Anda di halaman 1dari 54

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Nn.

DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL KECEMASAN

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen Pembimbing

Dr. Tri Anjaswarni, S.Kp., M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 5

Semester 4/Tingkat 2A

1. Refina Dwi Anjarwati (P17211221013)


2. Nella Riznanda Riznanda (P17211221016)
3. Pebri Triwandika (P17211221019)
4. Nur Firdaus Azizah (P17211221020)
5. Alya Salma (P17211223050)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TERAPAN KEPERAWATAN
2024
LAPORAN PENDAHULUAN

Asuhan Keperawatan Pasien dengan Masalah Psikososial: Kecemasan

I. Kasus (Masalah Utama)


Nn. N. perempuan berusia 20 tahun berstatus mahasiswa dengan tinggi badan
156 cm mengalami kecemasan berlebih ketika berada di keramaian. Klien mengeluh
sulit berkonsentrasi, gelisah, tampak tegang, sulit berpikir saat di keramaian, tangan
dingin, jantung berdebar berlebih. Klien mengatakan saat masi kecil (sekolah dasar)
aktifitas keluar rumah / berinteraksi dengan tetangga sangat dibatasi oleh orang tua
kemudian saat masa SMP sampai SMA Nn. N di sekolahkan di pondok khusus putri.
Saat masi kecil Nn. N juga merasa dijauhi oleh teman seumuran nya. Nn. N lebih
memilih menghindari berinteraksi dengan banyak orang serta orang yang belum
dikenal.
II. Tinjauan Teori
1. Definisi
Menurut kamus kedokteran Dorland, kata kecemasan atau disebut dengan
anxiety adalah keadaan emosional yang tidak menyenangkan, berupa respon
psikofisologis yang timbul sebagai antisipasi bahaya yang tidak nyata atau
khayalan, tampaknya disebabkan oleh konflik intrapsikis yang tidak disadari secara
langsung (Dorland, 2010). Ansietas juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan
takut akan terjadi sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya dan merupakan
sinyal yang membantu individu untuk bersiap mengambil tindakan guna
menghadapi ancaman. Kecemasan juga merupakan keadaan yang mana pola
tingkah laku direpresentasikan dengan keadaan emosional yang dihasilkan dari
pikiran-pikiran dan perasaan yang tidak menyenangkan (Purnamarini, Setiawan &
Hidayat, 2016).
2. Rentang Respon
Ansietas Sedang: Pada ansietas sedang Ansietas sedang (Moderate Anxiety),
memusatkan perhatian pada hal hal yang penting dan mengesampingkan yang lain.
Perhatian seseorang menjadi selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang lebih
terarah lewat arahan dari orang lain.
3. Faktor Predisposisi
a. Biologis: 20 tahun, berstatus mahasiswa, fisik yang bagus
b. Psikologis: Saat masa kecil, Nn. N merasa dijauhi oleh teman seumurannya,
kegiatan yang sangat dibatasi oleh orang tuanya dan disekolahkan di pondok
khusus putri masa SMP hingga SMA
c. Sosial Budaya: Berstatus mahasiswa, mempunyai keluarga
4. Faktor Presipitasi
a. Kegiatan semasa kecilnya yang dibatasi oleh orang tuanya, kemudian semasa
SMP-SMA disekolahkan di pondok khusus putri.
b. Semasa kecil juga dijauhi oleh teman seumurannya
c. Lebih memilih menghindari berinteraksi dengan banyak orang serta orang yang
belum dikenal.
5. Sumber Koping
a. Punya penghasilan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah
b. Punya teman untuk tempat berkeluh kesah
c. Kegiatan di perkuliahan yang dijadikan sebagai motivasi
6. Mekanisme Koping
Klien menceritakan masalah tersebut kepada teman semasa kuliahnya dan
ditenangkan oleh temannya.
7. Perilaku (Tanda dan Gejala)
Tanda dan gejala yang muncul pada klien antara lain gelisah, tampak tegang, sulit
berpikir saat di keramaian, dan tangan dingin.
8. Masalah keperawatan
a. Ansietas
b. Isolasi Sosial
c. Ketidakmampuan Koping Keluarga
III. Pohon Masalah → Path Way Proses Gangguan Jiwa

Stressor

Ansietas

Koping Tidak Efektif

Gangguan Konsep Diri

Isolasi Sosial

IV. Diagnosa Keperawatan (SDKI)


1. Ansietas (D.0080)
2. Isolasi Sosial (D.0121)
3. Ketidakmampuan Koping Keluarga (D.0093)
V. Rencana Keperawatan (SLKI-SIKI)
1. Tujuan Umum
a. Tingkat Ansietas (L.09093): Tingkat Ansietas Menurun
b. Keterlibatan Sosial (L.13116): Keterlibatan Sosial Meningkat
c. Status Koping Keluarga (L.09088): Status Koping Keluarga Membaik
2. Tujuan Khusus
a. Tingkat Ansietas (L.09093)
• Verbalisasi kebingungan menurun
• Verbalisasi khawatir akibat kondisi akibat kondisi yang dihadapi menurun
• Perilaku gelisah menurun
• Perilaku tegang menurun
• Anoreksia menurun
• Palpitasi menurun
• Frekuensi pernapasan menurun
• Frekuensi nadi menurun
• Tekanan darah menurun
• Diaforesis menurun
• Tremor menurun
• Pucat menurun
• Konsentrasi membaik
• Pola tidur membaik
• Perasaan keberdayaan membaik
• Kontrak mata membaik
• Pola berkemih membaik
• Orientasi membaik
b. Keterlibatan Sosial (L.13116)
• Minat interaksi meningkat
• Verbalisasi tujuan yang jelas meningkat
• Minat terhadap aktivitas meningkat
• Verbalisasi isolasi menurun
• Verbalisasi ketidakamanan di tempat umum menurun
• Perilaku menarik diri menurun
• Verbalisasi perasaan berbeda dengan orang lain menurun
• Verbalisasi preokupasi dengan pikiran sendiri menurun
• Afek murung/sedih menurun
• Perilaku bermusuhan menurun
• Perilaku sesuai dengan harapan orang lain membaik
• Perilaku bertujuan membaik
• Kontak mata membaik
• Tugas perkembangan sesuai usia membaik
c. Status Koping Keluarga (L.09088)
• Kepuasan terhadap perilaku bantuan anggota keluarga lain meningkat
• Keterpaparan informasi meningkat
• Perasaan diabaikan menurun
• Kekhawatiran tentang anggota keluarga menurun
• Perilaku mengabaikan anggota keluarga menurun
• Kemampuan memenuhi kebutuhan anggota menurun
• Komitmen pada perawatan/pengobatan menurun
• Komunikasi antara anggota keluarga menurun
• Perasaan tertekan (depresi) menurun
• Perilaku menyerang (agresi) menurun
• Perilaku menghasut menurun
• Gejala psikosomatis menurun
• Perilaku menolak penawaran menurun
• Perilaku bermusuhan menurun
• Perilaku individualistik menurun
• Ketergantungan pada anggota keluarga lain menurun
• Perilaku overprotektif menurun
• Toleransi membaik
• Perilaku bertujjuan membaik
• Perilaku sehat membaik
3. Rencana Keperawatan (SIKI)
a. Reduksi Ansietas (1.09314)
Observasi
• Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stressor)
• Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
• Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
Terapeutik
• Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
• Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
• Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh perhatian
• Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
• Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
• Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
• Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
• Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
• Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
• Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
• Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
• Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
• Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
• Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
b. Promosi Sosialisasi (1.09313)
Observasi
• Identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain
• Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain
Terapeutik
• Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan
• Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan
• Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan kelompok
• Motivasi berinteraksi di luar lingkungan (mis. jalan-jalan, ke toko buku)
• Diskusikan kekuatan dan keterbatasan dalam berkomunikasi dengan orang
lain
• Diskusikan perencanaan kegiatan di masa depan
• Berikan umpan balik dalam perawatan diri
• Berikan umpan balik positif pada setiap peningkatan kemampuan
Edukasi
• Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
• Anjurkan ikut serta kegiatan sosial dan kemasyarakatan
• Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain
• Anjurkan meningkatkan kejujuran diri dan menghormati orang lain
• Anjurkan penggunaan alat bantu (mis. kacamata dan alat bantu dengar)
• Anjurkan membuat perencanaan kelompok kecil untuk kegiatan khusus
• Latih bermain peran untuk meningkatkan keterampilan komunikasi
• Latih mengekspresikan marah dengan tepat
c. Dukungan Koping Keluarga (1.09260)
Observasi
• Identifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini
• Identifikasi beban prognosis secara psikologis
• Identifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan setelah pulang
• Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga, dan tenaga
kesehatan
Terapeutik
• Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga
• Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi
• Diskusikan rencana medis dan perawatan
• Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga atau antar
anggota keluarga
• Fasilitasi pengambilan keputusan dalam merencanakan perawatan jangka
panjang, jika perlu
• Fasilitasi anggota keluarga dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan
konflik nilai
• Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar anggota (mis. tempat tinggal,
makanan, pakaian)
• Fasilitasi anggota keluarga melalui proses kematian dan berduka, jika perlu
• Fasilitasi memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan peralatanyang
diperlukan untuk mempertahankan keputusan perawatan pasien
• Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk menenangkan pasien dan/atau
jika keluarga tidak dapat memberikan perawatan
• Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang dugunakan
• Berikan kesempatan berkunjung bagi anggota keluarga
Edukasi
• Informasikan kemajuan pasien secara berkala
• Informasikan fasilitasi perawatan kesehatan yang tersedia
Kolaborasi
• Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu
VI. Daftar Pustaka
Dorland WA, Newman. 2010. Kamus Kedokteran Dorland edisi 31. Jakarta: Penerbit
Buku kedokteran EGC
Purnamarini, D. P. A., Setiawan, T. I., & Hidayat, D. R. (2016). Pengaruh Terapi
Expressive Writing Terhadap Penurunan Kecemasan Saat Ujian Sekolah ( Studi
Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri 59 Jakarta). Insight:
Jurnal Bimbingan Konseling, 5(1), 36–42. https://doi.org/10.21009/insight.051.06
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
VII. Lampiran: Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien (Ilustrasi Kasus)
Nn. N. perempuan berusia 20 tahun berstatus mahasiswa dengan tinggi badan
156 cm mengalami kecemasan berlebih ketika berada di keramaian. Klien
mengeluh sulit berkonsentrasi, gelisah, tampak tegang, sulit berpikir saat di
keramaian, tangan dingin, jantung berdebar berlebih. Klien mengatakan saat
masi kecil (sekolah dasar) aktifitas keluar rumah / berinteraksi dengan tetangga
sangat dibatasi oleh orang tua kemudian saat masa SMP sampai SMA Nn. N di
sekolahkan di pondok khusus putri. Saat masi kecil Nn. N juga merasa dijauhi
oleh teman seumuran nya. Nn. N lebih memilih menghindari berinteraksi
dengan banyak orang serta orang yang belum dikenal.
b. Diagnosa Keperawatan
• Ansietas (D.0080)
• Isolasi Sosial (D.0121)
• Ketidakmampuan Koping Keluarga (D.0093)
c. Tujuan
• Perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan klien
• Tingkat ansietas klien dapat menurun
• Klien dapat menerlibatkan diri di lingkup sosial
• Keluarga klien dapat memberikan dukungan atau koping
d. Rencana Keperawatan
• Melakukan bina hubungan saling percaya
• Melakukan tindakan observasi dengan klien
• Memberikan pendekatan terapeutik dengan klien
• Memberikan edukasi kepada klien
2. Strategi Pelaksanaan Komunikasi
a. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Evaluasi dan Validasi
Kontrak (Topik, waktu, tempat)
b. Fase Kerja (sesuai rencana dan tujuan)
(Penggunaan Teknik-teknik komunikasi sesuai tujuan interaksi)
c. Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif dan Objektif
Rencana Tindak Lanjut
Kontrak yang akan datang
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN Nn. N

DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL KECEMASAN

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Nn. N (L / P)
Tanggal Pengkajian : 23 Februari 2024
Umur : 20 Tahun

RM No. :-

Alamat : Perum Canggu Permai Blok C-7

Pekerjaan : -

Suku bangsa : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan :-
Informan : Rekan Nn. N

II. ALASAN MASUK


Keluhan utama (gejala/perubahan perilaku yang menyebabkan klien dirawat): Gelisah,
panik berlebih dan sulit konsentrasi saat berada di tempat ramai, adanya kecemasan
akan penilaian orang lain terhadap dirinya.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Riwayat biologis
• Riwayat penyakit fisik yang lalu
-

• Riwayat selama di kandungan dan kelahiran (khusus untuk klien anak atau terkait)
-

• Riwayat pertumbuhan dan perkembangan (khusus untuk klien anak atau terkait
-

• Riwayat imunisasi (khusus untuk klien anak)


v lengkap tidak lengkap,

Jelaskan : ____________________________________
• Riwayat paparan racun,/polutan

v Tidak ada Ya,

baik cukup kurang


Jelaskan_________________________________________

• Riwayat status gizi masa lalu


Jelaskan Gizi terpenuhi

• Riwayat gangguan hormonal

Tidak ada ada

sebutkan ______________________________________________

• Riwayat gangguan seksual (aktifitas, fungsi, gangguan, perilaku)


Jelaskan : -

• Riwayat penggunaan/penyalahgunaan zat

Tidak ada Ya
v kafein rokok Alkohol obat-
obatan
Jelaskan : ___________________________________________________

• Riwayat reproduksi (kehamilan, persalinan, jumlah anak) (untuk klien ibu)


Jelaskan : -

• Kebiasaan/Gaya hidup
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

2. Faktor Psikologis

• Riwayat gangguan jiwa yang lalu

v Tidak ada ada

Jelasakan (Waktu/lama, gejala, & penanganannya)

• Kesan kepribadian

Ekstrovert V Introvert G3 kepribadian


Jelaskan : ____________________________________

• Pertahanan psikologi : Kebiasaan koping yang digunakan


Adaptif Maladaptif

v Bicara dengan orang lain Penyalahgunaan zat


Menyelesaikan masalah Reaksi lambat / berlebih
Negosiasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif V Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya …………………….. Lainnya ……………………..

Jelaskan : klien masih bersedia berbicara dengan orang lain dan mampu melakukan
negoisasi untuk menyelesaikan masalahnya. Tetapi adanya perasaan takut atas penilaian
orang dan merasa tertekan saat berada di keramain yang mengakibatkan klien menghindari
dari orang lain.

• Riwayat kejadian/masalah masa lalu yang tidak menyenangkan (bencana,


kekerasan, pelecehan, dll)
Jelaskan : dijauhi dibandingkan oleh teman nya
Masalah Keperawatan :-

3. Faktor Sosiobudaya-spiritual

• Riwayat masalah Pendidikan

v tidak Ada,

jelaskan _________________________________________________

• Riwayat masalah penghasilan/ekonomi

tidak Ada,

jelaskan _________________________________________________

• Riwayat masalah pekerjaan

tidak Ada,

jelaskan _________________________________________________

• Riwayat konflik dengan nilai budaya

V tidak Ada,

jelaskan _________________________________________________

• Riwayat konflik nilai dengan keyakinan/agama yang dianut

v tidak Ada,

jelaskan _________________________________________________

• Riwayat keikutsertaan dan masalah dalam kegiatan politik


v tidak Ada,

jelaskan _________________________________________________

• Karakteristik hubungan sosial


Dengan Keluarga : baik
Dengan Masyarakat : klien sedikit menghindar dari orang lain karena merasa
tertekan jika ada yang memperhatikan.
Peran sosial :
Di Keluarga anak

Di Masyarakat warga

• Adakah anggota keluarga yang lain mengalami masalah/gangguan jiwa


Jelaskan :-

Masalah keperawatan : -

IV. STRESSOR PRESIPITASI (Masalah/kejadian yang menjadi pencetus masalah)


1. Masalah Biologis / fisik
Penyakit fisik sekarang (alergi, trauma, infeksi, keganasan, degenerative, genetik,
bawaan, pertumbuhan, dll)
Tidak ada
V akut kronis
ya

Jelaskan :
________________________________________________________________

2. Penyalahgunaan/ketergantungan zat
Tidak Ya
v
Rokok Alkohol
kafein obat-obatan
Jelaskan :
____________________________________________________________

3. Terpapar racun/polutan
v Tidak ya,

jelaskan ______________________________________________

4. Masalah seksual (aktifitas, fungsi, gangguan, perilaku) ya jelaskan


v Tidak ______________________________________________

5. Gangguan tidur
V Tidak ya,

Jelaskan : _________________________________________

6. Gangguan makan/nutrisi
Tidak ya,
V

Jelaskan : _________________________________________

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

7. Masalah Psikologis : klien merasa tertekan dengan berada di keramaian


8. Masalah Sosiobudaya : klien berstatus mahasiswa usia 20 tahun
Masalah keperawatan : ……………………………….

V. STATUS PSIKOSOSIAL → KECEMASAN


1. Konsep diri (pandangan klien terhadap dirinya)
a. Citra tubuh : Klien menyukai semua bagian tubuh nya
b. Identitas : Klien saat ini berkuliah di salah satu universitas di Jawa Timur
dan klien merasa puas denga status nya sebagai wanita
c. Peran : Saat ini klien berperan sebagai anak pertama dari 2 bersaudara
dan mahasiswa. Klien dapat melaksanakan peran tersebut.
d. Ideal diri : Klien mengharapkan dirinya dapat melakukan sesuatu dengan
tepat dan sempurna agar tidak dibandingkan orang lain.
e. Harga diri : Klien bangga pada diri nya dan penilaian dari teman nya, klien
orang yang ceria tetapi tertutup dengan permasalahan nya dan tidak suka menjadi
pusat perhatian.
Aspek yang penting di kaji:

a. Kognitif : Sulit berkonsentrasi


b. Persepsi : Perasaan terancam dan ketakutan berlebihan ketika berada di
keramaian orang.
c. Afek emosi : Perasaan terncam meningkat
d. Perilaku / Behavior : Menarik diri dari hubungan interpersonal

Masalah Keperawatan : ……………………………….

2. Kecemasan (tanda dan gejala)


a. Fisiologis : Klien sesekali nafas panjang saat bercerita
b. Perilaku : Menghindari kontak mata saat bercerita
c. Afektif : Klien tampak berhati - hati
d. Kognitif : Intonasi bicara cukup stabil
Masalah Keperawatan : cemas ringan

2. Respon Kehilangan (tahap dan respon kehilangan)


Denial
Anger
Bergaining
Depresi
Acceptance
Jelaskan : _________________________________________

Masalah Keperawatan: _____________________________________

3. Harapan/semangat klien terhadap kesembuhan/masalah


V Penuh harapan
Perasaan putus asa
Perasaan tidak berdaya
Jelaskan harapan klien terhadap masalahnya yaitu kecemasan nya saat berada
dikeramaian membaik.
Masalah Keperawatan: _____________________________________
5. Distress spiritual :

Kebingunan terhadap suatu keyakinan yang dianut


Sering mempertanyakan makna kehidupan, kematian, dan penderitaan
Mempertanyakan kebenaran suatu keyakinan
Tampak keputusasaan menjalankan keyakinan
Tidak melakukan ritual keagamaan yang biasa dilakukan
Perasaan ambivalen (ragu) terhadap keyakinannya
Merasakan perasaan kekosongan nilai spiritual
Mengekspresikan perhatian, marah, dendam, ketakutan, penderitaan terhadap
kematian
Meminta bantuan spiritual adanya gangguan dalam keyakinan
Masalah Keperawatan: _____________________________________

6. Respon pasca trauma :

Sering teringat pada peristiwa traumatis


v Kecenderungan untuk mengelak bercerita terhadap peristiwa traumatis
v Pemikiran dan perasaan negative pada diri atau orang lain
v Perubahan perilaku dan emosi

Masalah Keperawatan :

VI. PENGKAJIAN FISIK


1. Keadaan umum : -
2. Kesadaran neurologis :

v Compos mentis Apati/sedasi


stupor subkoma

3. somnolens
4. Tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg
RR : 20x/menit
Nadi : 80x/ menit
5. Tinggi badan : 156 cm
6. Berat badan : 52 kg
7. Keluhan fisik : tidak ada
8. Hasil Pemeriksaan fisik : -

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

VII. AKTIFITAS SEHARI-HARI


1. Makan mandiri
2. Personal Hygiene mandiri
3. Berpakaian / berhias mandiri
4. Istirahat dan tidur mandiri
5. Pemberian obat mandiri
6. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan tidak
Sistem pendukung ada
7. Aktivitas di dalam rumah bisa
8. Aktivitas di luar rumah bisa

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

VIII. PENILAIAN TERHADAP STRESSOR/MASALAH


Penilaian klien terhadap masalah yang sedang dihadapi

Tantangan V Ancaman Bahaya

Jelaskan : klien mengatakan berada di keramaian adalah tingkatan


ancaman yang membuat klien lebih memilih untuk menghindari masalah yang
dihadapi.
Masalah Keperawatan : ansietas (kecemasan)

IX. SUMBER KOPING


1. Kemampuan personal : Baik
2. Dukungan Keluarga : Klien mengatakan dukungan keluarga kurang
3. Dukungan sosial (teman dan masyarakat) : Klien mengatakan dukungan teman cukup
baik
4. Aset material : Cukup
5. Keyakinan (Keyakinan diri terhadap masalah, nilai personal, motivasi, dll)
- Motivasi : klien mengatakan keluarga dan temannya sudah memberikan
motivasi yang cukup
- Keyakinan diri dan nilai personal : klien meyakini masalah nya ini akan
membaik jika ia sering berlatih berinteraksi dengan banyak orang

Masalah Keperawatan : : ketidak mampuan koping keluarga

X. MEKANISME KOPING/CARA PENYELESAIAN MASALAH


Menggunakan defense mekanisme,
sebutkan_________________________________

v Lari dari stessor

Mengabaikan masalah

Mencari Informasi

Mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap permasalahan

Membandingkan kemampuan diri dengan orang lain

Problem sloving

Masalah Keperawatan :

XI. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. 2 Masalah Keperawatan
XII. ANALISA DATA
N DATA MASALAH
O

DS : Ansietas

- Klien mengatakan ia merasa bingung


saat berada di keramaian atau
berhadapan dengan banyak orang
- Klien mengatakan ia merasa khawatir
saat berhadapan dengan banyak orang
- Klien mengatakan ia merasa khawatir
dengan pandangan orang lain terhadap
dirinya.

DO :

- Klien tampak menghindari kontak


mata
- Klien tampak berhati hati saat
berbicara

DS :

- Klien mengatakan merasa tertekan dan


tidak aman di tempat umum Isolasi Sosial
- Klien mengatakan ingin menghindari
tempat ramai dan ingin sendirian

DO :

- Klien tampak berhati hati


- Klien tampak menghindari kontak
mata saat berkomunikasi
DS : Ketidak mampuan koping keluarga

- Klien mengatakan saat di rumah orang


tua nya tidak terlalu memperhatikan apa
yang dilakukan anak nya dan mersa
diabaikan

DO :

- Mengabaikan anggota keluarga

XIII. POHON MASALAH → Path Way Analisis

Stressor

Ansietas

Koping Tidak Efektif

Gangguan Konsep Diri

Isolasi Sosial
XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. D.0080
Ansietas b.d ancamaan terhadap konsep diri d.d merasa bingung, sulit berkonsentrasi,
tampak gelisah, tampak tegang.
2. D.0121
Isolasi Sosial b.d perubahan status mental d.d merasa ingin sendirian, merasa tidak
aman ditempat umum, menarik diri.
3. D.0093
Ketidak mampuan koping keluarga b.d ketidak mampuan orang terdekat
mengungkapkan perasaan d.d merasa diabaikan

Malang, 23 Februari 2023


Mahasiswa,

KELOMPOK 5
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
(berdasarkan prioritas)

Ruang :-

Nama Pasien : Nn. N

No. Register : -

NN TANGGAL TANGGAL TANDA


o. MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN TERATASI TANGA
DX N

1. 23 Februari 2024 D.0080 Ansietas b.d ancamaan terhadap Perawat


konsep diri d.d merasa bingung, sulit
berkonsentrasi, tampak gelisah, tampak
tegang.

2 23 Februari 2024 D.0121 Isolasi Sosial b.d perubahan


status mental d.d merasa ingin sendirian,
Perawat
merasa tidak aman ditempat umum,
menarik diri.

23 Februari 2024
D.0093 Ketidak mampuan koping
keluarga b.d ketidak mampuan orang
Perawat
terdekat mengungkapkan perasaan d.d
merasa diabaikan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA KLIEN : Nn.N

NO. REG :-

TGL NO DX DIAGNOSA TUJUAN


KEPERAWATAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL TTD
STANDART
23 D. 0080 Ansietas b.d Tingkat ansietas Reduksi ansietas (I.09314) ➢ Observasi P
Februari ancamaan terhadap (L.09093) 1. Memonitor tanda-tanda ansietas
➢ Observasi
2024 konsep diri d.d bertujuan untuk mengamati dan
Setelah dilakukan 1. Monitor tanda-tanda
merasa bingung, mencatat tanda-tanda ansietas
intervensi keperawatan ansietas
sulit pada klien seperti ekspresi wajag,
3x24 jam diharapkan ➢ Terapeutik
berkonsentrasi, perubahan denyut nadi,
tingkat ansietas 1. Ciptakan suasana
tampak gelisah, pernapasan yang cepat, atau
menurun dengan terapeutik untuk
tampak tegang. gejala fisik lainnya
kriteria hasil: menumbuhkan
➢ Terapeutik
kepercayaan
1.Verbilisasi 1. Menciptakan suasana terapeutik
2. Temani pasien untuk
kebingungan menurun dapat membantu klien merasa
mengurangi kecemasan
2.Verbilisasi khawatir lebih nyaman dan aman dan juga
3. Gunakan pendekatan
akibat kondisi yang dapat meningkatkan kepercayaan
yang tenang dan
dihadapi menurun klien dengan tim perawatan
meyakinkan
2. Kehadiran fisik dan emosional
3.Rasa gelisah ➢ Edukasi
dapat membantu mengurangi
menurun
tinngkat kecemasan pasien,
1. Anjurkan memberikan rasa keamanan dan
mengungkapkan perhatian
perasaan dan presepsi 3. Melakukan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan dapat
membantu meredakan
ketegangan pasien, mendukung
kesejahteraan mental
➢ Edukasi
1. Memberikan edukasi kepada
klien untuk mengungkapkan
perasaab dan presepsi mereka
dapat membantu dalam
pemahaman diri baik oleh pasien
maupun oleh tim perawat
2. Memberikan Lathan Teknik
relaksasi dapat melibatkan
pengaruhnya terhadap system
saraf, keseimbangan hormon dan
psikologis
23 D.0121 Isolasi Sosial b.d Keterlibatan sosial Promosi sosialisasi (I.13498) ➢ Observasi
Februari perubahan status (L.13116) 1. Mengidentifikasi hambatan
➢ Observasi:
2024 mental d.d merasa hambatan yang mungkun
Setelah dilakukan 1. Identifikasi kemampuan
ingin sendirian, tidak disadari oleh individu
intervensi keperawatan melakukan interaksi
merasa tidak aman dapat ditemukan pola
3x24 jam diharapkan dengan orang lain
ditempat umum, perilaku atau faktor
keterlibatan sosial 2. Identifikasi hambatan
menarik diri. lingkungan yang menjadi
meningkat dengan melakukan interaksi
hambatan dalam berinteraksi
kriteria hasil: dengan orang lain
➢ Terapeutik
➢ Terapeutik:
1.Verbilisasi sosial 1. Memotivasi individu untuk
1. Motivasi meningkatkan
menurun mengembangkan dan
keterlibatan dalam suatu
2.Verbilisasi memperkuat keterlibatan
hubungan
ketidakamanan dalam hubungan social dapat
➢ Edukasi:
ditempat umum membantu meningkatkan
1. Anjurkan berinteraksi
menurun ke,amdirian dan kerpercayaan
dengan orang lain
diri dalam situasi social
3. Perilaku menarik diri secara bertahap
➢ Edukasi
menurun 2. Anjurkan ikut serta
1. Memberikan panduan
kegiatan social dan
langkah demi langakh
kemasyarakatan
membantu individu untuk
merasa lebih nyaman dan
percaya diri dalam
berinteraksi sosial
2. Melalui partisipasi dalam
kegiatan social memliki
kesempatan untuk berlatuuh
keteramplian sosialnya dan
juga dapat meningkatkan
pemahaman individu akan
pentingnya interaksi social
untuk kesejahteraan
psikologis.

➢ Observasi
23 D.0093 Ketidak mampuan Status koping keluarga ➢ Observasi
1. Identifikasi respons emosional
Februari koping keluarga b.d (L.09088) 1. Identifikasi respons
terhadap kondisi saat ini dapat
2024 ketidak mampuan emosional terhadap
Setelah dilakukan
membantu dalam penilaian
orang terdekat kondisi saat ini
intervensi keperawatan
kesejahteraan emosional pasien
mengungkapkan ➢ Terapeutik
3x24 jam diharapkan
terkait dengan kondisi
perasaan d.d merasa 1. Dengarkan masalah,
status koping keluarga
➢ Terapeutik
diabaikan perasaan, dan
meningkat dengan 1. Mendengarkan masalah,
pertanyaan keluarga
kriteria hasil:
perasaan, dan pertanyaan
2. Fasilitasi pengungkapan
1.Perasaan diabaikan keluarga membantu tim
perasaan antara pasien
kekhawatiran tentang perawatan memahami lebih baik
dan keluarga atau antar
anggota keluarga konteks dan aspek-aspek yang
anggota keluarga
menurun mungkin memengaruhhi
perawatan dan kesejahteraan
2.Perilaku
pasien
mengabaikan anggota
2. Memfasilitasi pengungkapan
keluarga menurun
perasaan menciptakan
3.Komunikasi antar lingkungan yang mendukung
anggota keluarga untuk mengatasi
menurun ketidaknnyamanan emosional
yang mungkin dirasakan klien
atau anggota keluarga
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Nn.N Ruangan : - RM No. : -

NO
Dx Tanggal IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
& jam

23 1. Memonitor tanda-tanda ansietas S: Klien mengatakan merasa bingung


D.00 Februari saat berada di keramaian atau
80 2024 berhadapan dengan banyak orang,
(Pukul dan merasa khawatir dengan
08.00) pandangan orang lain terhadap
dirinya.
O: Klien tampak menghindari kontak
mata, klien tampak berhati hati saat
berbicara
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan:
1. Memonitor tanda-tanda
ansietas
2. Menggunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
3. Menganjurkan
mengungkapkan perasaan
dan presepsi

D.00 23 2. Menciptakan suasana terapeutik


80 Februari untuk menumbuhkan kepercayaan
2024
(Pukul
10.00)

D.00 23 3. Menemani pasien untuk


80 Februari mengurangi kecemasan
2024 4. Melakukan latihan relaksasi
(Pukul
12)
D.00 24 5. Memonitor tanda-tanda ansietas S: Klien sudah tidak merasakan
80 Februari bingung saat berada dikeramaian
2024 atau berhadapan dengan banyak
(Pukul orang, sudah tidak merasa khawatir
08.10) dengan pandangan orang lain
terhadap dirinya
O: Klien sudah tidak menghindari
kontak mata dan sudah tidak berhati-
hati lagi dalam berbicara
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
D.00 24 6. Menggunakan pendekatan yang
80 Februari tenang dan meyakinkan
2024
(Pukul
10.10)
D.00 24 7. Menganjurkan mengungkapkan
80 Februari perasaan dan presepsi
2024 8. Melakukan latihan teknik
(Pukul relaksasi
12.10)

D.00 23 1. Mengidentifikasi respons S: Klien saat dirumah orangtuanya


93 Februari emosional terhadap kondisi saat selalu diperhatikan dan tidak
2024 ini diabaikan
(Pukul
O: Mengabaikan anggota keluarga(-)
08.00)
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikam
D.00 23 2. Mendengarkan masalah, perasaan
93 Februari dan pertanyaan keluarga
2024
(Pukul
10.00)
D.00 23 3. Memfasilitasi pengungkapan
93 Februari perasaan antara pasien dan
2024 keluarga atau antar anggota
(Pukul keluarga
12.00)
D.01 23 1. Menidentifikasi kemampuan S: Klien mengatakan sudah tidak
21 Februari melakukan interaksi dengan orang merasa tertekan dan aman ditempat
2024 lain umum. Dan juga sudah tidak ingin
(Pukul 2. Mengidentifikasi hambatan menghindari tempat ramai
08.00) melakukan interaksi dengan orang
O : Klien sudah berani menatap mata
lain
dalam berkomunikasi
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

D.01 23 3. Memotivasi meningkatkan


21 Februari keterlibatan dalam suatu
2024 hubungan
(Pukul
10.00)
D.01 23 4. Menganjurkan berinteraksi
21 Februari dengan orang lain secara bertahap
2024 5. Menganjurkan ikut serta kegiatan
(Pukul sosial dan kemasyarakan
12.00)
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI

Pertemuan 1: Membangun Hubungan Saling Percaya

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien (ilustrasi kasus)
Seorang mahasiswa bernama Nn. N. berusia 20 tahun memiliki tinggi badan
156 cm berstatus mahasiswa dan menempuh Pendidikan tinggi di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang dan tinggal di kos Jl. Simpang Ijen Blok A bersama temannya
mengalami kecemasan berlebih ketika berada di situasi keramaian. Klien mengeluh saat
berada di keramaian sulit berkonsentrasi, gelisah, tampak tegang, tangan dingin,
jantung berdebar berlebih. Klien mengatakan saat masi kecil (sekolah dasar) aktifitas
keluar rumah/berinteraksi dengan tetangga sangat dibatasi oleh orang tua, kemudian
saat masa SMP sampai SMA Nn. N di sekolahkan di pondok khusus putri. Saat masi
kecil Nn. N juga merasa dijauhi oleh teman seumuran nya. Nn. N lebih memilih
menghindari berinteraksi dengan banyak orang serta orang yang belum dikenal.
b. Diagnosa Keperawatan
• Ansietas
• Isolasi Sosial
• Ketidakmampuan Koping Keluarga
c. Tujuan
• Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat
• Klien mampu melakukan teknik relaksasi napas dalam
d. Rencana Keperawatan
• Lakukan bina hubungan saling percaya
• Ajarkan klien tentang teknik relaksasi napas dalam
2. Strategi Pelaksanaan Komunikasi
a. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Evaluasi dan Validasi
Kontrak (Topik, waktu, tempat)
b. Fase Kerja (sesuai rencana dan tujuan)
(Penggunaan teknik-teknik komunikasi sesuai tujuan interaksi)
c. Fase Terminasi
Evaluasi subyektif dan obyektif
Rencana Tindak Lanjut
Kontrak yang akan datangDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS B

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI: BHSP


Fase Orientasi
Salam terapeutik :
Perawat A&B : “Halo, selamat pagi”
Klien dan Ayah : “Iya selamat pagi”
Perawat A : “Perkenalkan nama saya perawat A dan ini rekan saya
Perawat B, Kami mahasiswa keperawatan dari Poltekkes Malang yang
bertugas pada pagi hari ini. ”
Perawat B : “Sebelumnya boleh saya tahu nama dan usia kakak?”
Klien : “Nama saya Naura, umur saya 20 tahun”
Perawat A : “Kalo nama bapak?”
Ayah : “Nama saya Heru”
Perawat A : “Senang sekali kak Naura dan bapak Heru mau
berkenalan dengan kami”

Evaluasi dan Validasi :


Perawat B : “Bagaimana kabar kak naura hari ini?”
Klien : “Alhamdulillah baik.”
Perawat A : “Alhamdulillah, kak naura yang dirasakan apa hari ini
kok kelihatannya murung?”
Klien : (Diam saja hanya memainkan jari-jarinya sambil
menunduk)
Ayah : “Nak itu ditanya perawatnya, ayo dijawab”
Perawat A : “Kalo menurut bapak sendiri, apa yang dirasakan kak
naura?”
Ayah : “Jadi gini sus, sudah lama sekali naura mengalami
kecemasan dengan gejala seperti jantung berdebar berlebih, gelisah,
tampak tegang, tangan dingin.”
Perawat A : “Oh begitu, sudah berapa lama ya anak bapak
mengalaminya?”
Ayah : “Sudah lama sus, kira-kira selama kurang lebih 3
bulanan takut ketika bertemu orang-orang apalagi di keramaian”
Perawat A : “Baik bapak, untuk selanjutnya mungkin saya perlu
berbincang-bincang dengan anak bapak ya”

Kontrak
Perawat A : “Baiklah kalo begitu, bagaimana jika sekarang kita
berbincang-bincang tentang perasaan yang kak naura rasakan lebih
lanjut?”
Klien : “Iya sus”
Perawat B : “Jadi kami disini akan melakukan sesi konseling untuk
mengetahui penyebab kecemasan yang dialami. Apakah kak naura
bersedia? ”
Ayah : “Iya sus bersedia”
Perawat A : “Kita akan berbincang-bincang selama 15-20 menit saja
apakah kak naura bersedia? ”
Klien : “Baik saya bersedia”
Perawat A : “Dimana kak naura mau berbincang ?”
Klien : “Disini saja ya sus”
Perawat A : ”Baik dek”

Fase Kerja
Perawat B : “Baiklah kak, tadi sebelumnya ayah kak naura
mengatakan bahwa kakak mengalami kecemasan saat dikeramaian.
Sekarang coba kakak ceritakan apa yang dirasakan akhir-akhir ini?”
Klien : “Waktu itu aku pergi keluar, saat jalan keluar banyak
sekali orang di sekeliling berlalu-lalang. Tiba-tiba saja merasa gelisah,
tangan ku berkeringat dingin, jantungku terasa berdebar-debar, dan sulit
untuk berkonsentrasi. Saat itu lah aku merasa cemas sekali.”
Perawat A : “Jika boleh suster tau apa yang membuat kak naura
merasakan kecemasan? ”
Klien : “Dulu waktu kecil itu sus aku merasa dijauhi oleh
teman-teman sus. Mulai kecil dulu aktivitas keluar dan interaksi dengan
orang lain sangat dibatasi oleh orang tua, kemudian masa SMP dan SMA
juga di sekolahkan di pondok. Aku merasa orang-orang menjauhi dan
tidak suka sama aku.”
Perawat B : “Baik kak, kira-kira sudah berapa lama kakak
merasakan kecemasan ini?”
Klien : “Kira-kira sudah tiga bulanan sus.”
Perawat B : “Sudah cukup lama ya kak. Selama ini bagaimana cara
kakak mengatasi kecemasan tersebut?”
Klien : “Aku cuman bisa menenangkan diri sendiri semampuku
saja sus. Aku juga lebih memilih menghindari berinteraksi dengan
banyak orang serta orang yang belum kenal.”
Perawat A : “Saya mengerti sekali bagaimana perasaan kakak. Tapi
suster sangat kagum dengan kakak karena bisa bertahan sampai saat ini.
Kak naura adalah orang yang luar biasa, yang perlu diketahui kakak saat
ini berada pada tingkat kecemasan yang sedang. Untuk itu, kak naura
perlu melakukan terapi disaat kakak merasakan perasaan cemas yang
sedang. Terapi ini akan membantu menurunkan tingkat kecemasan.
Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan dengan
latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu
cara untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan”
Klien : “Baik sus”
Perawat B : “Selain cara tersebut untuk mengatasi kecemasan yang
kakak rasakan, kakak bisa melakukan dengan metode pengalihan yaitu
dengan berolahraga, menulis kecemasan yang kakak rasakan disebuah
kertas, melakukan meditasi atau bisa dengan mendengarkan musik yang
tenang.”
Klien : “Oh begitu ya.”
Perawat B : “Apakah kak naura sekarang sudah lebih mengerti?”
Klien : “Iya sus, aku sudah cukup mengerti, terima kasih ya
sus.”
Perawat A&B : “Sama-sama kak.”

Fase Terminasi :
Evaluasi subyektif / obyektif
Perawat A : “Bagaimana perasaan kak naura setelah kita ngobrol
tentang masalah yang kakak rasakan dan berlatih relaksasi napas
dalam?”
Klien : “Alhamdulillah, jadi lebih paham sus tentang diri-
sendiri.”
Perawat B : “Alhamdulillah kalau begitu”

Rencana tindak lanjut:


Perawat B : “Baik bapak dan kak naura, untuk hari selanjutnya bisa
datang kembali ya, saya akan membantu latihan relaksasi napas dalam
kepada kakak
Perawat B : “Kalau ada hal lain yang mengganggu kak naura, kakak
bisa berbicang lagi dengan kami ya”
Klien : “Baik sus”
Perawat B : “Kalo begitu pamit kami dulu, sampai bertemu lagi.”
Klien & Ayah : “Terima kasih banyak sus, sampai bertemu lagi.”
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI
Pertemuan 2: Melatih Teknik Relaksasi

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien (ilustrasi kasus)
Seorang mahasiswa bernama Nn. N. perempuan berusia 20 tahun berstatus mahasiswa
dengan tinggi badan 156 cm mengalami kecemasan berlebih ketika berada di
keramaian. Klien mengeluh sulit berkonsentrasi, gelisah, tampak tegang, sulit berpikir
saat di keramaian, tangan dingin, jantung berdebar berlebih. Klien mengatakan saat
masi kecil (sekolah dasar) aktifitas keluar rumah/berinteraksi dengan tetangga sangat
dibatasi oleh orang tua, kemudian saat masa SMP sampai SMA Nn. N di sekolahkan di
pondok khusus putri. Saat masi kecil Nn. N juga merasa dijauhi oleh teman seumuran
nya. Nn. N lebih memilih menghindari berinteraksi dengan banyak orang serta orang
yang belum dikenal.
b. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas
b. Isolasi Sosial
c. Ketidakmampuan Koping Keluarga
c. Tujuan
• Perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan klien
• Tingkat ansietas klien dapat menurun
• Klien dapat menerlibatkan diri di lingkup sosial
• Keluarga klien dapat memberikan dukungan atau koping
d. Rencana Keperawatan
• Melakukan bina hubungan saling percaya
• Melakukan tindakan observasi dengan klien
• Memberikan pendekatan terapeutik dengan klien
• Memberikan edukasi kepada klien
2. Strategi Pelaksanaan Komunikasi
a. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Evaluasi dan Validasi
Kontrak (Topik, waktu, tempat)
b. Fase Kerja (sesuai rencana dan tujuan)
(Penggunaan teknik-teknik komunikasi sesuai tujuan interaksi)

c. Fase Terminasi
Evaluasi subyektif dan obyektif
Rencana Tindak Lanjut
Kontrak yang akan datangDI ILMU KEPERAWATAN

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI: BHSP

Fase Orientasi
Salam terapeutik :
Perawat A : “Halo selamat pagi kak”
Klien : “Iya selamat pagi sus”
Perawat B : “Kita bertemu lagi hari ini” (Sambil tersenyum)

Evaluasi dan Validasi :


Perawat B : “Bagaimana kabar Kak Naura hari ini?”
Klien : “Alhamdulillah hari ini aku baik-baik aja sus”
Perawat A : “Apakah kak Naura masih merasakan cemas?”
Klien : “Iya sus, aku masih merasakan cemas.””

Kontrak : waktu, tempat dan tujuan (tuliskan apa yang akan


dilakukan / tujuan, waktunya berapa lama dan dimana?)
Perawat A : “Baik kak Naura, sesuai dengan kontrak kemarin hari
ini kita akan berlatih melakukan teknik relaksasi napas dalam sekitar 15-
20 menit kedepan, apakah kak Naura bersedia?”
Klien : “Iya sus saya bersedia.”
Perawat B : “Kak naura ingin melakukannya disini atu mungkin
ingin pindah di tempat lain?”
Klien : “Aku ingin disini saja sus.”

Fase Kerja (Tuliskan kata-kata sesuai tujuan dan rencana yang akan dicapai / dilakukan)
Perawat A : “Sebelum kita mulai berlatih saya akan menjelaskan
sedikit mengenai apa itu teknik relaksasi napas dalam. Teknik relaksasi
napas merupakan teknik pernapasan perut dengan frekuensi lambat atau
perlahan, berirama, dan nyaman yang dilakukan dengan memejamkan
mata.”
Perawat B : “Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengurangi stres
baik stres fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri
dan juga dapat menurunkan kecemasan.”
Klien : “oh jadi begitu ya sus, aku jadi lebih mengerti.”
Perawat A : “Iya kak, kalo begitu bagaimana kalau kita latihan
sekarang? Nanti saya akan mencontohkan terlebih dahulu teknik
relaksasi napas dalam, kak naura bisa memperhatikan saya lalu nanti kak
Naura bisa ikuti cara yang sudah saya ajarkan.”
Klien : “Iya sus aku akan memperhatikan dan nanti aku tirukan”
Perawat B : “Sebelumnya kak Naura bisa mengambil posisi
ternyaman terlebih dahulu, bisa dengan duduk tegak ataupun bersandar.”
Klien : “Baik, aku duduk tegak saja sus”
Perawat A : “Kita mulai ya kak, pertama-tama kak Naura bisa
menarik napas dalam perlahan-lahan, bisa sambil memejamkan mata ya
kak. Selanjutnya tahan napas dalam dan dalam hitungan tiga kak Naura
bisa hembuskan secara perlahan-lahan melalui mulut, pada saat yang
bersamaan kak Naura bisa sambil membuang pikiran negatif yang ada
dalam pikiran. Sekarang coba kak Naura praktikkan”
Klien : “Baik sus aku akan coba lakukan ya” (Klien mengikuti
teknik relaksasi napas dalam yang dicontohkan perawat)
Perawat B : “Wah bagus sekali, kak Naura sudah bisa
melakukannnya dengan baik. Kak Naura bisa melakukan hal ini
sebanyak 3 sampai 5 kali dalam waktu 5-10 menit atau sampai mbak
merasa rileks dan santai.”
Klien : “Baik sus, saya akan menerapkan apa yang sudah sus
ajarkan sampai saya merasa rileks.”

Fase Terminasi :
Evaluasi subyektif / obyektif
Perawat B : “Bagaimana perasaan mbak setelah kita berlatih
relaksasi napas dalam?”
Klien : “Alhamdulillah aku jadi merasa lebih baik dan mengerti
cara untuk mengurangi kecemasan yang aku alami.”
Perawat A : “Coba kak Naura bisa ulangi sekali lagi cara yang sudah
kita pelajari ya”
Klien : “Baik sus, saya lakukan.”

Rencana tindak lanjut:


Perawat B : “Wah hebat sekali kak Naura. Setelah latihan relaksasi
napas dalam ini, silakan kak Naura praktikan dengan baik jika kak Naura
mengalami kecemasan ya.”
Klien : “Baik sus, saya pasti akan melakukan apa yang sudah
sus ajarkan saat saya mengalami kecemasan.”
Perawat A : “Untuk selanjutnya kami akan melakukan dukungan
koping keluarga dengan cara mendengarkan cerita dari kak Naura agar
kondisi kak Naura menjadi lebih baik lagi.”

Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat)


Perawat B : “Besok kami akan datang kembali untuk melakukan
rencana dan tindak lanjut tersebut, apakah kak Naura bersedia?”
Klien : “Baik saya bersedia sus”
Perawat : “Mungkin besok kami akan datang sekitar pukul 09.00,
apakah kak Naura setuju?”
Klien : “Iya sus saya setuju”
Perawat : “Kalo begitu sampai jumpa lagi kami izin pamit terlebih
dahulu ya kak, terima kasih atas waktunya. Sampai jumpa besok.”
Klien : “Iya sus sampai jumpa lagi”
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI (SP-KOMUNIKASI)

TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 3

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien (ilustrasi kasus)
Seorang mahasiswa bernama Nn. N. perempuan berusia 20 tahun berstatus mahasiswa
dengan tinggi badan 156 cm mengalami kecemasan berlebih ketika berada di
keramaian. Klien mengeluh sulit berkonsentrasi, gelisah, tampak tegang, sulit berpikir
saat di keramaian, tangan dingin, jantung berdebar berlebih. Klien mengatakan saat
masi kecil (sekolah dasar) aktifitas keluar rumah/berinteraksi dengan tetangga sangat
dibatasi oleh orang tua, kemudian saat masa SMP sampai SMA Nn. N di sekolahkan di
pondok khusus putri. Saat masi kecil Nn. N juga merasa dijauhi oleh teman seumuran
nya. Nn. N lebih memilih menghindari berinteraksi dengan banyak orang serta orang
yang belum dikenal.
b. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas
b. Isolasi Sosial
c. Ketidakmampuan Koping Keluarga
c. Tujuan
• Perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan klien
• Tingkat ansietas klien dapat menurun
• Klien dapat menerlibatkan diri di lingkup sosial
• Keluarga klien dapat memberikan dukungan atau koping
d. Rencana Keperawatan
• Melakukan bina hubungan saling percaya
• Melakukan tindakan observasi dengan klien
• Memberikan pendekatan terapeutik dengan klien
• Memberikan edukasi kepada klien
2. Strategi Pelaksanaan Komunikasi
a. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Evaluasi dan Validasi
Kontrak (Topik, waktu, tempat)
b. Fase Kerja (sesuai rencana dan tujuan)
(Penggunaan teknik-teknik komunikasi sesuai tujuan interaksi)

c. Fase Terminasi
Evaluasi subyektif dan obyektif
Rencana Tindak Lanjut
Kontrak yang akan datangDI

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI: BHSP

FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
Perawat A : “Assalamualaikum kak Naura, Selamat pagi.”
Klien : “ Waalaikumsalam, Selamat pagi juga sus.”
Perawat B : “Kak Naura masih ingat dengan kami?”
Klien : “Masih ingat sus.”
Perawat A&B : “Alhamdulillah kalau masih ingat”

2. Evaluasi/Validasi :
Perawat B :“Bagaimana kabar kak Naura hari ini? Apakah masih merasa
cemas ?
Klien : “Baik, namun memang aku masih merasakan kecemasan itu.”
Perawat A : “Kalau boleh tau sus mau bertanya hal apa yang membuat kak
Naura masih mengalami kecemasan?
Klien ; “Itu sus, orang tuaku kurang memperhatikanku”
3. Kontrak :
Perawat B : “ Oh begitu ya kak, sesuai dengan kontrak kemarin disini kami
akan melakukan dukungan koping keluarga dengan cara kami siap untuk
mendengarkan cerita dari kak Naura itupun jika kak Naura mau, apakah kakak
bersedia?
Klien : “Emm.. (bingung)”
Perawat A : “Tidak apa-apa kak, jangan takut insyaallah rahasia kak Naura
aman di kami, tidak lama kok kak cuma butuh waktu 10-15 menit kedepan, apakah
kakak bersedia?
Klien : “Bersedia sus”
Perawat A : “Okey baik kak”
FASE KERJA: (Langkah-langkah Tindakan keperawatan sesuai tujuan dan
rencana Tindakan yang akan dilakukan)
Perawat A : “ Sebelum kita mulai saya akan sedikit menjelaskan tujuan dari
kami untuk bisa sharing cerita dengan kak naura sendiri supaya perasaan dari kak
naura bisa lebih lega dan juga lebih terbuka”
Klien : “ Oh begituu ya sus”
Perawat B : “Iya kak, jika kak naura bercerita dengan kami nantinya beban
kak naura akan berkurang dan perasaan kak naura juga lebih lega”
Klien : “Oh hiya sus”
Perawat A : “Kalau begitu langsung bis akita mulai ya kak, kak naura bisa
mulai bercerita dengan suster”
Klien : “Jadi saya sejak kecil sudah tinggal dipondok khusus putri sus,
jadi mulai dari itu saya merasa orang tua saya kurang memperhatikan saya, bahkan
jika dirumah saya merasa diabaikan sus dengan orang tua saya karena kedua orang
tua saya sibuk bekerja sus jadinya saya kurang berkomunikasi dengan mereka sus”
Perawat A : “Oh begitu ya kak naura, nanti coba suster bicarakan dengan
ayah kak naura ya kak”
Klien : “ Iya sus”
Perawat A : “ Pak heru, bisa bicara sebentar”
Pak Heru : “Bisa sus, ada apa ya?”
Perawat A : “Jadi gini pak, naura tadi bercerita dengan kami dan berkata
kalau bapak heru kurang perhatian dengan naura dan sering mengabaikan naura.
Apakah bener seperti itu ya pak?”
Pak Heru : “Iya bener sus, dikarenakan saya dan istri saya sibuk bekerja
sus”
Perawat A : “ Lebih baik pak heru jangan seperti itu ya, dikarenakan naura
juga butuh perhatian dan responsif bapak sebagai orang tua, kondisi naura sekarang
merasa cemas karena kurangnya perhatian dari bapak”
Pak Heru : “Oh seperti itu ya sus kondisi anak saya sekarang, baik sus saya
akan lebih memperhatikan naura kedepanya sus. Terimakasih ya sus”
Perawat A : “Iya bapak sama-sama”
Perawat B : “Kak naura, tadi kami sudah berbicara dengan ayah kak naura,
kak naura habis ini tidak perlu khawatir lagi ya kak, insyaallah ayah kak naura akan
lebih memperhatikan kak naura lagi kedepanya”
Klien : “Waah begitu ya sus, saya merasa senang dan lega”
Perawat B : “Wah alhamdulillah kalau begitu”

FASE TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan (Subyektif dan Obyektif)


Perawat A : “ Bagaimana perasan kak Naura setalh bercerita degan suster?”
Klien : “Alhamdulillah sudah merasa lega sus dan juga sudah lebih
baik sus.”
Pesawat A : “Wah saya senang mendengarnya.”

2. Rencana Tindak Lanjut


Perawat A : “ Untuk besok saya akan datang kembali kesini dengan
melakukan rencana dan tindak lanjut promosi sosialisasi agar kondisi kak naura
membaik, apakah kak naura setuju?
Klien : “Baik, setuju susss”
Perawat A : “ Baik, untuk besok pukul 08.10 apakah kak naura bersedia
ya?”
Klien : “Iya sus saya bersedia”
Perawat A : “Kalau begitu jumpa besok ya kak kami pamit terlebih dahulu
terimakasih atas waktunya, Assalamualaikum wr.wb”
Klien : “Waalaikumsalam sus”
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI (SP-KOMUNIKASI)

TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 4

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien (ilustrasi kasus)
Seorang mahasiswa bernama Nn. N. perempuan berusia 20 tahun berstatus mahasiswa
dengan tinggi badan 156 cm mengalami kecemasan berlebih ketika berada di
keramaian. Klien mengeluh sulit berkonsentrasi, gelisah, tampak tegang, sulit berpikir
saat di keramaian, tangan dingin, jantung berdebar berlebih. Klien mengatakan saat
masi kecil (sekolah dasar) aktifitas keluar rumah/berinteraksi dengan tetangga sangat
dibatasi oleh orang tua, kemudian saat masa SMP sampai SMA Nn. N di sekolahkan di
pondok khusus putri. Saat masi kecil Nn. N juga merasa dijauhi oleh teman seumuran
nya. Nn. N lebih memilih menghindari berinteraksi dengan banyak orang serta orang
yang belum dikenal.
b. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas
b. Isolasi Sosial
c. Ketidakmampuan Koping Keluarga
c. Tujuan
• Perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan klien
• Tingkat ansietas klien dapat menurun
• Klien dapat menerlibatkan diri di lingkup sosial
• Keluarga klien dapat memberikan dukungan atau koping
d. Rencana Keperawatan
• Melakukan bina hubungan saling percaya
• Melakukan tindakan observasi dengan klien
• Memberikan pendekatan terapeutik dengan klien
• Memberikan edukasi kepada klien
2. Strategi Pelaksanaan Komunikasi
a. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Evaluasi dan Validasi
Kontrak (Topik, waktu, tempat)
b. Fase Kerja (sesuai rencana dan tujuan)
(Penggunaan teknik-teknik komunikasi sesuai tujuan interaksi)

c. Fase Terminasi
Evaluasi subyektif dan obyektif
Rencana Tindak Lanjut
Kontrak yang akan datangDI

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI: BHSP

FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
Perawat A : “Assalamualaikum kak Naura, Selamat pagi.”
Klien : “ Waalaikumsalam, Selamat pagi juga sus.”
Perawat B : “Kak Naura apa masih ingat dengan kami?”
Klien : “Masih ingat sus.”
Perawat A&B : “Alhamdulillah kalau begitu”

2. Evaluasi/Validasi :
Perawat B :“Bagaimana kabar kak Naura hari ini? Apakah masih merasa
cemas atau tertekan ?
Klien : “Saya merasa baik sus, tapi memang aku masih merasakan
kecemasan itu.”
Perawat A : “Kalau boleh tau nih, sus mau bertanya hal apa yang masih
membuat kak Naura merasa cemas?
Klien ; “Saya masih merasa cemas dan ragu untuk berinteraksi dengan
orang luar sus”
3. Kontrak :
Perawat B : “ Oh jadi seperti itu ya kak, sesuai dengan kontrak kemarin
disini kami akan melakukan promosi sosialisasi dengan cara kami siap untuk
mendengarkan cerita hal yang dirasakan oleh kak Naura dan juga memberikan
motivasi itupun jika kak Naura mau, apakah kakak bersedia?
Klien : “Emm.. (bingung)”
Perawat A : “Tidak apa kak, jangan takut santai saja anggap saja kakak
sedang curhat dengan teman. Ini tidak lama kok kak cuma butuh waktu 10 -15 menit
kedepan, apakah kakak bersedia?
Klien : “Baik sus aku bersedia ”
Perawat A : “Okey baik kak”
FASE KERJA: (Langkah-langkah Tindakan keperawatan sesuai tujuan dan
rencana Tindakan yang akan dilakukan)
Perawat A : “Sebelum kita mulai saya akan sedikit menjelaskan tujuan dari
kami untuk bisa berbagi cerita dengan kak naura ini supaya perasaan dari kak naura
bisa lebih lega dan juga lebih terbuka”
Klien : “ Oh begituu ya sus”
Perawat B : “Iya kak, jika kak naura bercerita dengan kami nantinya beban
kak naura akan berkurang dan perasaan kak naura juga lebih lega. Kami juga bisa
memberikan saran untuk kak naura lebih percaya diri untuk berinteraksi di
masyarakat.”
Klien : “Oh okey baik sus”
Perawat A : “Kalau begitu langsung kita mulai ya, kak naura bisa mulai
bercerita dengan suster tetang hal apa yang dirasakan kak naura hingga masih
merasa cemas berinteraksi dengan orang lain”
Klien : “Yang saya rasakan ketika berinteraksi dengan orang lain itu
merasa khawatir dengan pandangan mereka terhadap diri saya sus. Dulu saya
pernah di jauhi oleh teman saya karena mereka lebih senang saat bermain dengan
anak lain. Hal itu yang membuat diri saya merasa lebih baik bermain sendiri.”
Perawat A : “Oh begitu ya kak naura, apakah ada hal lain yang dirasakan
oleh kak naura dari kejadian itu?”
Klien : “ Iya sus, dari hal itu juga saya merasa cemas akan pandangan
orang lain terhadap saya, terkadang saya merasa takut jika dibandingkan dengan
orang lain yang menurut mereka lebih baik dari saya.”
Perawat A : “ Jadi itu ya yang dirasakan oleh kak naura, sebelumnya mohon
maaf saya izin bertanya ya kak, kak naura apakah memiliki teman yang cukup
dekat?’
Klien : “Ada sus, saya punya 5 teman dekat”
Perawat A : “Oh jadi begitu ya kak, syukurlah jika kak Naura memiliki
teman dekat lebih dari 2 orang. Hal itu bisa untuk membantu kakak dalam
mengembangkan interaksi sosial dengan orang lain. Sebenarnya dalam hal ini kak
Naura bisa sedikit demi sedikit memikirkan hal positif tentang pandangan
masyarakat kepada kakak saat berada di sekitar mereka, atau kak Naura bisa
memilih untuk tidak terlalu memikirkan pandangan masyarakat terhadap kak Naura
mungkin saja itu akan lebih membuat kakak lebih tenang.
Klien : “Oh begitu ya sus”
Perawat B : “ Iya kak, karena pandangan setiap orang kepada kita kan tidak
bisa kita atur seperti keinginan kita. Setidak nya kak Naura sudah berusaha menjadi
pribadi yang lebih baik. Kak Naura juga memiliki teman teman yang mendukung
kakak. Kakak bisa mencoba sedikit demi sedikit untuk berada di tempat keramaian,
bisa ditemani oleh teman – teman dekat atau anggota keluarga. ”
Klien : “Oh seperti itu ya sus, baik sus saya akan mencoba untuk sedikit
demi sedikit tidak menghindari berinteraksi dengan orang lain dan berada di tempat
ramai. Saya juga akan berusaha lebih berpikir positif pada pandangan orang lain
terhadap saya seperti yang di sarankan. Terimakasih ya sus”
Perawat A&B : “Iya Kak Naura, sama sama”

FASE TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan (Subyektif dan Obyektif)


Perawat A : “ Bagaimana perasan kak Naura setalah bercerita dengan
suster?”
Klien : “Alhamdulillah sudah merasa lega sus dan juga sudah lebih
baik sus.”
Pesawat A : “Wah syukurlah saya senang mendengarnya.”

2. Rencana Tindak Lanjut


Perawat A : “ Untuk nanti saya akan datang kembali kesini dengan
melakukan rencana dan tindak lanjut promosi sosialisasi lagi agar kondisi kak
naura lebih membaik ya, apakah kak naura setuju?
Klien : “Baik, setuju susss”
Perawat A : “ Baik, untuk jam nya nanti pukul 12.00 apakah kak naura
bersedia ya?”
Klien : “Iya sus saya bersedia”
Perawat A : “Kalau begitu jumpa nanti ya kak kami pamit terlebih dahulu
terimakasih atas waktunya, Assalamualaikum wr.wb”
Klien : “Waalaikumsalam sus”
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI (SP-KOMUNIKASI)

TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 5

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien (ilustrasi kasus)
Seorang mahasiswa bernama Nn. N. perempuan berusia 20 tahun berstatus mahasiswa
dengan tinggi badan 156 cm mengalami kecemasan berlebih ketika berada di
keramaian. Klien mengeluh sulit berkonsentrasi, gelisah, tampak tegang, sulit berpikir
saat di keramaian, tangan dingin, jantung berdebar berlebih. Klien mengatakan saat
masi kecil (sekolah dasar) aktifitas keluar rumah/berinteraksi dengan tetangga sangat
dibatasi oleh orang tua, kemudian saat masa SMP sampai SMA Nn. N di sekolahkan di
pondok khusus putri. Saat masi kecil Nn. N juga merasa dijauhi oleh teman seumuran
nya. Nn. N lebih memilih menghindari berinteraksi dengan banyak orang serta orang
yang belum dikenal.
b. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas
b. Isolasi Sosial
c. Ketidakmampuan Koping Keluarga
c. Tujuan
• Perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan klien
• Tingkat ansietas klien dapat menurun
• Klien dapat menerlibatkan diri di lingkup sosial
• Keluarga klien dapat memberikan dukungan atau koping
d. Rencana Keperawatan
• Melakukan bina hubungan saling percaya
• Melakukan tindakan observasi dengan klien
• Memberikan pendekatan terapeutik dengan klien
• Memberikan edukasi kepada klien
2. Strategi Pelaksanaan Komunikasi
a. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Evaluasi dan Validasi
Kontrak (Topik, waktu, tempat)
b. Fase Kerja (sesuai rencana dan tujuan)
(Penggunaan teknik-teknik komunikasi sesuai tujuan interaksi)

c. Fase Terminasi
Evaluasi subyektif dan obyektif
Rencana Tindak Lanjut
Kontrak yang akan datangDI

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI: BHSP

Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Perawat A : “ selamat siang kak Naura”
Klien : “ selamat siang suster”
Perawat B : “ masih ingat kami yang tadi pagi ya kak ?”
Klien : “ iya sus masih”

Evaluasi dan Validasi


Perawat A : “ gimana keadaannya kak naura ?”
Klien : “ alhamdulillah sudah cukup baik sus”
Perawat A : “ alhamdulillah kak”

Kontrak (Topik, waktu, tempat)


Perawat A : “ Sesuai janji kita tadi pagi, sekarang kita akan melakukan promosi
sosialisasi lanjutan, untuk waktunya kurang lebih 10 menit apakah kak
naura bersedia ?”
Klien : “ boleh sus, untuk tempatnya dimana ya ?
Perawat A : “ untuk tempatnya disini saja, apakah kak naura setuju ?”
Klien : “ iya sus, saya setuju”
Fase Kerja
Perawat B : “ baik kak sebelumnya bagaimana perasaan kak naura, apakah masih
merasa khawatir dan cemas saat berinteraksi dengan orang lain ?”
Klien : “untuk saat ini saya sudah tidak merasa tertekan dan aman ditempat
umum sus”
Perawat B : “apakah kak naura masih merasa khawatir saat menatap seseorang
ketika berkomunikasi ?”
Klien : “tidak sus, saya mulai berani menatap mata lawan bicara saya saat
komunikasi”
Perawat B : “ alhamdulillah ya kak berarti sudah ada peningkatan”
Klien : “ iya sus, tapi saya takutnya jika tiba-tiba perasaan khawatir itu kembali
lagi “
Perawat B : “ kak naura tidak perlu khawatir, secara perlahan kak naura pasti bisa
menghilangkan perasaan tersebut dalam diri kakak”
Klien : “ tapi bagaimana caranya sus ?”
Perawat B : “ kak naura bisa melakukan interaksi dengan orang lain secara bertahap,
selain itu kak naura juga bisa ikut serta dalam kegiatan sosial yang ada
dalam masyarakat”
Klien : “ jadi begitu ya sus, mulai sekarang saya juga tidak ingin menghindari
tempat ramai lagi”
Perawat B : “ wah bagus itu kak, jika kak naura sudah memiliki niat pasti
kedepannya lebih mudah”
Klien : “ iya suster”
Perawat B : “ selain itu, kak naura harus tetap tenang disetiap keadaan dan jika ada
masalah kak naura bisa bercerita pada teman dekatnya ya”
Klien : “ baik sus akan saya coba”
Perawat B : “ Iya kak, apakah ada yang ingin kak naura diskusikan lagi?”
Klien : “ sepertinya tidak ada sus”

Fase Terminasi
Evaluasi subyektif dan obyektif
Perawat A : “ baik kak, tidak terasa sudah 10 menit kita melakukan promosi sosial
lanjutan”
Klien : “ iya sus”
Perawat A : “ apa yang kak naura rasakan setelah melakukan promosi lanjutan ?”
Klien : “ saya merasa lebih tenang sus dan tidak merasa tertekan lagi”
Perawat A : “ Alhamdulillah ya kak”
Klien : “ iya sus”
Rencana Tindak Lanjut
Perawat A : “ yang terpenting kak naura harus tetap percaya diri ya”
Klien : “ baik sus”
Perawat A : “ Mungkin untuk beberapa hari kedepan kak naura bisa melakukan dan
menerapkan apa yang kami sarankan tadi ya kak”
Klien : “ baik sus akan saya lakukan”
Kontrak yang akan datangDI I
Perawat B : “baik untuk pertemuan hari ini kami cukupkan samapai disini ya kak,
kita bisa bertemu lagi minggu depan di hari sabtu pukul 09.00 wib untuk mengevaluasi
keadaan kak naura”
Klien : “ baik sus, terikasih telah meluangkan waktunya”
Perawat B : “ sama-sama kak, kalau begitu kami pamit terlebih dahulu”
Perawat A & B : “ assalamualaikum”

Klien : “ waalaikumsallam”LMU KEPERA

Anda mungkin juga menyukai