Anda di halaman 1dari 14

Laporan pendahuluan

1 Definisi Keperawatan Maternitas

Keperawatan Maternitas merupakan asuhan keperawatan yang diberikan kepada


ibu/wanita sebagai klien dan keluarganya selama masa prenatal, intranatal dan postnatal.
(Shanze (1990). Pelayanan keperawatan profesional yg ditujukan kepada klien yang berfokus
pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan
menggunakan proses keperawatan (CHS, 1993).

Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional keperawatan


yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system
reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai
umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam
beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan
keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan
yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik
WUS dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilanpersalinan
dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpanganpenyimpangan secara dini dari keadaan
normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan
konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses
persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir
sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk
kondisikondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

Perawat mengadakan interaksi dengan klien untuk mengkaji masalah kesehatan dan
sumber-sumber yang ada pada klien, keluarga dan masyarakat; merencanakan dan
melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah-maslah klien, keluarga dan masyarakat; serta
memberikan dukungan pada potensi yang dimiliki klien dengan tindakan keperawatan yang
tepat. Keberhasilan penerapan asuhan keperawatan memerlukan kerjasama tim yang terdiri
dari pasien, keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat.

2 Defenisi Intranatal
Intranatal adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
Intranatal atau persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
rahim ibu, persalinan dianggap normal jika proses terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Depkes RI, 2002).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan, melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,

1
dengan bantuan atau tanpa bantuan( kekuatan sendiri). Bentuk persalinan berdasarkan definisi
adalah sebagai berikut :

1. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
2. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3. Persalinan anjuran (partus presipitatus)

3 Faktor-Faktor Penting dalam Persalinan


Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan adalah :
1. Power (his atau kontraksi otot rahim, kontraksi otot dinding perut, kontraksi diagrafma
pelvis atau kekuatan mengejan, keregangan dan kontraksi ligamentum rotundum).
2. Passenger atau janin dan plasenta.
3. Passage (jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang).

4 Tahapan persalinan
Persalinan dapat dibagi menjadi 4 kala yaitu :
A. KALA I
Kala pertama dari persalinan dimulai bila didapat kontraksi uterus dengan
frekuensi, intensitas, dan lama yang memadai sehingga terjadi pelunakan dan
pembukaan dari serviks. Kala pertama dari persalinan berakhir bila serviks sudah
membuka dengan lengkap, yaitu bila serviks sudah membuka sedemikian rupa
sehingga dapat dilalui oleh kepala janin. Jadi, kala pertama dari persalinan merupakan
tahapan dimana terjadi pelunakan dan pembukaan dari serviks. Lamanya kala I untuk
primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida 8 jam. Berdasarkan kurva
Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan
multigravida 2 cm/jam.

1.Pengkajian
 Riwayat sekarang, catat tanda persalinan seperti his yang teratur, frekuensi,
interval, adanya ruptur, selaput ketuban dan status emosional.
 Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0-3 cm posisi fetus, his anatara 5-30 menit dan
berlangsung selama 10-30 menit vagina mengeluarkan cairan pink, coklat, ruptur,
keluhan, DJJ terdengar lebih jelas di umbilikus
 Kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristik yang
mengambarkan kontraksi uterus : Frekwensi, internal, intensitas, durasi, tonus
istirahat

2
 Penipisan cerviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan pertama
dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
 Pembukaan cerviks, adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan bahwa
kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
 Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus, letak janin,
penurunan janin.
 Pemeriksaan Vagina: membran, cerviks, fetus, station.
 Tes diagnostik dan laboratorium : spesimen urin, tes darah, ruptur membrane,
cairan amnion : Warna, karakter dan jumlah
2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
a. Fase laten
1) Nyeri b/d intensitas kontraksi.
 Tujuan : Klien mampu beradaptasi dengan nyeri.
 Intervensi

1. Gunakan teknik pernapasan


Rasional : Tehnik pernapasan dapat meningkatkan relaksasi otot
abdomen dengan demikian menambah ukuran kapasitas abdomen
sehingga mengurangi gesekan ( priksi ) antara uterus dan dinding
abdomen

2. Lakukan masage atau gosokan pada pinggang ( teori gate kontrol


terhadap nyeri)
Rasional : merupakan suatu tehnik untuk mengkanter dan
digunakan untuk mengalihkan perhatian ibu dari nyeri

3. Menganjurkan untuk memberikan air hangat untuk mengompres


pinggang bawah.
Rasional : Membantu relaksasi, meningkatkan kenyamanan

4. Memberikan HE pada klien bahwa respon nyeri ini sudah indikasi


positif dan memang harus ada untuk mengakhiri kala I dan
mendekati kala transisi
Rasional : Informasi yang cukup dapat mengurangi kecemasan dan
merupakan salah satu aspek sayang ibu

2) Ketakutan b/d persalinan dan menjelang kelahiran


 Tujuan : Klien akan menunjukan rasa takut teratasi.
 Intervensi Rasional

1. Perkenalkan diri pada klien dan berikan support

3
Rasional : memperkenalkan diri merupakan salah satu pendekatan
kepada klien dan suport yang diberikan dapat menambah
semangat hidup klien dalam menanti kelahiran

2. Komunikasikan peran seperti support perawatan dan pengetahuan


perawat secara verbal dan non verbal.
Rasional : Ibu akan lebih mengerti dan memahami tentang
persalinan, peran perawat sehingga akan mengurangi rasa takut
dan klien akan tenang.

3. Orientasikan klien ke lingkungan ( tempat persalinan ) Rasional :


orientasi terhadap lingkungan membuat klien lebih mengetahui
dan dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat persalinan
sehingga akan mengurangi rasa takut.

b. Fase aktif
1) Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat
Tujuan : klien akan menunjukkan defisit voleme cairan adekuat Intervensi
Rasional

2) Pertahankan kalori dan elekrolit


Rasional : Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi selama proses
persalinan

3) Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jika tidak ada mual dan
muntah
Rasional : Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung dibandingkan
dengan makanan padat dan untuk mencegah dehidrasi
4) Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa 5 dan RL)
Rasional : Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit, untuk
mencegah dehidrasi.

a) Gangguan eliminasi BAK


 Tujuan : klien menunjukkan pola eliminasi BAK kembali normal
 Intervensi Rasional

1. Catat tentang jumlah dan waktu berkemih


Rasional : Kandung kemih yang penuh menimbulkan ketidaknyamanan
dan turunnya bayi ke pelvis

2. Kosongkan kandung kemih setiap 2 jam


Rasional : Frekuensi lebih sering selama proses persalinan

4
3. Kolaborasi pemasangan kateter
Rasional : Membantu dalam pengosongan kandung kemih sehingga
penurunan kepala bayi ke pelvis tidak terhambat

b) Cemas b/d ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada saat


persalinan
 Tujuan : klien akan mengungkapkan cemas teratasi
 Intervensi Rasional

1. Jelaskan prosedur sebelum memulai melakukan tindakan Rasional :


Mengingatkan pasien untuk mengendalikan dan mempersiapkan
mentalnya, hal ini mengurangi kecemasan yang dialami
2. Beri gambaran yang jelas tentang proses persalinan Rasional : Dengan
gambaran yang jelas tentang persalinan, ibu akan lebih memahami dan
mengerti tentang proses persalinan sehingga akan mengurangi
perasaan takut dan pasien akan tenang.

c) Koping tidak efektif b/d kelemahan dan ketidaknyamanan dari persalinan


 Tujuan : klien menunjukkan koping efektif
 Intervensi Rasional

1. Catat secara berkala tentang perubahan tingkah laku ibu sehingga


memudahkan dalam pemberian tindakan Rasional : Untuk
mengetahui perubahan tingkah laku ibu sehingga memudahkan
dalam pemberian intervensi
2. Anjurkan kepada ibu untuk konsentrasi dalam mengontrol dengan
berkomunikasi
Rasional : Konsentrasi dan komunikasi yang baik akan membantu
dalam intervensi yang akan dilakukan

3. Menyarankan pada suami untuk memberi semangat atau dukungan


moril
Rasional : Ibu membutuhkan seseorang untuk meminta bantuan dan
dorongan. Suami adalah salah seorang yang sangat penting.

B. KALA II
Kala kedua dari persalinan dimulai dari saat pembukaan serviks lengkap dan
berakhir pada saat bayi dilahirkan. Kala kedua persalinan adalah tahap ekspulsi /
pengeluaran dari janin.

5
Gejala utama kala II adalah :
 His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100
detik.
 Menjelang akhir kala I, ketuban pecah dan ditandai dengan pengeluaran cairan
secara mendadak.
 Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan,
karena tertekannya pleksus Frankenhauser.
 Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi
kepala membuka pintu, suboksiput bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut
lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, dan kepala seluruhnya.
 Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala
terhadap punggung.
 Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan jalan :
kepala dipegang pada os oksiput dan di bawah dagu, ditarik curam ke bawah
untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk melahirkan bahu
belakang, setelah bahu lahir, ketika dikait untuk melahirkan sisa badan bayi, bayi
lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
 Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit.

1. Pengkajian Pada Kala II


Data umum Peningkatan tekanan darah 5-10 mmhg, peningkatan RR, nadi
kurang dari 100, suhu tubuh dan diaporesis. Kontraksi 2-3 menit, intensitas kuat,
lamanya 50-70 detik pembukaan servik 10 cm, pendataran 100%, peningkatan
pengeluaran darah dan lendir, cairan amnion, perineum menonjol, keluar feses
pada saat melahirkan dan distensi kandung kemih. Tanda yang menyertai kala II :
Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, gerakan ekstremitas, pembukaan serviks,
his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan pada rektum, merasa ingin BAB,
ketuban +/-, perineum menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah mengatakan
saya ingin BAB < usaha keras tanpa disadari, pada waktu his kepala janin tampak
di vulva, meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, kepala turun di dasar
panggul, meneran,amnesia, perasaan panas dan tegang pada perineum, tremor,
kelelahan, emosi labil, takut, gelisah, ketidakpercayaan dan merintih.

Monitoring terhadap : His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan


janin ( penurunan janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi dan
tekanan darah. Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung
45– 60 menit , multipara berlangsung 15 – 30 menit

2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d mengedan dan meregangnya perineum

6
 Tujuan : ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan
meningkatkan rasa nyaman
 Intervensi Rasional

a) Anjurkan sebaiknya posisi miring kliri


Rasional : Menghidari penekanan pada vena cava, sehingga
meningkatkan sirkulasi ke ibu maupun janin

b) Pertahankan kandung kemih tetap dalam keadaan kosong Rasional :


Kandung kemih yang kosong memperlancar penurunan bagian terendah
janin dan mengurangi tekanan sehingga sirkulasi lancar
c) Pertahankan alat tenun dalam keadaan bersih, rapi dan kering
Rasional : Meningkatkan rasa nyaman ibu
d) Anjurkan ibu untuk kumur-kumur atau basahi bibir dengan lemon gliserin
Rasional : Ibu merasa segar dan nyaman
e) Jelaskan pada ibu bahwa relaksasi selama kontraksi sangat penting
Rasional : Ibu mengerti dan kooperatif.
f) Anjurkan teknik nafas dalam dan ekspirasi melalui hidung Rasional :
Nafas dalam untuk mengisi paru-paru.
g) Lakukan masasse ( eufflerage / deep back massage / firm counter
pressure / abdominal lifting )
Rasional : Impuls rasa sakit diblok dengan memberikan rangsangan pada
syaraf berdiameter besar sehingga rangsangan sakit tidak diteruskan ke
korteks cerebra.

h) Pertahankan rasa nyaman dengan pengaturan bantal untuk menyokong


tubuh.
Rasional : Memberikan posisi yang nyaman pada ibu dan mengurangi
tekanan pada daerah punggung yang dapat menghambat sirkulasi ke
jaringan dan menimbulkan nyeri.

2) Gangguan konsep diri b/d hilangnya kontrol tubuh BAB  Tujuan :


a. Persepsi ibu terhadap pengalamannya melahirkan akan bersifat positif.
b. Ibu akan berhenti terhadap kemungkinan BAB selama melahirkan.
c. ibu menerima pergerakan bowel pada saat melahirkan sebagai suatu
yang normal.
 Intervensi Rasional

a. Memberitahukan pada ibu, bahwa bukan merupakan suatu hal yang


biasa bagi ibu untuk memiliki pergerakan bowel selama melahirkan

7
Rasional : Motilitas gastro entestinal menurun dalam persalinan dan
usaha yang ekspulsif. Diiringi penurunan bagian terendah janin
menyebabkan pengeluaran tinja

b. Bila tinja keluar, bersihkan secepatnya, sementara ibu memberikan


timbal balik yang positif dalam usaha mengedan Rasional : Jika perawat
tidak beraksi secara negatif, atensi ibu akan teralihkan dari pergerakan
bowelnya ke usaha mengedan.

3) Resiko tinggi cedera pada ibu dan janian b/d penggunaan secara tetap
manuver palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
 Tujuan : tidak terjadi cedera padsa ibu maupun janin
 Intervensi Rasional

a. Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi setengah duduk
dengan bahu dan pungung yang ditopang oleh seorang anggota
keluarga.
b. Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah
c. Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi
d. Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang
menyenangkan dan rileks
e. Bila perinium menonjol, anus membuka kepala anak terlihat didepan
vulva sat kontraksi dan tidak masuk maka penolong akan mulai
memimpin persalinan
f. Penolong cuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril
g. Jika ada dorongan untuk meneran bantulah persalinan :
- Melahirkan kepala
- Periksa lilitan tali pusat pada leher
- Melahirkan bahu depan dan belakang
- Melahirkan badan bayi
- Menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua
klem tersebut
- Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas
perut ibu
- Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan
adanya janin yang lain
- Injeksi oksitoksin

8
C. KALA III
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Kala ketiga
dimulai dengan kelahiran bayi dan berakhir pada kelahiran plasenta dan selaput janin.
Kala ketiga persalinan adalah tahap pelepasan dan pengeluaran plasenta.

1. Pengkajian pada Kala III


Data umum Ibu kelelahan, pucat, sianosis, tekanan darah lebih dari 100/10
mmhg,kemungkinan sock, nyeri abdomen, mules, pusing, tremor dan kedinginan,
mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau
perubahan pernafasan. Data obstetric Perubahan uterus (discoid-globular), uterus
bundar dan keras, keadaan kandung kemih penuh atau kosong, perdarahan
pervagina, normalnya 250-300 ml, janin lahir efisiotomi.

Pengkajian setelah janin lahir, tinggi fundus uteri, setinggi pusat, pelepasan
plasenta ada dua macam, yaitu:
a. Schulze, Pelepasan plasenta dimulai dari bagian bawah plasenta tidak ada
perdarahan sebelum plasenta lahir, ada perdarahan setelah plasenta lahir.
b. Duncan, Pelepasan plasenta dari pinggir plasenta bagian lateral ada
perdarahan sedikit-sedikit

Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:


1. Adanya kontraksi vundus yang kuat
2. Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat pipih
sehingga plasenta bergerak kebagian bawah
3. Keluarnya darah hitam dari introuterus
4. Terjadinya perpanjangan tali pusat sebagai akibat plasenta akan keluar.
5. Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau rektal,
atau membran poetus terlihat pada introitus)
2. Diagnosa Keperawatan
1) Koping individu tidak efektif b/d. selesainya proses persalinan yang
berbahaya bagi neonatus dan kurang pengalaman merasakan tahap ketiga
persalinan
 Tujuan : Pasien berpartisipasi secara aktif dalam pengeluaran plasenta
 Intervensi Rasional

a) Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang diharapkan dalam tahap ke 3
dari persalinan
Rasional : Untuk mendapatkan kerja sama
b) Pertahankan posisi ibu

9
Rasional : Untuk memuhkan lahirnya plasenta
c) Tanyakan pada ibu jika ia ingin mengeluarkan plasenta dengan cara
khusus
Rasional : Mengikuti kebiasan budaya tertentu
2) Kelelahan b/d pengeluaran energi selama persalinan dan kelahiran
 Tujuan : energi ibu pulih Kembali
 Intervensi Rasional

a) Ajarkan ibu dan suaminya tentang perlunya istirahat dan tentukan


waktu tertentu untuk istirahat dan tidur
Rasional : Untuk memastikan bahwa ibu dapat memulihkan energi yang
hilang dalam persiapan untuk merawat bayi baru lahir

b) Observasi tingkat kelelahan ibu dan jumlah istirahat yang seharusnya


Rasional : Untuk memastikan pemulihan energi

3) Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang
selama proses persalinan
 Tujuan : keseimbangan cairan dipertahankan dan tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
 Intervensi Rasional

1) Monitor kehilangan cairan (darah urtine, pernafasan ) dan tanda-tanda


vital, inspeksi turgor kulit dan membran mukosa terhadap kekeringan
Rasional : Untuk mempertahankan hidrasi
2) Berikan cairan secara oral/parenteral sesuai anjuran dokter Rasional :
Untuk menilai status hidrasi
3) Monitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya plasenta Rasional :
Untuk memastikan kontraksi uetrus yang adekuat dan mencegah
kehilangan darah lebih lanjut 4) Berikan obat-obatan sesuai anjuran
dokter .
Rasional : Untuk membantu kontraksi uterus

D. KALA IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
postpartum paling sering terjadi 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan meliputi
tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tandatanda vital : tekanan darah, nadi dan
pernafasan, kontraksi uterus, terjadinya perdarahan. Perdarahan masih normal bila
jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.

10
2. Pengkajian Pada Kala IV
a) Tanda tanda vital : Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa
potensial, komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV
observasi vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah
melahirkan seperti : pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam
pertama dan mengalami perubahan setelah terjadi persalinan yaitu dari
cardiovaskuler.
b) Pemeriksaan fundus dan tingginya , selama waktu itu pengosongan kandung
kemih mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.
c) Kandung kemih : Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung
kemih menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada
perkusi. Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah peregangan kandung
kemih dan retensi kandung kencing jika klien tidak bisa kencing
d) Lochia : Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain
dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat
hasil dan bekuannya.
e) Perineum : Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk
mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan
perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum
f) Temperatur : Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan
dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas
normal selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini
mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan.
g) Kenyamanan : Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan
selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya.
3. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus setelah
melahirkan
 Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang
 Intervensi Rasional

a) Monitor VS, warna kulit, dan tonus uterus


Rasional : Penting untuk mengidentifikasi perubahan dalam vital sign dan
tonus uterus segara untuk menghentikan perdarahan post

b) Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus

11
Rasional : Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi
umblikus, ini menunjukan distansia blas

c) Kaji distansia kandung kemih


Rasional : Dsitansia blas dapat mendorong uterus ke luar dari tempatnya
dan menambah atonia uterus. Masase fundus uterus merangsang otot-
otot uterus untuk berkontraksi

2) Nyeri b/d terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses persalihnan


 Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi sebelum pulang, nyeri
berkurang sampai hilang
 Intervensi Rasional

a. Anjurkan untuk merubah posisi selang seling dan menghindari duduk


untuk beberapa waktu
Rasional : Tekanan dari tempat satu posisi dapat menyebabkan
bertambahnya nyeri

b. Berikan bantal untuk alas ketika duduk dikursi


Rasional : Untuk meningkatkan kenyamanan
c. Pemberian analgetik sesuai program dokter
Rasional : Analgetik bekerja pada bagian atas otak untuk mengurangi
rasa nyeri

d. Beri penjelasan mengenai rasionalisasi dari nyeri dan masage uterus


dengan halus
Rasional : Penggunaan bantuan topikal meningkatkan kenyamanan di
daerah perianal

3) Tidak efektifnya menyusui b/d kurangnya pengalaman


 Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi klien dapat mengerti dan bisa
melaksanakan sesuai dengan cara menyusui yang baik
 Intervensi Rasional

a) Kaji tingkat pengetahuan ibu mengenai cara menyusui yang baik


Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan ibu dalam
menyusui bayinya sehingga kita dapat membantu tentang bagaimana
teknik menyusui yang baik

b) Kaji konsistensi payudara dan lakukan massage Rasional : Apakah terjadi


bendungan pada payudara dan untuk merangsang pembentukan asi,
sehingga mengatasi bendungan

12
c) Anjurkan ibu untuk menyusuai bayinya sesering mungkin Rasional :
Isapan bayi merangsang oksitosin sehingga merangsang refleks let down
yang menyebabkan ejeksi asi ke sinus alktiferus kemudian duktus yang
ada pada putting / ariol
d) Berikan HE pada ibu tentang pentingnya perawatan payudara Rasional :
Untuk memotivasi ibu dalam melakukan perawatan payudara secara dini
2.5 TEKNIK PENULISAN DOKUMENTASI PADA IBU BERSALIN
(INTRANATAL)

Dokumentasi asuhan keperawatan pada ibu bersalin (intranatal) merupakan


bentuk catatan dari asuhan keperawatan yang dilaksanakan pada ibu dalam
masa intranatal, yakni pada kala I sampai dengan kala IV meliputi pengkajian,
pembuatan diagnosis keperawatan, pengidentifikasian masalah terhadap
tindakan segera dan melakukan kolaborasi dengan dokter atau tenaga
kesehatan lain serta menyusun asuhan keperawatan dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya.

Beberapa teknik penulisan dalam dokumentasi asuhan keperawatan


pada ibu bersalin (intranatal) antara lain sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data

Data yang dikumpulkan pada ibu bersalin adalah sebagai berikut:


biodata, data demografi riwayat kesehatan termasuk faktor herediter,
riwayat menstruasi, riwayat obstetric dan ginekologi, termasuk masa nifas
dan laktasi, riwayat biopsikososiospiritual, pengetahuan, data pemeriksaan
fisik, pemeriksaan khusus, dan penunjang seperti laboratorium, radiologi,
dan USG.

2. Melakukan interprestasi data dasar

Tahap ini dilakukan dengan melakukan interprestasi dasar terhadap


kemungkinan diagnosis yang akan ditegakkan dalam batas diagnosis
keperawatan intranatal.

Contoh :

Diagnosis G2PIA0 hamil 39 minggu. Inpartu kala fase aktif Masalah :


Wanita denagn kehamil;an tidak diinginkan (KTD) atau takut menghadapi
persalinan.

3. Melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi


penanganannya

13
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah kemudian
merumuskan diagnosis potensial berdasarkan diagnosis masalah yang sudah
teridentifikasi pada masa intranatal.

Sebagai contoh: Ibu A MRS di ruang bersalin denagn pemuaian uterus


yang berlebihan, bidan harus mempertimbangkan kemungkinan penyebab
pemuaian uterus yang berlebihan seperti adanya hidramnion, makrosomi,
kehamilan ganda, ibu diabetes atau lainnya, sehingga beberapa diagnosis
dan masalah potensial dapat teridentifikasi sekaligus mempersiapkan
penanganannya.

4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial


Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan konsultasi
serta kolaborasi dengan tim kesehatan berdasarkan kondisi pasien. Sebagai
contoh : adanya perdarahan antepartum, adanya distosia bahu atau bayi
dengan tindakan sesuai dengan standar profesi bidan dan apabila perlu
kolaboratif seperti : adanya pre eklampsia berat maka harus segera
dikolaborasi ke dokter spesialist obgyn.

5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Rencana asuhan yang akan dilakukan secara menyeluruh adalah


berdasarkan hasil identifikasi masalah dan diagnosis serta dari kebutuhan
pasien. Secara umum, rencana asuhan yang menyeluruh pada tahap
intranatal adalah sebagai berikut :

b. Kala I (dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan

serviks menjadi lengkap)

c. Kala II (dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi)


d. Kala III (dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta)
e. Kala IV (dimulai dari plasenta lahir sampai satu jam)

6. Melaksanakan perencanaan

Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan rencana asuhan keperawatan


menyeluruh yang dibatasi oleh standar asuahan keperawatan pada masa
intranatal.

14

Anda mungkin juga menyukai