Keperawatan Jiwa
Oleh :
F. PENATALAKSANAAN ANSIETAS
Menurut Hawari, (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahaan dan terapi
memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik
(somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius. Selengkpanya seperti
pada uraian berikut :
a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
- Makan makan yang bergizi dan seimbang
- Tidur yang cukup.
- Cukup olahraga.
- Tidak merokok.
- Tidak meminum minuman keras.
b. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-obatan
yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf)
di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka yang serig di pakai
adalah obat anticemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, klobazam, bromazepam,
lorazepam, buspirone HCL, meprobramate dan alprazolam.
c. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatic) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat dari
kecemasan yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatic (fisik)
itu dapat diberikan obat-oabatn yang ditujukan pada organ pada tubuh yang bersangkutan.
d. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antar lain :
- Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar pasien
yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberika keyakinan serta percaya diri.
- Psikoterapi reedukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi diri bila diulang bahwa
ketdak mampuan mengatasi kecemasan.
- Psikoterapi rekontruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali (rekontruksi)
kepribadian yang teah menglami goncangan akibat stresor.
- Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu kemampuan untuk
berfikir secara rasonal, konsentrasi dan daya ingkat.
- Psikoterapi psikodinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan
yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu menghadapi stresor psikososial
sehingga mengalami kecemasan.
- Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor keluarga
tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor krluarga dapat dijadikan sebagai faktor
pendukung.
e. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubunganya dengan kekebalan dan
daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan stresor
psikososial.
G. POHON MASALAH
Koping Induvidu tidak Efektif
Ansietas
Stresor
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Anxietas berhubungan dengan Penyakitnya
b. Anxietas berhubungan dengan Tidak efektifnya koping keluarga
c. Resiko gangguan pesepsi sensorik dan audiotori : Halusinasi berhubungan dengan
Ansietas
d. Resiko gangguan isi fikir : Waham berhubungan dengan Anxietas
I. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan Intervensi
Keperawatan Tujuan (Umum dan
Khusus)
Berhubungan TUM : 1. Jadilah pendengar yang hangat dan responsif
dengan TUK 1 2. Beri waktu yang cukup pada klien untuk
ansietas Klien dapat menjalin dan berespon
membina hubungan saling 3. Beri dukungan pada klien untuk
percaya mengekspresikan perasaannya
4. Identifikasi pola prilaku klien atau pendekatan
yang dapat menimbulkan perasaan negatif
5. Bersama klien mengenali perilaku dan respon
sehingga cepat belajar dan berkembang
TUK 2 1. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan
Klien dapat mengenal menguraikan perasaannya
ansietasnya 2. Hubungkan perilaku dan perasaannya
3. Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap
klien
4. Gunakan pertanyaan terbuka untuk
mengalihkan dari topik yang mengancam ke
hal yang berkaitan dengan konflik
5. Gunakan konsultasi
TUK 3 1. Bantu klien mernjelaskan situasi dan interaksi
Klien dapat memperluas yang dapat segera menimbulkan ansietas
kesadarannya terhadap 2. Bersama klien meninjau kembali penilaian
perkembangan ansietas klien terhadap stressor yang dirasakan
mengancam dan menimbulkan konflik
3. Kaitkan pengalaman yang baru terjadi dengan
pengalaman masa lalu yang relevan
TUK 4 1. Gali cara klien mengurangi ansietas di masa
Klien dapat menggunakan lalu
mekanisme koping yang 2. Tunjukkan akibat mal adaptif dan destruktif
adaptif dari respons koping yang digunakan
3. Dorong klien untuk menggunakan respons
koping adaptif yang dimilikinya
4. Bantu klien untuk menyusun kembali tujuan
hidup, memodifikasi tujuan, menggunakan
sumber dan menggunakan koping yang baru
5. Latih klien dengan menggunakan ansietas
sedang
6. Beri aktivitas fisik untuk menyalurkan
energinya
7. Libatkan pihak yang berkepentingan sebagai
sumber dan dukungan sosial dalam membantu
klien menggunakan koping adaptif yang baru
TUK 5 1. Ajarkan klien teknik relaksasi untuk
Klien dapat menggunakan meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri
teknik relaksasi 2. Dorong klien untuk menggunakan relaksasi
dalam menurunkan tingkat ansietas
STRATEGI PELAKSANAAN
SP 1
Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal ansietas, dan
membantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan cemas
Fase Orientasi:
“Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya Nur Arief Mustaqim, panggil saya Arief, saya
perawat yang akan merawat ibu.
“Nama Ibu siapa?, bisa dipanggial apa?”
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Oh, jadi Ibu merasa takut dengan penyakit ibu
sekarang?”,
“Baiklah Ibu, kita akan berbincang-bincang tentang perasaan yang Ibu rasakan.
“Berapa lama kita bincang-bincang?
“Bagaimana kalau 20 menit”.
”Dimana tempatnya bu? Bagaimana kalau disini saja?”
Fase Kerja:
“Apa yang Ibu rasakan?, “Bagaimana perasaan itu bisa muncul?”. “Apa yang ibu lakukan
jka perasaan itu cemas itu muncul?”. “Oh, jadi saat ibu cemas ibu memikirkan keadaan ibu
yang tidak baik-baik dan keluarga”.”Ada peristiwa apa sebelum ansietas itu muncul? “Atau
adakah hal-hal cemas yang ibu pikirkan sebelumnya?” “Jadi ibu merasa cemas tentang
penyakit covid 19 yang di derita ibu saat ini. Bisa kita diskusikan apa saja yang membuat ibu
cemas dengan penyakit covid19? Oh, jadi bapak merasa takut dengan keluarga disekitar
karena penularan dari ibu. “Apakah sebelumnya ibu pernah mengalami cemas seperti ini?
Apakah ibu bisa mengurangi cemas tersebut? Wah, baik sekali, berarti dulu ibu mampu
mengurangi kecemasan”.
Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bincang-bincang?”,
“Coba Ibu sebutkan lagi apa yang membuat Ibu cemas?” apa perubahan yang Ibu rasakan
dengan kondisi kecemasan,”.
“Setelah ini saya akan mengajarkan Teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi
kecemasan ibu, apakah Ibu bersedia?.”
SP 2
Mengontrol Kecemasan Dengan Relaksasi Nafas Dalam
Fase Orientasi:
“Assalamualaikum Bu W,
bagaimana perasaan ibu saat ini?’
Apakah Ibu sudah melatih cara mengalihkan situasi untuk menghilangkan kecemasan ibu?’
“Sesuai janji saya untuk mendiskusikan tentang latihan teknik relaksasi dengan tarik napas
dalam.” Berapa lama kita akan berlatih bu? “Bagaimana jika 20 menit?” Dimana kita
diskusi? “Bagaimana jika di sini saja?”
Fase Kerja:
Ibu, tadi waktu kita diskusi Ibu mengatakan bahwa saat cemas rasanya seluruh badan ibu
tegang, baik fikiran maupun fisik, Nah, latihan relaksasi ini bermanfaat untuk membuat fisik
ibu relak atau santai. Dalam latihan ini Ibu harus memusatkan pikiran dan perhatian Ibu
pada pernapasan, gerakan mengembang dan mengempisnya otot dada ibu saat bernapas .
Bisa kita mulai bu?” Sekarang ibu silahkan duduk tegap seperti saya. Pertama-tama: Ibu
tarik napas perlahan-lahan, dalam hitungan satu, ibu pikirkan bahwa udara memasuki
bagian bawah paru-paru ibu, pada hitungan dua ibu bayangkan udara mengisi bagian
tengah paru-paru ibu dan pada hitungan tiga ibu bayangkan seluruh paru-paru ibu sudah
terisi dengan udara, setelah itu tahan napas dalam hitungan tiga setelah itu ibu hembuskan
udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan-lahan. Nah, sekarang ibu lihat saya
mempraktekkanya. “Sekarang coba ibu praktekkan! “Wah, bagus sekali ibu sudah mampu
melakukannya. “ ibu bisa latih kembali relaksasi nafas dalam.
Fase teminasi:
“bagaimana perasaan ibu setelah latihan tarik napas dalam ini?” Coba ibu ulangi satu kali
lagi”” Bagus sekali.” Setiap kali ibu mulai merasa cemas, ibu bisa langsung praktekkan
cara ini.
“baiklah besok saya akan datang lagi untuk mengajarkan latihan yang lain yaitu dengan
mengendurkan dan mengencangkan seluruh otot ibu. besok Jam 10.00 WIB.
Assalamualaikum bu W.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J., 2018. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 6. Alih Bahasa : Yasmin
Asih. Editor Monica Aster, Jakarta : EGC.
Keliat, Budi Anna. 2008. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Editor Yasmin Asih, Jakarta :
EGC
Townsend, M. C., 2018. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri.
Edisi 3. Alih Bahas Novi Helena. Rditor Monica Ester, Jakarta : EGC.
Mustamir Pedak. (2013). Metode Supernol Menaklukan Stress. Jakarta: Himah Publishing
House.
AH.Yusuf (2015). Buku Ajaran Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta Selatan: Jagakarsa.