Anda di halaman 1dari 3

UAS S1 PGSD/2/S2

Nama : Iwan
Kelas : 2C S1 PGSD
Nim :
Mata Kuliah : Konsep Dasar PKN
Dosen Pengampu : Dede Darkam, M.Pd

1. Smart and good citizen merupakan suatu keadaan yang wajib ada dalam suatu negara
bangsa demokratis.
a. Jelaskan apa yang di maksud dengan smart and good citizen!
Jawaaban:
Warga Negara yang cerdas adalah warga Negara yang mampu mejaga dan
membina ketertiban. Menurut Soerjono Soekanto (1990) terdapat empat indikator
penting untuk mengembangkan kesadaran hukum warga negara , yaitu (1)
Pengetahuan hukum, (2) pemahaman hukum, (3) sikap hukum, (4) perbuatan hukum.
Good citizen amat ditentukan dari konstitusi, yaitu warga negara yang benar-
benar menjalankan amanat konstitusi suatu negara (Winarno, 2009: 48). Pembentukan
warga negara yang baik (good citizen) merupakan suatu tujuan dalam pelaksanaan
kegiatan penguatan civic literacy
b. smart and good citizen merupakan implikasi dari warga negara yang memiliki
kompetensi kewarganegaraan. Jelaskan apa yang di maksud dengan kompetensi
kewarganegaraan!
Jawaban:
Kecakapan Kewarganegaraan (Civic skill) merupakan kecakapan yang
dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, yang dimaksudkan agar
pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna, karena dapat
dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Civic knowledge berkaitan dengan isi atau apa yang harus warga negara
ketahui. ... Sedangkan civic disposition berkaitan dengan karakter privat dan publik
dari warga negara yang perlu dipelihara dan tingkatan dalam demokrasi
konstitusional.
2. Korupsi di Indonesia sudah merupakan penyakit yang sangat akut susah untuk di
sembuhkanya sehingga terus berulang.
a. Hukuman terhadap koruptor apakah sudah sesuai dengan tingkat kerugian negara!
Bagaimana pendapat anda jelaskan.
Jawaban:
Tidak,
Pertama, vonis bagi koruptor di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi terlalu ringan. Kedua,
proses hukum hanya menjerat pelaku korupsi, bukan hanya keluarga atau kerabat yang terkait
dalam kasus pencucian uang. Ketiga, hukuman hanya berupa pemenjaraan, tidak
memiskinkan pelaku korupsi.
b. Bagaimana pendapat anda dengan korupsi yang terus berulang-ulang terjadi di bangsa
ini, kenapa?
Jawaban:
Merujuk data KPK, selama kurun waktu 2004-2016 jenis perkara yang ditangani komisi
antirasuah paling banyak adalah kasus suap. Dari 514 jenis perkara yang ditangani KPK, 262
di antaranya soal suap.
Sementara di urutan kedua adalah pengadaan barang atau jasa dengan jumlah 148 perkara,
perizinan 19 perkara, pungutan 21 perkara, penyalahgunaan anggaran 44 perkara, merintangi
proses KPK 5 perkara, serta Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) tercatat 15 perkara.
Pertanyaannya, mengapa korupsi masih terus terjadi di Indonesia?
Banyak teori yang coba dipakai untuk menjawabnya. Seperti misalnya karena , faktor budaya
politik setempat. Birokrasi di Indonesia memiliki ciri-ciri campuran antara birokrasi feodal
yang merupakan warisan dari pemerintahan kerajaan dan birokrasi rasional yang
diperkenalkan ke Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda.
Seorang pemimpin dalam birokrasi bertipe patrimonial punya kecenderungan untuk
menganggap kekuasaan politik sebagai bagian dari milik pribadi, sehingga dalam
penggunaannya banyak melakukan diskresi (kebebasan mengambil keputusan sendiri).
Pemahaman atau persepsi pemimpin terhadap kekuasaan akan mempengaruhi perilaku
kepemimpinannya, jelas Weber.
Namun, alasan utama penyebab korupsi yakni faktor individual. Syed Hussein Alatas lewat
Sosiologi Korupsi: Sebuah Penjelajahan dengan Data Kontemporer (1996) menegaskan
korupsi di Indonesia bukanlah akibat buruknya implementasi undang-undang dan peraturan.
Melainkan faktor-faktor yang ada di luar struktur pemerintahan, dalam hal ini yaitu individu-
individu. Jika orang-orang korup menguasai pemerintahan apapun jabatannya, maka
dipastikan struktur tersebut niscaya akan tercemar.
Budaya korupsi bermula dari perilaku sederhana yang lalu berkembang. Seperti hal nya
penyakit kanker, korupsi menyebar dan menjerat seluruh organ masyarakat, maka
pemberantasan korupsi harus dimulai dengan reformasi sosial dan mental seluruh komponen
masyarakat.
Menurut data dari Indonesian Corruption Watch (ICW), peringkat pertama pelaku korupsi di
Indonesia menurut ICW berasal dari kalangan birokrasi.
Umumnya melakukan tindakan korupsi berupa pemerasan, memanipulasi tender,
menganggarkan kegiatan fiktif, hingga korupsi kecil-kecilan seperti memanipulasi uang
transportasi, hotel dan uang saku.
Penyakit tersebut bisa dihentikan dari mulai diri sendiri. Caranya adalah dengan
menghentikan perilaku korupsi sekecil apapun. Salah satunya adalah perilaku suap atau
menyogok yang ternyata sering juga dilakukan oleh rakyat biasa.
Sehingga seperti yang dikatakan Syed Hussein, apabila orang-orang yang terbiasa melakukan
praktek suap atau menyogok, kedepannya menduduki pemerintahan, maka akan mencemari
struktur lembaganya.
Selain itu kebiasaan berbohong dan manipulasi juga yang menjadi cikal-bakal korupsi level
tinggi yang merugikan negara.

Anda mungkin juga menyukai