Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN


GANGGUAN SISTEM
OKSIGENASI PNEUMONIA

Kelompok 6
Nama
A n ganggota
gota

NIDA NAJIYAH
ROUDATUL JANNAH
NISRINA AFIFAH
SALSA YUNI DEY
PENGERTIAN
pneumonia adalah peradangan akut parenkim paru yang
biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah
akut dimana asinus terisi dengan cairan radang yang
ditandai dengan batuk dan disertai nafas cepat yang
disebabkan oleh virus, bakteri, dan mycoplasma (fungi).
ETIOLOGI
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan
protozoa. Penyebab paling sering pneumonia yang
didapat dari masyarakat dan nosokimial :
a. Yang didapat di masyarakat: Streeptococcus
pneumonia, Mycoplasma pneumonia, Hemophilus
influenza, Legionella pneumophila, chlamydia
pneumonia, anaerob oral, adenovirus, influenza
tipe A dan B.

LANJUTAN
b. Yang didapat di rumah sakit: basil usus gram
negative (E. coli, Klebsiella pneumonia),
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
aureus, anaerob oral.

(Wilson LM, 2012).


PATOFISIOLOGI

Menurut Ridha (2014), sebagian besar pneumonia didapat


melalui aspirasi partikel infektif. Ada beberapa
mekanisma yang pada keadaan normal melindungi paru
dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau
terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel
bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat
mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan
dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme
imun sistemik, dan humoral. Bayi pada bulan-bulan
pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang
didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari
pneumokokus dan organisme-organisme infeksius lainnya.
LANJUTAN

Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat


menyebabkan anak mudah mengalami pneumonia
misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi
imun didapat atau kongenital, atau kelainan neurologis
yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan
perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran
napas. Pada anak tanpa faktor-faktor predisposisi
tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui
perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang
normal. Ini paling sering terjadi akibat virus pada saluran
napas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar ke
saluran napas bagian bawah dan menyebabkan
pneumonia virus.
LANJUTAN

Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus


terhadap mekanisme pertahan yang normal dapat
menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran napas
bagian bawah. Bakteri ini dapat merupakan organisme
yang pada keadaan normal berkolonisasi di saluran napas
atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke
orang lain melalui penyebaran droplet di udara.
Kadangkadang pneumonia bakterialis dan virus (contoh:
varisella, campak, rubella, CMV, virus Epstein-Barr, virus
herpes simpleks) dapat terjadi melalui penyebaran
hematogen baik dari sumber terlokalisir atau
bakterernia/viremia generalisata.
LANJUTAN

Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan


respons inflamasi akut yang meliputi eksudasi cairan,
deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di
alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di
alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada
foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia
menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat
mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial.
Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam
saluran napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis.
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Amin dan Hardhi (2015), pneumonia biasanya didahului infeksi saluran
pernafasan bagian atas. Suhu dapat naik secara mendadak, dapat disertai kejang,
batuk mula-mula kering. Nafas sesak, pernafasan cepat dangkal, frekuensi napas
meningkat pada anak umur 1-5 tahun (40 kali permenit atau lebih), umur 2 bulan-1
tahun (50 kali permenit atau lebih), dan umur <2 bulan (60 kali permenit atau lebih).
Penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi interkosta, napas cuping hidung terdapat
nasal discharge (ingus). Suara nafas lemah, mendengkur, rales (ronkhi), wheezing.
Nadi cepat dan bersambung, nyeri dada seperti ditusuk-tusuk yang dicetuskan oleh
bernafas dan batuk, terasa nyeri kepala dan abdomen, disertai muntah dan diare,
anoreksia dan perut kembung, tampak sianosis pada mulut, hidung dan kuku, sering
merasa malaise, gelisah dan cepat lelah.
DATA PENUNJANG 4. Pemeriksaan fungsi paru: untuk
mengetahui paru-
Menurut Amin dan Hardhi (2015), pneumonia
paru,menetapkan luas berat
pada anak dapat ditunjang dengan beberapa penyakit dan mernbantu diagnosis
pemeriksaan berikut:
keadaan.

1. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi 5. Biopsi paru: untuk menetapkan


struktural (misal: lobar, bronchial), dapat juga diagnosis.

menyatakan abses.
6. Spirometrik static: untuk
2. Pemeriksaan gram atau kultur, sputum dan mengkaji jumlah udara yang
darah: untuk dapat mengidentifikasi semua diaspirasi.

organisme yang ada.


7. Bronkoskopi: untuk
3. Pemeriksaan serologi: membantu dalam menetapkan diagnosis dan
membedakan diagnosis organisme khusus. mengangkat benda asing.
KOMPLIKASI
Komplikasi pneumonia pada anak meliputi
empiema torasis, perikarditis purulenta,
pneumothoraks, atau infeksi
W
ekstrapulmoner seperti meningitis
purulenta.
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pada klien dengan gangguan
sistem oksigenasi pneumonia
PENGKAJIAN
a. Identitas klien

Nama anak, tanggal lahir, usia, pendidikan, nama ayah, nama, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, agama, alamat, suku atau bangsa.

b. Keluhan utama

Untuk mengetahui alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada tenaga profesional.

c. Riwayat penyakit sekarang

Untuk mengetahui lebih detail hal yang berhubungan dengan keluhan utama berisikan tanggal muncul dan waktu munculnya keluuhan,
karakteristik keluhan seperti karakter, kuantitas, konsistensi keluhan, lokasi dan radiasi, waktu keluhan, serta hal yang dapat meningkatkan,
mengurangi atau menghilangkan keluhan, dan masalah sejak muncul keluhan.

d. Riwayat kesehatan dahulu

Berisikan riwayat saat prenatal seperti keluhan saat hamil, tempat ANC, kebutuhan nutrisi saat hamil, usia kehamilan (preterm, aterm, post
term), kesehatan saat hamil dan obat yang diminum.

Natal (untuk bayi atau anak yang masih kecil) seperti tindakan persalinan, tempat bersalin, obat-obatan.

Postnatal seperti kondisi kesehatan bayi, APGAR Score, BB lahir, PB lahir, anomali kongenital, penyakit waktu kecil (gejala dan
penanganannya), riwat dirawat di RS.

Obat-obatan yang digunakan (pernah atau sedang digunakan), nama obat dan dosis, scedule, durasi, dan alasan penggunaan, serta riwayat
alergi..
PENGKAJIAN
e. Riwayat keluarga

Untuk mengetahui Penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh keluarga (baik
berhubungan atau tidak berhubungan dengan penyakit yang diderita klien) dan
gambar genogram dengan ketentuan yang berlaku (symbol dan 3 generasi).

f. Riwayat sosial

Untuk mengetahui siapa yang mengasuh anak dan alasannya, pembawaan secara
umum (periang, pemalu, pendiam dan kebiasaan menghisap jari, membawa gombal,
ngompol), lingkungan rumah (kebersihan, keamanan, ancaman keselamatan anak,
ventilasi, letak barang-barang).

g. Riwayat Imunisasi

Berisikan riwayat imunisasi lengkap sejak awal lahir.


PENGKAJIAN
h. Riwayat tumbuh kembang

Berisikan pertumbuhan fisik seperti BB, TB, LLA, dan lingkar kepala.

Perkembangan tiap tahap seperti usia anak pada saat berguling, duduk, merangkak,
berdiri, berjalan, senyum kepada orang lain saat pertama kali, berbicara saat pertama
kali dengan menyebutkan kata apa, berpakaian tanpa dibantu.

i. Riwayat nutrisi

Berisikan pemberian ASI, pemberian susu formula disertai dengan alasan pemberian,
jumlah, dan cara, serta pola perubahan nutrisi tiap usia.

j. Riwayat Spiritual

Berisikan support sistem dalam keluarga, dan kegiatan keagamaan.

k. Aktivitas sehari-hari

Berisikan nutrisi, cairan, eliminasi, personal hygiene, aktivitas istirahat dan tidur,
aktivitas mobilitas fisik, serta rekreasi.
PENGKAJIAN
l. Pemeriksaan fisik

Berisikan keadaan umum, tingkat kesadaran, TTV, pemeriksaan kepala


(bentuk, keadaan rambut dan kulit kepala, UUB, UUK, adanya kelainan,
benjolan).

•Pemeriksaan mata (cowong atau tidak, bentuk bola mata, pergerakannya,


keadaan pupil, konjungtiva, keadaan kornea mata, sclera, bulu ata, serta
ketajaman penglihatan).

•Pemeriksaan hidung (adanya sekret, pergerakan cuping hidung, adanya


suara saat bernapas, gangguan lain).

•Pemeriksaan telinga (kebersihan, keadaan alat pendengaran, kelainan,


pemakaian alat bantu dengar).
PENGKAJIAN
•Pemeriksaan leher (pembesaran kelenjar atau pembuluh darah, kaku kuduk,
pergerakan leher).

Pemeriksaan thoraks, pernapasan (bentuk dada, irama pernapasan, tarikan


otot bantu pernapasan, suara napas tambahan, vocal fremitus, nyeri dada, ada
massa).

•Pemeriksaan jantung (bunyi, pembesaran).

Pemeriksaan abdomen (bentuk, pembesaran organ, keadaan pusat, teraba


skibala, massa nyeri pada perabaan, bising usus, ditensi abdomen, hernia
inguinalis).

•Pemeriksaan ekstremitas (keadaan bentuk, pergerakan, tonus otot, refleks


lutut, adanya edema, keadaan ujung ekstremitas, hal lain-lain),
PENGKAJIAN
•pemeriksaan genetalia dan anus (kebersihan, sudah atau belum di sunat,
pemosis, mentruasi prekok).

•Pemeriksaan neurologi nervus I sampai dengan XII (jelaskan kondisi dan


kemampuan anak sesuai usia), dan tanda-tanda perangsangan selaput otak
(kaku kuduk, kernig sign, refleks babinszki, dll).

m. Pemeriksaan penunjang

berisikan hasil laboratorium, foto rontgen, CT Scan, MRI, USG, EEG, ECG.

n. Terapi

Berisikan terapi yang dilakukan saaat ini.


DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menurut SDKI (2018), diagnosa yang muncul pada anak dengan


gangguan system oksigenasi pneumonia adalah sebagai berikut:

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan


hipersekresi jalan napas (D.0149)

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan


membran alveolus-kapiler (D.0003)

c. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya


napas (D.0005)

d. Hipovolemia berhubungan dengan evaporasi (D.0023)

e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan


antara suplai dan kebutuhan oksigen (D.0056)

f. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi


(D.0080)

g. Risiko gangguan perkembangan dibuktikan dengan infeksi


(D.0107)

h. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (D.0130)


INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi adalah pelaksanaan dari intervensi untuk
mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap implementasi dimulai setelah intervensi disusun dan
ditujukan pada
nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan
yang diharapkan. (Nursalam, 2013)
EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari
diagnosa keperawatan, intervensi dan implementasi.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan klien dalam mencapai tujuan (Nursalam, 2013).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai