Dosen Pembimbing
Semester 4/Tingkat 2A
Stressor
Ansietas
Isolasi Sosial
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Nn. N (L / P)
Tanggal Pengkajian : 23 Februari 2024
Umur : 20 Tahun
RM No. :-
Pekerjaan : -
Agama : Islam
Pendidikan :-
Informan : Rekan Nn. N
• Riwayat selama di kandungan dan kelahiran (khusus untuk klien anak atau terkait)
-
• Riwayat pertumbuhan dan perkembangan (khusus untuk klien anak atau terkait
-
Jelaskan : ____________________________________
• Riwayat paparan racun,/polutan
sebutkan ______________________________________________
Tidak ada Ya
v kafein rokok Alkohol obat-
obatan
Jelaskan : ___________________________________________________
• Kebiasaan/Gaya hidup
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
2. Faktor Psikologis
• Kesan kepribadian
Jelaskan : klien masih bersedia berbicara dengan orang lain dan mampu melakukan
negoisasi untuk menyelesaikan masalahnya. Tetapi adanya perasaan takut atas penilaian
orang dan merasa tertekan saat berada di keramain yang mengakibatkan klien menghindari
dari orang lain.
3. Faktor Sosiobudaya-spiritual
v tidak Ada,
jelaskan _________________________________________________
tidak Ada,
jelaskan _________________________________________________
tidak Ada,
jelaskan _________________________________________________
V tidak Ada,
jelaskan _________________________________________________
v tidak Ada,
jelaskan _________________________________________________
jelaskan _________________________________________________
Di Masyarakat warga
Masalah keperawatan : -
Jelaskan :
________________________________________________________________
2. Penyalahgunaan/ketergantungan zat
Tidak Ya
v
Rokok Alkohol
kafein obat-obatan
Jelaskan :
____________________________________________________________
3. Terpapar racun/polutan
v Tidak ya,
jelaskan ______________________________________________
5. Gangguan tidur
V Tidak ya,
Jelaskan : _________________________________________
6. Gangguan makan/nutrisi
Tidak ya,
V
Jelaskan : _________________________________________
Masalah Keperawatan :
3. somnolens
4. Tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg
RR : 20x/menit
Nadi : 80x/ menit
5. Tinggi badan : 156 cm
6. Berat badan : 52 kg
7. Keluhan fisik : tidak ada
8. Hasil Pemeriksaan fisik : -
Mengabaikan masalah
Mencari Informasi
Problem sloving
Masalah Keperawatan :
DS : Ansietas
DO :
DS :
DO :
DO :
Stressor
Ansietas
Isolasi Sosial
XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. D.0080
Ansietas b.d ancamaan terhadap konsep diri d.d merasa bingung, sulit berkonsentrasi,
tampak gelisah, tampak tegang.
2. D.0121
Isolasi Sosial b.d perubahan status mental d.d merasa ingin sendirian, merasa tidak
aman ditempat umum, menarik diri.
3. D.0093
Ketidak mampuan koping keluarga b.d ketidak mampuan orang terdekat
mengungkapkan perasaan d.d merasa diabaikan
KELOMPOK 5
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
(berdasarkan prioritas)
Ruang :-
No. Register : -
23 Februari 2024
D.0093 Ketidak mampuan koping
keluarga b.d ketidak mampuan orang
Perawat
terdekat mengungkapkan perasaan d.d
merasa diabaikan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO. REG :-
➢ Observasi
23 D.0093 Ketidak mampuan Status koping keluarga ➢ Observasi
1. Identifikasi respons emosional
Februari koping keluarga b.d (L.09088) 1. Identifikasi respons
terhadap kondisi saat ini dapat
2024 ketidak mampuan emosional terhadap
Setelah dilakukan
membantu dalam penilaian
orang terdekat kondisi saat ini
intervensi keperawatan
kesejahteraan emosional pasien
mengungkapkan ➢ Terapeutik
3x24 jam diharapkan
terkait dengan kondisi
perasaan d.d merasa 1. Dengarkan masalah,
status koping keluarga
➢ Terapeutik
diabaikan perasaan, dan
meningkat dengan 1. Mendengarkan masalah,
pertanyaan keluarga
kriteria hasil:
perasaan, dan pertanyaan
2. Fasilitasi pengungkapan
1.Perasaan diabaikan keluarga membantu tim
perasaan antara pasien
kekhawatiran tentang perawatan memahami lebih baik
dan keluarga atau antar
anggota keluarga konteks dan aspek-aspek yang
anggota keluarga
menurun mungkin memengaruhhi
perawatan dan kesejahteraan
2.Perilaku
pasien
mengabaikan anggota
2. Memfasilitasi pengungkapan
keluarga menurun
perasaan menciptakan
3.Komunikasi antar lingkungan yang mendukung
anggota keluarga untuk mengatasi
menurun ketidaknnyamanan emosional
yang mungkin dirasakan klien
atau anggota keluarga
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO
Dx Tanggal IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
& jam
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien (ilustrasi kasus)
Seorang mahasiswa bernama Nn. N. berusia 20 tahun memiliki tinggi badan
156 cm berstatus mahasiswa dan menempuh Pendidikan tinggi di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang dan tinggal di kos Jl. Simpang Ijen Blok A bersama temannya
mengalami kecemasan berlebih ketika berada di situasi keramaian. Klien mengeluh saat
berada di keramaian sulit berkonsentrasi, gelisah, tampak tegang, tangan dingin,
jantung berdebar berlebih. Klien mengatakan saat masi kecil (sekolah dasar) aktifitas
keluar rumah/berinteraksi dengan tetangga sangat dibatasi oleh orang tua, kemudian
saat masa SMP sampai SMA Nn. N di sekolahkan di pondok khusus putri. Saat masi
kecil Nn. N juga merasa dijauhi oleh teman seumuran nya. Nn. N lebih memilih
menghindari berinteraksi dengan banyak orang serta orang yang belum dikenal.
b. Diagnosa Keperawatan
• Ansietas
• Isolasi Sosial
• Ketidakmampuan Koping Keluarga
c. Tujuan
• Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat
• Klien mampu melakukan teknik relaksasi napas dalam
d. Rencana Keperawatan
• Lakukan bina hubungan saling percaya
• Ajarkan klien tentang teknik relaksasi napas dalam
2. Strategi Pelaksanaan Komunikasi
a. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Evaluasi dan Validasi
Kontrak (Topik, waktu, tempat)
b. Fase Kerja (sesuai rencana dan tujuan)
(Penggunaan teknik-teknik komunikasi sesuai tujuan interaksi)
c. Fase Terminasi
Evaluasi subyektif dan obyektif
Rencana Tindak Lanjut
Kontrak yang akan datangDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS B
Kontrak
Perawat A : “Baiklah kalo begitu, bagaimana jika sekarang kita
berbincang-bincang tentang perasaan yang kak naura rasakan lebih
lanjut?”
Klien : “Iya sus”
Perawat B : “Jadi kami disini akan melakukan sesi konseling untuk
mengetahui penyebab kecemasan yang dialami. Apakah kak naura
bersedia? ”
Ayah : “Iya sus bersedia”
Perawat A : “Kita akan berbincang-bincang selama 15-20 menit saja
apakah kak naura bersedia? ”
Klien : “Baik saya bersedia”
Perawat A : “Dimana kak naura mau berbincang ?”
Klien : “Disini saja ya sus”
Perawat A : ”Baik dek”
Fase Kerja
Perawat B : “Baiklah kak, tadi sebelumnya ayah kak naura
mengatakan bahwa kakak mengalami kecemasan saat dikeramaian.
Sekarang coba kakak ceritakan apa yang dirasakan akhir-akhir ini?”
Klien : “Waktu itu aku pergi keluar, saat jalan keluar banyak
sekali orang di sekeliling berlalu-lalang. Tiba-tiba saja merasa gelisah,
tangan ku berkeringat dingin, jantungku terasa berdebar-debar, dan sulit
untuk berkonsentrasi. Saat itu lah aku merasa cemas sekali.”
Perawat A : “Jika boleh suster tau apa yang membuat kak naura
merasakan kecemasan? ”
Klien : “Dulu waktu kecil itu sus aku merasa dijauhi oleh
teman-teman sus. Mulai kecil dulu aktivitas keluar dan interaksi dengan
orang lain sangat dibatasi oleh orang tua, kemudian masa SMP dan SMA
juga di sekolahkan di pondok. Aku merasa orang-orang menjauhi dan
tidak suka sama aku.”
Perawat B : “Baik kak, kira-kira sudah berapa lama kakak
merasakan kecemasan ini?”
Klien : “Kira-kira sudah tiga bulanan sus.”
Perawat B : “Sudah cukup lama ya kak. Selama ini bagaimana cara
kakak mengatasi kecemasan tersebut?”
Klien : “Aku cuman bisa menenangkan diri sendiri semampuku
saja sus. Aku juga lebih memilih menghindari berinteraksi dengan
banyak orang serta orang yang belum kenal.”
Perawat A : “Saya mengerti sekali bagaimana perasaan kakak. Tapi
suster sangat kagum dengan kakak karena bisa bertahan sampai saat ini.
Kak naura adalah orang yang luar biasa, yang perlu diketahui kakak saat
ini berada pada tingkat kecemasan yang sedang. Untuk itu, kak naura
perlu melakukan terapi disaat kakak merasakan perasaan cemas yang
sedang. Terapi ini akan membantu menurunkan tingkat kecemasan.
Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan dengan
latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu
cara untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan”
Klien : “Baik sus”
Perawat B : “Selain cara tersebut untuk mengatasi kecemasan yang
kakak rasakan, kakak bisa melakukan dengan metode pengalihan yaitu
dengan berolahraga, menulis kecemasan yang kakak rasakan disebuah
kertas, melakukan meditasi atau bisa dengan mendengarkan musik yang
tenang.”
Klien : “Oh begitu ya.”
Perawat B : “Apakah kak naura sekarang sudah lebih mengerti?”
Klien : “Iya sus, aku sudah cukup mengerti, terima kasih ya
sus.”
Perawat A&B : “Sama-sama kak.”
Fase Terminasi :
Evaluasi subyektif / obyektif
Perawat A : “Bagaimana perasaan kak naura setelah kita ngobrol
tentang masalah yang kakak rasakan dan berlatih relaksasi napas
dalam?”
Klien : “Alhamdulillah, jadi lebih paham sus tentang diri-
sendiri.”
Perawat B : “Alhamdulillah kalau begitu”
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien (ilustrasi kasus)
Seorang mahasiswa bernama Nn. N. perempuan berusia 20 tahun berstatus mahasiswa
dengan tinggi badan 156 cm mengalami kecemasan berlebih ketika berada di
keramaian. Klien mengeluh sulit berkonsentrasi, gelisah, tampak tegang, sulit berpikir
saat di keramaian, tangan dingin, jantung berdebar berlebih. Klien mengatakan saat
masi kecil (sekolah dasar) aktifitas keluar rumah/berinteraksi dengan tetangga sangat
dibatasi oleh orang tua, kemudian saat masa SMP sampai SMA Nn. N di sekolahkan di
pondok khusus putri. Saat masi kecil Nn. N juga merasa dijauhi oleh teman seumuran
nya. Nn. N lebih memilih menghindari berinteraksi dengan banyak orang serta orang
yang belum dikenal.
b. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas
b. Isolasi Sosial
c. Ketidakmampuan Koping Keluarga
c. Tujuan
• Perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan klien
• Tingkat ansietas klien dapat menurun
• Klien dapat menerlibatkan diri di lingkup sosial
• Keluarga klien dapat memberikan dukungan atau koping
d. Rencana Keperawatan
• Melakukan bina hubungan saling percaya
• Melakukan tindakan observasi dengan klien
• Memberikan pendekatan terapeutik dengan klien
• Memberikan edukasi kepada klien
2. Strategi Pelaksanaan Komunikasi
a. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Evaluasi dan Validasi
Kontrak (Topik, waktu, tempat)
b. Fase Kerja (sesuai rencana dan tujuan)
(Penggunaan teknik-teknik komunikasi sesuai tujuan interaksi)
c. Fase Terminasi
Evaluasi subyektif dan obyektif
Rencana Tindak Lanjut
Kontrak yang akan datangDI ILMU KEPERAWATAN
Fase Orientasi
Salam terapeutik :
Perawat A : “Halo selamat pagi kak”
Klien : “Iya selamat pagi sus”
Perawat B : “Kita bertemu lagi hari ini” (Sambil tersenyum)
Fase Kerja (Tuliskan kata-kata sesuai tujuan dan rencana yang akan dicapai / dilakukan)
Perawat A : “Sebelum kita mulai berlatih saya akan menjelaskan
sedikit mengenai apa itu teknik relaksasi napas dalam. Teknik relaksasi
napas merupakan teknik pernapasan perut dengan frekuensi lambat atau
perlahan, berirama, dan nyaman yang dilakukan dengan memejamkan
mata.”
Perawat B : “Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengurangi stres
baik stres fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri
dan juga dapat menurunkan kecemasan.”
Klien : “oh jadi begitu ya sus, aku jadi lebih mengerti.”
Perawat A : “Iya kak, kalo begitu bagaimana kalau kita latihan
sekarang? Nanti saya akan mencontohkan terlebih dahulu teknik
relaksasi napas dalam, kak naura bisa memperhatikan saya lalu nanti kak
Naura bisa ikuti cara yang sudah saya ajarkan.”
Klien : “Iya sus aku akan memperhatikan dan nanti aku tirukan”
Perawat B : “Sebelumnya kak Naura bisa mengambil posisi
ternyaman terlebih dahulu, bisa dengan duduk tegak ataupun bersandar.”
Klien : “Baik, aku duduk tegak saja sus”
Perawat A : “Kita mulai ya kak, pertama-tama kak Naura bisa
menarik napas dalam perlahan-lahan, bisa sambil memejamkan mata ya
kak. Selanjutnya tahan napas dalam dan dalam hitungan tiga kak Naura
bisa hembuskan secara perlahan-lahan melalui mulut, pada saat yang
bersamaan kak Naura bisa sambil membuang pikiran negatif yang ada
dalam pikiran. Sekarang coba kak Naura praktikkan”
Klien : “Baik sus aku akan coba lakukan ya” (Klien mengikuti
teknik relaksasi napas dalam yang dicontohkan perawat)
Perawat B : “Wah bagus sekali, kak Naura sudah bisa
melakukannnya dengan baik. Kak Naura bisa melakukan hal ini
sebanyak 3 sampai 5 kali dalam waktu 5-10 menit atau sampai mbak
merasa rileks dan santai.”
Klien : “Baik sus, saya akan menerapkan apa yang sudah sus
ajarkan sampai saya merasa rileks.”
Fase Terminasi :
Evaluasi subyektif / obyektif
Perawat B : “Bagaimana perasaan mbak setelah kita berlatih
relaksasi napas dalam?”
Klien : “Alhamdulillah aku jadi merasa lebih baik dan mengerti
cara untuk mengurangi kecemasan yang aku alami.”
Perawat A : “Coba kak Naura bisa ulangi sekali lagi cara yang sudah
kita pelajari ya”
Klien : “Baik sus, saya lakukan.”
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien (ilustrasi kasus)
Seorang mahasiswa bernama Nn. N. perempuan berusia 20 tahun berstatus mahasiswa
dengan tinggi badan 156 cm mengalami kecemasan berlebih ketika berada di
keramaian. Klien mengeluh sulit berkonsentrasi, gelisah, tampak tegang, sulit berpikir
saat di keramaian, tangan dingin, jantung berdebar berlebih. Klien mengatakan saat
masi kecil (sekolah dasar) aktifitas keluar rumah/berinteraksi dengan tetangga sangat
dibatasi oleh orang tua, kemudian saat masa SMP sampai SMA Nn. N di sekolahkan di
pondok khusus putri. Saat masi kecil Nn. N juga merasa dijauhi oleh teman seumuran
nya. Nn. N lebih memilih menghindari berinteraksi dengan banyak orang serta orang
yang belum dikenal.
b. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas
b. Isolasi Sosial
c. Ketidakmampuan Koping Keluarga
c. Tujuan
• Perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan klien
• Tingkat ansietas klien dapat menurun
• Klien dapat menerlibatkan diri di lingkup sosial
• Keluarga klien dapat memberikan dukungan atau koping
d. Rencana Keperawatan
• Melakukan bina hubungan saling percaya
• Melakukan tindakan observasi dengan klien
• Memberikan pendekatan terapeutik dengan klien
• Memberikan edukasi kepada klien
2. Strategi Pelaksanaan Komunikasi
a. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Evaluasi dan Validasi
Kontrak (Topik, waktu, tempat)
b. Fase Kerja (sesuai rencana dan tujuan)
(Penggunaan teknik-teknik komunikasi sesuai tujuan interaksi)
c. Fase Terminasi
Evaluasi subyektif dan obyektif
Rencana Tindak Lanjut
Kontrak yang akan datangDI
FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
Perawat A : “Assalamualaikum kak Naura, Selamat pagi.”
Klien : “ Waalaikumsalam, Selamat pagi juga sus.”
Perawat B : “Kak Naura masih ingat dengan kami?”
Klien : “Masih ingat sus.”
Perawat A&B : “Alhamdulillah kalau masih ingat”
2. Evaluasi/Validasi :
Perawat B :“Bagaimana kabar kak Naura hari ini? Apakah masih merasa
cemas ?
Klien : “Baik, namun memang aku masih merasakan kecemasan itu.”
Perawat A : “Kalau boleh tau sus mau bertanya hal apa yang membuat kak
Naura masih mengalami kecemasan?
Klien ; “Itu sus, orang tuaku kurang memperhatikanku”
3. Kontrak :
Perawat B : “ Oh begitu ya kak, sesuai dengan kontrak kemarin disini kami
akan melakukan dukungan koping keluarga dengan cara kami siap untuk
mendengarkan cerita dari kak Naura itupun jika kak Naura mau, apakah kakak
bersedia?
Klien : “Emm.. (bingung)”
Perawat A : “Tidak apa-apa kak, jangan takut insyaallah rahasia kak Naura
aman di kami, tidak lama kok kak cuma butuh waktu 10-15 menit kedepan, apakah
kakak bersedia?
Klien : “Bersedia sus”
Perawat A : “Okey baik kak”
FASE KERJA: (Langkah-langkah Tindakan keperawatan sesuai tujuan dan
rencana Tindakan yang akan dilakukan)
Perawat A : “ Sebelum kita mulai saya akan sedikit menjelaskan tujuan dari
kami untuk bisa sharing cerita dengan kak naura sendiri supaya perasaan dari kak
naura bisa lebih lega dan juga lebih terbuka”
Klien : “ Oh begituu ya sus”
Perawat B : “Iya kak, jika kak naura bercerita dengan kami nantinya beban
kak naura akan berkurang dan perasaan kak naura juga lebih lega”
Klien : “Oh hiya sus”
Perawat A : “Kalau begitu langsung bis akita mulai ya kak, kak naura bisa
mulai bercerita dengan suster”
Klien : “Jadi saya sejak kecil sudah tinggal dipondok khusus putri sus,
jadi mulai dari itu saya merasa orang tua saya kurang memperhatikan saya, bahkan
jika dirumah saya merasa diabaikan sus dengan orang tua saya karena kedua orang
tua saya sibuk bekerja sus jadinya saya kurang berkomunikasi dengan mereka sus”
Perawat A : “Oh begitu ya kak naura, nanti coba suster bicarakan dengan
ayah kak naura ya kak”
Klien : “ Iya sus”
Perawat A : “ Pak heru, bisa bicara sebentar”
Pak Heru : “Bisa sus, ada apa ya?”
