Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN MASALAH

PSIKOSOSIAL : KECEMASAN
Ns.KARLINAH, S.Kep
1. PENGERTIAN KECEMASAN

• Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar


karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons
(penyebab tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu).

• Perasaan takut dan tidak menentu sebagai sinyal yang menyadarkan


bahwa peringatan tentang bahaya akan datang dan memperkuat
individu mengambil tindakan menghadapi ancaman.
2. RENTANG RESPONS
TINGKAT KECEMASAN
1. Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang
menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.

Ansietas menumbuhkan motivasi belajar serta


menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
2. Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan
perhatian pada hal yang penting dan mengesampingkan yang
lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif
tetapi dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
3. Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.
Adanya kecenderungan untuk memusatkan pada sesuatu yang
terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain.
Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan.
Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat
memusatkan pada suatu area lain.
4. Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan ketakutan
dan merasa diteror, serta tidak mampu melakukan apapun
walaupun dengan pengarahan. Panik meningkatkan aktivitas
motorik, menurunkan kemampuan berhubungan dengan orang
lain, persepsi menyimpang, serta kehilangan pemikiran
rasional.
PENGKAJIAN
Faktor Predisposisi
• Menurut Stuart dan Laraia (1998) terdapat beberapa teori yang
dapat menjelaskan ansietas, di antaranya sebagai berikut.

1. Faktor biologis.
• Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine.
Reseptor ini membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga
berperan utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan
ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin. Ansietas mungkin
disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan
kapasitas seseorang untuk mengatasi stresor.
2. Faktor psikologis

• a. Pandangan psikoanalitik. Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara antara dua
elemen kepribadian—id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif,
sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma
budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan
dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
• b. Pandangan interpersonal. Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan
dan penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti
perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang yang mengalami harga
diri rendah terutama mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
• c. Pandangan perilaku. Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku menganggap
sebagai dorongan belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan.
Individu yang terbiasa dengan kehidupan dini dihadapkan pada ketakutan berlebihan lebih sering
menunjukkan ansietas dalam kehidupan selanjutnya.
3. Sosial budaya
• Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada
tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan
ansietas dengan depresi. Faktor ekonomi dan latar belakang
pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.
FAKTOR PRESIPITASI

Faktor presipitasi dibedakan menjadi berikut.


• 1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
• 2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
SUMBER KOPING

Sumber Koping
• Individu mengatasi ansietas dengan menggerakkan sumber koping
di lingkungan.
MEKANISME KOPING

• Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping
yaitu sebagai berikut.

• 1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi
stres, misalnya perilaku menyerang untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebutuhan. Menarik diri untuk memindahkan dari sumber stres.
Kompromi untuk mengganti tujuan atau mengorbankan kebutuhan personal.

• 2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang,


tetapi berlangsung tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi realitas, dan
bersifat maladaptif.
RENCANA INTERVENSI

Tindakan Keperawatan untuk Pasien


1. Tujuan
a. Pasien mampu mengenal ansietas.
b. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi.
c. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi
untuk mengatasi ansietas.
2. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya.
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan
agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan
yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya
adalah sebagai berikut.
• 1) Mengucapkan salam terapeutik.
• 2) Berjabat tangan.
• 3) Menjelaskan tujuan interaksi.
• 4) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali
bertemu pasien
b. Bantu pasien mengenal ansietas.
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas.
3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas.
4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas.

c. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri.
1) Pengalihan situasi.
2) Latihan relaksasi dengan tarik napas dalam, mengerutkan, dan mengendurkan otot-otot.
3) Hipnotis diri sendiri (latihan lima jari).

d. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul.


Tindakan Keperawatan untuk Keluarga

1. Tujuan:
a. Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota keluarganya.
b. b. Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas.
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas.
d. Keluarga mampu mempraktikkan cara merawat pasien dengan ansietas.
e. Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami ansietas.
2. Tindakan keperawatan
a. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
b. Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala.
c. Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas.
d. Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan cara
mengajarkan teknik relaksasi.
1) Mengalihkan situasi.
2) Latihan relaksasi dengan napas dalam, mengerutkan, dan mengendurkan otot.
3) Menghipnotis diri sendiri (latihan lima jari).
e. Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu dirujuk
dan bagaimana merujuk pasien.
EVALUASI

1. Menyebutkan penyebab ansietas.


2. Menyebutkan situasi yang menyertai ansietas.
3. Menyebutkan perilaku terkait ansietas.
4. Melakukan teknik pengalihan situasi, yaitu tarik napas dalam, relaksasi
otot, dan teknik lima jari.
5. Keluarga menyebutkan pengertian ansietas.
6. Keluarga menyebutkan tanda dan gejala ansietas.
7. Keluarga mengajarkan ke pasien teknik pengalihan situasi, tarik napas
dalam, relaksasi otot, dan teknik lima jari.

Anda mungkin juga menyukai