Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN KRITIS

TUGAS INDIVIDU “Resume, Woc, Askep Kegawatan Kejang”

DOSEN FASILITATOR :

Ceria Nurhayati,S.KEP.,NS.,M.KEP

OLEH :

Ade Firman Maulana

1810001

S1-4A

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

TAHUN AJARAN 2021/2022


Resume Kejang Demam

Gejala Kejang Demam

Kejang demam ditandai oleh terjadinya kejang saat demam. Gejala kejang
demam adalah hentakan pada tungkai dan lengan yang berulang (kelojotan), mata
mendelik ke atas, dan anak kehilangan kesadaran.

Kejang demam biasanya terjadi kurang dari 2 menit. Namun pada beberapa
kasus, kejang demam dapat terjadi hingga 15 menit. Anak yang mengalami kejang
demam akan langsung sadar setelah kejang reda, walaupun tampak bingung atau
lelah. Biasanya kejang juga tidak berulang dalam kurun waktu 24 jam. Kejang
demam seperti ini disebut kejang demam sederhana.

Jika kejang terjadi lebih dari 15 menit, atau terjadi lebih dari sekali selama
kurun 24 jam, kejang demam tersebut dapat digolongkan sebagai kejang demam
kompleks. Kejang yang muncul pada kejang demam kompleks juga bisa terjadi
hanya pada salah satu bagian tubuh. Anak yang pernah mengalami kejang demam
berisiko untuk mengalaminya lagi ketika demam, terutama bila usia anak masih di
bawah 15 bulan.

Penyebab Kejang Demam

Penyebab terjadinya kejang demam belum diketahui dengan pasti. Akan


tetapi, demam yang menimbulkan kejang pada anak-anak dapat dipicu oleh
beberapa hal, yaitu:

- Setelah imunisasi

Pada beberapa anak, pemberian imunisasi dapat menimbulkan demam yang


bisa memicu kejang demam.

- Infeksi

Anak dapat mengalami kejang pada saat mengalami demam akibat infeksi virus
atau infeksi bakteri.

Anak yang berusia 12-18 bulan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami
kejang demam dibandingkan anak yang lebih tua. Selain itu, anak yang lahir dari
keluarga dengan riwayat kejang demam juga lebih berisiko mengalami kejang
demam.
Pengobatan Kejang Demam

Pada banyak kasus, kejang demam akan berhenti dengan sendirinya setelah
beberapa menit. Namun untuk melindungi anak dari cedera selama mengalami
kejang, orang tua dapat melakukan beberapa hal berikut di rumah:

 Baringkan anak di lantai. Pada bayi, rebahkan di pangkuan dengan posisi wajah bayi
menghadap ke bawah. Jangan menahan tubuh anak.

 Miringkan posisi tubuh anak agar muntah atau air liur dapat keluar dari rongga mulut,
serta mencegah lidah menyumbat saluran pernapasan.

 Longgarkan pakaian anak dan jangan menaruh apa pun pada mulut anak untuk
mencegah tergigitnya lidah.

 Hitung durasi terjadinya kejang demam dan perhatikan tingkah laku anak saat
kejang. Beritahukan hal tersebut saat berkonsultasi ke dokter.
Asuhan Keperawatan

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. J DENGAN DIAGNOSA OBS KEJANG

DI ICU UGD RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA

Nama Mahasiswa : Ditta Erfiana Nama Pasien : An. J

Tanggal pengkajian : 10-3-2014 Umur Pasien : 2 Tahun

Jam pengkajian : 10.00 WIB Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal MRS : 10-3-2014 No. RM : 40-xx-xx

Ruangan : ICU UGD Diagnosa Medis : Observasi Kejang

KELUHAN UTAMA : Px Kejang

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :

Px an.J ke IGD RSAL Dr.Ramelan dengan keluhan kejang. Saat dilakukan


pengkajian pada ibu px didapatkan data bahwa px post operasi cysta cerebi hari ke IV dan
baru KRS pada tanggal 9-maret-2014. Sejak pukul 05.00 WIB px mengalami kejang dan
langsung dibawa ke IGD. Di IGD px mendapatkan terapi infuse Ds ½ Ns, dan selanjutnya px
dipindahkan ke ruang ICU UGD. Px tiba di ICU UGD dengan kondisi terpasang infuse DS ½
Ns dikaki kiri, terdapat luka di kepala sepanjang 10 cm. selanjutnya dilakukan observasi
tanda-tanda vital pada px didapatkan hasil, suhu = 36C, Nadi =120 x 1menit,
RR=35x1menit. Px tenang dan sudah tidak kejang.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Px pernah MRS karena operasi cysta cerebri pada tanggal 5 maret 2014 di RS
Graha Amerta Surabaya

RIWAYAT ALERGI
Px tidak memiliki alergi baik terhadap makanan atau obat.

KEADAAN UMUM : sakit sedang

BB : 10 kg TB : 90 cm

KESADARAN : Compos mentis, TD: - , Nadi = 120 x 1menit, S = 36C , RR= 35 x 1 menit

AIRWAY : obstruksi, ada sumbatan jalan nafas saat pasien kejang, pasien mengatukan
mulutnya dan lidah jatuh kebelakang

BREATING

Pergerakan dada simetris, tidak menggunakan otot bantu nafas saat bernafas, suara
nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada batuk, tidak ada sesak nafas,
irama nafas regular, tidak menggunakan alat bantu nafas. Ibu mengatakan saat kejang anak
terlihat sesak nafas

Masalah keperawatan : Resiko penghentian pernafasan

SIRKULASI

Akral hangat kering merah, CRT < 2 detik, tidak ada edema, irama jantung regular,
tidak ada pendarahan

Masalah kepeawatan : -

NEUROLOGI

Pupil isokor, Refleks cahaya +/+, ukuran pupil normal, px memiliki resiko kejang
berulang namun saat ini px tidak dalam keadaan kejang

Masalah keperawatan : Resiko cedera

INTEGUMEN
Tidak ada luka bakar, turgor kulit baik, mukosa kulit merah muda, terdapat luka pada
kepala tertutup kasa.

Masalah keperawatan : -

ABDOMEN

Frekuensi perstatik usus 15 x 1 menit, tidaak ada mual dan muntah, tidak ada
gangguan eliminasi baik diare maupun konstipasi.

Masalah keperawatan : -

PERKEMIHAN :

Produksi urin normal, px menggunakan pampers

Masalah keperawatan : -

PEMERIKSAAN PENUNJANG

 CT scan (10-3-2014) : tidak ada bacaan

PEMBERIAN TERAPI

 DS ½ NS (maintenance)

 Diazepam 10mg intrarektal bila px kejang

 Novaldin per IV bila Px nyeri kepala


FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

A. Analisa Data
1. Dignosa Keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif (SDKI D.0001)
Data Subyektif Data Obyektif

DS : DO :
- Ibu pasien mengatakan pasien kejang - dyspnea (sesak)
- Ibu pasien mengatakan saat kejang - Takikardi (120 x/menit)
anak sesak nafas - Frekuensi napas berubah
- Pola nafas berubah
- obstruksi, ada sumbatan jalan nafas
saat pasien kejang, pasien
mengatukan mulutnya dan lidah
jatuh kebelakang

2. Dignosa Keperawatan : Risiko cedera (SDKI D.0136 hal. 294)

Data Subyektif Data Obyektif

Keluarga pasien mengatakan anaknya obstruksi, ada sumbatan jalan nafas saat
kejang pasien kejang, pasien mengatukan
mulutnya dan lidah jatuh kebelakang, px
memiliki resiko kejang berulang namun saat
ini px tidak dalam keadaan kejang
TTV:
S : 36˚C
Nadi : 120 x/menit
RR : 35x/menit
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko infeksi (SDKI 0142 hal.304)

Data Subyektif Data Obyektif

Px pernah MRS karena operasi cysta Pasien post op cysta cerebri hari ke-4
cerebri Terdapat luka dikepala sepanjang 10 cm
B. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan 1: Bersihan jalan nafas tidak efektif (SDKI D.0001)

Dengan Kriteria Hasil :

Luaran Utama Bersihan jalan nafas 1. Dispnea menurun


(SLKI L.01001) 2. Gelisah menurun
3. Frekuansi nafas membaik
4. Pola nafas membaik
Intervensi Kontrol gejala , 1. Mencatat hasil pemantauan
Pendukung (SLKI L.14127) gejala meningkat
2. Kemampuan munculnya
monitor gejaa secara mandiri
3. Mendapatkan perawatan
kesehatan saat gejala bahaya
muncul meningkat

Intervensi Keperawatan SIKI

Intervensi Utama Manajemen jalan napas 1. Monitor pola napas , bunyi napas
(SLKI 1.01012) dan sputum
2. Pertahankan kepatenan jalann
nafas
3. Posisikan semi fowler
4. Berikan minum hangat
5. Bebaskan jalan nafas
6. Anjurkan asupan cairan 20ml/hari
Intervensi Pencegahan aspirasi 1. Monitor tingkat kesadaran
Pendukung (SLKI 1.01018) 2. Monitor status pernafasan
3. Monitor bunyi nafas terutama
setelah makan dan minum
4. Posisikan semi fowler
5. Pertahankan lepatenan jalan nafas
2. Diagnosa Keperawatan 2: Risiko cedera (SDKI D.0136 hal. 294)

Dengan Kriteria Hasil :

Luaran Utama Tingkat cedera - Kejadian cedera menurun


(SLKI L.14136 hal.135) - Ketegangan otot menurun
Intervensi Control kejang - Kemampuan mengidentifikasi
Pendukung (SLKI L.06050 hal. 56) factor risiko/pemicu kejang
meningkat
- Kepatuhan meminum obat
meningkat

Intervensi Keperawatan SIKI

Intervensi Utama Pencegahan cedera - Indentifikasi area lingkungan yang


(SIKI 1.14537 hal. 275) berpotensi menyebabkan cedera
Intervensi Manajemen kejang - Monitor terjadinya kejang berulang
Pendukung (SIKI 1.06193 hal. 189) - Pertahankan kepatenan jalan napas
- Longgarkan pakaian pasien
- Jauhkan benda-benda berbahaya,
terutama benda tajam

3. Diagnosa Keperawatan 3: Risiko infeksi (SDKI 0142 hal.304)

Dengan Kriteria Hasil :

Luaran Utama Tingkat infeksi - Kebersihan badan meningkat


(SLKI L.14137 hal.139) - Kemerahan menurun
Luaran Integritas kulit dan jaringan - Kerusakan jaringan menurun
Tambahan (SLKI L.14125 hal. 33) - Kerusakan lapisan kulit menurun
- Perdarahan menurun

Intervensi Keperawatan SIKI

Intervensi Utama Pencegahan infeksi - Monitor tanda dan gejala infeksi lkal
(SIKI 1.14539 hal.278) dan iskemik
- Berikan perawatan kulit pada area
edema
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cata memeriksa kondisi luka
atau luka operasi
Intervensi Perawatan luka - Lepaskan balutan dan plester
Pendukung (SIKI 1.14564 hal. 328) secara perlahan
- Bersihkan denga NaCl
- Pasang balutan sesuai jenis luka
- Ajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri

Anda mungkin juga menyukai