Rumah Tangga
Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kekerasan terhadap perempuan saat ini masih menjadi isu yang sangat penting,
baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Kekerasan bisa mengenai beberapa
aspek kehidupan biologis, psikologis, social, ekonomi, pendidikan. Sehingga bisa
menghambat keterlibatan perempuan dalam kehidupan social, ekonomi, dan
pendidikan.
B. TUJUAN
Adapun tujuan penyusunan makalah ini agar mahasiswa dapat mengetahui
tentang kekerasan pada perempuan pengertian, faktor – faktor penyebabnya,
bentuk – bentuk, pencegahan, dampak, penatalaksanaan dan asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Kekerasan pada perempuan adalah setiap tindakan kekerasan yang dilakukan
terhadap perempuan yang berakibat atau kecenderungan yang mengakibatkan
kerugian atau penderitaan fisik, seksual atau psikologis, termasuk
ancaman,pemaksaan maupun secara sengaja mengkungkung kebebasan
perempuan, baik perempuan dewasa, anak perempuan maupun remaja(komnas
perempuan (2019).
Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang
terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau pnderitaan
secara fisik, seksual, psikologis dan atau penelantaran rumah tangga termasuk
ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan
secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga (menurut undang –undang
RI no .23 tahun 2018).
Bentuk penganiayaan bisa berupa:
1. Fisik.
2. Emosional dan psikologis yang ditandai dengan intimidasi dan serangan
terhadap harga diri.
3. Seksual.
4. Sosial ditandai dengan seseorang dikontrol, dipengaruhi, diisolasi dalam
hubungannya dengan keluarga dan jaringan sosial oleh pasangannya.
B. ETIOLOGI
Etiologi Ada 2 faktor :
1. Faktor internal korban: disebabkan oleh korban itu sendiri.
a. Sikap provokatif korban
Sikap korban yang dengan sengaja maupun tidak membuat pelaku marah.
Contoh: pecemburu, suka ngomel, pengabaian pengurusan rumah tangga,
penuntut, suka bertengkar, kurang menghargai suami, ketergantungan dan
berpegang pada tradisi atau adat.
b. Faktor eksternal korban
1) Sifat pribadi pelaku.
Contohnya: jiwa terganggu, perassaan tertekan, kurang percaya diri,
skizofrenia, pencemburu, sensitive.
2) Tekanan hidup.
Contohnya: akibat adanya konflik, beratnya penderitaan perkawinan,
tidak mempunyai pekerjaan, merassa lebih lemah dari istri 3)
Ketimpangan gender dan social.
Laki –laki merasa lebih istimewa dibanding perempuan, merasa lebih
berharga, lebih tinggi peran dan kedudukannya. Wanita sering
dipandang fungsinya hanya mengurus rumah tangga dan merawat
anak.
4) Masalah keuangan.
Sering kali wanita menuntut lebih banyak kepada suaminya,
sedangkan suaminya tidak mampu memenuhinya.
E. PENATALAKSANAAN
1. Pendekatan individu.
Dengan cara menambah pemahaman agama.
2. Pendekatan social.
Melingkupi pendekatan partisipasi masyarakat dalam melporkan kejadian dan
waspada setiap tindakan kekerasan pada perempuan.
3. Pendekatan medis.
Untuk memberikan pelayanan dan perawatan baik secara fisik atau kejiwaan.
4. Pendekatan hukum.
Tentunya yang bertanggung jawab masalah ini adalah pemerintah untuk selalu
mencari, menanggapi secara sigap terhadap setiap laporan atau penemuan
kasus kekerasan dan kejahatan serta menghukumnya dengan ketentuan hukum
yang berlaku.
F. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Kecemasan
Perilaku: gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara cepat, menarik diri.
b. Stresor pencetus
Stresor berasal dari sumber external dan internal
c. Mekanisme koping
Tingkat kecemasan seseorang dapat menimbulkan 2 mekanisme koping.
d. Gangguan tidur
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan interaksi social Tujuan:
c. Kecemasan
Tujuan /kriteria hasil:
1) Kecemasan pasien berkurang dibuktikan dengan pasien dapat
menunjukkan pengendalian diri.
2) Pasien mampu mengidentifikasi gejala yang merupakan indicator
kecemasan pasien sendiri.
3) Pasien mampu meneruskan aktivitas meskipun dalam kecemasan.
Intervensi:
1) Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien termasuk
reaksi fisik.
2) Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal
dan non verbal pikiran dan perasaan untuk mengekternalisasikan
kecemasan.
3) Sediakan pengalihan melalui televisi atau radio, permainan,
okupasi untuk menurunkan kecemasan.
4) Beri penguatan positif ketika pasien maampu aktivitas meskipun
dalam kecemasan.
5) Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan
lingkungann yang tenang.
6) Dampingi pasien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi
rasa takut.
d. Defisit perawatan diri: hygiene diri.
Tujuan/kriteria hasil:
1) Pasien melakukan aktivitas perawatan diri.
2) Pasien mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan
tubuh dan hygiene oral.
Intervensi :
1) Kaji kondisi kebersihan tubuh pasien.
2) Dukung pasien untuk mengatur langkahnya sendiri selama perawatan
diri.
Pada bab ini penulis akan membahas “Asuhan Keperawatan pada klien Ny. T dengan
KDRT”. Sesuai dengan proses keperawatan yang terdiri dari lima tahap yaitu:
pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan dengan data yang didapat sebagai berikut:
1. Identitas Klien
Klien bernama Ny. T usia 43 tahun, suami Tn. usia 48 tahun, jenis kelamin
perempuan, menikah, agama Islam, suku bangsa jawa, bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah Bahasa Indonesia, pekerjaan ibu rumah tangga, sumber
informasi dari klien dan keluarga.
2. Resume
Ny. T memiliki 2 anak, anak pertama berusia 16 tahun dan anak kedua berusia
12 tahun. Ny. T mengeluh sering dipukuli, dibanting dan dibenturkan ke
tembok oleh suaminya sejak suaminya berselingkuh. Ny. T hanya diberi uang
belanja Rp 20.000/hari untuk semua urusan kebutuhan rumah tangga dan uang
sekolah serta jajan anak-anak. Ny. T mengatakan suaminya lebih sering
nongkrong di luar rumah dan mentraktir teman-temannya. Sebelumnya Ny. T
bekerja tetapi suaminya menyruhnya untuk berhenti bekerja dengan alasan
suaminya mampu menafkahi keluarga, suami termasuk dari keluarga yang
religius sehinnga ia menyuruh istrinya untuk mengurusi tugas di rumah.
Suami Ny. T sering melakukan KDRT di depan anak-anak mereka, terkadang
suami Ny. T mengancam akan membunuh Ny. T dan anak-anaknya jika ada
yang mengadu ke orang lain, baik ke keluarga suami atau keluarga istri.
Tampak luka di bibir bengkak, pelipis memar, kuku jari kelingking hampir
lepas karena dibanting dibanting dari atas tempat tidur lalu ditendang dan
diseret ke kamar mandi. Ny. T diantarkan ke rmuah saudaranya setelah
diketahui Ny. T mengalami KDRT.
Sekarang Ny. T sudah menikah lagi dan hidup bahagia dengan suami barunya.
Namun, Ny. T dan anak-anaknya masih mengalami trauma yang mendalam
akibat KDRT yang pernah dialami.
3. Riwayat keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien sekarang sudah menikah lagi, klien sekarang hidup bahagia dengan
suami barunya. Namun, klien dan anak-anaknya mengalami trauma yang
mendalam akibat KDRT yang pernah dialami.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengeluh sering dipukuli, dibanting dan dibenturkan ke tembok
oleh suaminya sejak suaminya berselingkuh. Suaminya sering melakukan
KDRT di depan anak-anak mereka, terkadang suaminya mengancam akan
membunuh klien dan anak-anaknya jika ada yang mengadu ke orang lain,
baik ke keluarga suami atau keluarga istri. Tampak klien luka di bibir
bengkak, pelipis memar, kuku jari kelingking hampir lepas karena
dibanting dibanting dari atas tempat tidur lalu ditendang dan diseret ke
kamar mandi.
c. Riwayat psikososial dan spiritual
Klien dan anak-anaknya tidak berani mengatakan jika klien mengalami
KDRT karena telah diancam akan dibunuh jika mengadu. Klien dan
anakanaknya mengalami trauma yang mendalam akibat KDRT tersebut.
Aktivitas agama yang dilakukan klien yaitu sholat.
4. Pengkajian fisik
a. Pemeriksaan fisik umum
Klien mengalami luka di bibir hingga bengkak, pelipis memar dan jari
kelingking hampir lepas.
5. Data focus
Berdasarkan analisa yang dilakukan, didapatkan data subyektif: klien
mengeluh sering dipukuli, dibanting dan dibenturkan ke tembok oleh
suaminya sejak suaminya berselingkuh. Klien hanya diberi uang belanja
Rp 20.000/hari untuk semua urusan kebutuhan rumah tangga dan uang
sekolah serta jajan anak-anak. Suaminya sering melakukan KDRT di
depan anakanak mereka, terkadang suaminya mengancam akan
membunuh klien dan anak-anaknya jika ada yang mengadu ke orang lain,
baik ke keluarga suami atau keluarga istri, klien mengatakan takut untuk
memberitahukan KDRT yang dialaminya karna diancam. Klien
mengatakan ia dan anak-anaknya mengalami trauma yang mendalam
akibat KDRT yang pernah dialami, klien mengatakan takut kejadian
sebelumnya terulang kembali.
Data obyektif yang didpat yaitu: tampak klien luka di bibir bengkak,
pelipis memar, kuku jari kelingking hampir lepas karena dibanting
dibanting dari atas tempat tidur lalu ditendang dan diseret ke kamar
mandi.
6. Analisa data
No Data Masalah Etiologi
1. Data subyektif: Cedera Trauma fisik
- Klien mengeluh
sering dipukuli,
dibanting dan
dibenturkan ke
tembok oleh
suaminya sejak
suaminya
berselingkuh..
Data obyektif:
- Tampak klien luka di
bibir bengkak,
pelipis memar, kuku
jari kelingking
hampir lepas karena
dibanting dibanting
dari atas tempat tidur
lalu ditendang dan
diseret ke kamar
mandi.
2. Data subyektif: Ketakutan Bahaya fisik,
- Klien mengatakan
ancaman
suaminya sering
melakukan KDRT di
depan anak-anak
mereka, terkadang
suaminya
mengancam akan
membunuh klien dan
anak-anaknya jika
ada yang mengadu
ke orang lain, baik ke
keluarga suami atau
keluarga istri.
- Klien mengatakan
takut untuk
memberitahukan
KDRT yang
dialaminya karena
diancam.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Cedera berhubungan dengan trauma fisik.
2. Ketakutan berhubungan dengan bahaya fisik, ancaman.
3. Kecemasan berhubungan dengan trauma psikologis.
C. Intervensi Keperawatan
1. Cedera berhubungan dengan trauma fisik.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak lagi mengalami
cedera.
Kriteria hasil:
a. Klien mengatakan tidak mengalami KDRT.
b. Tampak klien luka cedera klien sembuh.
Intervensi keperawatan:
a. Anjurkan individu untuk meminta bantuan orang lain jika
mengalami KDRT.
b. Berikan klien mendapatkan pengobatan secara adekuat.
A. KESIMPULAN
Dari uraian yang sudah di atas dapat disimpulkan bahwa kekerasan terhadap
perempuan berdampak besar terhadap pertumbuhan ,perkembangan ,kesehatan
fisik maupun psikologis,interaksi social.Sehingga dapat menurunkan kualitas
hidup perempuan.
B. SARAN
Melihat uraian dan kenyataan dimasyarakat maka seharusnya pemerintah semakin
menggalakkan program aktif dan nyata untuk upaya promotif ,preventif,maupun
kuratif .Selain itu diperlukan perlindungan hukum yang jelas dan sah serta
pengawasan yang tepat sehingga hukum benar – benar melindungi korban .Untuk
mencapai hasil yang maksimal maka perlu meningkatkan kerjasama yang
sinergis antara para profesinal yang terlibat, , pemerintah,serta peran aktif
keluarga korban dan masyarakat .
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J & Moyet. (2013). Buku saku diagnosis keperawatan. Edisi 13.
(penerjemah Fruriolina Ariani & Estu Tiar). Jakarta: EGC