Anda di halaman 1dari 17

Asuhan Keperawatan Korban KDRT

Kelompok 4

Ayu Risma 2107201023


Haura Lutfia 2107201005
Nursyabania 2107201034
Syarifah Qhudwatin Nissak 2107201044
Latar
Belakang
Akhir-akhir ini, kasus kekerasan (termasuk pembunuhan)
dalam rumah tangga di Indonesia cenderung meningkat.
Di dalam rumah tangga, ketegangan maupun konflik
merupakan hal yang biasa. Namun, apabila ketegangan itu
berbuah kekerasan, seperti: menampar, menendang,
memaki, menganiaya dan lain sebagainya, ini adalah hal
yang tidak biasa. Hal itulah yang sering disebut dengan
KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga).
A. Kekerasan dalam Rumah Tangga

Kekerasan dalam Rumah Tangga seperti yang tertuang dalam


Undang-undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan dalam Rumah Tangga, memiliki arti setiap
perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang
berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara
fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah
tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum dalam lingkup rumah tangga.
Masalah kekerasan dalam rumah tangga telah
mendapatkan perlindungan hukum dalam Undang-undang
Nomor 23 tahun 2004 yang antara lain menegaskan
bahwa:
1. Bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan rasa
aman dan bebes dari segala bentuk kekerasan sesuai
dengan falsafah Pancasila dan Undang-undang
Republik Indonesia tahun 1945.
B. Bentuk-bentuk Kekerasan
dalam Rumah Tangga
Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tindak
kekerasan terhadap istri dalam rumah tangga dibedakan
kedalam 4 (empat) macam :
a. Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan
rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat.

b. Kekerasan psikologis atau emosional adalah


perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya
rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk
bertindak, rasa tidak berdaya dan/atau penderitaan psikis
berat pada seseorang.
• c. Kekerasan seksual
Kekerasan jenis ini meliputi pengisolasian (menjauhkan)
istri dari kebutuhan batinnya, memaksa melakukan
hubungan seksual, memaksa selera seksual sendiri, tidak
memperhatikan kepuasan pihak istri.
• d. Kekerasan ekonomi
Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup
rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku
baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib
memberikan kehidupan, perawatan atau pemeliharaan
kepada orang tersebut.
C. Faktor-Faktor Penyebab
Kekerasan dalam Rumah Tangga

A. Murray mengidentifikasi hal dominasi pria dalam


konteks struktur masyarakat dan keluarga, yang
memungkinkan terjadinya kekerasan dalam rumah
tangga (marital violence) sebagai berikut:
a. Pembelian atas kekuasaan laki-laki
b. Diskriminasi dan pembatasan dibidang ekonomi
c. Beban pengasuhan anak
d. Wanita sebagai anak-anak.
D. Cara Penanggulangan Kekerasan
dalam Rumah Tangga

Untuk menghindari terjadinya Kekerasan dalam Rumah Tangga,


diperlukan cara-cara penanggulangan Kekerasan dalam Rumah
Tangga, antara lain:
a. Perbanyak keimanan yang kuat dan akhlaq yang baik dan
berpegang teguh pada agamanya sehingga Kekerasan dalam
rumah tangga tidak terjadi dan dapat diatasi dengan baik dan
penuh kesabaran.
b. Harus tercipta kerukunan dan kedamaian di dalam sebuah
keluarga, karena didalam agama itu mengajarkan tentang kasih
sayang terhadap ibu, bapak, saudara, dan orang lain.
Asuhan Keperawatan Pada Korban KDRT

1. Pengkajian

a. Kecemasan
Perilaku: gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara
cepat, menarik diri.
b. Stresor pencetus
Stresor berasal dari sumber external dan internal
c. Mekanisme koping
Tingkat kecemasan seseorang dapat menimbulkan
d. Gangguan tidur (Carpenito, 2013).
Riwayat keperawatan:
a. Riwayat kesehatan sekarang
b. Riwayat kesehatan masa lalu
c. Riwayat psikososial dan spiritual

Pengkajian fisik
a. Pemeriksaan fisik umum.
2. Diagnosa dan Intervensi

1. Cedera berhubungan dengan trauma fisik.


2. Ketakutan berhubungan dengan bahaya fisik,
ancaman.
3. Kecemasan berhubungan dengan trauma
psikologis (Wilkison, 2016).
1. Cedera berhubungan dengan trauma fisik.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan klien
tidak lagi mengalami cedera.

Kriteria hasil:
a. Klien mengatakan tidak mengalami KDRT.
b. Tampak klien luka cedera klien sembuh.
Intervensi keperawatan:
a. Anjurkan individu untuk meminta bantuan orang
lain jika mengalami KDRT.
b.Berikan klien mendapatkan pengobatan secara
adekuat.
2. Ketakutan berhubungan dengan bahaya fisik, ancaman.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan ketakutan klien tidak
mengalami.

Kriteria hasil:
a. Klien mampu memberitahu/menceritakan kepada orang lain.
b. Klien tidak takut memberitahu KDRT yang dialami klien kepada
orang lain.
Intervensi keperawatan:
a. Bicara secara perlahan dan tenang.
b. Dorong klien untuk menceritakan masalahnya.
c. Ciptakan suasana yang tidak mengancam secara emosional.
3. Kecemasan berhubungan dengan trauma psikologis.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan klien kecemasan klien
teratasi.
Kriteria hasil:
a. Kecemasan pasien berkurang dibuktikan dengan pasien dapat
menunjukkan pengendalian diri.
b. Pasien mampu mengidentifikasi gejala yang merupakan indicator
kecemasan pasien sendiri.
c. Pasien mampu meneruskan aktivitas meskipun dalam kecemasan.
Intervensi keperawatan:
a. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien termasuk reaksi
fisik.
b. Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal dan
non verbal pikiran dan perasaan untuk mengekternalisasikan kecemasan.
Kesimpulan
Dari uraian yang sudah di atas dapat disimpulkan
bahwa kekerasan terhadap perempuan berdampak
besar terhadap pertumbuhan perkembangan
kesehatan fisik maupun psikologis, interaksi social.
Sehingga dapat menurunkan kualitas hidup
perempuan.
Daftar Pustaka

• Wilkison, J.M. (2016). Diagnosis keperawatan: diagnosis NANDA-I, intervensi NIC,


hasil NOC. Edisi 10. (penerjemah Esty Wahyuningsih). Jakarta: EGC.
• Carpenito. L.J & Moyet. (2013). Buku saku diagnosis keperawatan. Edisi 13.
(penerjemah Fruriolina Ariani & Estu Tiar). Jakarta: EGC.
• Nurfaizah, I. (2023, February). Dampak Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Terhadap Kesehatan Mental Anak. In Gunung Djati Conference Series (Vol. 19, pp.
95-103).
• Oktoji, T. P., & Indrijati, H. (2021). Hubungan Strategi Koping dan Kesejahteraan
Psikologis pada Remaja yang Mengalami Kekerasan dalam Rumah Tangga. Buletin
Riset Psikologi dan Kesehatan Mental, 1(1), 560-568.
THANK
S guys
For attantion

Anda mungkin juga menyukai