuk mengetahui
menghasilkan data dan informasi hasil yang dicapai, apakah telah
untuk mengukur kemajuan sesuai dengan target indikator yang
pekerjaan terhadap tujuan dan telah ditetapkan atau belum
mutu pelayanan atau program.
Memperbaiki dan meningkatkan kinerja program

Menyuguhkan laporan yang sahih & akuntabel  jutifikasi: program


telah menyerap dan menggunakan sumber daya dengan layak,
berimbang, sesuai dengan kinerja dan kemajuan
Berbagi informasi dengan pemangku kepentingan yang relevan,
dalam rangka mengambil pelajaran (lessons learned)
TUJUAN DAN
MANFAAT Penanganan komplikasi penyakit dan efek samping ARV menjadi
lebih baik
MONEV • meningkatkan pelayanan bagi ODHA, meningkatkan kualitas
Mempermudah
hidup ODHA pengumpulan data dan indikator yang dibutuhkan
secara nasional maupun global

Mempermudah melakukan analisis setiap 6 bulan untuk manajemen


pasien dan program

Kebutuhan perawatan pasien di sarana layanan kesehatan dapat dipenuhi


Monitoring Perawatan HIV dan ART

• Untuk mendokumentasikan
perkembangan pasien HIV
dan ART
Di semua tingkat • Untuk mengidentifikasi
keberhasilan dan
kesenjangan yang terjadi
• Untuk merevisi program

• Untuk mendukung
manajemen pasien
Di tingkat UPK • Untuk mendukung
persediaan obat
Monitoring dan Evaluasi Perawatan HIV dan ART

Monitoring pasien dengan


Monitoring sistem
melihat rekam medis pasien Monitoring klinis,
Monitoring laboratorium imunologi, dengan melihat
untuk perawatan perubahan BB
CD4
berkesinambungan

Monitoring virologi:
Data monitoring program:
merupakan indikator terbaik Monitoring efek samping
kumpulan rekam medis
dengan melihat jumlah viral obat
pasien
load
 Merupakan komponen penting dari monev dengan maksud
mendapatkan data untuk diolah, dianalisis, diinterpretasi, disajikan
dan disebarluaskan untuk dimanfaatkan.
 Data yang dikumpulkan harus valid (akurat, lengkap dan tepat waktu)
sehingga memudahkan dalam pengolahan dan analisis. Validitas data
sangat tergantung dari petugas fasilitas pelayanan kesehatan
SISTEM (fasyankes).

PENCATATAN  Bagi program, sistem ini dapat menjadi dasar untuk membuat
perencanaan kegiatan, pengadaan maupun distribusi obat, reagen,
DAN dsb

PELAPORAN  Bagi klinisi, sistem ini akan mempermudah dalam melakukan follow-
up seumur hidup tanpa perlu membuka rekam medis yang tebal.
 Data program pengendalian HIV-AIDS dan PIMS diperoleh dari
pencatatan dan pelaporan di fasyankes dengan menggunakan formulir
pencatatan standar yang ditetapkan oleh Kemenkes RI. Formulir
pencatatan diisi secara manual oleh petugas fasyankes, kemudian
diinput kedalam aplikasi sistem informasi HIV-AIDS dan PIMS (SIHA).
TUJUAN
Untuk mendukung manajemen data layanan program pengendalian HIV-AIDS
dan PIMS baik pada tingkat fasyankes, kabupaten, provinsi maupun tingkat
nasional.

Tujuan &
Manfaat MANFAAT

Pencatatan & • Data dapat ditelusuri dengan mudah dan cepat serta dapat
mengurangi duplikasi.
Pelaporan Tingkat Fasyankes • Dapat melakukan analisis data dengan cepat dan tepat
• Efisiensi waktu, tenaga dan biaya dalam pengiriman laporan karena
dilakukan dengan fasilitas internet melalui SIHA secara online.
• Data dapat diterima dengan cepat karena dilakukan secara online.
Tingkat Kab/Kota, • Analisis data dapat dilakukan dengan cepat dan tepat karena SIHA
Provinsi, dan online telah diprogram untuk melakukan rekapitulasi pelaporan dari
Nasional data yang diinput oleh masing-masing fasyankes.
• Formulir Permintaan dan • Laporan Tes HIV

PELAPORAN
PENCATATAN

Hasil Pemeriksaan • Laporan IMS


Laboratorium HIV dan • Laporan Bulanan
IMS Perawatan HIV/AIDS dan
• Formulir pemeriksaan ART (LBPHA)
HIV dan PIMS • Laporan Analisis Kohort
• Ikhtisar perawatan pasien • Laporan EWI
HIV/ART
• Kartu pasien
• Formulir Rujukan
Peran Setiap Jenjang
Administrasi Dalam
Pencatatan Dan
Pelaporan
Peran Fasyankes Dalam Pencatatan Dan Pelaporan
Input data
Input
Mencatatdata
Mencatat
layanan
data
layanan
data layanan
layanan
perawatan
perawatan
PIMS pada
KTHIV pada
KTHIV
PIMS
dukungan
dukungan di
di
dan
formulirHIV
pengobatan
pada dan
SIHA
formulir
pemeriksaan
pengobatan
perawatan
secara
HIV
dukungandandan
HIV di SIHA
online
PIMS
pengobatan
secara online
HIV

Peran Tim Layanan HIV AIDS


Peran Dinkes Kab/Kota Dalam Pencatatan Dan Pelaporan

Peran Pusat Dalam


Melakukan input
Melakukan input
Melakukan input
data penolakan Pencatatan Dan Pelaporan
data pengiriman
data penerimaan
/persetujuan usulan
komoditas ARVkomoditas
dan ARV danpermintaan
Non ARV ke Non ARV dari komoditas ARV dan
fasyankes Propinsi Non ARV dari
fasyankes
Melakukan analisa
data sesuai dengan
wilayah dan indikator
Peran Dinkes Propinsi Dalam Pencatatan Dan Pelaporan yang diperlukan.

Melakukan
Mengirimkan
Melakukan
input data
Melakukan daftar Faskes
penolakan/
Sebagai call center
input input
datapersetujuan
pengiriman
databaru beserta
penerimaan daftar usernya permasalahan dalam
komoditas ARVusulan
komoditas ARV
sesuai formulir penggunaan SIHA.
dan Non
danARV
Nonpermintaan
ARV
pengajuan user
darikomoditas
ke Dinas Pusat dan ARV
kode
dan Non ARV
Kab/Kota
(Binfar)
dari fasyankes
Dinas ke
Kab/KotaPusat
TERAPI ARV DAN KONSEP 4S (1)
• Highly
• Active

“HAART”
Anti
• Retroviral
• Therapy

• Selalu gunakan minimal kombinasi tiga obat antiretroviral


TERAPI ARV DAN KONSEP 4S (2)

TUJUAN TERAPI ARV


• Menurunkan jumlah virus dalam darah sampai tidak
terdeteksi dan mempertahankannya
• Memperbaiki kualitas hidup
• Mencegah infeksi oportunistik
• Mencegah progresi penyakit
• Mengurangi transmisi kepada yang lain
ARV di Indonesia.. NRTI

ABC 300mg
NNRTI

NVP 200mg
PI INSTI

LPV/r 200mg/50mg DTG 50mg

AZT (ZDV) 100mg EFV 600mg LPV/r 100/25mg

3TC 150mg RPV 25mg

TDF 300mg EFV 200mg

TDF/FTC
300mg/200mg

ZDV/3TC
300mg/150mg

ZDV 10mg/ml

TDF/3TC/EFV 300mg/300mg/600mg TDF/3TC/DTG 300mg/300mg/50mg

ZDV/3TC/NVP 60mg/30mg/50mg
PADUAN ARV LINI-I (2 NRTI+ 1 NNRTI)

TDF NVP
Tenovofir Nevirapine
3TC atau = Neviral
FTC
Lamivudine
atau

AZT Emtricitabine EFV


Zidovudine Efavirenz
= Stocrin, Efavir

17
TERAPI ARV DAN KONSEP 4S (4)
4S
• Start
– Memulai terapi ARV pada ODHA yang baru dan belum pernah menerima
sebelumnya
– Restart: memulai kembali setelah berhenti sementara
• Substitute
– Mengganti salah satu/sebagian komponen ART dengan obat dari lini pertama
• Switch
– Mengganti salah satu komponen ART dengan obat dari lini kedua
• Stop
– Menghentikan pengobatan ARV sementara atas persetujuan dokter (secara
pencatatan maksimal 3 bulan)
Indikasi ART
Surat Edaran Nomor HK.02.02/I/1564/ 2018 tentang Penatalaksanaan
orang dengan HIV AIDS (ODHA) untuk Eliminasi HIV AIDS tahun 2030.
1. Terapi ARV diberikan kepada semua ODHA tanpa melihat stadium
klinis dan jumlah CD4 (termasuk anak < 1 tahun, 1-10 tahun, remaja,
ibu hamil, dewasa).a
2. ARV diberikan segera/tanpa ditunda (dalam hari yang sama
dengan diagnosis sampai 1 mingggu), pada pasien yang siap
dan tidak ada kontraindikasi klinis. Hasil pemeriksaan
laboratorium lengkap tidak menjadi prasyarat untuk memulai
terapi ARV. b

a
Pengobatan TB harus dimulai lebih dahulu, kemudian obat ARV diberikan dalam 2-8
minggu sejak mulai obat TB, tanpa menghentikan terapi TB. Pada ODHA dengan CD4
kurang dari 50 sel/mm3, ARV harus dimulai dalam 2 minggu setelah mulai pengobatan
TB. Untuk ODHA dengan meningitis kriptokokus, ARV dimulai setelah 5 minggu
pengobatan kriptokokus.
b
Dengan memperhatikan kepatuhan
TERAPI ARV DAN KONSEP 4S (5)
START
• Ada 6 kombinasi:
1. TDF+3TC+EFV
2. TDF+FTC+EFV
3. TDF+3TC+NVP
4. TDF+FTC+NVP
5. ZDV+3TC+EFV
6. ZDV+3TC+NVP

• Sediaan
 Single Dose: TDF(300); 3TC(150); EFV(600); NVP(200)
 Dual Dose: ZDV(300)/3TC(150) dan TDF(300)/FTC(200)
 Fix Dose Combination: TDF(300)/3TC(300)/EFV(600)
TERAPI ARV DAN KONSEP 4S (6)
SUBSTITUSI
• Jika ada penggantian salah satu atau salah dua obat, namun masih dalam lini pertama:
Contoh:
Seorang pasien menggunakan paduan TDF(300)/3TC(300)+EFV(600), namun terjadi
efek samping dari EFV, maka dokter mengganti paduan menjadi
TDF(300)+3TC(150)+NVP(200).

TIDAK DIKATAKAN SUBSTITUSI JIKA:


• Paduan FDC diganti menjadi lepasan, contoh: TDF(300)/3TC(300)+EFV(600) menjadi
TDF(300)+3TC(150)+EFV(600)
• atau dari obat 3TC menjadi FTC
TERAPI ARV DAN KONSEP 4S (7)

SWITCH
• Jika ada penggantian obat dari lini pertama ke lini kedua:
Contoh:
Seorang pasien sudah berkali-kali berganti obat, dan terakhir
menggunakan paduan TDF(300)+3TC(150)+EFV(600), namun
terjadi kegagalan pengobatan dinilai dari tes VL yang
hasilnya >1.000 kopi/ml, maka dokter mengganti paduan
menjadi ZDV(300)+3TC(150)+LPV/r(200/50).
PADUAN ARV LINI-II (2 NRTI+ 1 PI)

TDF
Tenovofir
3TC atau
FTC LPV/r
Lamivudine
atau Lopinavir/
ritonavir
AZT
Emtricitabine

Zidovudine
23
TERAPI ARV DAN KONSEP 4S (8)

ALASAN SWITCH
• Gagal pengobatan secara klinis
• Gagal pengobatan secara imunologis
• Gagal pengobatan secara virologis
Kegagalan Terapi
Alur Evaluasi Terapi ARV
TERAPI ARV DAN KONSEP 4S (9)

KEGAGALAN PENGOBATAN
Bila dipakai kriteria Viral Load telah ada mutasi yang
resisten sebelumnya, dan menutup kemungkinan penggunaan
komponen NRTI dari rejimen alternatif, karena ada resistensi
silang dalam satu golongan obat (drug class cross-resistance)
TERAPI ARV DAN KONSEP 4S (10)

PENYEBAB KEGAGALAN PENGOBATAN


• Non-adherence atau ketidak patuhan
• Malabsorbsi obat
• Interaksi obat-obat
• Resistensi virus
DIKAT OR D AN TAR G ET
IN IMS
AM H IV AID S DA N P
PROGR
 2020-2024
Outline
INDIKATOR RPJMN 2020-2024
RPJMN
BASELINE
INDIKATOR TARGET
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Insidens HIV (per
1000 penduduk
yang tidak 0.24 0,21 0,21 0,19 0,18 0,18
terinfeksi HIV)
Jumlah infeksi baru HIV yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun selama periode waktu tertentu.
Angka ini menggambarkan jumlah infeksi baru yang terjadi di populasi, baik pada orang yang menyadari
DEFINISI tertular maupun yang tidak menyadarinya, dan tidak hanya yang datang ke pelayanan kesehatan dan
OPERASIONAL dilaporkan ke program.

Jumlah infeksi baru HIV yang terjadi pada populasi berumur di atas 15 tahun, dibagi jumlah penduduk
CARA HITUNG berusia di atas 15 tahun yang belum terkena infeksi HIV (population at risk), dalam kurun waktu tertentu,
dikali 1000

SUMBER DATA Aids Epidemic Modelling (AEM)


Insidens HIV merupakan indikator Impact, yang menggambarkan besaran transmisi penyakit di populasi.
Semakin turun insidens, akan semakin kecil pula penambahan ODHA, yang pada akhirnya akan menuju
eliminasi penyakit HIV. Indikator Insidens HIV ini didapatkan dari pemodelan AEM, yang diupdate setiap
KETERANGAN tahun untuk data cakupan ON ART nya, dan akan dimodelkan baru setiap 4 tahun sekali, berdasarkan hasil
Survei Terpadu Biologis Perilaku (STBP) terbaru. Data Insiden hanya dapat di peroleh tiap tahun, dan tidak
dapat per triwulan atau per bulan.
Indikator RENSTRA 2020-2024
PERMENKES 21 TAHUN 2020
RENSTRA
BASELINE
INDIKATOR TARGET
2019 2020 2021 2022 2023 2024

Persentase Orang
Dengan HIV-AIDS yang 23 % 40% 45% 50% 55% 60%
menjalani Terapi ARV
(ODHA on ART)
KETERANGAN
DEFINISI jumlah ODHA on ART merupakan indikator yang
OPERASIONAL CARA HITUNG SUMBER DATA
menggambarkan sejauh mana program mampu
mengendalikan laju transmisi penyakit HIV. ODHA yang
menjalani terapi ARV terus-menerus tidak akan
Jumlah Orang Dengan HIV AIDS menularkan virus HIV lagi ke orang lain. Dengan
Jumlah Orang Dengan HIV AIDS
(ODHA) yang sedang menjalani
(ODHA) yang sedang menjalani Jumlah ODHA on ART demikian, semakin tinggi ODHA on ART, akan semakin
terapi obat Anti Retro Virus berdasarkan Laporan menurunlah terjadinya infeksi baru HIV (insidens HIV) di
terapi obat Anti Retro Virus (ARV) populasi . Global (WHO/UNAIDS) menetapkan angka
(ARV) terus menerus {ODHA on
terus menerus, baik pada ODHA
yang baru memulai terapi di ART} dibagi dengan jumlah SIHA 81% ODHA on ART, sebagai angka yang optimal untuk
mengakhiri epidemi HIV. . Untuk catatan, jumlah ODHA
tahun ini maupun ODHA yang estimasi ODHA, dalam kurun Jumlah Estimasi ODHA yang mengetahui status (atau yang tes HIV) tidak
memulai terapi dari tahun-tahun waktu tertentu, dikali 100. berdasarkan berhubungan langsung dengan penurunan transmisi
sebelumnya. penyakit HIV di populasi. Karena walaupun tahu status
Pemodelan AEM namun tidak menjalani terapi, maka ODHA tersebut akan
tetap dapat menulari orang lain, dan insidens HIV akan
tetap tinggi.
BASELINE TARGET
No INDIKATOR
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Cakupan pengobatan 23% 40% 45% 50% 55% 60%
ODHA

2 Cakupan pengobatan 70% 75% 80% 85% 90% 95%


sifilis

3 Cakupan viral load 3,8% 15% 25% 35% 40% 45%


tersupresi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai