Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN


ISOLASI SOSIAL
Kelompok 1
Nama Kelompok
ADJI NAWANG SAPUTRA 20201440120002
AHMAD BARDIAN 20201440120004
DALLE 2020144 0120017
DINA NABILAH20201440120020
RIZKY YOGA PRATAMA 20201440120052
HABIBAH 20201440120028
NOOR KHAFIFAH 20201440120058
NOOR HALIMAH 20201440120060
KHALISAH AMALIA 20201440120034
LISA ERLIYANTI 20201440120036
Apa itu Isolasi Sosial?
 Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan yang merupakan
mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya
dengan cara menghindari interaksi dengan orang lain dan
lingkungan. Isolasi sosial merupakan upaya mengindari komunikasi
dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan
tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan
kegagalan (Rusdi,2013).

 solasi sosial merupakan pertahanan diri seseorang terhadap orang


lain maupun lingkungan yang menyebabkan kecemasan pada diri
sendiri dengan cara menarik diri secara fisik maupun
psikis(Rusdi,2013).

 Isolasi sosial merupakan upaya Klien untuk menghindari


interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang
lain maupun komunikasi dengan orang lain (Trimelia, 2011).
Etiologi
Terjadinya Gangguan ini dipengaruhi
oleh faktor predisposisi di antaranya
perkembangan dan sosial budaya.
Kegagalan dapat mengakibatkan
individu tidak percaya pada diri, tidak
percaya pada orang lain, ragu, takut
salah, pesimis, putus asa terhadap
orang lain, tidak mampu
merumuskan keinginan, dan merasa
tertekan. Kedaan ini menimbulkan
perilaku tidak ingin berkomunikasi
dengan orang lain, lebih suka berdiam
diri, menghindar dari orang lain, dan
kegiatan sehari-hari (Direja, 2011).
Menurut Stuart and Sundeen (2007) dalam
Patofisiologi
Ernawati (2009). Salah satu gangguan
berhubungan sosial diantaranya perilaku
menarik diri atau isolasi sosial yang
disebabkan oleh perasaan tidak berharga,
yang bisa di alami klien dengan latar
belakang yang penuh dengan permasalahan,
ketegangan, kekecewan, dan kecemasan.

Perasaan tidak berharga menyebabkan klien


semakin sulit dalam mengembangkan
hubungan dengan orang lain.Klien semakin
tenggelam dalam perjalanan dan tingkah laku
masa lalu serta tingkah laku primitive antara
lain pembicaraan yang austistic dan tingkah
laku yang tidak sesuai dengan kenyataan,
sehingga berakibat lanjut menjadi halusinasi
(Ernawati, 2009).
Tanda dan Gejala

Tanda Subjektif
Pasien mengungkapkan
Data Objektif
tentang : 1) Banyak diam
1) Perasaan sepi 2) Tidak mau bicara
2) Perasaan tidak aman 3) Menyendiri
3) Perasaan bosan dan 4) Tidak mau berinteraksi
waktu terasa lambat 5) Tampak sedih
4) Ketidakmampuan 6) Kontak mata kurang
berkonsentrasi
5) Perasan ditolak
Mekanisme Koping

Splitting merupakan kegagalan


Mekanisme koping digunakan klien individu dalam menginterpretasikan
sebagai usaha mengatasi kecemasan dirinya dalam menilai baik buruk.
yang merupakan suatu kesepian nyata Sementara itu, isolasi adalah perilaku
yang mengancam dirinya. mengasingkan diri dari orang lain
maupun lingkungan (Sutejo, 2017).
Komunikasi

Klien dengan isolasi sosial semakin tenggelam dalam perjalanan dan tingkah
laku masa lalu primitif antara lain pembicaraan yang austistik dan tingkah
laku yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi
resiko gangguan sensosi persepsi: halusinasi, mencederai diri sendri, orang
lain serta lingkungan dan penurunan aktifitas sehingga dapat menyebabkan
defisit perawatan diri (Damaiyanti, 2012)
Penatalaksanaan
Penatalaksaan yang dapat diberikan
kepada klien dengan isolasi sosial antara
lain pendekatan farmakologi, psikososial,
terapi aktivitas, terapi okupasi, rehabilitasi,
dan program intervensi keluarga (Yusuf,
2019).
1. Terapi Farmakologi
Chlorpromazine (CPZ)
Haloperidol (HLP)
Trihexy Phenidyl (THP)
TRIAL TIMELINE Terapi Individu
Terapi Psikososial Terapi individual adalah metode yang
Membutuhkan waktu yang cukup lama menimbulkan perubahan pada individu
dan merupakan bagian penting dalam dengan cara mengkaji perasaan, sikap,
proses terapeutik memotivasi pasien untuk cara pikir, dan perilaku-perilakunya.
dapat mengungkapkan perasaannya Terapi ini meliputi hubungan satu-satu
secara verbal, bersikap ramah, sopan, dan antara ahli terapi dan klien(Videbeck,
jujur kepada pasien (Videbeck, 2012). 2012)

Terapi Aktifitas Kelompok Terapi Okupasi


Contoh terapi okupasi yang dapat dilakukan
Menurut Keliat (2015) terapi aktivitas kelompok di rumah sakit adalah terapi berkebun, kelas
sosialisasi merupakan suatu rangkaian kegiatan bernyanyi, dan terapi membuat kerajinan
kelompok dimana klien dengan masalah isolasi
tangan yang bertujuan untuk meningkatkan
sosial akan dibantu untuk melakukan sosialisasi
dengan individu yang ada di sekitarnya. kemampuan klien dalam keterampilan dan
bersosialisasi (Elisia, 2014).
TRIAL TIMELINE
Terapi Keagamaan Rehabilitasi
Terapi keagamaan pada kasus-kasus Program rehabilitasi biasanya diberikan di bagian lain rumah
gangguan jiwa ternyata juga banyak sakit yang dikhususkan untuk rehabilitasi. kegiatan,
manfaat. Misalnya angkat rawat inap pada antaranya terapi okupasional yang meliputi kegiatan
klien skizofrenia yang mengikuti kegiatan membuat kerajinan tangan, melukis, menyanyi, dan lain-lain.
keagamaaan lebih rendah bila dibandingan Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung 3-6 bulan
(Yusuf, 2019).
dengan mereka yang tidak mengikutinya
(Dadang, 1999 dalam Yosep 2009).

Program Intervensi Keluarga


pada umumnya intervensi yang dilakukan difokuskan
pada aspek praktis dari kehidupan sehari-hari,
memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga
tentang isolasi sosial, mengajarkan bagaimana cara
berhubungan yang baik kepada anggota keluarga yang
memiliki masalah kejiwaan (Yusuf, 2019).
ASKEP PADA
PASIEN ISOLASI
SOSIAL
PENGKAJIAN
FAKTOR Manifestasi klinis Mekanisme koping
PREDISPOSISI  Apatis ekspresi  Regresi
 Faktor wajah sedih atau  Represi
perkembangan afek tumpul  Isolasi
 Faktor komunikasi  Menghindar dari
dalam keluarga orang lain Sumber koping
 Faktor social budaya  Komunikasi kurang  Keterlibatan hubungan
 Faktor biologis  Tidak ada kontak social
mata  Hubungan dengan hewan
Faktor  lebih sering peliharaan
presipitasi menunduk  Gunakan kreativitas
 Faktor  Menolak b.d orang untuk mengekspresikan
eksternal lain stress interpersonal
 Faktror
 Meniru posisi janin sepertikesenian, musik,
internal
 Menjawab dengan tulisan, atau olahraga.
singkat
Diagnosa keperawatan
1. Isolasi sosial
2. Harga diri rendah
3. Resiko gangguan sensori persepsi : halusinasi
Tujuan
●Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
●Klien dapat membina hubungan saling percaya
●Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
●Klien mampu menyebutkan keuntungan b.d sosial dan kerugian
menarik diri
●Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
●Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial
●Klien dapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial
TINDAKAN KEPERAWATAN
1) Bina hubungan saling percaya dengan
2) Tanyakan pada klien tentang :
 Orang yang tinggal serumah atau teman sekamar klien.
 Orang yang paling dekat dengan klien dirumah atau diruang perawatan.
3) Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau bergau ldengan orang lain.
4) Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien
bersosialisasi.
5) Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah berhubungan sosial dengan :
 Orang lain.
 Kelompok.
TINDAKAN KEPERAWATAN
6) - Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi perilaku
menarik diri.
- Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatsi perilaku menarik diri

IMPLEMENTASI
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan
EVALUASI
1. Menyebutkan penyebab menarik diri.
2. Menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3. Melakukan hubungan sosial secara bertahap : klien-perawat, klien-perawat-klien/perawat, klien-
kelompok, klien-keluarga.
4. Mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai