Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

S
DENGAN HIPERTENSI URGENSI
DI POLIKLINIK EKSEKUTIF RUMAH SAKIT JANTUNG DAN
PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA

Disusun oleh
Ns. Ace Trantika, S.Kep.
Beginner

POLIKLINIK & MCU EKSEKUTIF PAVILIUN SUKAMAN


RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
HARAPAN KITA
2021
FORMAT PRESENTASI PEMAHAMAN

PROSES KEPERAWATAN DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

Tgl/Bln/Thn pengkajian : 18 Agustus 2021

Tgl. Masuk : 18 Agustus 2021

Nama Pasien : Tn. S / 61 Thn

Diagnosa medis : Hipertensi Urgensi

No. MR : 2017429475

Unit : Poli Eksekutif Paviliun sukaman

PROSES KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN
A. Keluhan Utama
Sakit di tengkuk sampai kepala bagian belakang

B. Riwayat penyakit
1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poliklinik eksekutif RS PJNHK pada tanggal 18 Agustus 2021 jam
14.55 WIB dengan keluhan sakit kepala, leher terasa kaku, badan terasa lemas, cepat
lelah jika beraktivitas sejak 2 bulan yang lalu, tidak ada nyeri dada tidak ada sesak
napas serta tidak ada berdebar-debar. Belum ada obat yang dikonsumsi pasien hingga
saat ini. Pasien mengatakan tidak tahu harus apa untuk menurunkan tekanan
darahnya.

2. Riwayat penyakit dahulu


Pasien merupakan pasien baru di RSPJNHK dengan diagnosa medis Hipertensi
urgensi. Faktor pencetus pasien tidak ada. Tidak ada riwayat diabetes dan tidak ada
riwayat merokok. Ayah pasien riwayat stroke.

C. Data Fokus
1. Data Subyektif
a. Pasien mengatakan sakit di tengkuk sampai kepala dengan skala 6/10.
b. Pasien mengatakan cepat lelah jika beraktivitas sejak 2 bulan yang lalu.
2. Data Obyektif
a. TTV: TD. 174/107 mmHg N.75x/menit RR 18x/ menit Sat.O2 100 %.
b. BB 65 kg, TB 165 cm, LP 88 cm.
c. Ronkhi (-) oedema (-)

3. Data penunjang
a. Pemeriksaan EKG tanggal 18 Agustus 2021
Irama teratur, Sinus Rytme, QRS rate 75 x / menit, QRS Axis normal, P wave
normal, PR interval 0,16 detik, ST-Change (-) LVH (-).
b. Pemeriksaan Echocardiografi tanggal 18 Agustus 2021
c. EDD. 37mm (normal 20-37), ESD.28mm (normal 26- 36), EF. 60% (normal
53-77%), LVH (-) konsentrik, TAPSE 2,2 cm

D. Obat-obatan
Canderin 16 mg (1 x 1 tab)
Spirolacton 100 mg (1 x ½ tab)
Zanidip 10 mg (1 x ½ tab)
Plavix 75 mg (1 x 1 tab)

II. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan Rencana Intervensi Rasional


keperawatan
1. Nyeri akut/ sakit 1. Monitor TTV secara rutin Tanda-tanda vital merupakan
kepala tolak ukur perkembangan
b.d peningkatan kondisi klien sehingga bila ada
tekanan vascular penyimpangan dapat segera
serebral diatasi.

▪ DS: Pasien 2. Bina hubungan saling Hubungan saling percaya akan


percaya dan jelaskan tujuan meningkatkan komunikasi
mengatakan
terapeutik
kepalanya sakit dan tindakan perawatan.
lehernya terasa kaku Untuk mengetahui tingkat
3. Kaji nyeri secara nyeri, karakteristik, durasi,
DO: komprehensif termasuk frekuensi, kualitas dan faktor
- Kesadaran lokasi, karakteristik, durasi, presipitasi pada pasien
compos mentis frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi. Posisi semifowler akan
▪ Pasien tampak
meningkatkan kemampuan
memegang pengembangan paru
kepala dengan
ekspresi wajah 4. Berikan posisi nyaman semi untuk mengurangi kebutuhan
meringis. fowler. oksigen pada tubuh
▪ Pasien terlihat
menahan nyeri. dengan mengetahui penyebab
▪ P: ketika sedang 5. Anjurkan pasien untuk tirah nyeri akan mengurangi
aktifitas baring selama fase akut. kecemasan pada pasien
Q: terasa seperti
tertekan 6. Jelaskan penyebab nyeri dan Teknik relaksasi napas dalam
R: dibagian lama nyeri bila diketahui. akan mengurangi nyeri
kepala sampai
leher
S: skala VAS 7. Ajarkan tentang teknik
6/10 relaksasi napas dalam.
T: nyeri yang
dirasa semakin
lama semakin Kolaborasi:
8. Kolaborasi dengan dokter
bertambah nyeri
dalam pemberian terapi
▪ TTV: TD.
analgetik untuk mengurangi
174/107 mmHg
nyeri
N.75x/menit RR
18x/ menit Sat.
O2 100 %
2. Resiko gangguan 1. Berikan posisi nyaman Posisi supine dapat
perfusi jaringan supine meningkatkan aliran darah ke
serebral otak
berhubungan dengan
penurunan suplai
2. Kaji tingkat kesadaran
oksigen otak ditandai Tingkat kesadaran dapat
pasien
dengan menurun saat suplai oksigen
DS: dan nutrisi ke otak menurun
▪ Pasien 3. Lakukan perekaman EKG
mengatakan Gambaran EKG dapat
leher dan kepala menggambarkan kelainan
sakit fungsional jantung.
DO: 4. Anjurkan pasien untuk
▪ Kesadaran istirahat yang cukup Istirahat dapat mengurangi
komposmentis kerja jantung,kerja otot
▪ TTV: TD. Kolaborasi pernafasan dan penggunaan
174/107 mmHg 5. Berikan medikasi yang oksigen
N.75x/menit RR dibutuhkan berdasarkan
18x/ menit instruksi dokter (nitrat,
Sat.O2 100 % calcium antagonists, beta
▪ GCS 15 E=4, blockers, diuretics, inotropic
V= 5, M= 6 agents)
3. Kurangnya 1. Kaji tingkat pengetahuan Untuk mengetahui seberapa
pengetahuan pasien jauh klien mengetahui tentang
berhubungan dengan penyakitnya
kurangnya informasi
tentang penyakitnya 2. Berikan PenKes terhadap agar klien dan keluarga
mengerti dengan jelas
pasien dan keluarga tentang
DS: Pasien mengenai penyakitnya
penyakitnya
mengatakan keluhan
untuk mengatasi masalah agar
tetap berulang 3. Kolaborasi dengan dokter
tidak terulang dan klien
walaupun sudah dalam menjelaskan penyakit mengerti kondisinya selama
minum obat yang dan tindakan apa yang harus belum dilakukan tindakan
diberikan dilakukan

DO: Pasien tampak


tidak mengerti
mengapa keluhan
yang dirasakan tidak
hilang dan berulang
sehingga harus
dirawat

III. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI

18/08/17 Membina trust dengan pasien,


Jam 15.00 WIB
14.40 ucapkan salam, perkenalkan DX I:
nama, dan menjelaskan
S: pasien mengatakan kepala
tindakan yang akan dilakukan
masih sakit
Respon: pasien mengerti O:
dengan tindakan yang akan - pasien masih terlihat
dilakukan menahan nyeri
- Skala nyeri 6/10
14.45 Memberikan posisi yang
A: masalah nyeri belum teratasi
nyaman
P: lanjutkan intervensi
Respon: pasien mengatakan
nyaman dengan posisi
berbaring

14.50 Menilai GCS pasien


DX II:
Respon: GCS 15 (E4V5M6)
Memonitor tanda-tanda vital S: pasien mengatakan leher dan
dan melakukan pengkajian kepala sudah berkurang
anamnesis dan pemeriksaan nyerinya
fisik O: TTV: TD. 174/107 mmHg
Respon: TTV: TD. 174/107 N.75x/menit RR 18x/ menit
mmHg N.75x/menit RR 18x/ Sat.O2 100 %
menit Sat.O2 99 % A: masalah resiko gangguan
perfusi jaringan serebral
Melakukan perekaman EKG berhubungan dengan penurunan
12 lead, suplai oksigen otak belum
Respon: irama sinus rhythm teratasi
P: lanjutkan intervensi
14.55 Mengkaji nyeri pasien
Respon: DX III:
P: ketika sedang aktifitas S: Pasien mengatakan belum
Q: terasa seperti tertekan dan mengerti tentang penyakit
menusuk hipertensi dan obat- obatan
R: dibagian leher sampai hipertensi.
tengkuk O: pasien tampak masih
S: skala VAS 6/10 bingung tentang penyakit dan
T: nyeri yang dirasa semakin obat-obatannya, klien banyak
lama semakin bertambah nyeri bertanya tentang penyakit dan
obat-obatannya
15.00 Menganjurkan pasien untuk A: masalah belum teratasi
relaksasi napas dalam P: pemberian penkes tentang
respon: klien merasa lebih hipertensi dan obat-obatan
nyaman setelah napas dalam hipertensi

Kolaborasi:
15.05 Melaporkan hasil pemeriksaan
tekanan darah dan rekaman
EKG kepada DPJP
Respon: instruksi: berikan
therapy captopril 25 mg
digerus sublingual dan periksa
echocardiography.

Memberikan terapi sublingual


15.10 captopril 25 mg (gerus)
Respon: pasien mengatakan
tidak ada keluhan selama obat DX I:
dibawah lidah dihabiskan. Jam 16.00 WIB
S: pasien mengatakan sakit
Pasien dilakukan kepala dan leher sudah
15.15 Echocardiography oleh berkurang
petugas O: pasien tampak lebih tenang
Skala nyeri 1/10
Respon: tidak ada keluhan A: masalah nyeri teratasi
selama pemeriksaan, hasil P: discharge planning
pemeriksaan: EDD. 37 mm
(normal 20-37), ESD.28mm DX II:
(normal 26- 36), EF. 60% S: pasien mengatakan leher dan
(normal 53-77%), LVH (-) kepala sudah berkurang
konsentrik,TAPSE 2,2 cm nyerinya
O: TTV: TD. 150/90 mmHg
15.25 Pasien diperiksa oleh DPJP N.70x/menit RR 18x/ menit
Respon: klien mendapatkan Sat.O2 100 %
terapi obat: A: masalah resiko gangguan
• Canderin 16 mg (1 x 1 perfusi jaringan serebral
tab) berhubungan dengan penurunan
• Spirolacton 100 mg (1 x suplai oksigen otak teratasi
½ tab) P: Discharge Planning
• Zanidip 10 mg (1 x ½ tab)
• Plavix 75 mg (1 x 1 tab) DX III:
15.35 S: Pasien mengatakan sudah
Mengukur ulang tanda-tanda mengerti tentang penyakit
vital hipertensi dan obat- obatan
Respon: TTV: TD. 150/90 hipertensi.
mmHg N.70x/menit RR 18x/ O: pasien tampak lebih tenang
menit Sat.O2 100 % setelah mengerti tentang
15.40 penyakit dan obat obatannya
Memberikan PenKes kepada A: masalah teratasi
pasien dan keluarga P: discharge planning
Respon: pasien mengerti
tentang penyakit dan
obat-obatannya.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga
melebihi batas normal, yaitu 110/90 mmHg. Hipertensi dapat diklasifikasikan
berdasarkan 4 kriteria yaitu (1) berdasarkan penyebab, dibagi menjadi hipertensi
primer (esensial) dan hipertensi sekunder; (2) berdasarkan bentuknya, dapat
dikelompokkan menjadi hipertensi diastolic, campuran, dan sistolik; (3) berdasarkan
klasifikasi JNC VII, hipertensi dibagi menjadi kategori normal, pre-hipertensi,
stadium 1, dan stadium 2; dan (4) berdasarkan tingkat kegawatannya, dikelompokkan
menjadi hipertensi darurat (emergency hypertension) dan hipertensi mendesak
(urgency hypertension).
2. Manifestasi klinis hipertensi antara lain sakit kepala, sesak napas, epistaksis, pusing,
rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, lemah dan lelah,
kesadaran menurun, serta kadang disertai mual dan muntah. Komplikasi akibat
hipertensi dapat menyerang organ lain seperti pembuluh darah otak yang
menyebabkan stroke dan perdarahan otak; ke jantung yang menyebabkan gagal
jantung, infark miokard, dan angina pektoris; ke ginjal dapat menyebabkan gagal
ginjal; serta dapat menyerang mata yang menyebabkan oedema pupil, penebalan dan
pendarahan retina.
3. Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan terapi non-farmakologis dengan
diet rendah garam dan mengurangi berat badan bagi penderita obesitas, serta
meningkatkan aktivitas fisik seperti berjalan, jogging, bersepeda, atau berenang.
Penatalaksanaan farmakologis dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan
golongan diuretic, betablocker, antagonis kalsium, dan penghambat konversi renin
angiotensin.

B. Saran
1. Perawat Poli Eksekutif
Perawat poli sebaiknya melaksanakan pendidikan kesehatan pada pasien hipertensi
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien tentang hipertensi dan
obat-obatan hipertensi, dengan mempertimbangkan latar belakang pendidikan pasien.
Gali dan aktifkan support sistem pasien agar mendukung keperawatan pasien
hipertensi di rumah, mengingat usia pasien memasuki 65 tahun (lansia), yang
membutuhkan dukungan keluarga untuk menjalankan pola hidup sehat dan
mengingatkan pasien minum obat secara teratur.
2. Rumah Sakit Jantung Harapan Kita
Mengupayakan promosi preventif dengan giat melaksanakan promosi program
medical check up untuk menskrining pasien hipertensi agar tidak terlambat mendapat
penanganan sehingga tidak terjadi komplikasi akibat hipertensi pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai