KALA I
Tujuan: Klien dapat beradaptasi terhadap nyeri
selama periode persalinan kala I,dengan
kriteria: ibu tampak tenang diantara kontraksi,
ekspresi wajah rileks, ibumampu mengontrol
nyeri, kemajuan persalinan sesuai dengan
tahapan persalinan
Intervensi:
1) Bantu dengan manajemen nyeri non farmakologi seperti
penggunaan teknikrelaksasi (teknik pernafasan dalam), massage
bokong rasional: teknik
manajemen nyeri non farmakologi dapat memblok impuls nyeri
dalam korteks serebral.
2) Berikan rasa nyaman selama di kamar bersalin (seperti membantu
perubahan perubahan posisi, memenuhi kbutuhan dasar, perawatan
perineal)
rasional:
pemenuhan kebutuhan dasar, meningkatkan hygiene menciptakan
perasaansejahtera
3) Fasilitasi klien dengan pendamping selama di
kamar bersalin
rasional:kehadiran suami/ keluarga secara
psikologis dapat mengurangi stress
danmeminimal intensitas nyeri HIS.
4) Anjurkan klien untuk berkemih tiap 1–2 jam
rasional: kandung kemih bebas distensi, dapat
meningkatkan kenyamanan, dan mempengaruhi
penurunanjanin.
Defisit volume cairan b.d penurunan intake cairan,
ditandai dengan: balans yangtidak seimbang antara
intake dan output, berkeringat, mengeluh
haus,pengeluaran cairan pervaginam (air ketuban, lendir
dan darah, mual muntah).
Tujuan: klien menunjukkan kebutuhan cairan dan
elektrolit terpenuhi, dengan
kriteria:
mukosa bibir tidak kering, klien tidak haus, tidak ada
mual muntah.
Intervensi:
1) Berikan cairan oral yang dapat ditoleransi oleh
klien untuk memenuhi hidrasiyang adekuat
rasional: kebutuhan cairan dapat terpenuhi
2) Pantau suhu, tiap 2 jam, observasi TTV ibu
dan DJJ
rasional: dehidrasi dapatmeningkatkan suhu, TD,
pernafasan, dan DJJ.
3) Berikan cairan parenteral, sesuai indikasi
rasional: membantu meningkatkan hidrasi dan
dapat menyediakan kebutuhan elektrolit.
KALA II
Tujuan:
ibu dapat beradaptasi dengan nyeri pada kala II, dengan criteria: ibu dapat
mengedan dengan benar, ibu lebih tenang, ibu dapat beristirahat diantara
kontraksi.
Intervensi:
1) Berikan tindakan kenyamanan seperti massage daerah punggung
rasional:meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis.
2) Ajarkan klien/ pasangan untuk mengatur upaya mengedan dengan spontan,
selama adanya kontraksi
rasional:
kemampuan klien untuk merasakansensasi kontraksi, mengakibatkan proses
mengejan efektif.
3) Bantu klien dalam memilih posisi optimal (seperti jongkok atau sim)
rasional:
posisi yang tepat dengan relaksasi jaringan perineal mengoptimalkanupaya
mengejan.
4) Anjurkan klien untuk berkemih tiap 1–2 jam
rasional: kandung kemihbebas distensi, dapat meningkatkan kenyamanan, dan
mempengaruhi
penurunan janin
ASUHAN KEPERAWATAN KALA III
A. Pengkajian
1) Kaji TTV (TD, nadi, pernafasan, nadi),
2) kaji waktu pengeluaran plasenta,
3) kondisi selaput amnion,
4) kotiledon lengkap atau tidak.
5) Kaji kontraksi/HIS,
6) kaji perilaku terhadap nyeri,
7) skala nyeri,
8) tingkat kelelahan,
9) keinginan untuk bonding attachment,
10) Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
KALA III
Contoh Diagnosa keperawatan
Gangguan bonding attachment b.d. kurangnya
fasilitasi dari petugas kesehatan selamakala III,
ditandai dengan: ibu menolak IMD, ibu lebih
terfokus pada nyeri yang dialami,kurangnya
support dari petugas kesehatan dan keluarga
Tujuan: klien menunjukkan proses bonding attachment dapat berlangsung
denganbaik, dengan criteria: IMD berlangsung minimal 1 jam, ibu berespon terhadap
bayinya,adanya support dari keluarga dan petugas kesehatan.
Intervensi:
1) Berikan informed consent terhadap keluarga dan ibu tentang kesediaan
penerapan IMD
rasional: informed consent sebagai unsur legalitas, ibu
menyetujui penerapan IMD.
2) Beri reinforcement pada ibu yang dapat menerapkan IMD sebagai awal
bonding attachment.
k. Ruang operasi :
@ Operasi elektif pada pasien COVID-19 harus
dijadwalkan terakhir.
@ Pasca operasi, ruang operasi harus dilakukan
pembersihan penuh sesuai standar.
@Jumlah petugas di kamar operasi seminimal
mungkin dan menggunakan Alat Perlindungan
Diri sesuai standar
l. Antibiotik intrapartum harus diberikan sesuai
protokol.
m. Plasenta harus ditangani sesuai praktik
normal.
Jika diperlukan histologi, jaringan harus
diserahkan ke laboratorium, dan laboratorium
harus diberitahu bahwa sampel berasal dari
pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19.
n. Berikan anestesi epidural atau spinal sesuai
indikasi dan menghindari anestesi umum kecuali
benar-benar diperlukan.
o. Dokter spesialis anak dan tim harus
diinformasikan terlebih dahulu tentang rencana
pertolongan persalinan ibu dengan COVID-19,
agar dapat melakukan persiapan protokol
penanganan bayi baru lahir dari ibu tersebut