Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan
keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan
yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik
WUS dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilanpersalinan
dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpanganpenyimpangan secara dini dari keadaan
normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan
konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses
persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir
sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk
kondisikondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
Perawat mengadakan interaksi dengan klien untuk mengkaji masalah kesehatan dan
sumber-sumber yang ada pada klien, keluarga dan masyarakat; merencanakan dan
melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah-maslah klien, keluarga dan masyarakat; serta
memberikan dukungan pada potensi yang dimiliki klien dengan tindakan keperawatan yang
tepat. Keberhasilan penerapan asuhan keperawatan memerlukan kerjasama tim yang terdiri
dari pasien, keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat.
2 Defenisi Intranatal
Intranatal adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
Intranatal atau persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
rahim ibu, persalinan dianggap normal jika proses terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Depkes RI, 2002).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan, melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
1
dengan bantuan atau tanpa bantuan( kekuatan sendiri). Bentuk persalinan berdasarkan definisi
adalah sebagai berikut :
1. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
2. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3. Persalinan anjuran (partus presipitatus)
4 Tahapan persalinan
Persalinan dapat dibagi menjadi 4 kala yaitu :
A. KALA I
Kala pertama dari persalinan dimulai bila didapat kontraksi uterus dengan
frekuensi, intensitas, dan lama yang memadai sehingga terjadi pelunakan dan
pembukaan dari serviks. Kala pertama dari persalinan berakhir bila serviks sudah
membuka dengan lengkap, yaitu bila serviks sudah membuka sedemikian rupa
sehingga dapat dilalui oleh kepala janin. Jadi, kala pertama dari persalinan merupakan
tahapan dimana terjadi pelunakan dan pembukaan dari serviks. Lamanya kala I untuk
primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida 8 jam. Berdasarkan kurva
Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan
multigravida 2 cm/jam.
1.Pengkajian
Riwayat sekarang, catat tanda persalinan seperti his yang teratur, frekuensi,
interval, adanya ruptur, selaput ketuban dan status emosional.
Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0-3 cm posisi fetus, his anatara 5-30 menit dan
berlangsung selama 10-30 menit vagina mengeluarkan cairan pink, coklat, ruptur,
keluhan, DJJ terdengar lebih jelas di umbilikus
Kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristik yang
mengambarkan kontraksi uterus : Frekwensi, internal, intensitas, durasi, tonus
istirahat
2
Penipisan cerviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan pertama
dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
Pembukaan cerviks, adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan bahwa
kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus, letak janin,
penurunan janin.
Pemeriksaan Vagina: membran, cerviks, fetus, station.
Tes diagnostik dan laboratorium : spesimen urin, tes darah, ruptur membrane,
cairan amnion : Warna, karakter dan jumlah
2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
a. Fase laten
1) Nyeri b/d intensitas kontraksi.
Tujuan : Klien mampu beradaptasi dengan nyeri.
Intervensi
3
Rasional : memperkenalkan diri merupakan salah satu pendekatan
kepada klien dan suport yang diberikan dapat menambah
semangat hidup klien dalam menanti kelahiran
b. Fase aktif
1) Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat
Tujuan : klien akan menunjukkan defisit voleme cairan adekuat Intervensi
Rasional
3) Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jika tidak ada mual dan
muntah
Rasional : Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung dibandingkan
dengan makanan padat dan untuk mencegah dehidrasi
4) Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa 5 dan RL)
Rasional : Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit, untuk
mencegah dehidrasi.
4
3. Kolaborasi pemasangan kateter
Rasional : Membantu dalam pengosongan kandung kemih sehingga
penurunan kepala bayi ke pelvis tidak terhambat
B. KALA II
Kala kedua dari persalinan dimulai dari saat pembukaan serviks lengkap dan
berakhir pada saat bayi dilahirkan. Kala kedua persalinan adalah tahap ekspulsi /
pengeluaran dari janin.
5
Gejala utama kala II adalah :
His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100
detik.
Menjelang akhir kala I, ketuban pecah dan ditandai dengan pengeluaran cairan
secara mendadak.
Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan,
karena tertekannya pleksus Frankenhauser.
Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi
kepala membuka pintu, suboksiput bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut
lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, dan kepala seluruhnya.
Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala
terhadap punggung.
Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan jalan :
kepala dipegang pada os oksiput dan di bawah dagu, ditarik curam ke bawah
untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk melahirkan bahu
belakang, setelah bahu lahir, ketika dikait untuk melahirkan sisa badan bayi, bayi
lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d mengedan dan meregangnya perineum
6
Tujuan : ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan
meningkatkan rasa nyaman
Intervensi Rasional
7
Rasional : Motilitas gastro entestinal menurun dalam persalinan dan
usaha yang ekspulsif. Diiringi penurunan bagian terendah janin
menyebabkan pengeluaran tinja
3) Resiko tinggi cedera pada ibu dan janian b/d penggunaan secara tetap
manuver palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Tujuan : tidak terjadi cedera padsa ibu maupun janin
Intervensi Rasional
a. Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi setengah duduk
dengan bahu dan pungung yang ditopang oleh seorang anggota
keluarga.
b. Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah
c. Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi
d. Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang
menyenangkan dan rileks
e. Bila perinium menonjol, anus membuka kepala anak terlihat didepan
vulva sat kontraksi dan tidak masuk maka penolong akan mulai
memimpin persalinan
f. Penolong cuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril
g. Jika ada dorongan untuk meneran bantulah persalinan :
- Melahirkan kepala
- Periksa lilitan tali pusat pada leher
- Melahirkan bahu depan dan belakang
- Melahirkan badan bayi
- Menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua
klem tersebut
- Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas
perut ibu
- Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan
adanya janin yang lain
- Injeksi oksitoksin
8
C. KALA III
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Kala ketiga
dimulai dengan kelahiran bayi dan berakhir pada kelahiran plasenta dan selaput janin.
Kala ketiga persalinan adalah tahap pelepasan dan pengeluaran plasenta.
Pengkajian setelah janin lahir, tinggi fundus uteri, setinggi pusat, pelepasan
plasenta ada dua macam, yaitu:
a. Schulze, Pelepasan plasenta dimulai dari bagian bawah plasenta tidak ada
perdarahan sebelum plasenta lahir, ada perdarahan setelah plasenta lahir.
b. Duncan, Pelepasan plasenta dari pinggir plasenta bagian lateral ada
perdarahan sedikit-sedikit
a) Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang diharapkan dalam tahap ke 3
dari persalinan
Rasional : Untuk mendapatkan kerja sama
b) Pertahankan posisi ibu
9
Rasional : Untuk memuhkan lahirnya plasenta
c) Tanyakan pada ibu jika ia ingin mengeluarkan plasenta dengan cara
khusus
Rasional : Mengikuti kebiasan budaya tertentu
2) Kelelahan b/d pengeluaran energi selama persalinan dan kelahiran
Tujuan : energi ibu pulih Kembali
Intervensi Rasional
3) Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang
selama proses persalinan
Tujuan : keseimbangan cairan dipertahankan dan tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
Intervensi Rasional
D. KALA IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
postpartum paling sering terjadi 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan meliputi
tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tandatanda vital : tekanan darah, nadi dan
pernafasan, kontraksi uterus, terjadinya perdarahan. Perdarahan masih normal bila
jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.
10
2. Pengkajian Pada Kala IV
a) Tanda tanda vital : Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa
potensial, komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV
observasi vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah
melahirkan seperti : pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam
pertama dan mengalami perubahan setelah terjadi persalinan yaitu dari
cardiovaskuler.
b) Pemeriksaan fundus dan tingginya , selama waktu itu pengosongan kandung
kemih mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.
c) Kandung kemih : Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung
kemih menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada
perkusi. Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah peregangan kandung
kemih dan retensi kandung kencing jika klien tidak bisa kencing
d) Lochia : Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain
dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat
hasil dan bekuannya.
e) Perineum : Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk
mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan
perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum
f) Temperatur : Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan
dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas
normal selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini
mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan.
g) Kenyamanan : Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan
selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya.
3. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus setelah
melahirkan
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang
Intervensi Rasional
b) Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus
11
Rasional : Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi
umblikus, ini menunjukan distansia blas
12
c) Anjurkan ibu untuk menyusuai bayinya sesering mungkin Rasional :
Isapan bayi merangsang oksitosin sehingga merangsang refleks let down
yang menyebabkan ejeksi asi ke sinus alktiferus kemudian duktus yang
ada pada putting / ariol
d) Berikan HE pada ibu tentang pentingnya perawatan payudara Rasional :
Untuk memotivasi ibu dalam melakukan perawatan payudara secara dini
2.5 TEKNIK PENULISAN DOKUMENTASI PADA IBU BERSALIN
(INTRANATAL)
1. Mengumpulkan data
Contoh :
13
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah kemudian
merumuskan diagnosis potensial berdasarkan diagnosis masalah yang sudah
teridentifikasi pada masa intranatal.
6. Melaksanakan perencanaan
14