Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
a) Anamnesa
Pada anamnesa dapat diketahui adanya anak kembar dalam
keluarga, umur dan paritas ibu hamil juga diperhatikan. Ibu merasa
bahwa perutnya lebih besar atau buncit dari semestinya kehamilan,
Uterus terasalebihcepatmembesar, dan pergerakan anak mungkin lebih
sering terasa. Kaji keluhan subjektif seperti: perasaan berat, sesak
napas, bengkak kaki dan lain – lain.
Pemeriksaan fisik :
b) Inspeksi: Perut lebih besar dari tuanya kehamilan.
c) Palpasi
Fundus uteri lebih tinggi tidak sesuai dengan usia kehamilan.
Teraba 3 bagian besar janin, teraba 2 balotement, teraba gerakan-
gerakan janin yang lebih banyak, serta teraba banyak bagian – bagian
kecil.
d) Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak
berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut permenit
atau sama-sama dihitung dan berselisih 10.
e) Vaginal toucher
Mungkin teraba kepala yang sudah masuk kedalam rongga pinggul
diatas simphisis teraba bagian besar.
f) Rotgenfoto abdomen: Tampakgambaran 2 Janin.
g) Ultrasografi: Bilatampak 2 janinatau 2 jantung yang berdenyut yang
telah dapat ditentukan pada triwulan I atau pada kehamilan 10 minggu.
h) Elektrokardiogramn total: Terdapat gambaran 2 EKG yang berbeda
dari kedua janin.
i) Reaksi kehamilan: Karena pada hamil kembar pada umumnya plasenta
besar atau ada 2 plasenta, maka produksi HCG akan tinggi, jadi titrasi
reaksi kehamilan bisa positif, kadang – kadang sampai 1/200. Hal ini
dapat dikacaukan dengan molahidatidosa. Kadangkala diagnose baru
1
diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar, ternyata masih
ada janin satu lagi dalam rahim. Kehamilan kembar sering terjadi
bersamaan dengan hidramnion dan toksemia gravidarum.
2) Diagnosa
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, anoreksia.
b. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan pembesaran uterus
dan peningkatan tekanan abdomen.
c. Ansietas berhubungan dengan kemungkinan kelahiran prematur,
ancaman yang dirasakan atau aktual terhadap janin dan diri sendiri.
d. Kurang pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi berhubungan
dengan kurangnya informasi.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan.
3) Intervensi
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, anoreksia.
Tujuan: kebutuhan nutrisi adekuat.
Kriteria hasil: Mual dan muntah berkurang, berat badan meningkat
karena adanya kehamilan ganda dan sesuai dengan usia kehamilan,
nafsu makan meningkat.
Intervensi:
1. Kaji pola makan klien saat ini dan masa lalu.
Rasional: memastikan status nutrisi sebelum konsepsi adalah
penting untuk manajemen perkembangan janin yang tepat,
khususnya jaringan otak pada minggu awal kehamilan.
2. Timbang berat badan klien, bandingkan berat badan saat ini dengan
berat badan kehamilan.
Rasional: berat badan yang kurang beresiko terhadap anemia,
defisiensi vitamin, mineral, protein.
3. Berikan informasi tentang resiko penurunan berat badan selama
kehamilan dan tentang kebutuhan makanan klien dan janin.
2
Rasional: meningkatkan pengetahuan klien guna memperbaiki
status gizi.
4. Anjurkan makan sedikit tapi sering dan sajikan dalam keadaan
hangat, menu seimbang.
Rasional: menghindari mual saat makan sehingga makanan dapat
masuk ke tubuh.
3
Kriteria hasil: Klien tampak rileks, klien melaporkan ansietas
berkurang sampai tingkat dapat diatasi.
Intervensi:
1. Perhatikan tingkat ansietas dan derajat pengaruh terhadap
kemampuan untuk berfungsi/membuat keputusan.
Rasional: stress yang tidak diatasi dapat mempengaruhi
penyelesaian tugas – tugas kehamilan.
2. Tinjau ulang kemungkinan kemungkinan sumber ansietas.
Rasional: kehamilan tidak lengkap dihubungkan dengan beberapa
ansietas bagi klien.
3. Kaji tingkat stress klien/pasangan berhubungan dengan komplikasi
medis, hubungan pasangan, hubungan dengan anggota keluarga,
dan ketersediaan dan jaringan kerja pendukung.
Rasional: pola hubungan yang buruk akan meningkatkan tingkat
stress.
4. Anjurkan klien/pasangan mengekspresikan perasaan frustasi yang
berkenaan dengan aturan terapi dan atau perubahan gaya hidup.
Jelaskan pada klien bahwa pengungkapan dapat diterima dan
penting.
Rasional: Klien membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk
mengungkapkan rasa marah/frustasi tentang perubahan dalam
hidup keluarga untuk meminimalkan ansietas.
5. Berikan informasi yang tepat secara individu mengenai intervensi
atau tindakan dan dampak potensial kondisi pada klien dan janin.
Rasional: membantu untuk menurunkan ansietas karena
ketidaktahuan.
4
Kriteria hasil: Klien dapat mengungkapkan kesadaran akan kondisi
yang membuat klien beresiko, klien dapat menyebutkan kemungkinan
tindakan pencegahan, klien berpartisipasi untuk mencapai
kemungkinan kehamilan dan persalinan terbaik.
Intervensi:
1. Berikan informasi yang adekuat berhubungan dengan situasi resiko
tinggi, termasuk penjelasan yang singkat dan sederhana dari
perubahan patofisiologis dan implikasi maternal dan janin.
Rasional: Meningkatkan pemahaman klien.
2. Berikan informasi yang tepat berkenaan dengan skrining dan
metode tes serta prosedur.
Rasional: Memberikan kepuasan pada pasien akan informasi.
3. Identifikasi tanda –tanda bahaya yang memerlukan pemberitahuan
segera terhadap pemberi perawatan kesehatan (misal: KPD,
persalinan preterm, perdarahan vaginal).
Rasional: Pengenalan situasi beresiko tinggi mendorong
evaluasi/intervensi segera, yang dapat meningkatkan atau
membatasi hasil.
5
3. Rawat luka post operasi SC dengan teknik aseptik secara rutin, dan
laporkan bila terdapat tanda gejala infeksi.
Rasional: Perawatan lukan secara aseptik dapat mengurangi resiko
infeksi.
4. Kolaborasi medis pemberian antibiotika, anti inflamasi.
Rasional: Untuk penatalaksanaan mencegah infeksi.
5. Beri nutrisi yang cukup dan menu seimbang, serta masukan cairan
yang adekuat.
Rasional: Mempercepat penyembuhan luka.
4) Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. (Nursalam, 2001).
5) Evaluasi
Evaluasi merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. (Nursalam,
2001).
6
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan kembar ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Kehamilan dengan dua janin atau lebih disebut juga sebagai kehamilan
multipel, sedangkan kehamilan kembar sendiri (twin pregnancy) lebih tepat
untuk kehamilan dengan dua janin. Terdapat beberapa istilah yaitu dua janin-
gemelli-kembar-twin, tiga janin-triplet-kembar tiga, empat janin-quadruplet-
kembar empat, lima janin-quintiplet-kembar lima, dan seterusnya. Kehamilan
ganda adalah bila proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari satu.
Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap
kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur. Juga obat klomid dan hormon
gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan
menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula
faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih
folikel de Graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel. Pada
fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur yang
diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio yang kemudian
dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu.
B. Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan kehamilan kembar
disarankan untuk menegakkan diagnosa yang akurat untuk mencegah
terjadinya kesalahan yang mengancam keselamatan ibu dan janin.
7
DAFTAR PUSTAKA