Anda di halaman 1dari 20

ASKEP PSIKOSOSIAL

MASALAH
DENGAN KECEMASAN
(ansietas)
PENGERTIAN
Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak
menyenangkan dan dialami oleh semua mahluk hidup dalam kehidupan sehari-hari
Kecemasan (ansietas) menurut Stuart (1995) adalah kekhawatiran yang tidak
jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
berdaya.
TINGKAT KECEMASAN
01 Individu waspada

Tingkat kecemasan 02 Lapang persepsi luas


menurut Stuart (2006)
dibagi menjadi 4 yaitu : 03 Menajamkan indra
a.Kecemasan Ringan
Dapat memotivasi individu untuk
04 belajar dan mempu memecahkan
masalah secara efektif.

05 Menghasilkan pertumbuhan dan


kreatifitas
b. Kecemasan
Sedang
1 3

Memusatkan hal
Terjadi penting dan
penyempitan mengesampingkan
lapang persepsi yg lain

Individu hanya Masih dapat


fokus pada melakukan
pikiran yang sesuatu dengan
menjadi arahan orang
perhatiannya lain

2 4
c. Kecemasan
Berat

lapang persepsi Perhatian hanya Seluruh prilaku


individu pada detil yang dimaksudkan untuk
sangat sempit kecil (spesifik) mengurangi kecemasan
dan tidak dan perlu banyak
dapat perhatian/arahan
berpikiran untuk fokus pada area
tentang hal-hal lain.
yang lain.
d.
Panik
individu kehilangan kendali diri

Detil perhatian hilang

Tidak bisa melakukan apa pun meskipun dengan


perintah

Terjadi peningkatan aktivitas motorik


Kriteria Serangan Panik
 Palpitasi  Mual dan distres abdomen
 Berkeringat  Pening
 Gemetar / goyah  Ketakutan / kehilangan kendali
diri
 Sesak nafas  Ketakutan mati
 Merasa tersedak  Parestesia
 Nyeri dada

(Kusmawati, 2010)
ETIOLOGI KECEMASAN
a. Faktor Predisposisi
Ketegangan dalam kehidupan dapat berupa hal – hal sebagai
berikut :

• Peristiwa traumatik

• Konflik emosional

• Pola mekanisme koping keluarga

• Riwayat gangguan kecemasan


Ancaman terhadap integritas fisik
01 • sumber internal dapat berupa kegagalan mekanisme fisiologis
seperti jantung, sistem imun, regulasi temperatur,

b. Faktor perubahan
• penuaan.
biologis yang normal seperti kehamilan dan
Sumber eksternal dapat berupa infeksi virus atau bakteri,
zat polutan, luka trauma

Presipita
si Ancaman terhadap harga diri
02
• sumber internal dapat berupa kesulitan melakukan
hubungan interpersonal di rumah, di tempat kerja dan
dimasyarakat.
• Sumber eksternal dapat berupa kehilangan pasangan,
orangtua, teman, perubahan status pekerjaan,
dilema etik yang timbul dari aspek religius
seseorang, tekanan dari kelompok sosial atau
budaya.
PENGKAJIAN
• Faktor Predisposisi
• Faktor Presipitasi
• Mekanisme koping
• Perilaku
Faktor Predisposisi
Teori Psikoanalisa
ansietas mpk konflik elemen kepribadian id dan super ego (dorongan
insting dan hati nurani). Ansietas mengingatkan ego akan adanya
bahaya yg perlu diatasi.

Teori Interpersonal
ansietas terjadi krn ketakutan penolakan dlm hub interpersonal.
Dihubungkan dg trauma masa pertumbuhan (kehilangan, perpisahan)
yg menyebabkan ketdkberdayaan). Idv yg harga diri rendah mudah
mengalami ansietas.
Teori Perilaku
ansitas timbul sbg akibat frustrasi yg disebabkan oleh sesutu yg
mengganggu pencapaian tujuan. Mrpk dorongan yg dipelajari utk
menghindari rasa sakit/nyeri. Ansietas meningkat jika ada konflik
Kondisi Keluarga
ansietas dpt timbul secara nyata dlm keluarga. Ada overlaps gg
ansietas dan depresi.

Keadaan Biologis
menunjukkan bhw otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepines. Reseptor ini membantu mengatur ansietas. Ansietas
dpt memperburuk penyakit (hipertensi, jantung, peptic ulcers).
Kelelahan mengakibatkan idv mudah terangsang dan merasa ansietas.
Faktor Perilak
Presipitasi
Ancaman integritas fisik
u
ketidakmampuan fisiologis dan Ansietas dpt diekspresikan lgs
menurunnya kemampuan melalui perubahan fisiologis dan
melaksanakan ADL. perilaku scr tdk lgs melalui
timbulnya gejala/mekanisme
koping utk mempertahankan diri
dari ansietas.

Ancaman thd sistem “diri”;


mengancam identitas, harga diri, Respon fisiologis dpt terjadi pd
integrasi sosial. Mis: phk, sistem kardiovaskuler,
kesulitan peran baru. pernafasan, meuromuskuler, GI,
perkemihan, dan kulit

Gabungan
penyebab timbulnya ansietas Perilaku: motorik, afektif, kognitif
gabungan dr genetik,
perkembangan, stresor fisik,
stresor psikososial.
Mekanisme Koping

01 Task Oriented
(orientasi pd tugas)
02 Ego oriented:

◦ Dipirkan utk memecahkan masalah, konflik, memenuhi • Task oriented tdk selalu berhasil
kebutuhan.
• Melindungi “self”
◦ Realistis memenuhi tuntutan situasi stres
◦ Disadari dan berorientasi pd tindakan
• Berguna pd ansietas ringan ~ sedang
◦ Berupa reaksi: melawan (mengatasi rintangan utk • Melindungi dr perasaan inadequacy dan buruk
memuaskan kebutuhan), menarik diri (menghilangkan • Berupa penggunaan mekanisme pertahanan
sumber ancaman fisik atau psikologis), kompromi diri (defens mechanism)
(mengubah cara, tujuan utk memuaskan kebutuhan)
Tanda& dan Gejala Kecemasan
Respon Fisik
Kardiovaskuler: palpitasi, berdebar-debar, TD,
pinsan, TD, N .
Pernafasan: P, nafas pendek, dada sesak, nafas
dangkal, rasa tercekik, terengah-engah.
Neuromuskuler:  refeks, terkejut, mata berkedip-
kedip, insomnia, tremor, kaku-kaku, gelisah, wajah
tegang, kelemahan umum, gerakan lambat, kaki goyah.
Gastrointestinal: hilang nafsu makan, menolak
makan, abdomen tdk nyaman, nyeri abdomen, mual,
perih, diare.
Sistem perkemihan: tekanan utk b.a.k., sering b.a.k.
Kulit: wajah kemerahan, keringat lokal, gatal-gatal, rasa
panas dingin, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh.
Tanda &
Gejala
Motorik
gelisah, ketegangan fisik, tremor,
01 sering kaget, bicara cepat, kurang
koordinasi, cenderung celaka,
Kognitif
menarik diri, menghindar, menahan gg perhatian, tak bisa konsentrasi,
pelupa, salah tafsir, pikiran blocking,
diri, hiperventilasi. 02 menurunnya lahan persepsi, bingung,
kesadaran diri berlebihan, waspada
berlebihan, hilangnya obyektivitas, takut
hilang kontrol, takut luka/mati
Afektif

0 tdk sabar, tegang, nervous, takut


berlebihan, teror, gugup, sangat
3 gelisah.
Defens Mechanism
(mekanisme Pertahanan)

⚫ Kompensasi • Proyeksi
⚫ Denial • Rasionalisasi
⚫ Displacement • Reaksi formasi
⚫ Disosiasi • Regresi
⚫ Identifikasi
⚫ Intelektualisasi
⚫ Introyeksi
⚫ Isolasi
Tujuan

• Menurunkan tingkat
kecemasan klien.
Diagnosa • Mendukung dan
Keperawatan melindungi
klien

• Ansietas
• Koping individu tidak
efektif
• Ketakutan
• .
Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat - Panik
Tujuan: memberi dukungan, melindungi, dan menurunkan tingkat
ansietas pada tkt sedang atau ringan.
 Yakinkan klien ttg manfaat
mekanisme koping yg bersifat
 Bina hubungan saling percaya melindungi dan tdk memfokuskan diri
dan terbuka: dengarkan pd perilaku maladaptif: terima dan
keluhan, dukung utk dukung klien; tdk menentang klien;
menceritakan perasaan, jawab nyatakan perawat bisa memahami
pertanyaan scr lags, rasa sakit tetapi tdk memfokuskan
menerima tanpa pamrih, pada rasa tersebut; beri umpan balik
hargai pribadi klien. thd perilaku, stresor, dampak stresor
 Identifikasi dan mencoba menurunkan dan sumber koping; dukung ide keh
situasi yg menimbulkan ansietas: fisik berhub dg kesehatan mental;
sikap tenang; lingkungan tenang;  Anjurkan melakukan aktivitas di luar batasi perilaku maladaptif dg cara
batasi kontak dg klien lain; yg menarik; share aktivitas yg sering suportif.
identifikasi dan modifikasi hal yg dilakukan; latihan fisik; buat .
menimbulkan cemas; terapi fisik: rencana harian; libatkan keluarga
mandi air hangat, pijat dan support system.

 Sadari dan kontrol perasaan diri


perawat: bersikap terbuka sesuai
perasaan, terima perasaan positif
maupun negatif termasuk
perkembangan ansietas, menggali
penyebab ansietas, pahami perasaan
diri secara terapeutik.
Tindakan Keperawatan pd Ansietas
Sedang
4. Memperluas kesadaran
2. Perawat menyadari dan berkembangnya ansietas
mengenal ansietasnya sendiri
◦ Bantu klien menhubungkan situasi
◦ Kenali perasaan diri
dan interaksi yg menimbulkan
◦ Kenali sikap dan perilaku
ansietas.
perawat yg berdampak negatif
◦ Bantu klien meninjau kembali
pd klien
penilaian klien thd stresor yg dirasa
◦ Bersama klien menggali
mengancam dan menimbulkan
perilaku dan respon shg dapt
konflik.
belajar dan berkembang

1 2 3 4 5

1. Bina hubungan 3. Bantu klien 5. Bantu klien mempelajari


saling percaya : mengenal ansietasnya koping yg baru

◦ Dengar dengan ◦ Menggali pengalaman klien


◦ Bantu klien mengekspresikan menghadapi ansietas sebelumnya.
hangat dan
perasaan. ◦ Tunjukkan akibat negatif koping yg
responsif
◦ Bantu klien menghubungkan saat ini.
◦ Beri waktu kepada
perilaku dg perasaan klien. ◦ Dorong klien untuk mencoba
klien untuk
◦ Memvalidasi kesimpulan dan koping
berespon
asumsi. ◦ adaptif yg lalu
◦ Beri dukungan utk
◦ Pertanyaan terbuka. Memusatkan tanggung jawab
ekspresi diri.
perubahan pada klien
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai