Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR PROSES KEPERAWATAN DALAM FALSAFAH

DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

Febbyola Alyu Saputri / 181101062

alyusaputrifebbyola@gmail.com

Abstrak

Proses keperawatan adalah satu pendekatan untuk pemecahan masalah yang mendukung
kemampuan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan proses keperawatan
mengandung elemen berpikir kritis yang memungkinkan perawat dapat melakukan penilaian
dan melakukan tindakan berdasarkan nalar. Falsafah merupakan pandangan dan keyakinan
terhadap suatu hal. Paradigma keperawatan merupakan cara pandang dalam merencanakan,
memprediksi, memberikan makna, menyikapi, dan memilih tindakan terhadap berbagai
fenomena atau kejadian yang ada dalam keperawatan.

Kata kunci : proses keperawatan, falsafah, paradigma keperawatan.


Latar belakang

Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbol simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan
(Hidayat,

2007).

Proses keperawatan yaitu metode di mana suatu konsep diterapkan di dalam praktik
keperawatan.

Dalam proses keperawatan ada beberapa tahapan yang berurutan dan saling
berhubungan, yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
(Iyer et al, 1996).
“Proses keperawatan merupakan inti dan dasar dari keperawatan, yang berarti pusat dari
tindakan keperawatan, dapat digunakan pada setiap pengaturan pelayanan.”
Proses keperawatan fleksibel, adaptable dan dapat disesuaikan dengan jumlah variabel
secara terstruktur yang memberikan suatu landasan yang dapat diikuti dengan tindakan-
tindakan keperawatan sistematik (Yura dan Walsh, 1983).

Falsafah keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan (Hidayat,
2007).
Paradigma adalah hubungan teori-teori yang membentuk susuan dan mengukur apakah
teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga menimbulkan hal-hal yang perlu
diselidiki (Depkes RI, 1989).

Tujuan

Dalam kajian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana memperoleh standar untuk
prakrik keperawatan, memperoleh metode dalam memberikan asuhan keperawatan yang
dapat digunakan dalam segala situasi dan untuk pendekatan untuk mengenal masalah-
masalah dan mencarikan alternatif pemecah masalah dalam memenuhi kebutuhan klien.

Metode

Kajian ini dilakukan dengan metode analisis, dimana kajian ini dibuat dengan
manganalisis berbagai kajian bebas, pendapat para ahli, teori, dan berbagai sumber
buku yang berhubungan dengan proses keperawatan. Kajian ini dilakukan dengan kajian
bebas yang bersifat ilmiah berdasarkan perbandingan antara satu artikel dengan artikel
lainnya yang kemudian perbandingannya itu ditulis secara beraturan dalam hasil dari
kajian.
Dimana lebih memfokuskan pada aspek pemahaman yang mendalam tentang suatu
topik yang akan dikaji.

Hasil

Paradigma keperawatan terdiri dari empat komponen keperawatan, yaitu manusia,


keperawatan, sehat-sakit, dan lingkungan. Dalam kajian ini, kita lebih berfokus pada
keperawatan.
“Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang adalah bagian
terstruktur dari pelayanan kesehatan. Di mana didasarkan pada ilmu dan kunci
keperawatan yang berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual, menyeluruh
ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang
meliputi seluruh proses kehidupan manusia.”

Pembahasan

Proses keperawatan adalah kerangka kerja dan struktur organisasi yang kreatif untuk
memberikan asuhan keperawatan, namun proses keperawatan juga
cukup flesksibel untuk digunakan di semua lingkup keperawatan (Potter dan Perry,
2005).

Proses keperawatan adalah serangkaian tahapan atau komponen yang mengarah pada
pencapaian tujuan. Tiga karakteristik dari proses adalah tujuan, organisasi, dan
kreativitas (Belvis, 1978).

Sejarah proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan lima tahap yang


konsisten sesuai dengan perkembangan profesi keperawatan. Tahap tersebut pertama
kali dijabarkan oleh Hall (1995).

Pada tahun 1967, Yura dan Walsh menjabarkan menjadi empat tahap, yaitu pengkajian,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Pada tahun ini juga, yang merupakan edisi pertama dari proses keperawatan
dipublikasikan dalam empat tahap yaitu pengkajian, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi. Kemudian pada edisi kedua (1993), proses keperawatan yang semakin
meningkat dipublikasikan.

Bloch (1974), Roy (1975), Mundinger dan Jauron (1975), serta Aspinal (1976) pada
pertengahan tahun 1970- an, menyematkan satu tahapan proses keperawatan yaitu
tahapan diagnosis sehingga menjadi lima tahap, yaitu pengkajian, diagnosis,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Dengan berkembangnya waktu, proses keperawatan sudah dianggap sebagai suatu dasar
hukum dalam praktik keperawatan.

“ANA (American Nursing Association) telah menggunakan proses keperawatan sebagai


panduan dalam ekspansi standar praktik keperawatan dan proses keperawatan
digunakan sebagai suatu kerangka konsep kurikulum pendididikan keperawatan pada
tahun 1973 ( Nursalam, 2009 hlm 1).”

Tujuan proses keperawatan pada umumnya adalah untuk mengatur kerangka konsep
berdasarkan keadaan individu, keluarga, dan masyarakat supaya kebutuhan dapat
terpenuhi.

Yura dan Walsh (1983) menyatakan proses keperawatan adalah suatu proses tahapan
desain tindakan yang ditujukan untuk memenuhi tujuan keperawatan, yang meliputi
mempertahankan keadaan kesehatan klien yang optimal, apabila keadaannya berubah
menjadi suatu kuantitas dan kualitas asuhan keperawatan terhadap kondisinya guna
kembali ke keadaan yang normal.

“Ketika kesehatan yang optimal tidak tercapai, maka proses keperawatan harus dapat
menyediakan mutu kehidupan yang maksimal bersumber pada keadaannya untuk
memperoleh derajat kehidupan yang lebih tinggi selama hidupnya (Iyer et al, 1996).”

Fungsi proses keperawatan.


Merupakan kerangka berpikir untuk melaksanakan fungsi dan tanggung jawab
keperawatan, dan juga merupakan alat untuk mengenal masalah klien merencanakan
secara sistematis, melaksanakan rencana dan menilai hasil.

Sifat proses keperawatan. Pertama yaitu dinamis dimana dapat berubah sesuai situasi
dan kondisi kebutuhan klien yang unik. Yang kedua yaitu siklus, yang memiliki
beberapa tahapan I-II-III dan seterusnya. Bila evaluasi belum tercapai sesuai tujuan
maka kembali pada tahap I dan seterusnya. Yang ketiga yaitu interdependen yang
merupakan saling ketergantungan antara tahap proses keperawatan. Yang terakhir yaitu
fleksibel yang berarti tidak kaku, luwes, sesuai, dengan tingkah laku, kondisi fisik,
mental dan emosional dapat berubah.
Tahapan proses keperawatan. Proses keperawatan adalah cara yang sistematis yang
dilakukan oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan
tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan
yang telah diberikan dengan fokus kepada klien, berorientasi pada tujuan pada setiap
tahap saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan. (Hidayat, 2007).

Bandman dan Bandman (1995) menguraikan seluruh proses keperawatan sebagai suatu
rangkai hubungan cara-hasil (means-ends) . Cara adalah keakuratan perawat dalam
mengkaji, mendiagnosa, menangani klien, dan hasil adalah peningkatan fungsi dan
kesejahteraan klien.

Pertama yaitu pengkajian.


“Pengkajian ialah tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian merupakan suatu
proses pengumpulan data yang terstruktur dari berbagai sumber (klien dan keluarga
klien) untuk menilai dan mengenali status kesehatan klien (Iyer et al., 1996).”

Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan


sesuai dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosis
keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respons
individu, sebagaimana yang telah ditentukan dalam standar praktik keperawatan dari
American Nursing Association (ANA) (Nursalam, 2009 hlm 29).

Kedua yaitu diagnosis keperawatan. Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan


yang menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari
individu atau kelompok di mana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan,
membatasi,mecegah, dan mengubah (Carpenito, 2000).

“Diagnosa keperawatan adalah suatu masalah kesehatan aktual dan potensial di mana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, dan perawat mampu dan mempunyai
kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan

(Gordon, 1976).”
Kewenangan tersebut dapat diterapkan berdasarkan standar praktik keperawatan dan
kode etik keperawatan yang berlaku di Indonesia.

NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) menyatakan bahwa


diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik mengenai respons individu (klien dan
masyarakat) tentang masalah kesehatan aktual atau potensial sebagai dasar seleksi
intervensi keperawatan dalam mendapatkan tujuan pada asuhan keperawatan yang
sesuai dengan kewenangan perawat.

Segala yang terkait akan diagnosis keperawatan harus didukung oleh data, dimana
menurut NANDA diartikan sebagai definisi karakteristik. Definis karakteristik tersebut
dinamakan tanda dan gejala.

Tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan
oleh klien (Nursalam, 2009 hlm 59).

Ketiga yaitu perencanaan.


Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi, atau
mengkoreksi masalahmasalah yang telah diidentifikasi pada diagnosis keperawatan.
Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan
rencana dokumentasi (Iyer, Taptich, dan Bernocchi-Losey, 1996).

Rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan dalam


menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi keperawatan.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, rencana keperawatan merupakan metode


komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada klien. Setiap klien membutuhkan
asuhan keperawatan perlu suatu perencanaan yang baik ( Nursalam, 2009 hlm 77).

Keempat yaitu implementasi.


Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang
spesifik (Iyer et al., 1996). Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi
disusun dan ditujukan pada nursing olders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang memengaruhi masalah kesehatan klien.

Tujuan implementasi adalah untuk membantu klien dalam mendapatkan tujuan yang
telah ditetapkan yang merangkup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping.

Perencanaan asuhan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika klien
mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam implementasi asuhan keperawatan.

Pada tahap implementasi, perawat melakukan pengumpulan data dan menentukan


asuhan keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien.

Semua intervensi keperawatan didokumentasikan ke dalam format yang telah ditetapkan


oleh instansi ( Nursalam, 2009 hlm 127).

Kelima yaitu evaluasi. Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana
intervensi, dan implementasinya. Tahap evaluasi memungkinkan perawat untuk
memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisis, perencanaan, dan
implementasi intervensi

(Ignatavicius dan Bayne, 1994).

Menurut Griffith dan Christensen (1986), evaluasi sebagai suatu yang direncakan dan
perbandingan yang sistematik pada status kesehatan klien. Dengan mengukur
perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan maka perawat dapat menentukan
efektivitas asuhan keperawatan.
Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan tetapi tahap ini
merupakan bagia integral pada setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data
perlu direvisi untuk menentukan kecukupan data yang telah dikumpulkan dan
kesesuaian perilaku yang diobservasi. Diagnosis juga perlu di evaluasi dalam hal
keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga diperlukan pada tahap intervensi untuk
menentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat dicapai secara efektif (Nursalam,
2009 hlm 135).
Penutup

Proses keperawatan adalah standar untuk praktik keperawatan profesional. Proses


keperawatan mencakup lima langkah yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi dengan identifikasi hasil sebagai bagian dari
perencanaan.

Daftar Pustaka

American Nursing Assosiation. 1973.


Standards of Nursing Practice.
Kansas.
Bandmand EL, Bandmand B:
criticalthinking in nursing, ed 2, Norwalk, Conn, 1995, Appleton & Lange.

Carpenito, L.J. 1989. Nursing


Diagnosis: Application to Clinical Practice. 3 rd ed. Philadelphia: J.B. Lippincott
Company.

Griffith-Kenney, J.W. dan P.J


Cristensen. 1986. Nursing
Process: Application of
Theories, Framework, and Models. St. Louis: CV Mosby Company.

Hamazah. (2012). Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008).


Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2. Jakarta.

Salemba Medika.

Hutahaean. (2010). Konsep dan


Dokumentasi Proses
Keperawatan. Jakarta. TIM.

Ignatavicius, D.D. dan M.V. Bayne.


1994. Medical-Surgical
Nursing: A Nursing Process
Approach. Philadelphia: W.B.
Saunders Company.

Iyer, P.W., et al. 1996. Nursing Process and Nursing Diagnosis.

Philadelphia: W.B. Saunders Company.

North American Nursing Diagnosis Association. 1987. Taxonomy I with Official


Diagnostic Categories. St. Louis

Nursalam. (2009). Proses dan


Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik. Jakarta.

Salemba Medika.

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,
proses, dan praktik. (Edisi 4). Jakarta:

Penerbit EGC.

Ramadani, T. (2019). Mengimplementasikan kemampuan berpikir kritis dalam


merancang intervensi keperawatan. Osf.io

Rosdahl, C. B., & Kowalski, M. T.


(2014). Buku Ajar Keperawatan
Dasar. Jakarta: Buku Menuju Keperawatan
Kedokteran EGC. Profesional. Jakarta. TIM.
Simamora, R. H. (2019). Menjadi
perawat yang: CIH’HUY. Torwoto, W. (2006). Kebutuhan Dasar
Surakarta: Kekata Publisher. Manusia dan Proses
Keperawatan edisi 3. Jakarta:
Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai