Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN

HIPERTENSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Profesi Ners Keperawatan
Medikal Bedah

Disusun oleh:

Sari Apriliyana S
P27220020271

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2020/2021
Mata Kuliah : KMB Nama : Sari Apriliyana S Tngkt/Smt : Profesi Ners Tempat Praktek : RSUD Dr.Gondo
HALAMAN 1 Suwarno Ungaran
JUDUL Disetujui
LAPORAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN HIPERTENSI
Clinical Instructure Clinical Teacher

PENDAHULUA
N
Ns. Lis Mukti L, S. Kep., Insiyah MN
M. kep

KONSEP PENYAKIT (Pengertian dan Manifestasi Klinis)


1. Definisi
Hipertensi atau lebih dikenal dengan penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal yang ditunjukan oleh angka sistolik (bagian atas) dan diastolic (bagian bawah) pada pemeriksaan tekanan darah
menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya (Murwani, 2009).
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di
atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat
pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lain (Ratna Dewi Pudiastuti,2015).

2. Manisfestasi Klinis
a. Peningkatan tekanan darah > 140 / 90 mmHg.
b. Pusing / migrain.
c. Penglihatan Kabur.
d. Mudah Marah.
e. Telingga berdenging / berdengung.
f. Rasa berat di tengkuk.
g. Mudah lelah dan lemah.
h. Sukar tidur.
i. Sesak nafas.
j. Suhu tubuh rendah.
k. Muka pucat.
l. Mata berkunang - kunang ( Murwani, 2009 ).
HALAMAN 2
CLINICAL PATHWAY

Sumber Referensi : Nanda Nic Noc (2015)


HALAMAN 3
MODEL KONSEP ASKEP : MODEL KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI (NANDA NIC NOC)

EVALUASI
PENGKAJIAN DIAGNOSA PERENCANAAN
(KRITERIA KEBERHASILAN)
KEPERAWATAN
A. Pengkajian A. Nyeri akut (sakit A. Diagnose 1 A. Diagnose 1
1. Identitas kepala) berhubungan 1. Observasi skala nyeri pada 1. Pasien menyatakan nyeri
Meliputi nama,usia (kebanyakan terjadi dengan peningkatan pasien berkurang
pada usia muda), jenis akelamin, tekanan vaskuler 2. Ajarkan teknik relaksasi 2. skala 1-3 nyeri berkurang
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, serebral. 3. Fasilitasi istirahat dan tidur 3. pasien tampak relaks, tidak
suku,bangsa, tanggal dan jam MRS, 4. Kolaborasi dengan tim medis gelisah.
nomor register, dan diagnose medis. B. Resiko tinggi terhadap dalam pemberian analgesic
2. Keluhan Utama penurunan curah B. Diagnose 2
Sering menjadi alasan pasien untuk jantung berhubungan B. Diagnose 2 1. Tanda vital dalam rentang normal
meminta pertolongan kesehatan adalah dengan peningkatan 1. Pantau tekanan darah TD : 90-130/60-90 mmHg
sakit kepala berdenyut disertai rasa berat afterload, vasokontriksi, 2. Catat kesadaran, kualitas Nadi : 60-100 x/menit
di tengkuk, pusing. iskemia miokard. denyutan RR : 16-20 x/menit
P (Prevetif) : penyebab sakit kepala nya ? C. Intoleransi aktivitas 3. Beri lingkungan tenang dan 2. Tidak ada penurunan kesadaran
Q (Quality) : ada dimana sakitnya ? berhubungan dengan nyaman, kurangi aktivitas.
R (Region) : lokasi sakitnya dimana ? kelemahaan umum, 4. Beri obat sesuai instruksi dokter C. Diagnose 3
S (Skala) : skala sakitnya berapa ? (1-3 ketidakseimbangan dan sesuai indikasi Pasien mampu melakukan aktivitas
Ringan, 4-6 Sedang, 7-10 Berat) antara suplai dan secara bertahap dan secara
T (Time) : waktu sakitnya kapan saja ? kebutahan O2. C. Diagnose 3 mandiri
3. Riwayat Penyakit sekarang 1. Monitor keterbatasan aktivitas,
Pada sebagian besar penderita hipertensi D. Gangguan pola tidur kelemahan saat beraktivitas D. Diagnose 4
tidak menimbulkan gejala. Gejala yang di berhubungan dengan 2. Beri dorongan untuk melakukan 1. pasien tidur 7-8 jam pasien
maksud adalah sakit kepala, pendarahan peningkatan intra aktivitas secara bertahap 2. Nampak segar
di hidung, pusing,wajah kemerahan, dan kranial. 3. Anjurkan pasien menghentikan 3. kantong mata tidak menghitam
kelelahan yang bisa terjadi pada penderita E. Gangguan perfusi aktivitas yang menyebabkan
hipertensi. Jika hipertensinya berat atau jaringan berhubungan sesak, pusin, kelelahan E. Diagnosa 5
menahan tidak di obati, bisa timbul gejala dengan suplai O2 otak 4. Tempatkan barangbarang 1. TTV dalam batas normal
sakit kepala, kelelahan, muntah, sesak menurun. kebutuhan pasien pada tempat 2. CRT kurang dari 3 detik
nafas, pandangan menjadi kabur, yang yang mudah dijangkau 3. Tingkat kesadaran baik
terjadi karena adanya kerusakan pada F. Kelebihan volume 5. Kaji faktor yang menyebabkan 4. Akral hangat
otak, mata, jantung dan ginjal. Kadang cairan berhubungan keletihan
penderita hipertensi berat mengalami dengan edema. F. Diagnose 6
penurunan kesadaran dan bahkan koma. D. Diagnose 4 1. tidak ada edema
4. Riwayat kesehatan dahulu / sebelumnya 1. Kaji pola tidur dan istirahat 2. input, output seimbang
Apakah ada riwayat hipertensi pasien. 3. tidak terjadi penurunan berat
sebelumnya, diabetes mellitus, penyakit 2. Ciptakan lingkungan yang badan
ginjal, obesitas, hiperkolesterol, adanya nyaman 4. tidak cemas
riwayat merokok, pengunaan alkohol dan 3. Anjurkan pasien untuk istirahat
pengguna obat kontrasepsi oral dan lain ± yang cukup
lain. 4. Batasi pengunjung
5. Riwayat kesehatan keluarga 5. Anjurkan pasien, keluarga untuk
Biasanya ada riwayat keluarga yang menjaga kebersihan
menderita hipertensi.
6. Riwayat Psikososial E. Diagnosa 5
Meliputi perasaan pasien terhadap 1. Observasi TTV terutama pada
penyakitnya, bagaimana cara nadi
mengatasinya serta sebagaimana perilaku 2. Observasi CRT
pasien terhadap tindakan yang dilakukan 3. Observasi adanya pucat,
terhadap dirinya sianosis, kulit dingin atau
B. Pemeriksaan fisik lembab
1. B1 (Sistem pernafasan / Breathing) 4. Berikan kondisi psikologis
Adanya dipsnea yang berkaitan dengan lingkungan yang tenang
aktivitas atau kerja, takipnea, penggunaan
otot pernafasan, bunyi nafas tambahan F. Diagnose 6
(krekels/mengi). Pemeriksaan pada sistem 1. Kaji status cairan dengan
pernafasan sangat mendukung untuk menimbang berat badan / hari
mengetahui masalah pada pasien dengan 2. Jelaskan pada pasien dan
gangguan kardiovaskuler. keluarga tentang pembatasan
- Infeksi : untuk melihat seberapa berat cairan
gangguan sistem kardiovaskuler. 3. Ajaran pada pasien untuk
Bentuk dada yang biasa ditemukan mencatat penggunaan cairan
adalah: x Bentuk dada thoraks en terutama pemasukan dan
beteau ( thoraks dada burung ). x haluan
Bentuk dada thoraks emsisematous 4. Pasang urine kateter jika
( dada berbentuk seperti tong ). x diperlukan
Bentuk dada thoraks phfisis ( panjang
dan gepeng ).
- Palpasi rongga dada Tujuannya : x
Melihat adanya kelainan pada dinding
thoraks. x Menyatakan adanya tanda
penyakit paru dan pemeriksaan
sebagai berikut : Gerakkan dinding
thoraks saat inspirasi dan ekspirasi.
Untuk getaran suara : Getaran yang
terasa oleh tangan pemeriksaan yang
diletakkan pada dada pasien
mengucapkan kata ± kata.
- Perkusi teknik yang dilakukan adalah
pemeriksaan meletakkan falang
terakhir dan sebagian falang kedua
jaritengah pada tempat yang hendak di
perkusi. Ketukan ujung jari tengah
tangan kanan pada jari kiri tersebut dan
lakukan gerakkan bersumbu pada
pergelangan tangan Posisi pasien
duduk atau berdiri.
- Auskultasi Suara nafas normal : a.
Trakeobronkhial, suara normal yang
terdengar pada trackea seperti meniup
pipa besi. Suara nafas lebih keras dan
pendek saat inspirasi. b.
Bronkovesikuler, suara normal di
daerah bronchi, yaitu di sternum atas
( torakal ). c. Vesikuler, suara normal di
jaringan paru, suara nafas saat
inspirasi dan ekspirasi sama.
2. B2 (Sistem kardiovaskuler / blood)
Kulit pucat, sianosis, diaphoresis (kongesti,
hipoksemia). Kenaikan tekanan darah,
hipertensi postural (mungkin berhubungan
dengan regimen obat), takirkadi, bunyi
jantung terdengar S2 pada dasar S3 (CHF
dini), S4 (pengerasan ventrikel kiri atau
hipertropi ventrikel kiri). Murmur stenosis
valvurar. Desiran vascular terdengar diatas
karotis, femoralis atau epigastrium
(stenosis arteri). DVJ (Distensi Vena
Jugularis).
3. B3 (Sistem persyarafan / Brain)
Keluhan pening atau pusing, GCS 4-5-6,
penurunan kekuatan genggam tangan atau
refrek tendon dalam, keadaan umum,
tingkat kesadaran.
4. B4 (sistem perkemihan / Blendder)
Adanya infeksi pada gangguan ginjal,
adanya riwayat gangguan (susah bak,
sering berkemih pada malam hari).
5. B5 (Sistem pencernaan / bowel)
Biasanya terjadinya penurunan nafsu
makan, nyeri pada abdomen / massa
(feokromositoma).
6. B6 (sistem muskoloskeletal / bone)
Kelemahan, letih, ketidakmampuan
mempertahankan kebiasaan rutin,
perubahan warna kulit, gerak tangan
empati, otot muka tegang (khususnya
sekitar mata), gerakan fisik cepat.

Sumber Pustaka :

Amin, H. N., & Harhdi, K. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda Nic Noc. Jogja : Mediaction
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. 2016. Nursing Interventions Classifications (NIC), Edisi 6. Philadelpia : Elsevier.
Herdman, T.H. 2018. NANDA International Nursing Diagnoses: definitions and classification 2018-2020. Jakarta : EGC.
Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson, Elizabeth. 2016. Nursing Outcomes Classifications (NOC), Edisi 5. Philadelpia : Elsevier.
Murwani. 2009. Proses Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai