Dosen Pembimbing:
Nurlaili (2107201033)
M. Agustian (2107201035)
Selayana (2107201020)
MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmatnya-lah kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Paliatif. Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami
persembahkan kepada kedua orang tua dan keluarga kami yang hingga kini terus
menyayangi, memberi semangat kami dan mendukung program studi kami. Makalah
ini merupakan wujud dari rasa terimakasih dan rasa cinta kami yang sangat besar
kepada kedua orangtua dan keluarga. Kami sangat mengharapkan tugas ini dapat
membantu kami dalam mendapatkan nilai A dalam mata kuliah ini.
Makalah ini berisi mengenai pengumpulan data pada pasien pada kasus
terminal. Makalah ini berisi mengenai semua hal mengenai pengumpulan data pada
pasien pada kasus terminal. Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah yang
kami buat ini masih jauh dari kata benar. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para
pembaca sangat kami perlukan untuk pengembagan makalah ini. Sekian kata dari
kami. Wassalam.
Kelompok 1
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................5
3.1 Kesimpulan............................................................................................16
3.2 Saran......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
B. Tipe Data
1. Data Subjektit
Adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat,
5
mencakup persepsi, perasaan, ide klien tentang status kesehatannya. Misalnya
tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual perasaan malu.
2. Data Objektif
C. Karakteristik Data
1. Lengkap
Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien
yang adekuat. Misalnya klien tidak mau makan selama 3 hari. Perawat harus
mengkaji lebih dalam mengenai masalah klien tersebut dengan menanyakan hal-hal
sebagai berikut: apakah tidak mau makan karena tidak ada nafsu makan atau
disengaja? Apakah karena adanya perubahan pola makan atau hal-hal yang
patologis? Bagaimana respon klien mengapa tidak mau makan.
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan
nyata untuk membuktikan benar tidaknya apa yang didengar, dilihat, diamati dan
diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang
mungkin meragukan. Apabila perawat merasa kurang jelas atau kurang mengerti
terhadap data yang telah dikumpulkan, maka perawat harus berkonsultasi dengan
perawat yang lebih mengerti. Misalnya, pada observasi: "klien selalu diam dan sering
menutup mukanya dengan kedua tangannya. Perawat berusaha mengajak klien
berkomunikasi, tetapi klien selalu diam dan tidak menjawab pertanyaan perawat.
Selama sehari klien tidak mau makan makanan yang diberikan", jika keadaan klien
tersebut ditulis oleh perawat bahwa klien depresi berat, maka hal itu merupakan
perkiraan dari perilaku klien dan bukan data yang aktual. Diperlukan penyelidikan
lebih lanjut untuk menetapkan kondisi klien. Dokumentasikan apa adanya sesuai
yang ditemukan pada saat pengkajian.
6
3. Relevan
D. Sumber Data
Klien adalah sumber utama data (primer) dan perawat dapat menggali
informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien.
Orang terdekat, informasi dapat diperoleh melalui orang tua, suami atau istri,
anak, teman klien, jika klien mengalami gangguan keterbatasan dalam
berkomunikasi atau kesadaran yang menurun, misalnya klien bayi atau anak-anak,
atau klien dalam kondisi tidak sadar.
2) Riwayat penyakit
3) Konsultas
7
Kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan
spesialis, khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau dalam merencanakan
dan melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat diambil guna membantu
menegakkan diagnosa.
1) Observasi
1. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara rinci kepada
klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang
hal ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang
diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya: "Pak, saya akan menghitung nafas
Bapak dalam satu menit kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak
valid karena kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya.
8
2) Wawancara
Biasa juga disebut dengan anamnesa adalah menanyakan atau tanya jawab
yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu
komunikasi yang direncanakan. Dalam berkomunikasi ini perawat mengajak klien
dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaannya yang diistilahkan teknik
komunikasi terapeutik. Teknik tersebut mencakup keterampilan secara verbal
maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
Tujuan Wawancara :
9
Tahapan Wawancara/Komunikasi:
1. Persiapan
3. Isi/tahap kerja
4. Terminasi
10
Perawat mempersiapkan untuk penutupan wawancara. Untuk itu klien harus
mengetahui kapan wawancara akan berakhir dan tujuan dari wawancara pada awal
perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien mampu
menilai keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan,
perawat perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya. Jadi, hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien adalah:
3. Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi
klien.
4. Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian (Rohman, 2009).
3) Riwayat Kesehatan
a. Data demografi
b. Keluhan utama
g. Riwayat alergi
11
Eliminasi (BAK→ eliminasi urine dan BAB—> eliminasi alvi) yang dialami
sebelum dan sesudah sakit.
Pola istirahat dan tidur sebelum dan sesudah sakit
Aktivitas dan rutinitas yang dilakukan tiap harinya dan sesudah sakit.
Keyakinan/pola ibadah yang dimiliki sebelum dan sesudah sakit (Rohman,
2009).
4) Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalu pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat
membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi pada setiap
bagian tubuh meliputi: ukuran tubuh, warna, bentuk posisi, simetris. Dan perlu
dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh
lainnya. Contoh: mata kuning (ikterus), terdapat struma di leher, kulit kebiruan
(sianosis), dan lain-lain.
2. Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan
jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data,
misalnya tentang temperatur, turgor, bentuk kelembaban, vibrasi, ukuran.
12
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi:
3. Perkusi
4. Auskultasi
13
Ronchi: nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi
maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien
batuk. Misalnya pada edema paru.
Wheezing: bunyi yang terdengar "ngil...k". bisa dijumpai pada fase
inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.
Pleura Friction Rub: bunyi yang terdengar "kering" seperti suara gosokan
amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura
(Rohman, 2009).
Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke
kaki. Mulai dari: keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga,
hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru jantung, abdomen, ginjal,
punggung, genetalia, rectum, extremitas.
14
4. DOENGOES (1993)
5) Studi Dokumentas
Agar data dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan
penggolongan atau klasifikas data berdasarkan identitas klien, keluhan utama,
riwayat kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial spiritual, intelegensi, hasil-hasil
pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya. Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data pada tahap pengkajian adalah Wawancara (interview),
pengamatan (observasi), dan pemeriksaan fisik (pshysical assessment), dan studi
dokumentasi.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam makalah ini sebagai berikut: Sebagai
seorang mahasiswa perawat dan perawat dapat memahami dengan benar
pengumpulan data pada pasien paliatif dan dapat menerapkan pada pasien terutama
pada pasien kasus terminal.
16
DAFTAR PUSTAKA
17