OLEH:
HERLINAWATI (122020030287)
Penulis
Herlinawati
DAFTAR ISI
iii
KATA PENGANTAR ..................................................................... ii
B. Fokus ....................................................................... 11
1. Burung hantu (the owl) ......................................... 11
2. Mengaktifkan tangan (arm activation) .................. 11
iv
C. Pemusatan ............................................................... 12
1. Gerakan pasang telinga ....................................... 12
2. Gerakan pernafasan perut ................................... 13
v
BAB I
PENDAHULUAN
2
Kemampuan Kognitif Lansia
3
Kognitif adalah kegiatan-kegiatan mental yang dibutuhkan
dalam memperoleh, menyimpan, mendapat kembali, dan
menggunakan pengetahuan suatu hal. Kognitif meliputi
prosesproses mental, seperti mempersepsikan, belajar,
mengingat, menggunakan bahasa, dan berpikir. Dalam kognisi,
kita mempelajari sesuatu dan menempatkan sesuatu tersebut
dalam ingatan kita, mengkomunikasikannya lewat bahasa
menggunakan simbol-simbol mental, dan secara cerdas
memecahkan masalah menggunakan informasi yang telah
dipelajari dan disimpan. Oleh karena itu kemampuan fungsi
mengingat pada seseorang akan mempengaruhi kemampuan
berpikir sehingga respon kognitif yang ditimbulkan akan berbeda.
Proses mengingat terjadi dengan menggabungkan antara
informasi yang diterima melalui panca indra dengan informasi
yang telah disimpan dalam ingatan jangka panjang. Kapasitas
atau kemampuan kognisi seseorang disebut sebagai kecerdasan
atau intelegensi. Kemampuan kognitif adalah kemampuan untuk
memikirkan sesuatu, berkhayal, bercita-cita, atau melihat jauh ke
depan, menetapkan tujuan-tujuan, dan membuat rencana kegiatan
guna mencapai hal tersebut.
5
Sebagian besar perubahan fisiologis tersebut terjadi akibat
aktivitas dua sistem neuroendokrin yang dikendalikan oleh
hipotalamus yaitu sistem simpatis dan sistem kortek adrenal.
Aktifnya saraf simpatis membuat lansia tidak dapat santai atau
relaks sehingga tidak dapat memunculkan rasa kantuk. Melalui
senam otak lansia dilatih untuk dapat memunculkan respon
relaksasi sehingga dapat mencapai keadaan tenang. Respon
relaksasi ini terjadi melalui penurunan bermakna dari kebutuhan
zat oksigen oleh tubuh, yang selanjutnya aliran darah akan lancar,
neurotransmiter penenang akan dilepaskan, sistem saraf akan
bekerja secara baik otot-otot tubuh yang relaks menimbulkan
perasaan tenang dan nyaman (Purwanto, 2017)
6
BAB II
Instrumen Pelatihan
7
Prinsip – prinsip Melakukan Pelatihan
8
BAB III
GERAKAN SENAM OTAK
A. Lateralisasi (sisi)
1) 8 Tidur (Lazy 8s)
a) Gerakan 8 tidur dilakukan dengan berdiri
menggunakan kaki agak meregang dan kepala
menghadap ke depan.
b) Angkat tangan dan kepalkan dengan posisi jempol
mengacung.
c) Gerakan dimulai dengan menaikkan jempol ke kiri
atas, dan turun ke bawah, lalu kembali ke titik awal.
d) Hal yang sama dilakukan pada sisi kanan. Seiring
dengan gerakan pada sisi kanan, sebaiknya mata
mengikuti gerakan yang sama.
e) Ulangi gerakan sebanyak 5 kali untuk masing-
masing tangan, dan kedua tangan secara
bersamaan.
9
Gambar 3.1. Gerakan 8 Tidur
10
B. Fokus
1) Burung Hantu (The Owl)
a) Berdirilah dengan kedua kaki meregang.
b) Letakkan telapak tangan kiri pada bahu kanan,
sementaa tangan kanan dibiarkan bebas. Sambil
menengok ke kiri dan kanan, telapak tangan kiri
meremas bahu.
c) Keluarkanlah napas pada setiap putaran kepala, yakni
ke kiri, lalu ke kanan kembali ke posisi tengah dengan
menundukkan kepala sambil menghembuskan napas.
d) Setelah itu, gerakan diulangi pada bahu yang lain.
Lakukan gerakan yang sama sebanyak 10 kali.
C. Pemusatan
1) Gerakan pasang telinga
a) Ibu jari dan telunjuk, pijat secara lembut daun
telinga sambil menariknya ke luar, mulai dari ujung
atas, menurun sepanjang lengkungan, dan berakhir
di cuping.
b) Untuk melakukan gerakan pasang telinga,
posisikan agar kepala tegak dan dagu lurus dengan
nyaman. Setelah itu, letakkan tangan di telinga
dengan jari jempol di belakang telinga.
12
c) Lakukan latihan ini sebanyak tiga kali.
13
Gambar 3.6. Gerakan pernafasan perut
Evaluasi Pelatihan
14
Tabel Evaluasi
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan
Senam Otak yang dilakukan pada lansia di Panti
Sosial Lansia Potroyudan Jepara dapat ditarik
kesimpulan, bahwa:
1) Peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan
Senam Otak,
2) Peserta merasa ada peningkatan pengetahuan
tentang Senam Otak,
3) Gerakan-gerakan Senam Otak menurut
Muhammad Irfan dapat meningkatkan daya ingat dan
keseimbangan otak antara otak kanan dan otak kiri.
B. Saran
Berdasarkan pelatihan Senam Otak yang
dilakukan pada lansia di Panti sosial Lansia
Potroyudan Jepara, ada beberapa saran yang dapat
dipertimbangkan:
16
1. Bagi peserta pelatihan Senam Otak hendaknya
mengetahui dan mampu melakukan gerakan Senam
Otak sesuai dengan takaran yang pas dan ideal, serta
kemampuan lansia.
2. Hasil pelatihan ini diharapkan Peserta Lansia di
Panti Sosial Lansia Potroyudan Jepara mampu
mengaplikasikan secara sistimatis gerakan dari
Senam Otak dalam kehidupannya, khususnya
dilingkungan Panti Sosial Lansia Potroyudan Jepara.
17
DAFTAR PUSTAKA
18