Anda di halaman 1dari 16

Asuhan Keperawatan Pada Korban

KDRT (Kekerasan Dalam Rumah


Tangga)
Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa
Diampu Oleh :
Riza Aishanty Latifah, M,Kep, Ns

Disusun Oleh :
1. Andi Sitti Armiana
2. Helga Fitry Liningsiih
3. Kris Adinata
4. Indah Yulinda Pramesti
5. Iswatun Khasanah
6. Nadya Fitriani
Latar Belakang

Menurut Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap perempuan


terjadi peningkatan jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
dari 8.315 kasus pada tahun 2012 menjadi 11.719 kasus pada tahun 2013.
Berdasarkan data tersebut telah terjadi peningkatan sebanyak 3.404
kasus (Setiadi, 2014).

Kekerasan dalam lingkup rumah tangga atau keluarga banyak


dilakukan oleh seorang suami, seperti suami melakukan kekerasan
terhadap istrinya dengan memukul atau menampar istrinya, menendang,
dan memaki-maki dengan ucapan yang kotor.
Apa Sih Kekerasan
Dalam Rumah
?
Tangga itu

Menurut Undang-undang RI no. 23 tahun 2004 adalah setiap


perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang
berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara
fisik, seksual, psikologis, dan atau penelantaran rumah tangga
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,
atau pe-rampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam

lingkup rumah tangga.


Etiologi
Faktor
Contoh: pecemburu, suka ngomel, pengabaian
pengurusaninternal rumahtangga, penuntut, suka
bertengkar, kurang menghargai suami,
ketergantungan dan berpegang pada tradisi atau
adat.

Faktor eksternal
1. Sifat pribadi pelaku.
2. Tekanan hidup.
3. Ketimpangan gender
dan social.
4. Masalah keuangan.
5. Budaya paternalistic
1. Kekerasan fisik
2. Kekerasan psikologis /
emosional
3. Kekerasan Sosial
4. Kekerasan Ekonomi
Faktor-Faktor Yang Mendorong Terjadi
Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga

1. Adanya hubungan kekuasaan yang tidak seimbang


antara suami dan istri.
2. Ketergantungan ekonomi.
3. Kekerasan sebagai alat untuk menyelesaiakan konflik.
4. Persaingan.
5. Frustasi.
6. Kesempatan yang kurang bagi perempuan dalam
proses hukum.
Penatalaksanaan
1. Pendekatan individu, yaitu dengan dengan cara menambah
pemahaman agama.
2. Pendekatan social, melingkupi pendekatan partisipasi masyarakat
dalam melporkan kejadian dan waspada setiap tindakan kekerasan
pada perempuan.
3. Pendekatan medis. Untuk memberikan pelayanan dan perawatan baik
secara fisik atau kejiwaan.
4. Pendekatan hukum. Tentunya yang bertanggung jawab masalah ini
adalah pemerintah untuk selalu mencari, menanggapi secara sigap
terhadap setiap laporan atau penemuan kasus kekerasan dan kejahatan
serta menghukumnya dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Klien
2. Resume

Riwayat keperawatan
1. Riwayat kesehatan masa lalu
2. Riwayat kesehatan sekarang
3. Riwayat psikososial dan spiritual
Analisa Data
No. Data Masalah Etiologi

1. DS : Cedera Trauma Fisik


- Klien mengeluh sering dipukuli,
dibanting dari atas tempat tidur lalu
ditendang dan diseret kekamar
mandi.dan dibenturkan ketembok oleh
suaminya sejak suaminya berselingkuh

DO :
- Tampak luka dibibir klien
- pelipis memar
- kuku jari kelingking hampir lepas
Analisa Data
2. DS : Kecemasan Trauma
- Klien mengatakan ia dan anak-anaknya Psikologis
mengalami trauma yang mendalam
akibat KDRT yang pernah dialaminya.
- Klien mengatakan takut kejadian
sebelumnya terulang kembali

DO :
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak panik
Diagnosa
Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan

1 Cedera berhubungan dengan trauma fisik

2 Kecemasan berhubungan dengan trauma psikologis.


Intervensi Dan Implementasi Keperawatan

SP1:
- Mengindentifikasi penyebab cidera akibat trauma fisik
- Menciptakan suasana yang tidak mengancam secara emosional.
- Mendampingi pasien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi rasa takut.
- Berdiskusi dengan pasien tentang trauma fisiknya
- Menganjurkan pasien untuk meminta bantuan orang lain jika mengalami KDRT
- Menganjurkan pasien melakukan kegiatan harian

SP2:
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan kejadian KDRT yang dialami
- Memberikan kesempataka kepada pasien untuk mempraktekan kejadian KDRT
- Membantu pasien memasukkan dalam kegiatan harian

SP3:
- Mengevaluasi jadwal kegiatan pasien
- Menganjurkan pasien melakukan kegiatan harian
Intervensi Dan Implementasi Keperawatan

SP1:
- Mengindentifikasi penyebab cidera akibat trauma fisik
- Menciptakan suasana yang tidak mengancam secara emosional.
- Mendampingi pasien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi rasa takut.
- Berdiskusi dengan pasien tentang trauma fisiknya
- Menganjurkan pasien untuk meminta bantuan orang lain jika mengalami KDRT
- Menganjurkan pasien melakukan kegiatan harian

SP2:
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan kejadian KDRT yang dialami
- Memberikan kesempataka kepada pasien untuk mempraktekan kejadian KDRT
- Membantu pasien memasukkan dalam kegiatan harian

SP3:
- Mengevaluasi jadwal kegiatan pasien
- Menganjurkan pasien melakukan kegiatan harian
Evaluasi

- Klien sudah tidak mengingat kejadian KDRT


- Klien mampu mengambil keputusan dan
mengemukakan pendapat tentang kejadian
KDRT
- Klien sudah tidak mengalami trauma fisik
maupun psikologi
Daftar Pustaka
Agustinah,. Sari, T. M. (2015). Pengalaman Isteri Dengan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (Kdrt) Di Kota Jambi. 4 (2), 53-61.

Carpenito, L.J & Moyet. (2013). Buku saku diagnosis keperawatan. Edisi
13. (penerjemah Fruriolina Ariani & Estu Tiar). Jakarta: EGC

Wilkison, J.M. (2016). Diagnosis keperawatan: diagnosis NANDA-I,


intervensi NIC, hasil NOC. Edisi 10. (penerjemah Esty Wahyuningsih). Jakarta:
EGC

Zuhrah. (2017). Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Bima Dalam Bingkai Budaya
Patriarki. 1 (1), 49-58.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai