Anda di halaman 1dari 24

KARYA ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA

PASIEN HIPERTENSI DENGAN INOVASI THERAPY RELAKSASI


OTOT PROGRESIF DI KLINIK BINTANG HUSADA
TAHUN 2023

Oleh:
I NYOMAN TRIO SUBAGIO
NIM. 2022207209501
Latar Belakang Penelitian
Data World Health Organization (WHO)
menyatakan bahwa lebih dari 25% populasi
penduduk dunia saat ini menderita hipertensi

Hipertensi dapat menimbulkan berbagai


dampak negatif sakit kepala, lesu serta pusing
dan dalam jangka lama dapat mengakibatkan
Penatalaksanaan hipertensi dapat kerusakan pada jantung dan otak bahkan
dilakukan secara farmakologis dan kematian
terapi non farmakologis. Terapi non
farmakologis yang dapat dilakukan salah
satunya Relaksasi Otot Progresif Inovasi asuhan keperawatan yang akan dilakukan
dalam penelitian ini adalah mengontrol nyeri dan
tekanan darah pada pasien hipertensi dengan
Relaksasi Otot Progresif
Rumusan Masalah

Bagaimana hasil evaluasi atas aplikasi asuhan


keperawatan terhadap pasien hipertensi dengan inovasi
terapi rileksasi otot progresif di Klinik Bintang Husada
tahun 2023?
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hasil penerapan asuhan keperawatan terhadap pasien
hipertensi dengan inovasi terapi rileksasi otot progresif di Klinik Bintang
Husada tahun 2023

Tujuan
Mengidentifikasi data hasil pengkajian Khusus:
Merumuskan diagnosa keperawatan

Menyusun rencana asuhan keperawatan

Melaksanakan asuhan keperawatan

Melaksanakan evaluasi keperawatan

Menganailis hasil pemberian intervensi


TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP HIPERTENSI
TEKANAN DARAH
Tekanan darah merupakan kekuatan
atau tenaga yang digunakan oleh
darah untuk melawan dinding
pembuluh arteri dan biasa diukur
dalam satuan milimeter air raksa
(mmHg). Nilai tekanan darah
dinyatakan dalam dua angka, yaitu
angka tekanan darah sistolik dan
diastolic.
Relaksasi Otot Progresif

Teknik relaksasi otot progresif


(progressive muscle relaxation)
adalah metode relaksasi yang
dilakukan dengan cara
menegangkan dan mengendurkan
otot-otot secara bergantian untuk
mengurangi ketegangan otot dan
stres.
LAPORAN KASUS
ANALISA DATA
No. Data Fokus Masalah Etiologi
1. DS: Nyeri Akut Agens cedera biologis :
- Klien menyatakan sakit kepala peningkatan tekanan
- Klien menyatakan nyeri pada bagian vasculer cerebral
kepala sampai ke tengkuk  
- Klien menyatakan tidak mampu untuk Pada peningkatan tekanan
duduk dan berdiri hanya bisa berbaring darah terjadi peningkatan
di tempat tidur tekanan vaskuler dan
- Klien mengatakan skala nyeri 7 (Skala peningkatan beban kerja
nyeri 0-10) jantung afterload sehingga
  terjadi vasokontriksi
DO: pembuluh darah ke otak
- Wajah pasien tampak meringis dan hipertrofi rogiditas
- Klien merasa lemah
(kekakuan ventrikel)
- TD : 200/100 mmHg
- S : 37,5ºC
- N : 88 x/menit
- RR : 24 x/mt
 
ANALISA DATA
No. Data Fokus Masalah Etiologi
2. DS: Intoleransi aktivitas Pada peningkatan tekanan darah
- Klien mengatakan selama sakit hanya berbaring di terjadi vasokontriksi pembuluh
tempat tidur. darah dan afterload meningkat
- Klien juga mengatakan merasa lemas setelah sehingga terjadi kelemahan pada
beraktivitas hanya bisa berbaring saja tubuh
- Klien mengatakan mengeluh lemas dan sering pusing
dan susah tidur saat malam hari
 
DO:
- Klien tampak berbaring lemas di tempat tidur
- Pasien tampak lemah
3. DS: Defisit Pengetahuan Kurang terpapar informasi
- Klien mengatakan tidak mengetahui penyebab sakit  
kepala yang di alami.  
- Klien jarang kontrol selama 1 tahun ini.
- Klien menyatakan mengalami rasa gelisah, khawatir
dan cemas saat ini karena penyakit yang diderita.
 
DO:
- Klien tampak bingung
- Klien tampak gelisah
 
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler


selebral
2. Gangguan Aktifitas Fisik b.d peningkatan
tekanan vaskuler selebral.
3. Defisit Pengetahuan b.d Kurang terpapar
informasi
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan
No. Tanggal
dan Data Penunjang   (SIKI)
1 05/06/23 Nyeri akut b.d peningkatan Setalah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Nyeri (L.08066)
tekanan vaskuler selebral dan selama 3 x 24 jam, klien mampu Observasi
iskemia mengontrol nyeri dengan kriteria: 1) Mengidentifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi, frekuensi,
  1) Pasien mengatakan nyeri berkurang intensitas nyeri
2) Pasien menunjukan ekspresi wajah 2) Mengidentifikasi skala nyeri
tenang 3) Mengidentifikasi nyeri non verbal
3) Pasien dapat beristirahat dengan 4) Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyaman (L.08066) nyeri
5) Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6) Mengidentifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
7) Memonitor terapi komplementer yang diberikan
 
Terapeutik
8) Berikan terapi non farmakologis relaksasi otot progresif untuk
mengurangi rasa nyeri
9) Mengatur suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
10) Anjurkan untuk memilih posisi yang nyaman saat instiraht dan
tidur
 
Edukasi:
11) Menjelaskan penyebab nyeri
12) Menjelaskan cara meredakan nyeri dengan relaksasi otot
progresif
13) Menganjurkan minum analgetik jika diperlukan
14) Mengajarkan relaksasi otot progresif untuk mengurangi nyeri
 
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
 
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan dan Tujuan Rencana Tindakan
No. Tanggal
Data Penunjang   (SIKI)
2. 05/06/23 Gangguan Aktifitas Fisik b.d Setalah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen energi (I.050178)
peningkatan tekanan selama 3 x 24 jam, diharapkan toleransi Observasi:
vaskuler selebral dan aktivitas meningkat Kriteria hasil : 1) Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
iskemia Toleransi aktivitas (L.05047) 2) Memonitor kelelahan fisik dan emosional
  1) Pasien mampu melakukan aktivitas 3) Memonitor pola dan jam tidur
sehari-hari 4) Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
2) Pasien mampu berpindah tanpa  
bantuan Terapeutik
3) pasien mengatakan keluhan lemah Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis: cahaya, suara, kunjungan)
berkurang Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
 
Edukasi
5) Menganjurkan tirah baring
6) Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
7) Menganjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
4. 05/06/23 Defisit Pengetahuan b.d Setalah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
Kurang terpapar informasi selama 3 x 24 jam, diharapkan: 1) Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
1) Pasien dan keluarga menyatakan 2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi
pemahaman tentang penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat
program pengobatan  
2) Pasien dan keluarga mampu Terapeutik
melaksanakan prosedur yang 3) Menyediakan materi berupa teknik relaksasi otot progresif
dijelaskan secara benar 4) Menjadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
3) Pasien dan keluarga mampu 5) Berikan kesempatan untuk bertanya
menjelaskan kembali apa yang  
dijelaskan perawat Edukasi
  6) Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi hipertensi
7) Ajarkan pola hidup sehat sehat
8) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk mengontrol tekanan darah dan nyeri
dengan melakukan terapi rilaksasi otot progresif
EVALUASI
No Dx Hari/Tgl/ Jam Evaluasi Ttd
1 Senin S:  
05/06/23 - Klien mengatakan sakit kepala, rasa berat di leher bagian belakang dan pundak
10.30 - Klien mengatakan pada bagian kepala sampai ke tengkuk hingga pasien tidak mampu
untuk duduk dan berdiri hanya bisa berbaring di tempat tidur
 
O:
- Skala Nyeri 7.
- TD: 200/100 mmHg
- N : 88x/menit
- RR : 24x/menit
- T : 37,5 C
- Klien tampak lemas
- Klien memilih posisi setengah duduk
- Klien mencoba melakukan terapi relaksasi otot prograsif
- Terapi:
IUFD D5% + drip Herbeser jika TD > 180/100 mmHg
Metildopa 500 mg/8 jam
Metilpredisolem 3 x 1 tablet
Cal 95 1 x 1
 
A : Masalah keperawatan belum teratasi
 
P : Lanjutkan intervensi
Terapi analgetik dan terapi relaksasi otot progresif
 
No Dx Hari/Tgl/ Jam
EVALUASI Evaluasi Ttd
2 10.40 S:  
- Klien mengatakan selama sakit merasa lemah hanya berbaring di tempat tidur.
- Klien menyatakan sulit tidur dan sering terbangun
- Klien menyatakan tidak nafsu makan  
O:
- Klien tampak berbaring lemas di tempat tidur
- Pasien tampak lemah
- R : 24 x/menit
- Klien memilih posisi setengah duduk
- Klien masih dibantu untuk melakukan aktivitas
 A : masalah keperawatan belum teratasi
 P : lanjutkan intervensi
 
3 10.50 S:  
- Saat ditanya tentang penyakit, pasien tidak tahu
- Pasien juga mengatakan tidak rutin memeriksakan kesehatannya
- Pasien bersedia mendengarkan informasi yang diberikan
O:
- Pasien bertanya tentang teknik relaksasi
- Tampak menunjukkan gerakan yang salah saat terapi
- Pasien tampak mengulangi informasi
- Klien mencoba beberapa gerakan terapi relaksasi otot progresif
 A : masalah keperawatan belum teratasi
 P : lanjutkan intervensi
 
No Dx Hari/Tgl/ Jam
EVALUASI Evaluasi Ttd
1 Selasa S:  
06/06/23 - Klien mengatakan nyeri kepala sudah berkurang
09.20 - Klien mengatakan nyeri dirasakan masih hilang timbul
- Klien mengatakan nyeri berkurang apabila digunakan istirahar dan setelah melakukan
terapi
- Klien mengatakan sudah dapat beristirahat dengan nyenyak
- Klien menyatakan sudah dapat melakukan terapi rileksasi secara mandiri
O:
- Skala Nyeri 4.
- TD: 160/100 mmHg
- N : 82x/menit
- RR : 22x/menit
- T : 36,5 C
- Klien tampak rileks
- Klien sudah dapat melakukan beberapa gerakan terapi dengan benar 
A : Masalah keperawatan teratasi sebagian
 P : lanjutkan intervensi
2 09.40 S:  
- Klien mengatakan sudah merasa nyaman saat berbaring di tempat tidur.
- Klien juga mengatakan sudah dapat beraktivitas ringan dibantu oleh keluarga
O:
- Klien tampak rileks sambil berbaring
- Klien melakukan aktivitas ringan dibantu keluarga
- Klien menghabiskan porsi yang disediakan
 A : masalah keperawatan belum teratasi
 P : Lanjutkan Intervensi
No Dx Hari/Tgl/ Jam
EVALUASI Evaluasi Ttd
3 10.00 S:  
- Pasien mengatakan bersedia diberikan informasi
- Pasien menyatakan akan berusaha mengubah gaya hidupnya yang kurang sehat
- Pasien menyatakan sudah mengerti terkait terapi yang diajarkan
- Pasien bersedia untuk melakukan terapi secara rutin di rumah
O:
- Pasien tampak mengulangi informasi yang diberikan
- Pasien menyebutkan beberapa perilaku yang tidka baik untuk kesehatan
- Pasien dapat mempraktikkan cara melakukan terapi relaksasi otort progresif
A : masalah keperawatan teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1 Rabu S:  
07/06/23 - Klien mengatakan nyeri kepala sudah berkurang
09.30 - Klien mengatakan nyeri berkurang apabila digunakan istirahar dan setelah
melakukan terapi
- Klien mengatakan sudah dapat beristirahat dengan nyenyak
- Klien menyatakan sudah dapat melakukan terapi rileksasi secara mandiri 
O:
- Skala Nyeri 3.
- TD: 140/90 mmHg
- N : 80x/menit
- RR : 20 x/menit
- Klien tampak rileks
- Klien sudah dapat melakukan gerakan terapi dengan benar
A : Masalah Keperawatan teratasi
P : Hentikan Intervensi/ pasien diperbolehkan pulang
Hari/Tgl/
EVALUASI
No Dx Evaluasi Ttd
Jam
2 09.40 S:  
- Klien mengatakan sudah merasa nyaman saat berbaring di tempat tidur.
- Klien juga mengatakan sudah dapat beraktivitas dengan baik
- Klien menyatakan sudah dapat tertidur pulas 
O:
- Klien tampak rileks sambil duduk di tempat tidur
- Klien melakukan aktivitas ringan secara mandiri
- Klien menghabiskan porsi yang disediakan 
A :masalah keperawatan teratasi
P : Hentikan Intervensi
 
3 09.50 S:  
- Pasien mengatakan bersedia diberikan informasi
- Pasien menyatakan akan mengubah gaya hidupnya yang kurang sehat
- Pasien menyatakan sudah mengerti terkait terapi yang diajarkan
- Pasien bersedia untuk melakukan terapi secara rutin di rumah 
O:
- Pasien tampak mengulangi informasi yang diberikan
- Pasien menyebutkan beberapa perilaku yang tidka baik untuk kesehatan
- Pasien dapat mempraktikkan cara melakukan terapi relaksasi otort progresif
A : masalah keperawatan teratasi
P : Hentikan Intervensi
 
PEMBAHASAN
Mekanisme Relaksasi Otot Progresif dapat menurunkan nyeri dengan
merilekskan otot-otot secara bertahap. Teknik ini melibatkan kontraksi dan
relaksasi otot secara bergantian untuk membantu mengurangi ketegangan
dan meningkatkan kesadaran tubuh terhadap ketegangan otot. Respon
relaksasi juga mengurangi nyeri dengan mengurangi permintaan oksigen
jaringan, menurunkan kadar bahan kimia seperti asam laktat dan
melepaskan endorfin. Endorfin yang dilepaskan akan bekerja sebagai
neurotransmiter berikatan dengan reseptor opoid sehingga akan
menghambat transmisi stimulus nyeri. Teknik ini dapat membantu
mengurangi nyeri pada berbagai kondisi, seperti sakit kepala, nyeri
punggung, dan nyeri kronis ((LeMone et al., 2016). Dalam rangka mengatasi
nyeri terapi ini dapat dilakukan setiap kali terasa nyeri sampai dengan
sensasi nyeri dirasakan berkurang, namun jika nyeri tidak berkurang dapat
dilakukan terapi anagesik
PEMBAHASAN
Terapi relaksasi otot progresif dapat membantu meningkatkan
vasodilatasi, yaitu melebarkan pembuluh darah. Hal ini dapat
membantu meningkatkan aliran darah dan mengurangi tekanan
darah. Menurunkan resistensi pembuluh darah perifer: Terapi
relaksasi otot progresif dapat membantu menurunkan resistensi
pembuluh darah perifer. Resistensi pembuluh darah yang tinggi
dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah (Jain, S., Jain, R., &
Sharma, M. P., 2019)
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik relaksasi otot progresif
dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan rata-
rata penurunan sebesar 10-15 mmHg. Selain itu, ROP juga dapat
membantu mengurangi stres dan kecemasan, yang dapat
memperburuk kondisi hipertensi.Penelitian atas beberapa database
Google Scholar, Pubmed dan Researchgate oleh Basri, dkk (2022)
disimpulkan bahwa teknik relaksasi otot progresif dapat dilakukan
secara terus menerus minimal 2 kali sehari selama 25-30 menit dapat
membantu menurunkan tekanan darah maupun mengurangi nyeri
akibat dari peningkatna tenanan darah. Selain itu teknik ini juga
dapat dilakukan secara mandiri maupun dikombinasikan dengan
teknik non-farmakologi lainnya untuk mendapatkan hasil yang lebih
maksimal.
KESIMPULAN
1. Hasil pengkajian terhadap Tn. A dapat diketahui bahwa ibu mengalami
keluhan adanya nyeri kepala dan peningkatan TD: 200/100 mmHg.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul terhadap Tn. A berdasarkan temuan data
subjektif dan objektif adalah nyeri akut, gangguan aktivitas, dan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit.
3. Rencana asuhan keperawatan terhadap Tn. A dengan penerapan teknik
relaksasi otot progresif untuk menurunkan nyeri dan menurunkan tekanan
darah.
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap Tn. A dengan penerapan teknik
relaksasi otot progresif untuk meredakan nyeri dan menurunkan tekanan
darah.
5. Hasil evaluasi atas pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap Tn. A dengan
inovasi teknik relaksasi otot progresif untuk menurunkan nyeri dan tekanan
darah dengan hasil setelah dilakukan intervensi selama 3 x 24 jam skala nyeri
3 dan tekanan darah 140/90 mmHg mengalami penurunan.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai