Anda di halaman 1dari 18

A

O M
ST
L A
O B
IN
T
RE
NS. RITA DWI PRATIWI, S. KEP., M. SC
???????

 Retinoblastoma adalah tumor retina yang terdiri atas sel

neuroblastik yang tidak berdiferensiasi dan merupakan

tumor ganas retina.


ETIOLOGI

 Retinoblastoma  terjadi  karena  kehilangan  kedua 


kromosom  dari  satu  alel dominan protektif yang
berada dalam pita kromosom 13g14.

 Bisa karena mutasi atau diturunkan.


Mutasi terjadi akibat perubahan pada rangkaian
DNA. Mutasi dalam sebuah sel benih akan
ditransmisikan kepada turunan sel tersebut
PATOFISIOLOGI

Tumor berasal dari jaringan


retina embrional, dapat terjadi
unilateral (70 %) dan bilateral (30
%). Sebagian besar kasus
bilateral bersifat herediten yang
diwariskan melalui kromosom.
MANIFESTASI KLINIS
1. Leukokoria merupakan
keluhan dan gejala yang paling sering
ditemukan.

2.   Tanda dini retinoblastoma adalah


mata juling/strabismus, mata merah
atau terdapatnya warna iris yang
tidak normal.

3.   Tumor dengan ukuran sedang


akan memberikan gejala hipopion, di
dalam bilik mata depan, uveitis,
endoftalmitis, ataupun suatu
panoftalmitis.

4.   Bola mata menjadi besar, bila


tumor sudah menyebar luas di dalam
bola mata.
LANJUTAN

5. Tajam penglihatan sangat menurun.

6. Nyeri

7. Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga badan kaca
sehingga badan kaca terlihat benjolan berwarna putih kekuning-
kuningan dengan pembuluh darah di atas
KLASIFIKASI

1.  Golongan I:Tumor soliter/multiple kurang dari 4 diameter papil,


terdapat pada atau dibelakang ekuator, prognosis sangat baik

2. Golongan II: Satu atau beberapa tumor berukuran 4-10 diameter papil,
Prognosis baik

3. Golongan III: Tumor ada didepan ekuator atau tumor soliter berukuran
>10 diameter papil, Prognosis meragukan

4. Golongan IV: Tumor multiple Prognosis tidak baik

5. Golongan V: Setengah retina terkena benih di badan kaca, Prognosis


buruk
STADIUM DALAM RETINOBLASTOMA

a.    Stadium tenang:    Pupil lebar, dipupil tampak refleks


kuning yang disebut “automatic cats eye”.

b.    Stadium glaukoma:  Oleh karena tumor menjadi besar,


menyebabkan tekanan intraokular meninggi.

c.    Stadium ekstraokuler: Tumor menjadi lebih besar, bola


mata membesar menyebabakan eksoftalmus kemudian dapt
pecah kedepan sampai keluar dari rongga orbita disertai
nekrose diatasnya
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Ultrasonografi dan tomografi komputer

Elektroretino-gram (ERG)

Elektro-okulogram (EOG)

Visual  Evoked  Respons  (VER)


PEMERIKSAAN SEBAGAI SARANA PENUNJANG:

1. Fundus Okuli : Ditemukan adanya massa yang menonjol dari retina


disertai pembuluh darah pada permukaan ataupun didalam massa tumor
tersebut dan berbatas kabur

2. X Ray : Hampir 60 – 70 % penderita retinoblastoma menunjukkan


kalsifikasi. Bila tumor mengadakan infiltrasi ke saraf optik foramen :
Optikum melebar.

3. USG : Adanya massa intraokuler

4. Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan terutama untuk pasien


dengan metastasis ke luar, misalnya dengan gejala proptosis bola mata.
PENATALAKSANAAN
Semua tujuan terapi adalah merusak tumor dan mempertahankan
penglihatan yang  memungkinkan  tanpa  membahayakan  hidup
Beberapa cara terapi adalah :

1.Enukleasi mengangkat bola mata dan diganti dengan bola mata prothese (buatan).

2.Penyinaran bola mata. Retino blastoma bersifat radiosensitif, sehingga terapi ini
sangat efelktipo. Bahayanya jaringan sekitarnya dapat rusak akibat penyinaran.

3.Photocoagulation : terapi dengan sinar Laser ini sangat efektip pada ukuran
Kanker yang kecil.

4.Cryotherapy : terapi dengan cara pendinginan (pembekuan) pada kanker ukuran


kecil terapi ini berhasil baik.

5.Chemotherapy : diberikan obat-obatan anti kanker yang dapat mengecilkan


ukuran kanker.
Cara terapi mana yang dipakai tergantung dari :

1. Ukuran kanker

2. Lokasi kanker

3. Apakah sudah menjalar atau belum

4. Bagaimana status/keadaan bola mata yang lain

5. Adanya komplikasi

6. Riwayat keluarga

7. Tersedianya fasilitas untuk terapi-terapi diatas


PEMBEDAHAN

Enukleasi : Dilakukan pada tumor yang masih terbatas pada itraokuler ialah
dengan mengangkat seluruh bola mata dan memotong saraf optik
sepanjang mungkin.

Ekssentrasi Orbita : Dilakukan pada tumor yang sudah ekstensi ke jaringan


orbita ialah dengan mengangkat seluruh isi orbita dengan jaringan
periostnya

Sesudah operasi diberikan therapi radiasi untuk membunuh sisa – sisa sel
tumor
Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakkukan terutama untuk klien
dengan metastasis keluar, misalnnya dengan gejala proptosis bola mata.

Jika satu mata yang terserang, pengobatan tergantung pada klasifikasi tumor :

a. Golongan I atau II dengan pengobatan local (radiasi, cryotherafy,


fotokoagulasi laser). Kadang-kadang digabung dengan kemoterapi..

b.   Jika tumor besar (golongan IV atau V), mata harus dienukleasi segera. Mata
yang tidak terkena dilakukan radiasi sinar-X dan kemoterapi.
PROGNOSIS

Tumor  mempunyai  prognosis  baik  bila  ditemukan  dini dan  intraokuler.

Prognosis  sangat  buruk  bila  sudah  tersebar  ekstra  ocular  pada  saat  pemeriksaan pertama.
Tumor dapat masuk ke dalam otak melalui saraf optik yang terkena infiltrasi sel tumor.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Acute Pain/chronic pain    b/d  proses    penyakitnya


 Gangguan    persepsi     sensorik     penglihatan b/d   
gangguan penerimaan sensori dari organ penerima
 Gangguan rasa aman cemas b/d perubahan status kesehatan
penglihatan
 Resiko  tinggi  cedera b/d  keterbatasan lapang pandang
 Kurangnya  pengetahuan  keluarga  b/d 
kurangnya  informasi mengenai penyakit anaknya.
KESIMPULAN

a.Retinoblastoma merupakan suatu bentuk keganasan/malignansi pada


retina mata yang biasanya terjadi sebelum anak berusia 5 tahun.

b.Penyebab retinoblastoma diduga karena adanya mutasi gen pada


kromosom nomor 13 di dalam tubuh.

c.Bila penyakit terdeteksi lebih dini maka tingkat kesembuhan juga lebih
tinggi.

d.Pengobatan retinoblastoma adalah dengan menggunakan kemoterapi,


dan bila dirasakan perlu maka dokter mungkin akan menganjurkan
tindakan operasi untuk mengangkat mata anak.

Anda mungkin juga menyukai