Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN

TONSILITIS KRONIK HIPERTROFI


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Profesi Ners Keperawatan
Anak

Disusun oleh:

Riski Yulia Santika


P27220020270

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020
HALAMAN 1 Mata Kuliah : Kep. Anak Nama : Riski Yulia Santika Tngkt/Smt : Profesi Ners Tempat Praktek : RS Cakra Husada
JUDUL Disetujui
LAPORAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN TONSILITIS KRONIK
Clinical Instructure Clinical Teacher

PENDAHULUA HIPERTROFI
N
Junita Erfin, S.Kep.,Ns Tri Widyastuti H,M.Kep.Ns.Sp.Kep.Kom

KONSEP PENYAKIT (Pengertian dan Manifestasi Klinis)

1. Definisi
Tonsil merupakan terdapatnya peradangan umum dan pembengkakan dari jaringan tonsil dengan pengumpulan lekosit, sel-
sel epitel mati dan bakteri patogen dalam kripta.
Tonsilitis kronik timbul karena rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, hygiene mulut yang buruk,
pengaruh cuaca, kelelahan fisik, dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.

2. Manisfestasi Klinis
a. Nyeri tenggorokan
b. Nyeri telan dan kesulitan menelan
c. Demam
d. Pembesaran tonsil dan eksudasi
e. Mulut berbau
f. Kadang telinga terasa sakit (ostalgia)
g. Mual dan muntah
Pembesaran kelenjar limfa pada leher

(NANDA, 2015)
HALAMAN 2
CLINICAL PATHWAY

Sumber Referensi : Reeves (2001) dalam Listyowati (2016)


HALAMAN 3
MODEL KONSEP ASKEP : MODEL KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TONSILITIS KRONIK HIPERTROFI (NANDA NIC
NOC)

EVALUASI
PENGKAJIAN DIAGNOSA PERENCANAAN
(KRITERIA KEBERHASILAN)
KEPERAWATAN
1. Pengkajian Pre Operasi : Pre Operasi : Pre Operasi :
a. Identitas klien a. Nyeri akut b.d agen 1. Diagnosa 1 1. Diagnosa 1 :
1) Usia injuri biologi. a. Monitor perkembangan a. Adanya penurunan skala nyeri 1-3
Tonsillitis akut biasanya sering terjadi b. Hipertermi b.d proses nyeri. berarti nyeri ringan, skala nyeri 4-6
pada anak-anakterbanyak pada usia penyakit. b. Monitor tanda-tanda vital berarti nyeri sedang, skala nyeri 7-
kira-kira 5 tahun dan puncak c. Cemas b.d akan darah dan nadi. 10 berarti nyeri berat.
berikutnya pada usia 10 dilakukan tindakan c. Berikan tindakan b. Tanda-tanda Vital dalam batas
2) Jenis Kelamin tonsilektomi. nonfarmakologi. normal.
Jenis kelamin tidak mempengaruhi d. Fasilitasi istirahat dan tidur TD : Sistole 100- 140 mmHg.
terjadinya tonsillitis. Semua anak Post Operasi : e. Kolaborasi analgesik bila Diastole 60-90 mmHg.
dapat mengalami tonsillitis. Hal itu a. Resiko ketidak perlu N : 60-100 x per menit S : 36,5-
dipengaruhi dari makanan yang seimbangan nurisi : 2. Diagnosa 2 37,5˚C. RR : 16-24 x per menit.
mereka makan, perawatan hygiene kurang dari kebutuhan a. Observasi TTV pasien c. Pasien tampak tenang / rileks.
yang kurang. tubuh yang b.d b. Berikan kompres hangat d. Pasien mengatakan berkurang rasa
3) Agama penurunan asupan c. Anjurkan meningkatkan nyerinya atau nyeri hilang.
4) Pendidikan sekunder akibat nyeri intake cairan dan nutrisi e. Pasien dapat melakukan tindakan
5) Alamat saat menelan. d. Kolaborasi pemberian obat untuk mengurangi rasa nyeri.
b. Riwayat kesehatan b. Gangguan rasa nyeri bila perlu 2. Diagnosa 2 :
1)  Riwayat kesehatan sekarang b.d tindakan 3. Diagnosa 3 a. Tanda-tanda Vital dalam batas
Penderita biasanya demam, nyeri pembedahan. a. Observasi TTV pasien normal.
tengkorak, mungkin sakit berat dan c. Risiko kekurangan b. Observasi tingkat TD : Sistole 100- 140 mmHg.
merasa sangat nyeri terutama saat volume cairan b.d kecemasan Diastole 60-90 mmHg.
menelan dan membuka mulut disertai perdarahan berlebih c. Ajarkan teknik relaksasi N : 60-100 x per menit S : 36,5-
dengan trismus (kesulitan membuka nonfarmakologi 37,5˚C. RR : 16-24 x per menit.
mulut). Bila laring terkena, suara akan d. Edukasi mengenai tindakan b. Tidak ada perubahan warna kulit
menjadi serak. Pada pemeriksaan tonsilektomi dan tidak ada pusing
tampak faring hiperemis, tonsil c. Pasien merasa nyaman
membengkak, hiperemis : terdapat Post Operasi 3. Diagnosa 3 :
detritus (tonsillitis folibularis), kadang 1. Diagnosa 1 a. Klien mampu mengidentifikasi dan
detritus berdekatan menjadi sati a. Observasi intake makanan mengungkapkan gejala cemas
(tonsillitis laturasis) atau berupa b. Observasi BB pasien b. Mengidentifikasi, mengungkapkan
membrane semu. Tampak arkus c. Edukasi kebutuhan nutrisi dan menunjukkan tehnik untuk
palatinus anterior terdorong ke luar d. Kolaborasi pemberian mengontol cemas
dan uvula terdesak melewati garis makanan sesuai program c. Vital sign dalam batas normal
tengah. Kelenjar sub mandibula terapi TD : Sistole 100- 140 mmHg.
membengkak dan nyeri tekan, 2. Diagnosa 2 Diastole 60-90 mmHg.
terutama pada anak-anak. a. Monitor perkembangan nyeri N : 60-100 x per menit S : 36,5-
Pembesaran adenoid dapat b. Monitor tanda-tanda vital 37,5˚C. RR : 16-24 x per menit.
menyebabkan pernafasan mulut, darah dan nadi. d. Postur tubuh, ekspresi wajah,
telinga mengeluarkan cairan, kepala c. Berikan tindakan bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
sering panas, bronchitis, nafas bau nonfarmakologi. menunjukkan berkurangnya
dan pernafasan bising.  d. Fasilitasi istirahat dan tidur kecemasan
2) Riwayat kesehatan keluarga e. Kolaborasi analgesik bila
Pasien dengan tonsillitis diturunkan perlu
dari keluarga. Penyakit yang mungkin 3. Diagnosa 3 : Post Operasi
di derita oleh keluarga adalah a. Observasi tanda vital 2. Diagnosa 1 :
gangguan infeksi pernafasan. Tetapi b. Observasi intake dan output a. Adanya peningkatan berat badan
tonsilitis lebih disebabkan karena cairan sesuai dengan tujuan
anak mengkonsumsi makanan seperti c. Anjurkan meningkatkan b. Berat badan ideal sesuai dengan
makanan manis, mengandung banyak intake cairan tinggi badan
pengawet dan perawatan mulut yang d. Kolaborasi pemberian cairan c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan
tidak baik. parenteral bila perlu nutrisi
3) Riwayat kesehatan dahulu d. Tidak ada tanda tanda malnutrisi
Tidak ada penyakit selama ibu hamil e. Tidak terjadi penurunan berat
yang menjadi latar  belakang dari badan yang berarti
tonsillitis. Hanya saja kemungkinan 3. Diagnosa 2 :
besar anak terserang tonsillitis a. Adanya penurunan skala nyeri 1-3
dikarenakan anak dilahirkan berarti nyeri ringan, skala nyeri 4-6
premature. Hal itu disebabkan dari berarti nyeri sedang, skala nyeri 7-
kegunaan organ tubuh yang belum 10 berarti nyeri berat.
matur sehingga akan menyebabkan b. Tanda-tanda Vital dalam batas
cepat dan gampang diserang normal.
penyakit. Hal itu termasuk dengan TD : Sistole 100- 140 mmHg.
tonsil pada anak. Diastole 60-90 mmHg.
c. Pemeriksaan fisik N : 60-100 x per menit S : 36,5-
a) Nadi 37,5˚C. RR : 16-24 x per menit.
Pada pasien yang memiliki tonsillitis c. Pasien tampak tenang / rileks.
biasanya nadinya cepat (takikardi) d. Pasien mengatakan berkurang rasa
b) Suhu nyerinya atau nyeri hilang.
Bila terjadi infeksi tonsillitis suhu akan e. Pasien dapat melakukan tindakan
naik (hipertermi, > 37,5oC) untuk mengurangi rasa nyeri.
c) Pernapasan 4. Diagnosa 3 :
Pada pasien dengan tonsillitis a. Ttv dalam batas normal
memiliki respirasi yang meningkat. TD : Sistole 100- 140 mmHg.
d) B1 (breathing) Diastole 60-90 mmHg.
Inspeksi : Pada pasien dengan N : 60-100 x per menit S : 36,5-
tonsillitis terlihat adanya peningkatan 37,5˚C. RR : 16-24 x per menit.
usaha dan frekuensi pernafasan, serta b. Turgor kulit baik
penggunaan otot bantu pernafasan. c. Membrane mukosa lembab
Palpasi : Ekspansi paru meningkat, d. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
fremiktus traktil dada berkurang atau
tidak ada
Perkusi : Pada dada terdengar suara
normal, diafragma mendatar dan
menurun, penanjakan hati mengecil,
batas paru dan hati lebih rendah,
pekak jantung berkurang.
e) B2 (Blood)
Pada pasien dengan tonsilitis terlihat
peningkatan tekanan darah dan nadi,
serta terjadi pula peningkatan suhu
karena infeksi pada tonsil sehingga
terjadi pembengkakan tonsil.
f) B3 (brain)
Pada infeksi perlu dikasi tingkat
kesadarannya. Di samping itu, di
perlukan pemeriksaan GCS, untuk
menentukan tingkat kesadaran klien
apakah composmentis, somnolen,dll.
g) B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine perlu
dilakukan karena berkaitan dengan
kecukupan intake cairan, output urine
menurun
h) B5 (Bowel)
Mual/muntah (anoreksia), Nafsu
makan memburuk, Tidak mampu
untuk mengkonsumsi makanan
karena pembengkakan tonsil,
Penurunan berat badan menetap.
i) B6 (Bone)
Penderita tonsillitis merasa keletihan,
kelemahansecara umum memerlukan
bantuan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut
diakibatkan karena kebutuhan nutrisi
dan cairan pasien berkurang akibat
nyeri saat menelan makanan dan
minuman.
d. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Istirahat dan Tidur
Pasien yang menderita tonsillitis akan
mengalami gangguan tidur. Hal ini
disebabkan karena nyeri yang dimiliki
akibat dari pembengkakan pada
tonsil. Kesulitan tidur ini akan
menghambat pertumbuhan dan daya
tahan tubuh dari anak.
2) Hygiene Personal
Pasien yang menderita
tonsilitis  mandi 2x sehari, saat BAB
dan BAK peampres  langsung diganti
oleh ibu. Terpenuhi karena Hygiene
Personalnya dipenuhi oleh Ibunya dan
dengan bantuan perawat
3) Eliminasi
Haluaran urine pada anak yang
menderita tonsillitis menurun. Hal itu
disebabkan oleh ketidak mampuan
anak untuk menelan air, sehingga
anak tidak mau meminum air akibat
rasa sakit yang dirasakan ketika
menelan. Hal itu menyebabkan
haluaran urin menjadi menurun.
4) Nutrisi
Pada anak yang memiliki gejala
tonsillitis akan memiliki keluhan susah
untuk menelan, nafsu makan
berkurang, mengeluh sakit ketika
menelan, kadang-kadang anoreksia.
Hal itu ditandai dengan keadaan
mulut kering. Biasanya dengan
keluhan ini berat badan anak
menurun yang disebabkan oleh
kurangnya nutrisi dari makanan yang
bisa masuk ke dalam tubuh akibat
dari tonsillitis

Sumber Pustaka :

Amin, H. N., & Harhdi, K. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda Nic Noc. Jogja : Mediaction
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. 2016. Nursing Interventions Classifications (NIC), Edisi 6. Philadelpia : Elsevier.
Herdman, T.H. 2018. NANDA International Nursing Diagnoses: definitions and classification 2018-2020. Jakarta : EGC.
Listyowati, N.A. 2016. Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. P Dengan Tonsilitis Pada An. A Di Wilayah Kerja Puskesmas Kerkopan Kota Magelang. KTI
Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson, Elizabeth. 2016. Nursing Outcomes Classifications (NOC), Edisi 5. Philadelpia : Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai