Disusun Oleh:
ANDINI PRATIWI S.
KELOMPOK III / 14220220049
CI LAHAN CI INSTITUSI
(……………….) (…………………)
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis Keperawatan : Nyeri Akut
DS:
Klien mengeluh nyeri kepala
P; Hipertensi
Q; Nyeri sedang
R; Kepala
S; 3
T; Hilang timbul
DO:
- KU tampak lemah
- TTV :
P; 20 x/mnt
N; 80x/mnt
S; 36,2°C
2. DASAR PEMIKIRAN
DIAGNOSA MEDIK : Non Hemoragik Stroke (NHS)
A. Definisi
Stroke merupakan penyakit maut, belasan juta pertahunya terkena stroke dan
5 juta diantaranya meninggal karena stroke bahkan diperkirakan angka
kejadian akan semakin meningkat. Stroke adalah penyakit
srebrovaskular(pembukuh darah otak) dengan ditandainya gangguan fungsi
otak karena adanya kerusakan atau kematian jaringan otak akibat
berkurangnya atau tersumbat aliran darah yang menuju ke otak. Aliran darah
menuju ke otak dapat berkurang karena pembuluh darah ke otak mengalami
penyempitan.
Stroke non hemoragik adalah sindrom klinis yang biasanya timbul secara
mendadak, progresif cepat berupa deficit neurologis fokal atau global yang
biasanya berlangsung 24 jam atau lebih dan biasanya menimbulkan kematian
yang disebakan oleh gangguan peredaran darah otak non traumati. Pada stroke
non hemoragik berheentinya aliran darah ke otak disebabkan oleh adanya
penumpukan kolestrol pada dinding (aterosklerosis) atau tersumbatnya
pembuluh darah ke otak karena adanya pembekuan darah, bahkan
tersumbatnya bisa terjadi sepanjang jalur pembuluh darah yang akan menuju
ke otak.
B. Etiologi
Stroke iskemik yang diderita klien diakibatkan dari Trombosisi Serebral yang
berasal dari Arteriosclerosis dan perlambatan sirkulasi srebral. Untuk tanda
tanda trombosis serebral bervariasi mulai dari sakit kepala adalah awitan yang
tidak umum , bahkan beberapa pasien mengalami pusing, perubahan kognitif
atau kejang, thrombosis serebral tidak terjadi dengan tiba- tiba dan kehilangan
vicara sementara.
C. Faktor Risiko
1. Hipertensi
Hipertensi (tekanan darah tinggi) yang menyebabkan pengerasan dan
penyumbatan arteri.
2. Riwayat DM
Penderita yang memiliki riwayat diabetes milistis memiliki resiko 3 kali
lipat terkena penyakit stroke, meskipun ada penyebab lainya yang
memperbesar resiko stroke. Sebab sekitar 40% penderita diabetes umumna
memiliki riwayat hipertensi.
3. Riwayat Kolestrol
Kolestrol juga merupakan salah satu faktor risiko stroke, bahkan bila total
serum kolestrol tinggi dapat meningkatkan risiko stroke iskemik (terutama
disertai hipertensi).
D. Patofisiologi
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk membantu penegakan diagnosis klien
adalah sebagai berikut :
- Laboratorium
GDP, GD 2 JPP (pasien memiliki riwayat DM)
Profil lipid (jika keadaan pasien mulai stabil)
Pemeriksaan HDL dan LDL
- Radiologi
CT Scan kepala
- Lain-lain
EKG
Hipertensi
Perubahan struktur
Vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
Otak
Nyeri kepala
C. Tanda dan Gejala
1. Tanda dan Gejala Mayor
Subjektif : Mengeluh nyeri
Objektif : -
2. Tanda dan Gejala Minor
Subjektif : -
Objektif : Tekanan darah meningkat
D. Patofisiologi
P; 20 x/mnt
N; 80x/mnt
S; 36°C
Riwayat Nyeri
Q; Nyeri tumpul
R; Kepala
S; 1
T; Hilang timbul
Terapeutik
1. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Hasil : suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan diatur sesuai kenyamanan klien
Edukasi
1. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
2. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Hasil : klien memahami penyebab dan cara memonitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi
1. Mengkolaborasikan pemberian analgetik
Hasil : Inj.Ranitidine/50mg/8jam/IV
Aspilet/80mg/24 jam
4. SOP TINDAKAN
MENGIDENTIFIKASI SKALA NYERI
PENGERTIAN Perawat atau dokter melakukan asesmen awal
mengenai nyeri terhadap semua klien yang datang ke
IGD, IRJ maupun IRNA
TUJUAN 1. Mengetahui tingkat nyeri yang dialami klien yang
dirawat di RS
3. Tahap Kerja
1) Perawat cuci tangan gunakan sarung tangan bila
perlu
2) Melakukan pengkajian nyeri dengan “PQRST”
P : penyebab nyeri itu dapat timbul, hal-hal yang
membuat nyeri itu semakin bertambah atau dapat
berkurang ?
Q : rasa nyeri yang dirasakan seperti apa ? tertusuk,
terhantam benda keras, dipukul?
R : daerah nyeri? Menyebar atau tidak ?
S : nyeri teringan yang pernah dirasakan, seberapa
menganggu dari nyeri yang dirasakan terhadap
aktifitas yang dilakukan ?
T : terapi yang digunakan untuk mengurangi nyeri
oleh pasien
3) Melakukan teknik pereda nyeri
4) Mengatur posisi klien Bertujuan untuk
memperlancar sirkulasi dari darah pada bagian tubuh
tertentu sehingga suplai oksigen akan meningkat dan
dapat mengurangi nyeri yang dirasakan
5) Mengarahkan pasien untuk miring kiri atau kanan
6) Menaikkan bed pasien 45
7) Menaikkan bed pasien 90
8) Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
9) Mengajarkan teknik distraksi : bertujuan untuk
mengalihkan pikiran dari pasien agar tidak terfokus
pada nyeri yang dirasakan
10) Menanyakan ke klien tentang hal-hal yang suka
dilakukan , misal membaca koran, mendengarkan
musik, bercerita dsb
11) Menginstruksikan klien untuk melakukan teknik
distraksi saat nyeri timbul
12) Mengajarkan teknik guided imagry : bertujuan
untuk membuka kembali memori jangka pendek
ataupun panjang yang menyenangkan sehingga otak
dengan sendirinya akan mengeluarkan hormon
pereda nyeri
13) Menanyakan hal-hal yang membuat klien merasa
senang dan nyaman, misal : memori bertamasya
bersama keluarga, kegiatan kumpul dan bermain
bersama anak.
14) Memberikan sugesti postif, menginstruksikan
klien untuk membayangan sesuatu yang indah (ulangi
sampe klien benar-benar bisa memasuki suasana
tersebut)
15) Mengevaluasi hasil dari pengkajian dan
managemen nyeri non farmakologi
4. Tahap Terminasi
1) Evaluasi respon klien
2) Kontrak selanjutnya (waktu, topik/kegiatan,
tempat)
3) Dokumentasi (nama tindakan, waktu pelaksanaan,
respon klien)
EVALUASI 1. Respon : klien mengatakan nyeri kepala
menurun, klien tampak membaik
2. Beri reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
5. ANALISA TINDAKAN
Tujuan Observasi :
1. Untuk mengetahui riwayat nyeri yang dirasakan klien
Tujuan Terapeutik :
Tujuan Edukasi :
Tujuan Kolaborasi :
Komunikasi yang efektif: Jelaskan secara jelas gejala, riwayat medis, dan
keluhan Anda kepada tenaga medis. Pastikan Anda memahami instruksi
perawatan yang diberikan dan ajukan pertanyaan jika ada yang tidak
dipahami.
Observasi :
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri
Terapeutik :
1. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Edukasi :
1. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
2. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi :
1. Mengkolaborasikan pemberian analgetik, jika perlu
Selalu penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan atau NHS
terkait informasi terbaru dan langkah-langkah keperawatan yang tepat sesuai
dengan kondisi individu dan kebutuhan klien.
9. EVALUASI DIRI
Penilaian yang saya dapat terhadap diri saya sendiri adalah saya mampu
melakukan tindakan secara mandiri
Pembimbing Mahasiswa
( ) ( )
DAFTAR PUSTAKA
Suhandini, T., Widyaningsih, H., Alvita, G. W., & Hartini, S. (2022). Gambaran
Status Gizi pada Pasien Stroke Non Hemoragik di Poliklinik Syaraf Rsud Dr. R
Soetrasno Rembang. Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat Cendekia
Utama, 11(2), 164–173.
https://jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id/index.php/stikes/article/view/1115