DOKUMENTASI KEPERAWATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
O L E H:
ABRAR MUHSIN
MUH.GITO ALMUGHNI
INTAN HARNI DEWI
CINDI RAHIM
RAHMAWATI
ELAWATI
WA ODE POLAN DJAFIR ODA
REKA ENDRIANI [TDK AKTV]
Tugas ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
anggota kelompok kami. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, kami sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi.
Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati ,kami selaku penyusun menerima segala kritik dan
saran yang membangun dari pembaca. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat meyelesaikan
makalah ini. Makalah ini membahas tentang “PENGKAJIAN KEPERAWATAN” dimana
sebagai Perawat sebagai konselor mempunyai tujuan membantu klien dalam memilih keputusan
yang akan diambil terhadap penyakit yang di deritanya.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan kita terutama dalam dunia keperawatan.
6 November 2018
Penulis
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan (Effendy, 1995).
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan, yang
meliputi ; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan masalah. Adapula
yang menambahkannya dengan kegiatan dokumentasi data.
Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal, yaitu : status
kesehatan klien dan kekuatan – masalah kesehatan yang dialami oleh klien.
Pengkajian keperawatan data dasar yang komprehensif adalah kumpulan data yang berisikan
status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya
terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.
Data fokus keperawatan adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien
terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya, serta hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan kepada klien.
B. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara
sistematis untuk menentuan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan
kesehatan klien.
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi
yang terumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya
data dasar tersebut digunaan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan
keperawatan, serta tindaan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial assessment), selama
klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta pengkajian ulang untuk
menambah / melengkapi data (re-assessment).
C. TUJUAN PENGKAJIAN
D. KARAKTERISTIK DATA
1. Lengkap
Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan klien. Data yang
terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat. Misalnya klien
tidak mau makan — kaji secara mendalam kenapa klien tidak mau makan (tidak cocok
makanannya, kondisi fisiknya menolak untuk makan/patologis, atau sebab-sebab yang lain)
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan nyata untuk
membuktikan benar-tidaknya apa yang telah didengar, diliha, diamati dan diukur melalui
pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang sekiranya meragukan. Perawat
tidak boleh langsung membuat kesimpulan tentang suatu kondisi klien. Misalnya, klien tidak
mau makan. Perawat tidak boleh langsung menuliskan : `klien tidak mau makan karena depresi
berat`. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk menetapkan kondisi klien. Dokumentasikan apa
adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian.
3. Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya memerlukan banyak sekali data yang harus
dikumpulkan, sehingga menyita waktu perawat untuk mengidentifikasi.
4. Keadaan sekarang yang berkaitan dengan rencana asuhan keperawatan yang akan dilakuan
terhadap klien
F. SUMBER DATA
Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari klien, yang dapat memberikan
informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya.
Sumber data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan dari orang terdekat klien (keluarga),
seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan klien
Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat penyakit dan
perawatan klien di masa lalu.
Secara umum, sumber data yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah :
3. Catatan klien
5. Konsultasi
8. Perawat lain
9. Kepustakaan
G. JENIS DATA
1. Data Objektif
Merupakan data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan
menggunakan standart yang diakui (berlaku), seperti : warna kulit, tanda-tanda vital, tingkat
kesadaran, dll. Data-data tersebut diperoleh melalui `senses` : Sight, smell, hearing, touch dan
taste.
2. Data Subjektif
Merupakan data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh klien, misalnya
rasa nyeri, pusing, mual, ketakutan, kecemasan, ketidaktahuan, dll.
Pada situasi darurat mengharuskan tipe teknik wawancara dimana perawat mengajukan
pertanyaan fokus yang berkaitan dengan status fisik klien. Perawat dapat menggunakan berbagai
teknik wawancara untuk mendaptkan informasi yang diperlukan dari klien atau sumber lainnya.
2) Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan keperawatan adalah data yang dikumpulkan tentang tingkat kesejahteraan
klien (saat ini dan masa lalu), riwayat keluarga, perubahan dalam pola kehidupan, riwayat sosial
buda, kesehatan spiritual, dan reaksi mental serta emosi terhadap penyakit. Riwayat keperawatan
dikumplkuna selama wawancara dan merupakan langkah pertama dalam melakukan pengkajian.
Informasi Biografi
Informasi biografi adalah data demografi faktual tentang klien. Usia klien, alamat, pekerjaan
dan status pekerjaan, status perkawinan dan tipe asuransi yang ditanggung harus dimasukkan.
Harapan Klien
Pengkajian harapan klien tidak sama dengan seperti halnya alasan untuk mencari perawatan
kesehatan, meskipun kadang hal tersebut sering berkaitan. Ini menjadi lebih penting bagi
perawat untuk mengetahui apa yang penting bagi klien yang mencari perawatn kesehatan.
Penyakit Saat Ini
Jika ada suatu penyakit, perawat mengumpulkan data yang penting dan berkaitan tentang
awaitan gejala. Perawat menentukan kapan gejala mulai timbul secara mendadak atau
bertahap, dan apakah gejala selalu tibul atau hilang dan tibul. Pada bagian tentang riwayat
penyakit saat ini, perawat mencatat informasi spesifik seperti letak, intensitas dan kualitas
gejala.
Berguna juga mempelajari harapan klien tentang pemberi perawatan kesehatan. Harapan
yang demikian memberikan perawat informasi tentang persepsi klien mengenai pola penyakit
atau perubahan dalam gaya hidup.
3) Pengkajian Fisik
Sepanjang pemeriksaan fisik, data di ukur terhadap standar, yang merupakan peraturan yang
telah di tetapkan atau dasar pembanding dalam pengukuran atau penilaian kapasitas, kuantitas,
kandungan dan nilai dari objek dalam kategori yang sama.
Urutan Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara sistematis seperti halnya pada tinjauan sistem
dalam riwayat kesehatan. Komponen pengkajian ini biasanya dimulai dengan data tentang
berat dan tinggi badan klien dan tanda-tanda vital. Berikutnya pemeriksa menulis pernyataan
umum tentang persepsi klien dan tingkat kesehatan kloien. Informasi terakhir adalah
pemeriksaan tubuh dari atas kepala ke ujung kaki. Pemeriksaan mencatat data objektif yang
didaptkan, dengan menggunakan bahsa yang jelas, ringkas, dan sesuai dalam menguraikan
setiap sistem yang diperikasa.
Teknik Pemeriksaan Fisik
Perawat menggunakan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskulortasi untuk memeriksa klien
secara menyeluruh. Setiap teknik membutuhkan prinsip teretentu yang harus diikuti untuk
memastikan pengumpulan data yang akurat.
4) Data Diagnostik dan Laboratorium
Sumber data pengkajian yang terakhir adalah hasil dari pemeriksaan diagnostik dan
laboratorium. Pemeriksaan ini sangat penting, artinya bagi perawat untuk menelaah hasil
pemeriksaan ini untuk memastikan perubahan yang teridentifikasi dalam riwayat kesehatan
keperawatan dan pemeriksaan fisik. Data laboratorium dapat membantu mengidentifikasi
masalah keperawatan kesehatn aktual atau potensial yang sebelumnya tidak diketahui oleh klien
atau pemeriksa.
Agar berguna, data pengkajian harus mengacu pada tujuan yang dmaksudkan dalam
keperawatan yang mennjukkan masalah kesehatan klien (Bandman, 1995). ini adalah dasar untuk
penilaian keperawatan. Perawat secara kritis memilih tipe informasi yang dikumulkan tentang
klien, menginterprestasi informasi untuk menentukan abnormalitas, melakukan pengamatan lebih
lanjut untuk mengklarifikasi informasi, dan kemudian menyebutkan masalah klien dalam format
diagnosa keperawatan.
a. Interpretasi Data
b. Pengelompokan Data
Setelah mengumpulkan dan memvalidasi data subjektif dan objektif serta
menginterpretasikan data, perawat mengorganisasi informasi menjadi kelompok yang bermakna.
Hal ini bergantung pada pengenalan isyarat yang signifikan. Ada masanya dimana data
pengkajian menunjukkan secara jelas pada diagnosa keperawatan tertentu.
J. DOKUMENTASI DATA
Dokumentasi data adalah bagian terakhir dari penkajian yang lengkap. Kelengkapan dan ke
akuratan diperlukan ketika mencatatkan data. Kelengkapan dalam dokumentsi penting untuk dua
alasan. Pertama, semua data yang berkaitan dengan status klien dimasukkan. Bahkan informasi
yang tampaknya menunjukkan abnormalitas skalianpun harus dicatat. Informasi tersebut
mungkin akan berkaitan nantinya, dan berfungsi sebagai nilai dasar untuk perubahan dalam
status. Aturan umum yang berlaku adalah, jika hal tersebut dikaji maka harus dicatat.
Kedua, pengamatan dan pencatatan status klien adalah tanggung jawab legal dan
profesional. Undang-undang praktik perawat disemua negara bagian, dan mewajibkan
pengumpulan data dan pencatatan sebagai fungsi mandiri esensial untuk peran perawat
profesional. Menjadi faktual adalah mudah setelah hal tersebut menjadi kebiasaan.
PANDUAN PENGISIAN FORMAT PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
Agama : islam
Pekerjaan : wiraswasta
Pendidikan : -sma
Keluhan utama :
Pasien merasa badannya panas dan perut sebelah kanannya nyeri kemudian pasien berobat ke
perawat desa tempat pasien tinggal. Dari perawat desa pasien diberi obat pencahar melalui rute
rectal, karena kondisi pasien masih tetap sama pasien dianjurkan oleh perawat desa untuk USG
di Persada hasil USG adalah pasien (+) menderita Appendisitis. Setelah pasien selesai USG
pasien dirujuk ke RSUD jombang.
Pada tanggal 14-1-13 pasien MRS di IGD RSUD Jombang, di IGD pasien diberi tindakan infus
dan obat analgetik, setelah 2 jam pasien pindah ke ruang Mawar, diruang mawar pasien diberi
obat ranitidin, ceftriaxone dan cairan infus.
Skala : 5
Obat-obat yang biasa dikonsumsi : pasien biasanya mengonsumsi obat asma saat
penyakitnya kambuh
Alergi ( makanan, minuman, obat, udara, debu, hewan) sebutkan : pasien alergi pada bau-bauan
yang menyengat.
Sebelumnya pada keluarga pasien tidak ada penyakit menular dan tidak ada penyakit keturunan.
Letak rumah pasien berada didekat sungai, jika sewaktu-waktu terdapat sampah yang memenuhi
sungai dan menimbulkan bau tidak sedap pasien akan mengalami serangan asma.
PEMERIKSAAN FISIK
S : hangat
RR : 30x/menit (regular)
PEMERIKSAAN PER SISTEM
A. Sistem Pernapasan
Hidung:
Inspeksi: Nafas cuping hidung tidak ada, Secret / ingus tidak ada, oedem pada mukosa tidak
ada, kebersihan bersih, deformitas tidak ada, pemberian O2 tidak ada.
Palpasi: nyeri tekan tidak ada, fraktur tulang nasal tidak ada.
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir tidak sianosis, Alat bantu nafas ETT tidak ada.
Sinus paranasalis
Leher
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, adanya massa tidak ada, pembesaran kelenjar limfe tidak ada,
posisi trachea di tengah.
Faring :
Area dada:
Inspeksi: pola nafas teratur, penggunaan otot Bantu pernafasan tidak ada,pergerakan dada
simetris, waktu inspirasi ekspirasi (rasio inspirasi : ekspirasi normal), trauma dada tidak ada,
pembengkakan tidak ada.
Anamnesa: nyeri dada tidak ada, sesak saat mencium bau menyengat
Wajah
Leher
Dada
Auskultasi : bunyi jantung normal ( BJ 1 dan BJ 2) tidak ada kelainan bunyi jantung.
Ekstrimitas Atas
Ekstrimitas Bawah
Palpasi : CRT kembali kurang dari 2 detik, suhu akral hangat, oedemq(-)
C. Persyarafan
Pasien dapat membedakan bau-bau yang menyengat dan tidak menyengat (seperti minyak
kayu putih,parfum dan kopi).
2. Uji nervus II opticus ( penglihatan)
Pada pasien tidak terdapat oedema kelopak mata,tidak terdapat sklera mata jauh,bola mata
menonjol dan celah mata sempit,tetapi pasien konjungtiva matanya anemis.
4. Nervus IV toklearis
Pasien diperiksa pupilnya normal dan refleks pupilnya normal pada saat diberi sinaran oleh
cahaya.
5. Nervus V abdusen :
Pada pasien saat dilakukan pemeriksaan gerak bola mata, pergerakannya adalah normal antar
mata kanan dan kiri.
Pada pasien pergerakan lidahnya dapat bergerak penuh dan tidak ada gangguan pada
pergerakan lidah pasien,dapat menelan secara normal.
9. Nervus IX aksesorius :
Pada pasien pergerakan kepala dan bahu normal. Kepala dapat menggeleng, menoleh kanan
dan kiri. Dan bahu dapat bergerak penuh.
- Motorik (M) :
- Verbal/bicara (V) :
D. Perkemihan-Eliminasi Urin
Anamnesa: Pasien bisa merasakan miksi dengan tidak memakai kateter. Dan dapat BAK dengan
normal. Urine yang dikeluarkan pasien sehari 4 kali antara 1500-1600cc
Kandung kemih:
Inspeksi : Tidak ada benjolan, jaringan parut (-), kandung kemih tidak tegang
Ginjal :
Anamnesa : Nafsu makan pasien bagus, pasien makan dengan pola pagi-siang-malam tetapi tidak
selalu habis, tidak ada keluhan mual muntah, nyeri tenggorokan, maupun gangguan menelan.
Pada hari dilakukan pengkajian pasien belum BAB. Pasien merasakan nyeri pada perut bagian
bawah kanan.
Skala : 5
Mulut:
Inspeksi : mukosa bibir kering, pada gigi terdapat gigi yang tanggal (1) karies (-), terdapat plak
pada sela gigi. Stomatitis (-), pembesaran kelenjar parotis (-)
Lidah
Inspeksi : letak simetris, warna merah muda pucat, tidak ada gerakan tremor.
Faring - Esofagus :
Inspeksi: tidak ada pembesaran abdomen yang abnormal, tidak tampak vena porta hepatika
Perkusi : hipertympai
Palpasi:
Kuadran I:
Kuadran II:
Lien splenomegali(-)
Kuadran III:
Terdapat massa
Kuadran IV:
Warna kulit
Kekuatan otot : 5 5
5 5
Fraktur : pasien tidak mengalami fraktur dan tidak pernah ada riwayat fraktur
Anamnesa: tidak merasakan kram, pandangan kabur sesuai penambahan usia, perubahan berat
badan dan tinggi badan normal, kesulitan menelan(-), berkeringat(-), tremor(-), hot flushes
(panas pada wajah tidak ada)
Riwayat KB : pasien tidak pernah melakukan KB karena setiap selesai melahirkan pasien
langsung melakukan kiret.
Kepala :
Leher
Payudara
Genetalia :
Inspeksi : Rambut pubis (ketebalan merata, kerontokan tidak ada), bersih, pengeluaran (darah,
cairan, lender tidak ada).
Palpasi : benjolan(-),
Ekstremitas bawah
H. Sistem Reproduksi
Anamnesa :
1. cyclus haid (normal), lama haid(7hari),darah banyak & sifat(cair), flour albus (normal tidak
bau dan warna normal),disminore(-), terjadi nyeri punggung saat menstruasi
a. Pernah hamil,4x hamil,keguguran pada hamil ke dua,penyulit dalam kehamilan adalah sakit
pinggang. jarak kehamilan anak ke-1 dan ke-2 7tahun.
Payudara
Axilla :
Inspeksi : benjolan(-).
Abdomen:
Genetalia :
Mata
Inspeksi : Mata simetris, bentuk normal, lesi Papelbra ( normal ), Bulu mata (menyebar),
produksi air mata(normal).
Iris dan pupil :warna iris dan ukuran(normal),reflek cahaya pada pupil(normal).
Palpasi:
Teraba lunak, nyeri dan pembengkakan kelopak mata(-), palpasi kantong lakrimal(normal).
Penciuman (Hidung) :
Palpasi : Sinus (tidak ada nyeri tekan), Palpasi fossa kanina (tidak nyeri),Pembengkakan(-),
Deformitas(-).
Perkusi : regio frontalis sinus frontalis dan fossa kanina kita lakukan apabila palpasi pada
keduanya menimbulkan reaksi hebat(-).
1. CitraTubuh :
2. Ideal Diri :
3. HargaDiri :
Pasien merasa senang karena apa yang dia harapkan sesuai dengan apa yang terjadi dengan
keadaannya.
4. Peran Diri :
Pasien berprilaku seperti biasanya di lingkungannya sesuai dengan keadaan dia sekarang.
5. Identitas Diri
Pasien menyadari akan keadaan dirinya saat ini jika pasien sedang sakit
1. Pasien mempunyai kebiasaan pola makan sehat dan mencuci tangan se sering mungkin.
2. Pasien bila merasakan keluhan sakit pada dirinya tidak pernah beli obat ke toko atau pun ke
dukun,pasien beli obat ke apotik atau langsung ke mantri.
Pasien selalu melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang di anut yaitu agama islam bila
tidak menstruasi dan sejak sakit pasien lebih mendekatkan diri pada allah SWT .
Pasien selalu berdoa dan berusaha mencari jalan keluarnya terhadap masalah yang di hadapinya.
N. HUBUNGAN PERAN
Aktivitas klien di rumah yaitu menjahit dan pasien jarang tidur siang,hanya tidur malam selama
kurang lebih 6jam.
P. POLA PSIKOSOSIAL
Ekspresi wajah pasien tidak menunjukkan kemarahan, kesedihan, kesakitan, gelisah, melamun,
takut, bingung maupun diam, pasien lebih aktif bicara untuk melupakan rasa nyerinya.
Interaksi klien dengan orang lain baik,pasien paling dekat dengan suami,dukungan keluarga
sangat baik, kelompok dan masyarakat mengunjungi saat pasien sakit.
ANALISA DATA
No RM : 159000
TTV:
S : hangat
RR : 30x/menit (regular) Adanya peradangan benda asing karna firbasi pada appendik
sehingga menyebabkan appendisitis Nyeri akut
2 14-01-13 DS : Pasien mengatakan kesulitan tidur karna tidak terbiasa dengan kondisi yang
sekarang.
DO : lingkungan tempat pasien tidur banyak pasien lain dan keluarga sehingga kenyamanan saat
tidur berkurang Banyak pasien dan keluarga dalam satu ruangan perawatan