KHUSUS
Tugas Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II
Dosen Pengampu: Nia Restiana,M.Kep.Ns.Sp.Kep.J
Oleh :
Andriana N C1914201127
Alif RamadhaN C1914201121
Farissa Nurussa’adah C1914201123
Riana Madaniah C1914201128
Rai Fahrul S C1914201130
Siti Nurathifah C1914201134
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan,
baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan
dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang
seusia dengannya.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan khusus sehubungan
dengan gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak. Mereka yang digolongkan
pada anak yang berkebutuhan khusus dapat dikelompokkan berdasarkan ganngguan atau
kelainan pada aspek :
Penyebab anak berkebutuhan khusus terjadi dalam beberapa periode kehidupan anak,
yaitu : Sebelum kelahiran Penyebab yang terjadi sebelum proses kelahiran, dalam hal ini
berarti ketika anak dalam kandungan, terkadang tidak disadari oleh ibu hamil. Faktor-faktor
tersebut antara lain :
Ketunarunguan ini dapat digolongkan dalam kurang dengar atau tuli. Gangguan
pendengaran merupakan gangguan yang menghambat proses informasi bahasa melalui
pendengaran, dengan maupun tanpa alat pengeras, bersifat permanen maupun sementara,
yang mengganggu proses pembelajaran anak. Penyebab gangguan pendengaran terbagi
dalam dua kategori, yaitu :
a. Faktor genetik. Pengaruh genetik dapat menyebabkan cacat tulang telinga bagian
tengah, sehingga mengakibatkan berkurangnya pendengaran.
b. Faktor lingkungan/pengalaman. Lingkungan yang mempengaruhi pendengaran
biasanya berupa serangan penyakit, misalnya campak, radang telinga, pemakaian
obat-obatan, trauma suara terlalu keras
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan anak dengan masalah tumbuh kembang dapat menggunakan
indikator berikut :
a. Ditemukan adanya ketidakmampuan atau kesulitan melakukan tugas perkembangan
sesuai dengan kelompok usia dalam tahap pencapaian tumbuh kembang.
b. Adanya perubahan pertumbuhan fisik (berat/ tinggi badan) yang tidak sesuai dengan
standar pencapaian tumbuh kembang.
c. Adanya perubahan perkembangan saraf yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan,
seperti gangguan motorik, bahasa, dan adaptasi sosial.
d. Adanya perubahan perkembangan perilaku, seperti hiperaktif, gangguan belajar dan lain
lain.
e. Adanya ketidakmauan atau ketidakmampuan melakukan perawatan diri atau kontrol diri
dalam beraktivitas sesuai dengan usianya.
Pengkajian Anak
a. Identitas Nama :
Identitas Umur : Umur untuk mengetahui dasar perkembangan anak.
b. Jenis kelamin
c. Anak ke Jumlah
Anak yang banyak dalam keluarga dengan keadaan sosial ekonomi cukup, akan
mengakibatkan kurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima. Belum ditambah
lagi bila jarak kelahiran antara anak yang satu dengan anak yang lain teralu dekat
d. Agama
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak- anak sedini mungkin, karena
dengan memahami agama akan menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan dan
kebajikan.
e. Penanggung jawab
1) Nama orang tua sebagai penanggung jawab.
2) Pendidikan Ayah/Ibu
3) Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai, dapat menunjang tumbuh kembang anak karena
orangtua dapat menyediakan segala kebutuhan anak.
4) Alamat
Adanya alamat tempat tinggal akan memudahkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan
untuk berbagai kepentingan. Maka dari itu, oangtua sebaiknya mulai mengenalkan
alamat tempat tingal mereka kepada anak
f. Riwayat Kesehatan Anak Masa Lalu
Riwayat kesehatan anak masa lalu, berhubungan erat dengan riwayat kesehatan ibu pada
masa sebelum terjadinya kehamilan maupun saat hamil. Dikarenakan, gizi ibu hamil
sebelum terjadinya kehamilan maupun sedang hamil
g. Riwayat Parental (Riwayat Kesehatan Ibu)
Riwayat Kesehatan Ibu berhubungan erat dengan terpenuhi atau tidaknya gizi ibu hamil
sebelum terjadinya kehamilan maupun sedang hamil. Menghambat pertumbuhan otak
janin, anemia pada bayi baru lahir, BBLR mudah terkena infeksi, abortus, dan lain-lain.
h. Riwayat Kelahiran Bayi baru lahir harus bisa melewati masalah transisi, dari suhu
sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu
sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu
sendiri. Masa prenatal yaitu masa antara 28 minggu dalam kandungan sampai 7 hari
setelah dilahirkan, merupakan masa awal dalam proses tumbuh kembang anak,
khususnya tumbuh kembang otak. Trauma kepala akibat persalinan akan berpengaruh
besar dan dapat meninggalkan cacat yang permanen.
h. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga bila ada yang menderita sakit menular dapat menularkan pada bayinya.
Juga faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang
i. Riwayat Tumbuh Kembang
Dengan mengetahui ilmu tumbuh kembang, dapat mendeteksi berbagai hal yang
berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang
anak baik fisik, mental, dan sosial, juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan
tumbuh kembang dan kemungkinan penanganan yang efektif serta mencegah dan
mencari penyebabnya
j. Riwayat Imunisasi
Dengan pemberian imunisasi diharapkan anak terhindar dari penyakitpenyakit tertentu
yang bisa menyebabkan kecacatan dan kematian. Dianjurkan anak sebelum umur 1 tahun
sudah mendapat imunisasi lengkap.
Pola Kebiasaan Sehari-Hari
1) Nutrisi/Gizi Pemberian nutrisi pada anak harus cukup baik dari segi kuantitas maupun
kualitasnya seperti: protein, lemak, karbohidrat dan mineral serta vitamin
2) Eliminasi BAB/BAK Anak umur 1,5-2 tahun berhenti mengompol pada siang hari.
Usia 2,5- 3 tahun berhenti mengompol pada malam hari. Anak perempuan lebih dulu
berhenti mengompol , dicari penyebabnya. Toilet training (latihan defekasi perlu
dimulai, supaya evakuasi sisa makanan dilakukan secara teratur, sehingga
mempermudah kelancaran pemberian makanan)
3) Istirahat dan tidur Anak yang sudah mulai besar akan berkurang waktu istirahatnya.
Karena kegiatan fisiknya mulai meningkat, seperti bermain. Namun, kebutuhan tidur
anak sebaiknya tetap dipenuhi antara 2 hingga 3 jam tidur siang dan 7 hingga 8 jam
pada saat malam hari
4) Olahraga dan Rekreasi Olahraga akan meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi dan
mulai perkembangan otot-otot
5) Personal Hygiene Personal Hygiene menyangkut cara anak membersihkan diri.
Upaya ini dapat dilakukan anak dengan mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu,
potong kuku 1 kali seminggu, membersihkan mulut dan gigi
6) Tanda-tanda vital Tanda vital meliputi suhu, tekanan darah, nadi, dan respirasi
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada anak dengan retardasi mental menurut
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) , adalah sebagai berikut:
a. Defisit perawatan diri
b. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik
c. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga
e. Defisit pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif
3. Intervensi keperawatan
Diagnosa
NO NIC NOC
Keperawatan
1 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan Tindakan keperawatan:
Definisi Ketiadaan atau keperawatan diharapkan a. Pertimbangkan budaya
kurangnya informasi perawatan diri: kebersihan anak saat mempromosikan
kognitif yang berkaitan secara mandiri, dengan aktivitas perawatan diri
dengan topik tertentu kriteria hasil: b. Pertimbangkan usia anak
Gejala dan Tanda a. Mencuci tangan saat mempromosikan
Mayor Objektif b. Mempertahankan aktivitas perawatan diri
a. Tidak mampu kebersihan mulut c. Tentukan jumlah dan tipe
mandi/mengenakan c. Memperhatikan kuku jari terkait dengan bantuan
pakaian/ makan/ ke tangan yang diperlukan
toilet/ berhias d. Memperhatikan kuku d. Fasilitasi anak untuk
secara mandiri kaki menggosok gigi dengan
b. Minat melakukan e. Mempertahankan tepat
perawatan diri penampilan yang rapi e. Monitor kebersihan kuku,
kurang f. Mempertahankan sesuai dengan kemampuan
kebersihan tubuh merawat diri anak
Keterangan: f. Monitor integritas kulit
Tidak terganggu anak
2 Gangguan tumbuh Setelah dilakukan tindakan a. Bina hubungan saling
kembang berhubungan keperawatan diharapkan percaya 2. Instruksikan
dengan efek perkembangan anak: usia klien mengenal perilaku
ketidakmamp uan fisik anak pertengahan adekuat, dan perkembangan
Definisi Kondisi dengan kriteria hasil: dengan cara yang tepat
individu a. Bermain berkelompok b. Bantu klien memutuskan
mengalamigangguan (4-5) bagaimana masalah
kemampuan bertumbuh b. Mengembangkan dipecahkan
dan berkembang sesuai persahabatan (4-5) c. Bantu klien beradaptasi
dengan kelompok usia c. Menunjukkan kreatifitas dengan adanya perubahan
Gejala dan Tanda (4-5) peran
Mayor Objektif d. Menunjukkan d. Jadwalkan kunjungan
a. Tidak mampu kemampuan pada tingkat terkait dengan
melakukan mampu di sekolah perkembangan situasi dan
keterampilan atau strategi yang tepat
perilaku khas e. Jadwalkan peninjauan
sesuai usia kembali untuk
b. Pertumbuhan fisik mengevaluasi
terganggu keberhasilan atau
kebutuhan penguatan
f. Libatkan keluarga
maupun orang orang
terdekat klien jika
memungkinkan
3 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Tindakan keperawatan:
dengan ancaman keperawatan diharapkan a. Bina hubungan saling
terhadap konsep diri tingkat kecemasan berkurang, percaya
Defenisi: Kondisi dengan kriteria hasil: b. Instruksikan klien
emosi dan pengalaman a. Mengeluarkan rasa marah mengenal perilaku dan
subyektif individu secara berlebihan (4) perkembangan dengan cara
terhadap objek yang b. Rasa takut disampaikan yang tepat
tidak jelas dan spesifik secara lisan (4) c. Bantu klien memutuskan
akibat antisipasi c. Rasa cemas yang bagaimana masalah
bahaya yang disampaikan secara lisan dipecahkan
memungkinka n (4) d. Bantu klien beradaptasi
individu melakukan dengan adanya perubahan
tindakan untuk peran
menghadapi ancaman e. Jadwalkan kunjungan
Batasan karakteristik : terkait dengan
a. Merasa bingung perkembangan situasi dan
b. Merasa khawatir strategi yang tepat
dengan akibat dari f. Jadwalkan peninjauan
kondisi yang kembali untuk
dihadapi mengevaluasi keberhasilan
c. Sulitberkonsentrasi atau kebutuhan penguatan
d. Gelisah g. Libatkan keluarga maupun
e. Sulit tidur orang orang terdekat klien
f. Merasa tidak jika memungkinkan
berdaya
g. Kontak mata buruk
4 Kesiapan peningkatan Setelah dilakukan tindakan Tindakan keperawatan:
koping keluarga keperawatan diharapkan a. Bina hubungan saling
Defenisi : Pola adaptasi manajemen koping keluarga percaya
anggota keluarga meningkat, dengan kriteria b. Instruksikan klien
dalam mengatasi hasil: mengenal perilaku dan
situasi yang dialami a. Menetapkan fleksibelitas perkembangan dengan cara
klien secara efektif dan peran (4) yang tepat
menunjukkan b. Menghadapi masalah c. Bantu klien memutuskan
keinginan serta keluarga (4) bagaimana masalah
kesiapan untuk c. Mengelola masalah dipecahkan
meningkatkan keluarga (4) d. Bantu klien beradaptasi
kesehatan keluarga dan d. Melibatkan anggota dengan adanya perubahan
klien. keluarga dalam peran
a. Gejala dan Tanda pengambilan keputusan e. Jadwalkan kunjungan
Mayor: Subjektif (4) terkait dengan
Anggota keluarga e. Mengungkapkan perasaan perkembangan situasi dan
menetapkan tujuan dan emosi secara terbuka strategi yang tepat
untuk diantara anggota keluarga f. Jadwalkan peninjauan
meningkatkan gaya (4) kembali untuk
hidup sehat f. Menggunakan strategi mengevaluasi keberhasilan
b. Anggota keluarga untuk mengelola konflik atau kebutuhan penguatan
menetapkan keluarga (4) g. Libatkan keluarga maupun
sasaran untuk g. Menggunakan strategi orang orang terdekat klien
meningkatkan pengurangan stress yang jika memungkinkan
kesehatan berpusat pada keluarga
(4)
5. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Tindakan keperawatan:
berhubungan dengan keperawatan diharapkan dapat a. Pahami hubungan antara
gangguan fungsi memahami pengetahuan perilaku orang tua dan
kognitif Defenisi pengasuhan, dengan kriteria tujuan yang sesuai
Ketiadaan atau hasil: dengan usia anak
kurangnya informasi a. Pertumbuhan dan b. Rancang program
kognitif yang berkaitan perkembangan yang pendidikan yang
dengan topic tertentu. normal (3-5) didadasarkan pada
a. Gejala dan Tanda b. Perilaku anak yang kekuatan keluarga
Mayor Subjektif normal (3-5) c. Libatkan orang tua dalam
Menanyakan c. Kebutuhan keamanan (3- desain dan isi yang ada
masalah yang 5) dalam program
dihadapi Objektif d. Pencegahan cedera (3-5) Pendidikan
Menunjukkan e. Kebutuhan perawatan d. Identifikasi factor-faktor
perilaku tidak fisik (3-5) personal yang berdampak
sesuai anjuran f. Kebutuhan psikologi (3- pada keberhasilan
b. Menunjukkan 5) program pendidikan
persepsi yang g. Kebutuhan emosi (3- 5) (misalnya, nilai-nilai
keliru terhadap h. Kebutuhan stimulasi (3-5) budaya pengalaman
masalah i. Kebutuhan untuk negative dengan penyedia
bersosialisasi (3-5) layanan sosial, hambatn
j. Kebutuhan spiritual (3-5) bahasa, komitmen waktu,
k. Kebutuhan bimbingan masalah penjadwalan,
moral (3- 5) perjalanan dan kurangnya
l. Pengelolaan kesehatan minat)
umum (3- 5) e. Identifikasi adanya
m. Metode disiplin yang pemicu stress keluarga
sesuai untuk usia (misalnya, depresi
perkembangan (3-5) orangtua, kecanduan
n. Strategi komunikasi yang narkoba, alkohol,
efektif (3-5) kesadaran/ kecakapan
berbahasa, tingkat
pendidikan yang rendah,
kekerasan dalam rumah
tangga, konflik
perkawinan, percampuran
keluarga setelah
perceraian, dan .hukuman
yang berlebihan pada
anak-anak)
f. Identifikasi tugas
perkembangan atau
tujuan yang sesuai untuk
anak
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai setelah
perawat menyusun rencana keperawatan. Tindakan dilakukan sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencakup kegiatan mandiri dan kolaborasi. Dengan rencana keperawatan
yang dibuat berdasarkan diagnosis yang tepat, intervensi diharapkan dapat mencapai tujuan
dan hasil yang diinginkan untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan klien
(Padila, 2012).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan proses kontinu yang terjadi saat anda melakukan kontak dengan anak.
Setelah melaksanakan intervensi, kumpulkan data subjektif dan objektif dari klien, keluarga.
Selain itu juga meninjau ulang pengetahuan tentang status terbaru dari kondisi, terapi,
sumber daya, pemulihan, dan hasil yang diharapkan. Jika hasil telah terpenuhi, berarti tujuan
untuk klien juga telah terpenuhi. Bandingkan perilaku dan respon klien sebelum dan setelah
dilakukan asuhan keperawatan (Perry dan Potter, 2009
ANALISA JURNAL
Pola Asuh Orang Tua dan Hubungannya Terhapa Kemampuan ADL pada Anak
Retardasi Mental di SLB Yayasan Putra Asih Kediri
1,2 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Institut Ilmu Kesehatan Strada, Kediri, Indonesia
Email: 1 katminitini@gmail.com, 2 syakurabdmpd@gmail.com
Metode PICO
Dari penelitian pola asuh terhadap kemampuan ADL anak usia 6-12 tahun
memiliki presentasenya lebih dominan di pola asuh orang tua yang tidak
otoriter. Hubungan pola asuh orang tua otoriter dengan kemampuan ADL
4 O
Nilai Coefficien Correlation sebesar 0,694 termasuk kategori kuat.
Meskipun tidak otoriter pola asuh lain dapat mempengaruhi ADL anak
dalam bermasyarakat dan
5 T Di SLB Yayasan Putra Asih Kota Kediri Tahun 2018
STRATEGI PELAKSANAAN TERAPEUTIK KOMUNIKASI PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN PENGLIHATAN
A. Kondisi Klien
Seorang klien berusia 13 tahun dirawat di RSUD Selamet Selalu dengan gangguan
penglihatan. Klien tampak cemas dan gelisah karena gangguan penglihatan yang dialaminya.
Klien juga tampak sedikit murung dan bertanya tanyatentang penyakit yang dideritanya
B. Masalah Keperawatan
Defisit pengetahuan tentang gangguan penglihatan yang dialaminya
C. Rencana Tindakan Keperawatan
Memberikan edukasi mengenai penyebab gangguan penglihatan klien
D. Tujuan
Agar klien mengetahui apa yang menyebabkan dirinya mengalami gangguan penglihatan
E. Strategi Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik “Halo selamat pagi adik, perkenalkan saya suster Rai, adik namanya
siapa?” “Halo adik Intan, adik bisa memanggil saya suster Rai, saya yang akan
membantu merawat adik di ruangan ini mulai hari ini. Hari ini saya bertugas mulai
jam 7 pagi sampai jam 2 sore nanti”
b. Evaluasi/Validasi “Bagaimana keadaan adik hari ini? Semalam tidurnya nyenyak
tidak?”
c. Kontrak “Adik, hari ini saya kesini ingin berbincang-bincang dengan adik mengenai
penyakit yang adik alami.” \
d. Waktu “Tidak lama kok dik, hanya 15 menit saja. Adik bersedia?”
e. Tempat “Baiklah dik, adik maunya dimana kita berbincang-bincang?” “Kalau begitu,
mari saya bantu adik untuk ke taman.
2. Fase Kerja
“Nah, dik Intan belum mengetahui tentang penyebab buta yang adik intan alami kan?,
baiklah saya akan menjelaskan tentang penyebab buta yang adik intan alami sekarang.”
“Karena kepala adik intan dulu saat kecelakaan itu terkena benturan, selain itu gangguan
penglihatan dapat terjadi karena kerusakan organ misalnya kornea, lensa mata, kekeruhan
humoris viterius, serta kerusakan saraf penghantar impuls menuju otak. Semua ini
mengakibatkan penurunan visus sehingga dapat mengakibatkan kebutaan” “Apakah dik
intan paham dengan apa yang saya katakana?” “Bagus sekali dik intan, tapi sekarang adik
sudah dapat pendonor mata, dan sebentar lagi dik Intan bisa melihat” “Disini dokter
anastesi sudah menjadwalkan operasi dik intan, jadi dik intan tidak usah khawatir. Karena
operasi ini jalan terbaik untuk dik intan dan pastinya operasi akan berjalan lancar” “Nah
bagaimana dik intan, masih cemas mengenai gangguan penglihatan yang dik intan
alami?” “Bagus dik intan, dik intan tenang saja, semua akan berjalan dengan lancar”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan dik intan setelah berbincang-bincang tentang penyakit yang dik
intan alami?” “Apakah dik intan bisa menjelaskan kembali? “Nah betul sekali dik
intan” “Karena dik intan sudah tau apa yang menyebabkan penyakit yang dik intan
alami, maka dik intan tidak usah khawatir lagi ya”
b. Tindak lanjut klien “Nah sekarang dik intan boleh istirahat dulu sambil menunggu
waktu operasi adik
c. Kontrak yang akan datang “Nah dik intan, nanti sekitar 3 jam lagi saya akan kembali
ke ruangan dik intan untuk memeriksa kondisi dik intan sebelum dioperasi,
bagaimana dik intan? Bisa ya?” “Kita akan bertemu kembali di ruangan dik intan.
Sebelumnya ada yang ingin dik intan tanyakan lagi?” “Baiklah dik intan, kalau begitu
saya permisi ke ruangan perawat dulu. Nanti kalau dik intan perlu bantuan, dik intan
bisa panggil saya di ruang perawat. Terimakasih dik intan atas kerjasamanya yang
sangat baik. Selamat pagi” (tersenyum)
REFERENSI
https://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/b3401-panduan-penanganan-abk-bagi-
pendamping-_orang-tua-keluarga-dan-masyarakat.pdf
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/HABIBI.pdf
https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-retardasi-mental-yang-membuat-seseorang-sulit-
berkembang
http://jurnal.unublitar.ac.id/index.php/briliant/article/view/444/pdf
https://pdfcookie.com/documents/sp-kebutuhan-khusus-0256np1o38l1