Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S 59 THN DENGAN DIAGNOSA


UTAMA HERNIA DENGAN MASALAH KEPERWATAN NYERI AKUT DI
BANGSAL TERATAI RS.PROF.DR MARGONO SUKARJO PURWOKERTO

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Profesi Ners

Disusun Oleh :
Shofiyatussalamah
2021030074

FAKULTAS ILMU KESEHTAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2022

1
2
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat
sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal skala
meupun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan
atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Tetty, 2015).
Nyeri adalah pengalaman sensori dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial yang dirasakan dalam kejadian dimana terjadi kerusakan jaringan
tubuh (Wahyudi & Abd. Wahid, 2016).
Menurut PPNI (2016) Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.
Hernia merupakan penonjolan pada dinding perut atau dari rongga perut ke
rongga tubuh lainnya (pinggul atau pelvis, dada atau toraks) yang dilapisi
selaput dinding perut (peritoneum) menonjol, melalui bagian lemah dinding
perut yang bisa berisi usus, penggantung usus, atau organ perut lainnya
(Handaya, 2017).

B. Etiologi

Menurut Tim Pokja SDKI DPP (2017) yaitu :


1. Agen pencedera fisiologis (misalnya : inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi (misalnya : terbakar, bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisik (misalnya : abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)

3
C. Batasan karakteristik

Menurut Tim Pokja SDKI DPP (2017), batasan karakteristik nyeri akut
sebagai berikut:

Gejala dan tanda mayor


a. Subjektif : mengeluh nyeri
b. Objektif : tampak meringis, bersikap protektif misal waspada dan posisi
menghindar nyeri, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur
Gejala dan tanda minor
a. Subjektif : tidak tersedia
b. Objektif : tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan
berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri
sendiri, diaforesis.
D. Phatofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan
seperti pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar
atau batuk kuat ataupun perpindahan usus kedaerah otot abdominal. Tekanan
yang berlebihan pada daerah abdominal tentunya akan menyebabkan suatu
kelemahan mungkin disebabkan oleh dinding abdominal yang tipis atau tidak
cukup pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak proses
perkembangan yang cukup lama. Pertama terjadi keruskan yang sangat kecil
pada dinding abdominal, kemudian terjadilah hernia. Insiden hernia terjadi
karena pertambahan umur karena meningkatnya penyakit yang meninggikan
tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya.
Biasnya hernia pada orang dewasa terjadi karena usia lanjut, karena
bertambahnya usia maka akan terjadi pelemahan rongga otot. Sejalan dengan
bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalamin proses degenerasi.
Pada usia lanjut kanalis itu telah menutup. Namun karena daerah ini
merupakan locus minorsresistence, maka pada keadaan yang menyebabkan

4
tekanan intra abdomen meningkat seperti batuk-batuk kronik, bersin yang
kuat dan mengankat beban yang berat, dan mengejan. Kanal yang sudah
tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena
terdorong sesuatu jaringan tubuh dan keluar karena efek tersebut.
E. Pathway

5
Masalah Keperawatan Lain Yang Muncul

a. Nyeri akut

b. Defisit Nutrisi

c. Gangguan pertukaran gas

F. Intervensi Keperawatan

1. Nyeri akut

Manajemen Nyeri (I.08238)


Observasi :

a. Identifikasi lokasi karekteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri


b. Identivikasi skala nyeri
c. Identifikasi respon nyeri non verbal
d. Identivikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
e. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
f. Monitor efek samping pemberian analgesik
Terapeutik

a. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri


b. Fasilitasi istirahat dan tidur
c. Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
Edukasi
a. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
b. Anjurkan monitoring nyeri secara tepat
c. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian analgesik

6
2. Defisit Nutrisi
Manajemen Nutrisi (I.03119)
Observasi
a. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c. Idebntifikasi perlunya penggunaan selang nasogastik
d. Monitor asupan nutrisi
e. Monitor berat badan pasien
f. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
a. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
b. Sajikan makanan yang menarik dan suhu yang sesuai
c. Berikan makanan yang tinggi kalori dan protein
d. Sajikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
e. Berikan suplemen makanan
Edukasi
a. Anjurkan posisi duduk jika mampu
b. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan
3. Gangguan pertukaran gas
Terapi Oksigen (I.01026)
Observasi
a. Monitor posisi alat terapi oksigen
b. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
c. Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
d. Monitor intregritas mukos hidung akibat pemanasan oksigen

7
Terapeutik

a. Bersihkan secret pada mulut, hidung, dan trakea, jika perlu


b. Pertahankan kepatenan jalan nafas
c. Berikan oksigen tambahan

Edukasi

a. Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen dirumah

8
A. DATA PENUNJANG
1. Hasil laboratorium (abnormal)
Tgl 20/09/21

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


Darah lengkap
Hematocrit 33 g/dL 40-52
Hemoglobin 11.1 % 13.2-17.3
MPV 8.8 fL 9.4-12.4
RDW 15.2 % 11.5-14.5
Kreatinin darah 1.28 mg/dL 0.70-1.20
SGOT 79 u/L <40
Ureum darah 66.40 mg/dL 19.00-44.00
GDS 99
Albumin 2.87 g/dL 3.50-5.20

2. Pemeriksaan penunjang
- USG
- MRI

B. TERAPI OBAT
No Tanggal Nama terapi Dosis
1 14-01-2022 NaCl 2o tpm
3 14-01-2022 Tramadol 3x1

9
10
11
12
13
14
C. ANALISA DATA
Tgl/jam Data Fokus Problem Etiologi
Senin 14- DS: Nyeri akut Kondisi pembedahan
01-2022 - Pasien mengatakan nyeri
pada perut bagian bawah
- Pengkajian nyeri
- P: pasien mengatakan nyeri
bertambah saat bergerak dan
nyeri berkurang saat istirahat
- Q: nyeri seperti tertusuk-
tusuk
- R: perut bawah
- S: 5
- T: terus menerus
DO:
- Pasien tampak meringis
- TD : 153/92 mmHg

Senin 14- DS: Gangguan mobilitas Program pembatasan


03-2022 - Pasien mengatakan fisik gerak
hanya tiduran saja dari
kemarin kaena belum
boleh aktivitas berlebih
DO:
- Pasien tampak tiduran
saja

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut b.d Agen kondisi pembedahan (D.007)


2. Gangguan mobilitas fisik b.d program pembatasan gerak(D.0054)

15
D. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
b.d Agen
tindakan selama 2x8 jam (I.08238)
Cedera
Fisiologis diharapkan masalah Observasi :
(neoplasma)
keperawatan nyeri akut 1. Identifikasi lokasi
(D.0077)
dapat teratasi dengan karekteristik, durasi,
kriteria hasil : frekuensi, kualitas,
Tingkat nyeri (L.08066) intensitas nyeri
- Keluhan nyeri 2. Identivikasi skala
menurun nyeri
- Kesulitan tidur 3. Monitor efek samping
menurun pemberian analgesik
- Meringiis menurun Terapeutik
1. Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
1. Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgesic
2 Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi

16
mobilitas fisik tindakan selama 2x8 jam (I.05173)
b.d program diharapkan masalah Observasi
pembatasan keperawatan gangguan 1. Identifikasi adanya
gerak(D.0054) mobilitas fisik dapat nyeri atau keluhan
teratasi dengan kriteria yang lainnya
hasil : 2. Intileransi gerakan
Mobilitas fisik(L.05042) fisik melakukan
- Pergerakan pergerakan
ekstremitas cukup 3. Monitor kondisi umum
meningkat saat melakukan
- Nyeri cukup menurun mobilisasi
- Gerakan terbatas Terapeutik
cukup menurun 1. Anjurkan keluarga
pasien untuk
membantu pasien
dalam melakukan
mobilisasi
Edukasi
1. Jelaskan tujuan
mobilisasi dan
prosedur
2. Ajurkan melakukan
mobilisasi dini

17
E. IMPLEMENTASI
Hari/Tgl/ No Implementasi Respon TTD
jam Dx
Senin 14-03- 1 Mengkaji KU klien, S: pasien
2022 pengkajian terhadap mengatakan nyeri
14.00 klien pada perut bagian
bawah
O: pasien tampak
meringis kesakitan

Selasa 15- 1 Monitor hemodinamik S: -


01-2022 O: TTV:
08.00 TD: 139/90
mmHg
N:73 x/m
S: 36 c
SpO2: 98%

09.15 1 Memberikan obat anti S: pasien


nyeri mengatakan mau di
beri obat
O: obat masuk
perbowlus/ injeksi
per iv
11.05 1 Memberikan edukasi S: pasien
tehnik nafas dalam mengatakan
untuk manajemen memahami apa
nyeri yang dikatakan

18
perawat
O: pasien tampak
kooperatif
11.10 1 Memberikan suasana S: -
yang nyaman O: pasien tampak
tertidur

F. EVALUASI
Tgl/ jam No Evaluasi Paraf
Dx
14-01-2022 1 S: Pasien mengatakan masih nyeri pada perut
14.00 bagian bawah
Pengkajian nyeri
- P: pasien mengatakan nyeri bertambah saat
bergerak dan nyeri berkurang saat istirahat
- Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
- R: perut bagia bawah
- S: 5
- T: terus menerus
O: Saat dikaji pasien tampak merigis
kesakitan
A : Masalah keperawatan nyeri akut belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitoring keadaan umum pasien
2. Monitoring tingkat nyeri
3. Menciptakan susanan nyaman agar
pasien bisa istirahat

19
15-03-2022 2 S : pasien mengatakan masih merasa nyeri
11.00 cuman agak berkurang
Pengkajian nyeri
- P: pasien mengatakan nyeri bertambah saat
bergerak dan nyeri berkurang saat istirahat
- Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
- R: perut bagia bawah
- S: 4
- T: terus menerus
O : Saat dikaji pasien tampak sedikit meringis
kesakitan
A : Masalah keperawatan sedikit teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitoring keadaan umum pasien
2. Monitoring tingkat nyeri

20
DAFTAR PUSTAKA

Nanda (2015). Diagnose keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC

PPNI. (2016). Standar Diagnosik Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator


Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Ristiyanto E., et all. Efektivitas Terapi Relaksasi Slow Deep Breathing (Sdb) Dan
Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pasien Kanker Di Rs
Tugurejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016). Standar Diagnosis Keprawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018). Standar Luaran Keprawatan Indonesia Definisi
dan Kritria Hasil Keperawatan. Jakarta: PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018). Standar Intervensi Keprawatan Indonesia
Definisi danTindakan Keperawatan. Jakarta: PPNI

Wahyudi & Abd. Wahid.(2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Mitra Wacana
Medika

21

Anda mungkin juga menyukai