Perawat A : “Jadi gini pak, naura tadi bercerita dengan kami dan berkata
kalau bapak heru kurang perhatian dengan naura dan sering mengabaikan naura.
Apakah bener seperti itu ya pak?”
Pak Heru : “Iya bener sus, dikarenakan saya dan istri saya sibuk bekerja
sus”
Perawat A : “ Lebih baik pak heru jangan seperti itu ya, dikarenakan naura
juga butuh perhatian dan responsif bapak sebagai orang tua, kondisi naura sekarang
merasa cemas karena kurangnya perhatian dari bapak”
Pak Heru : “Oh seperti itu ya sus kondisi anak saya sekarang, baik sus saya
akan lebih memperhatikan naura kedepanya sus. Terimakasih ya sus”
Perawat A : “Iya bapak sama-sama”
Perawat B : “Kak naura, tadi kami sudah berbicara dengan ayah kak naura,
kak naura habis ini tidak perlu khawatir lagi ya kak, insyaallah ayah kak naura akan
lebih memperhatikan kak naura lagi kedepanya”
Klien : “Waah begitu ya sus, saya merasa senang dan lega”
Perawat B : “Wah alhamdulillah kalau begitu”
FASE TERMINASI
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien (ilustrasi kasus)
Seorang mahasiswa bernama Nn. N. perempuan berusia 20 tahun berstatus mahasiswa
dengan tinggi badan 156 cm mengalami kecemasan berlebih ketika berada di
keramaian. Klien mengeluh sulit berkonsentrasi, gelisah, tampak tegang, sulit berpikir
saat di keramaian, tangan dingin, jantung berdebar berlebih. Klien mengatakan saat
masi kecil (sekolah dasar) aktifitas keluar rumah/berinteraksi dengan tetangga sangat
dibatasi oleh orang tua, kemudian saat masa SMP sampai SMA Nn. N di sekolahkan di
pondok khusus putri. Saat masi kecil Nn. N juga merasa dijauhi oleh teman seumuran
nya. Nn. N lebih memilih menghindari berinteraksi dengan banyak orang serta orang
yang belum dikenal.
b. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas
b. Isolasi Sosial
c. Ketidakmampuan Koping Keluarga
c. Tujuan
• Perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan klien
• Tingkat ansietas klien dapat menurun
• Klien dapat menerlibatkan diri di lingkup sosial
• Keluarga klien dapat memberikan dukungan atau koping
d. Rencana Keperawatan
• Melakukan bina hubungan saling percaya
• Melakukan tindakan observasi dengan klien
• Memberikan pendekatan terapeutik dengan klien
• Memberikan edukasi kepada klien
2. Strategi Pelaksanaan Komunikasi
a. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Evaluasi dan Validasi
Kontrak (Topik, waktu, tempat)
b. Fase Kerja (sesuai rencana dan tujuan)
(Penggunaan teknik-teknik komunikasi sesuai tujuan interaksi)
c. Fase Terminasi
Evaluasi subyektif dan obyektif
Rencana Tindak Lanjut
Kontrak yang akan datangDI
FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
Perawat A : “Assalamualaikum kak Naura, Selamat pagi.”
Klien : “ Waalaikumsalam, Selamat pagi juga sus.”
Perawat B : “Kak Naura apa masih ingat dengan kami?”
Klien : “Masih ingat sus.”
Perawat A&B : “Alhamdulillah kalau begitu”
2. Evaluasi/Validasi :
Perawat B :“Bagaimana kabar kak Naura hari ini? Apakah masih merasa
cemas atau tertekan ?
Klien : “Saya merasa baik sus, tapi memang aku masih merasakan
kecemasan itu.”
Perawat A : “Kalau boleh tau nih, sus mau bertanya hal apa yang masih
membuat kak Naura merasa cemas?
Klien ; “Saya masih merasa cemas dan ragu untuk berinteraksi dengan
orang luar sus”
3. Kontrak :
Perawat B : “ Oh jadi seperti itu ya kak, sesuai dengan kontrak kemarin
disini kami akan melakukan promosi sosialisasi dengan cara kami siap untuk
mendengarkan cerita hal yang dirasakan oleh kak Naura dan juga memberikan
motivasi itupun jika kak Naura mau, apakah kakak bersedia?
Klien : “Emm.. (bingung)”
Perawat A : “Tidak apa kak, jangan takut santai saja anggap saja kakak
sedang curhat dengan teman. Ini tidak lama kok kak cuma butuh waktu 10 -15 menit
kedepan, apakah kakak bersedia?
Klien : “Baik sus aku bersedia ”
Perawat A : “Okey baik kak”
FASE KERJA: (Langkah-langkah Tindakan keperawatan sesuai tujuan dan
rencana Tindakan yang akan dilakukan)
Perawat A : “Sebelum kita mulai saya akan sedikit menjelaskan tujuan dari
kami untuk bisa berbagi cerita dengan kak naura ini supaya perasaan dari kak naura
bisa lebih lega dan juga lebih terbuka”
Klien : “ Oh begituu ya sus”
Perawat B : “Iya kak, jika kak naura bercerita dengan kami nantinya beban
kak naura akan berkurang dan perasaan kak naura juga lebih lega. Kami juga bisa
memberikan saran untuk kak naura lebih percaya diri untuk berinteraksi di
masyarakat.”
Klien : “Oh okey baik sus”
Perawat A : “Kalau begitu langsung kita mulai ya, kak naura bisa mulai
bercerita dengan suster tetang hal apa yang dirasakan kak naura hingga masih
merasa cemas berinteraksi dengan orang lain”
Klien : “Yang saya rasakan ketika berinteraksi dengan orang lain itu
merasa khawatir dengan pandangan mereka terhadap diri saya sus. Dulu saya
pernah di jauhi oleh teman saya karena mereka lebih senang saat bermain dengan
anak lain. Hal itu yang membuat diri saya merasa lebih baik bermain sendiri.”
Perawat A : “Oh begitu ya kak naura, apakah ada hal lain yang dirasakan
oleh kak naura dari kejadian itu?”
Klien : “ Iya sus, dari hal itu juga saya merasa cemas akan pandangan
orang lain terhadap saya, terkadang saya merasa takut jika dibandingkan dengan
orang lain yang menurut mereka lebih baik dari saya.”
Perawat A : “ Jadi itu ya yang dirasakan oleh kak naura, sebelumnya mohon
maaf saya izin bertanya ya kak, kak naura apakah memiliki teman yang cukup
dekat?’
Klien : “Ada sus, saya punya 5 teman dekat”
Perawat A : “Oh jadi begitu ya kak, syukurlah jika kak Naura memiliki
teman dekat lebih dari 2 orang. Hal itu bisa untuk membantu kakak dalam
mengembangkan interaksi sosial dengan orang lain. Sebenarnya dalam hal ini kak
Naura bisa sedikit demi sedikit memikirkan hal positif tentang pandangan
masyarakat kepada kakak saat berada di sekitar mereka, atau kak Naura bisa
memilih untuk tidak terlalu memikirkan pandangan masyarakat terhadap kak Naura
mungkin saja itu akan lebih membuat kakak lebih tenang.
Klien : “Oh begitu ya sus”
Perawat B : “ Iya kak, karena pandangan setiap orang kepada kita kan tidak
bisa kita atur seperti keinginan kita. Setidak nya kak Naura sudah berusaha menjadi
pribadi yang lebih baik. Kak Naura juga memiliki teman teman yang mendukung
kakak. Kakak bisa mencoba sedikit demi sedikit untuk berada di tempat keramaian,
bisa ditemani oleh teman – teman dekat atau anggota keluarga. ”
Klien : “Oh seperti itu ya sus, baik sus saya akan mencoba untuk sedikit
demi sedikit tidak menghindari berinteraksi dengan orang lain dan berada di tempat
ramai. Saya juga akan berusaha lebih berpikir positif pada pandangan orang lain
terhadap saya seperti yang di sarankan. Terimakasih ya sus”
Perawat A&B : “Iya Kak Naura, sama sama”
FASE TERMINASI
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien (ilustrasi kasus)
Seorang mahasiswa bernama Nn. N. perempuan berusia 20 tahun berstatus mahasiswa
dengan tinggi badan 156 cm mengalami kecemasan berlebih ketika berada di
keramaian. Klien mengeluh sulit berkonsentrasi, gelisah, tampak tegang, sulit berpikir
saat di keramaian, tangan dingin, jantung berdebar berlebih. Klien mengatakan saat
masi kecil (sekolah dasar) aktifitas keluar rumah/berinteraksi dengan tetangga sangat
dibatasi oleh orang tua, kemudian saat masa SMP sampai SMA Nn. N di sekolahkan di
pondok khusus putri. Saat masi kecil Nn. N juga merasa dijauhi oleh teman seumuran
nya. Nn. N lebih memilih menghindari berinteraksi dengan banyak orang serta orang
yang belum dikenal.
b. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas
b. Isolasi Sosial
c. Ketidakmampuan Koping Keluarga
c. Tujuan
• Perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan klien
• Tingkat ansietas klien dapat menurun
• Klien dapat menerlibatkan diri di lingkup sosial
• Keluarga klien dapat memberikan dukungan atau koping
d. Rencana Keperawatan
• Melakukan bina hubungan saling percaya
• Melakukan tindakan observasi dengan klien
• Memberikan pendekatan terapeutik dengan klien
• Memberikan edukasi kepada klien
2. Strategi Pelaksanaan Komunikasi
a. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Evaluasi dan Validasi
Kontrak (Topik, waktu, tempat)
b. Fase Kerja (sesuai rencana dan tujuan)
(Penggunaan teknik-teknik komunikasi sesuai tujuan interaksi)
c. Fase Terminasi
Evaluasi subyektif dan obyektif
Rencana Tindak Lanjut
Kontrak yang akan datangDI
Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Perawat A : “ selamat siang kak Naura”
Klien : “ selamat siang suster”
Perawat B : “ masih ingat kami yang tadi pagi ya kak ?”
Klien : “ iya sus masih”
Fase Terminasi
Evaluasi subyektif dan obyektif
Perawat A : “ baik kak, tidak terasa sudah 10 menit kita melakukan promosi sosial
lanjutan”
Klien : “ iya sus”
Perawat A : “ apa yang kak naura rasakan setelah melakukan promosi lanjutan ?”
Klien : “ saya merasa lebih tenang sus dan tidak merasa tertekan lagi”
Perawat A : “ Alhamdulillah ya kak”
Klien : “ iya sus”
Rencana Tindak Lanjut
Perawat A : “ yang terpenting kak naura harus tetap percaya diri ya”
Klien : “ baik sus”
Perawat A : “ Mungkin untuk beberapa hari kedepan kak naura bisa melakukan dan
menerapkan apa yang kami sarankan tadi ya kak”
Klien : “ baik sus akan saya lakukan”
Kontrak yang akan datangDI I
Perawat B : “baik untuk pertemuan hari ini kami cukupkan samapai disini ya kak,
kita bisa bertemu lagi minggu depan di hari sabtu pukul 09.00 wib untuk mengevaluasi
keadaan kak naura”
Klien : “ baik sus, terikasih telah meluangkan waktunya”
Perawat B : “ sama-sama kak, kalau begitu kami pamit terlebih dahulu”
Perawat A & B : “ assalamualaikum”