Disusun Oleh :
Rifky Shafarullah
NIM: PO.62.20.1.22.040
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Nim : PO6220122040
B. Etiologi
Etiologi nyeri
a. Trauma
1. Mekanik, rasa nyeri timbuk akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami
kerusakan, misalnya
akibat benturan, gesekan, luka dll.
2. Thermis, nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat
panas dingin,
misalnya kena api.
3. Khermis, nyeri timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau
basa akut.
4. Elektrik, nyeri timbul karena aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa
nyeri yang
menimbulkan kekejanga otot dan luka bakar.
b. Neoplasma
1. Jinak
2. Ganas
c. Peradangan – nyeri karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya
peradangan atau terjepit oleh pembengkakan.
d. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah
e. Trauma psikologis
E. Pemeriksaan Penunjang
EKG (Elektrokardiografi)
Pemeriksaan ini merupakan suatu penilaian yang berguna untuk mencatat data
tentang aktivitas listrik jantung, denyut jantung, dan integritas konduksi listrik
jantung. fungsi dari pemeriksaan EKG yaitu untuk mengetahui aritmia
jantung, hipertrofi atrium dan ventrikel, iskemia dan infark miokard, efek
obat-obatan terutama digitalis dan anti-aritmia, gangguan keseimbangan
elektrolit khususnya kalium, serta penilaian fungsi pacu jantung
ECG (Echocardiography)
Echocardiography adalah tes ultrasound non-invasif yang digunakanan untuk
memeriksa ukuran, bentuk dan pergerakan struktur jantung. fungsi dari ECG
yaitu mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium,
ventrikel hipertrofi. Selain itu ECG juga dapat dipergunakan dalam
membedakan berbagai murmur jantung
Rontgen dada
Pemeriksaan rontgen dada dilakukan bertujuan untuk menunjukkan adanya
pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik
atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulmonal.
Sean jantung
Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung
Kateterisasi jantung
Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu membedakan gagal
jantung sisi kiri dan kanan, stenosis katup atau insufisiensi serta mengkaji
potensi arteri koroner
Elektrolit
Dapat berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi
diuretik
Oksimetri nadi Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk
PPOM
AGD
Gagal ventrikel kiri ditandai alkalisis respiratorik ringan atau hipoksemia
dengan peningkatan penekanan karbondioksida
Enzim jantung
Meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung, misalnya infark
miokard
F. Pathway
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri Distraksi (mengalihkan perhatian
terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang)
Kompres hangat
3. Mengajarkan teknik relaksasi
2. Penatalaksanaan Medis
a. penatalaksanaan medis untuk CHF yaitu: mengurangi beban miokardial, dengan
pemberian diuretik, menempatkan klien pada posisi semi fowler untuk
mengurangi dispnea, mengurangi retensi cairan, retensi cairan dan natrium,
pemberian obat inotropik, pemberian oksigen, pemberian inhibitor ACE, dan
mengurangi stress.
H. Pengkajian Fokus
1. Perilaku Non Verbal
Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain ekspresi wajah.
2. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan nyeri. Anjurkan pasien
menggunakan bahasa yang dia ketahui.
3. Intensitas
Nyeri dapat berupa ringar, sedang, berat atau tak tertahankan, atau dapat menggunakan
skala dari 0-10.
4. Waktu dan lama
Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai, berapa lama, bagaimana
timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir timbul.
J. Intervensi Keperawatan
Sumber : (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2018) dan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
K. Implementasi
Dilaksanakan sesuai dengan intervensi
L. Evaluasi
1. Nyeri Akut
a. Klien mengatakan nyeri berkurang (0-3)
b. Klien tidak meringis
c. Klien tidak gelisah
d. Klien tidak mengalami kesulitan tidur
e. Frekuensi Nadi dalam rentang normal (80-100 x/menit)
2. Nyeri Kronis
a. Klien mampu melaporkan nyeri terkontrol
b. Klien mampu mengenali penyebab nyeri
c. Klien mampu menggunakan teknik nonfarmakologi
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Definisi dan
Indikator Diagnostik (1st ed.). DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Definisi dan
Tindakan Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Definisi dan
Kriteria Hasi Definisi dan Kriteria Hasil . DPP PPNI.
Wahyudi, A. S. dan A. W. (2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Keperawatan Dasar . Mitra
Wacana Media.
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika.
Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Muhammad,Wahit Iqbal dkk. 2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC