Anda di halaman 1dari 32

Konsep Asuhan keperawatan

pada anak dengan


kebutuhan khusus

Wahyu Dwi Fatimah


wahyudwifatimah@umpri.ac.id
ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS

 Retradasi Mental (RM)


 Autism
 Attention Deficit Hiperactive Disorder
(ADHD)
RETRADASI
MENTAL
American Association on Mental Retradation (AAMR,
1992) menyebutkan retardasi mental merupakan
kelemahan/ketidakmampuan kognitif yang muncul
pada masa kanak-kanak < 18 tahun, ditandai dengan
fungsi kecerdasan atau Intelligence Quotient dibawah
normal (IQ < 70), dan disertai keterbatasan lain, seperti
berbicara dan bahasa, keterampilan merawat diri
(ADL), keterampilan sosial, penggunaan sarana
masyarakat, kesehatan dan keamanan, akademik
fungsional, bekerja dan rileks.
● WHO mendefinisan retardasi mental sebagai
kemampuan mental yang tidak mencukupi.
● Ratri (2016) menyebutkan retardasi mental adalah
dimana anak berkebutuhan khusus yang memiliki
keterbelakangan dalam intelegensi, fisik, emosional,
dan sosial yang membutuhkan perlakukan khusus
supaya dapat berkembang pada kemampuan yang
maksimal.
Etiologi
 Prenatal, perinatal, dan postnatal
 Kelainan genetik dan metabolik
turunan
 Kelainan pada kromosom
 Akibat deprivasi psikososial dan
lingkungan
Klasifikasi
1. F70 Retradasi mental ringan (IQ 50-69): anak sekolah tidak naik kelas, ADL
memerlukan bantuan, tampak lamban. Butuh bantuan tentang masalah
kehidupannya
2. F71 Retradasi mental sedang (IQ 35-49): sejak kecil keterlambatan
perkembangan wicara atau fisik. Butuh pelayanan pendidikan khusus dan
dukungan pelayanan
3. F72 Retradasi mental berat (IQ 20-34): sejak lahir perkembangan motorik buruk
dan bicara minim, ada lebih dari 1 gangguan organik yang menyebabkan
keterlambatan. Butuh supervisi yang ketat dan pelayanan khusus.
4. F73 Retradasi mental sangat berat (IQ <20): sejak lahir ada gangguan kognitif,
motorik, komunikasi pervasivi. Perlu latihan self care seperti BAB dan BAK.
Butuh supervise total dan perawatan sepanjang hidup.
Karakteristik
● Fisik/tanda-tanda ilmiah
1. Wajah dan sekitarnya: biasanya berbentuk bundar, dari samping
pipih (Brachycephaly atau kepala pendek dan lebar), mata sipit
dan miring ke atas, rongga mulut lebih kecil
2. Anggota tubuh: tangan cenderung lebar dengan jemari yang
pendek
3. Koordinasi anggota tubuh: antara tangan dan kaki kurang baik
4. Gaya duduk: biasanya kedua lutut mengarah lebar ke depan dan
telapak kaki ke samping luar
● Sikap dan tingkah laku
Ada yang terlalu apatis, ada juga yang hiperaktif
● Perkembangan anak cacat mental
Perkembangan yang lambat/jauh tertinggal, dan lebih memerlukan
bantuan dari rata-rata orang dewasa pada umumnya.
Pencegahan
 Konseling sebelum perkawinan (genetik)
 Pemeriksaan kehamilan rutin
 Nutrisi yang baik
 Persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan
 Memperbaiki sanitasi dan gizi keluarga
 Pendidikan kesehatan mengenai pola hidup
sehat
 Perbaikan keadaan sosial-ekonomi
Penatalaksanaan
● Terapi baca
● Pilihan bebas
● Terapi perilaku
● Terapi bicara
● Terapi sosialisasi
● Terapi bermain
● Terapi menulis
● Terapi okupasi
● Terapi musik
AUTISM
● 1 dari 44 anak di dunia teridentifikasi autis (CDC,
2018)
● Autisme berasal dari Bahasa Yunani “autos” yang
berarti “Sendiri”
● Gangguan yang melibatkan kegagalan untuk
mengembangkan hubungan antara pribadi, hambatan
dalam berbicara, perkembangan Bahasa, fenomena
rutinitas dan konvulsif (Sacharin, 1996)
● Anak asik tenggelam dalam dunianya sendiri
● Biasanya aakan terlihat sebelum anak usia 3 tahun
Etiologi
● Menurut teori psikososial

Sebagai akibat hubungan yang dingin, tidak


akrab, emosional, kaku, obsesif antara orang
tua dan anak

● Teori biologis
1. Faktor genetik
2. Pranatal, natal dan postnatal
3. Neuroanatomi
4. Gangguan pencernaan, pendengaran dan
penglihatan
Deteksi gejala autis
Autisme masa kanak dapat dideteksi dengan kriteria
Diagnostic and Statistical Manual (DSM) (Handojo,
2008):
● Gangguan kualitatif dalam interakasi sosial
timbal balik
● Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi
● Suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang
dari perilaku, minat dan kegiatan
Kesulitan dalam interkasi sosial dan
pemahaman terhadap sekitarnya
● Anak sulit memahami apa yang dipikirkan dan
dirasakan orang lain dan sulit memprediksi apa yang
akan terjadi dalam situasi sosial
● Anak bisa saja ikut berlari-lari atau menendang bola,
tetapi mereka tidak bergabung bermain menjadi
anggota tim
● Kesulitan menggunakan kontak mata sebagai alat
komunikasi.
Kesulitan dalam Berbahasa
dan Berkomunikasi
Kesulitan dalam memahami segala bentuk
bahasa dan komunikasi, tidak hanya bahasa
lisan, tetapi juga gerak isyarat, ekspresi
wajah, dan segala bentuk bahasa tubuh.
Kurang fleksibilitas dalam
berfikir dan bertingkah laku
● Tampak pada anak yang senang mengulang-ulang gerakan
tertentu, tertarik pola tertentu atau memainkan mainan
tidak dengan cara biasa (misal mobil disusun berderet
Panjang)
● Anak merasa dunia ini membingungkan, akibat dari
sulitnya dia memahami dan berkomunikasi dengan orang
lain, dia cenderung berpegang teguh pada apa yang masuk
akal baginya dan memiliki struktur
Penatalaksanaan
● Terapi medikamentosa
● Terapi biomedis
● Terapi wicara
● Psikoterapi
● Terapi okupasi
● Terapi musik
● Peran orang tua
Bagaimana orang tua
dapat membantu anak?

Bermain Mengajarkan
interaktif menunjuk

Membantu anak
Mendorong anak
berpikir terbuka
berbahasa lisan
dan memahami
lingkungan
Membantu anak
memahami struktur
kegiatan harian
ATTENTION DEFICIT
HYPERACTIVITY
DISORDER (ADHD)
● Attention = perhatian; Deficit = berkurang; Hyperactivity
= hiperaktif; Disorder = ganggaun (ADHD) atau
gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif.
● Ganggaun perkembangan dalam peningkatan aktifitas
motorik hingga menyebabkan aktifitas yang tidak lazim
dan cenderung berlebihan.
● Pola persisten tidak perhatian dan/atau hiperativitas
serta implusivitas yang lebih sering dari pada anak
dengan usia yang sama (Ballard, Kennedy, and O’Brien,
2014).
● Biasanya terlihat saat usia 1-2 tahun
Etiologi
● Gangguan neurofisiologis susunan saraf pusat
● Faktor genetik
● Racun/toksik
● Faktor kultural dan psikososial
● Faktor neurotransmiter
Manifestasi Klinik
Hiperaktivita
Inatensi s Implusivitas
 Tidak fokus  Kaki dan tangan  Menjawab sebelum
 Ceroboh tidak tenang selesai pertanyaan
 Tidak paham  Berteriak-teriak di  Sulit menunggu
perintah tempat giliran
 Tidak dapat  Sering meninggalkan  Sering
mengorganisir tempat duduk menginterupsi atau
 Tidak senang terikat  Berlarian kesana mengintruksi orang
tugas kemari lain
 Pelupa  Sulit tenang
 Mudah teralihkan  Berbicara dengan
suara yang keras
Penanganan
 Terapi perilaku
 Terapi kognitif
 Terapi membaca
 Terapi bicara
 Terapi bermain
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
● Identitas (anak dan ibu)
● Alasan masuk
● Riwayat kesehatan
● Pengkajian pola fungsi gordon
● Pemeriksaan fisik
● Pemeriksaan penunjang
* Pemeriksaan kromosom
* Pemeriksaan laboratorium
* Test diagnostik
Diagnosis
1.
Keperawatan
Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan
kelainan fungsi kognitif (00112)
2. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan
lambatnya keterampilan ekspresi dan resepsi bahasa (00051)
3. Hambatan interasi sosial berhubungan dengan kesulitan
bicara/kesulitan adaptasi sosial (00052)
4. Resiko cedera berhubungan dengan perilaku
agresif/ketidakseimbangan mobilitas fisik (00035)
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan
mobilitas fisik/kurangnya kematangan perkembangan (00108)
6. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai
anak yang menderita retradasi mental (00060)
Perencanaan
● O (Observation): berupa tindakan pengkajian untuk
memastikan kondisi pasien
● N (Nursing): tindakan yang difokuskan pada tindakan-
tindakan keperawatan secara mandiri
● E (Education): pemberian informasi atau edukasi kesehatan
terkait kondisi pasien
● C (Colaboration): bekerja sama dengan berbagai bidang
kesehatan yang terlibat dalam kesembuhan pasien
Resiko cedera berhubungan dengan
perilaku agresif
NOC NIC Rasional
Setelah dilakuakn • Monitor keamanan • Lingkungan yang aman
tindakan keperawatan lingkungan dapat mengurangi cedera
3x24 jam diharapkan • Ajari pasien melakukan • Berhenti dan berfikir dapat
resiko cedera pasien tindakan “berhenti dan meminimalisir terjadinya
dapat teratasi dengan berfikir” cedera
KH: • Berikan edukasi kepada • Pemecahan masalah berguna
1. Tidak ada luka lecet pasien/keluarga tentang untuk menyelesaikan
pada kulit pemecahan masalah masalah
2. Tidak ada memar • Kolaborasi dengan • Kolaborasi bertujuan apabila
3. Tidak ada luka gores keluarga dan tenaga terjadi suatu perburukan
kesehatan.
Implementasi
 Melakukan apa yang sudah ditulis dari
perencanaan/intervensi
 Tulis tindakan apa yang sudah dilakukan
 Berupa kalimat aktif
Evaluasi
● S (Subjekif): keluhan pasien saat ini yang didapatkan dari
anamnesa
● O (Objektif): hasil pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan
tanda-tanda vital, skala nyeri, dan hasil pemeriksaan pasien saat
ini.
● A (Assessment): berisi diagnosis kerja, diagnosis diferensial
atau problem pasien yang didapatkan dari menggabungkan
penilaian subjektif dan objektif
● P (Plan): berisi rencana tindak lanjut untuk menyelesaikan
masalah keperawatan yang muncul.
https://www.youtube.com/watch?v=jh-e8jkJmwY

Anda mungkin juga menyukai