Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS


OLEH
ANGGI KUSUMA, S.Kep., NS., M.Kep
Autism Spectrum Disorder (ASD)

Gangguan perkembangan, ciri klinis:


• defisit persisten komunikasi dan interaksi sosial
• perilaku, minat dan aktivitas yang repetitif dan
terbatas
1. Faktor lingkungan,
2. Vaksin,
3. Konsumsi gandum dan susu,
4. Penyakit ibu saat hamil,
5. Makanan mengandung pengawet dan zat aditif,
Etiologi 6. Infeksi jamur,
7. Alergi,
8. Konsumsi obat pada ibu menyusui,
9. Gangguan susunan saraf pusat,
10.Gangguan metabolisme (sistem pencernaan),
11.Peradangan dinding usus,
12.Genetika/keturunan, dan keracunan logam berat.

1. Defisit yang persisten dalam komunikasi sosial dan


interaksi sosial
Criteria 2. Pola berulang terbatas dari perilaku, minat atau kegiatan
Diagnosis 3. Gejala harus muncul pada awal masa kanak-kanak
(DSM V)
4. Gejala menyebabkan ganguan klinis yang signifikan
5. Bukan gangguan lainya
Perawatan Kolaboratif
• Untuk mengidentifikasi anak ASD perawat dan keluarga
berkolaborasi dengan profesional lainnya diantaranya terapi
wicara, psikologi, guru, dan terapi kesehatan mental
1. Survei lebih awal jika saudara ada yg ASD, orang tua/tenkes
konsen dgn perkembangan anak, atau jika prilaku abnormal
anak perlu di catat
2. Tentukan jika anak beresiko ASD
Proses skrining
3. Evaluasi resiko, jika resiko ada , cek usia dan skrining dengan
ASD menurut
tools
AAP
4. Jika tidak ada resiko, skrining tools ASD diberikan usia 18-24
bulan
5. Pilih skiring tools yg sesuai dengan usia dan profil resiko anak
6. Jika hasil skrining negatif, evaluasi lagi 1 bulan lagi . Jika
skrining positif, lanjut evaluasi yg lainnya termasuk audiologi,
mulai intervensi
Tes Skrining 1. Modified checklist for autism in toddler (MCHAT)
buat 2. Chilhood Autism rating Scale (CARS)
Autism 3. Detection of Autism by Infant sociability Interview
(DAISI) 1. CT scan or MRI
4. Chilhood Aspenger Syindrom test (CAST ) 2. Lead screening
3. Penelitian metabolik
4. Analisis DNA
5. EEG
Terapi Klinik

Fokus pengobatan pada manajemen perilaku , kemampuan


koping adaptif /positif dan memfasilitasi komunikasi yang efektif

Tujuan Terapi

Menurunkan kekakuan atau stereotif (berulang, obsesif,


pergerakan yang terus-menerus)dan perilaku maladaftif
lainnya
1. Terapi vitamin (Viit A, C, B6 ) dan
Terapi complementary dimethylgkycerine/trimethilglyserin
2. Detoxsifikasi
3. terapi musik
4. Pijat

MANAJEMEN KEPERAWATAN
• Gangguan pendengaran
Tanda • Kesulitan bicara 1. Tidak ada babling/komunikasi usia 12
bulan
• Keterlambatan
dan perkembangan 2. Tidak ada satu kata usia 16 bulan
3. Tidak spontan mengucapkan 2-3 kata
Gejala • Kontak mata kurang
• Minimal respon wajah usia 24 bulan
anak • Kegagalan bicara 4. Kurangnya ketampilan sosial dan
bahasa
Autis • Tidak ingin di sayang
Pengkajian Anak curiga Autis
1. Evaluasi riwayat pencapaian perkembangan
amati yang terganggu (hasil skrining tes
menetukan area mana yang terganggu,
motorik, sosial atau bahasa)
2. Observasi anak saat bermain dan evaluasi
penggunaan permainan yang
kreatif/mengeksplor atau lebih ke pola yang
berulang)
3. Observasi penglihatan dan pendengaran
Pengkajian anak Autis di rumah sakit
1. Tanya ke ortu ttng rutinitas anak, ritual yang disuka
maupun yang tidak disuka untuk mendukung
interaksi (mis. Anak suka barang kesukaan seperti
boneka, bantal)
2. Observasi interaksi anak dgn ortu, orng dewasa, dan
anak
3. Observasi riwayat penyakit akut dan kronis
4. Tanya tentang pola makan dan pembatasan makanan
5. Tanyakan terapi komplementari yang digunakan
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan komunikasi verbal b.d. kondisi psikologi
2. Gangguan interaksi sosial b.d ketidakmampuan
berkembang
3. Gangguan proses berfikir b.d. gangguan mental
4. Resiko injury b.d gangguan kognitif
5. Resiko ketegangan peran caregiver b.d kondisi
kronis anak
6. Ketidakmampuan koping keluarga b.d mempunyai
anak dengan dengan ketidakmampuan yang lama
Intervensi Keperawatan
 Menstabilkan stimulus lingkungan  Meningkatkan Komunikasi
 suara yang mengganggu  kalimat pendek dan langsung paling
 orientasi lingkungan baru efektif
 bawa favorit objek  Mempertahankan lingkungan yang aman
 Menyediakan perawatan supportive  monitor anak waktu mandi dan tidur
 pertahankan rutinitas anak  Menyediakn panduan antsipasi
walaupun tidak dirumah  mendorong ortu untuk
 pendampingan untuk mendukung perkembangan anak
perawatan mandiri (self care) melalui modifikasi perilaku dan spesial
 jaga istiraht dan tidur program eduaksi
 terapi perilaku
Evaluasi
• Manajemen perilaku
• Maksimalisasi self care
• Mempertahankan lingkungan yang aman
• Kemajuan perkembangan yang konsisten
• Strategi komunikasi yang sukses
ATTENTION DEFICIT DISORDER (ADD)/
ATTENTION DEFICIT HIPERACTIVITY
DISORDER (ADHD)
Karakteristik (berdasarkan DSM V):
1. Inattention
2. Hyperactivity
3. Impulsive

Kriteria diagnostic  DSM V


(Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders)
Prevalensi

• 3-5% dari populasi anak usia


sekolah
• Anak laki-laki lebih banyak
dibandingkan anak perempuan
 perempuan (konsentrasi)
 laki-laki (hiperaktif &
impulsif)
Penyebab
• Belum diketahui secara pasti
• Faktor internal  genetik, gangguan sistem saraf & otak,
faktor prenatal,
• Faktor eksternal  lingkungan (sering nonton tv usia 1-
3 th), pola asuh, kondisi keluarga

Patofisiologi
• Belum diketahui secara pasti
• Defisit catecholamine dopamin dan
nonephineprine
Manifestasi Klinis

• Kesulitan menyelesaikan tugas


• Kecemasan konstan
• Bersuara berkali-kali
• Mengganggu yang lain
• Masalah tidur
• Gangguan sosialisasi
Tes Diagnostik
1. DSM V
2. ADHD rating Scale
3. Child Behaviour Checklist
4. Revised Behavioral problem cheklist
Terapi KLinik
1. Perubahan lingkungan (mis. Matikan tv, lingkungan tenang)
2. Terapi perilaku
3. Farmakoterapi (methylphenidate, dextroamphetamine, atomoxetine,
antidepresant
4. Biofeedback
5. Chiropractic
6. Diet
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

• Riwayat keluarga
• Riwayat kelahiran
• Perilaku anak
• Pencapaian perkembangan
• Pola Aktifitas fisik dan atensi
• Pola makan dan tidur
• Pemeriksaan fisik (penyakit neurologi dll)
• Pola anak di lingkungan, sekolah dan sosial
• EEG
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Gangguan komunikasi verbal b.d perubahan persepsi


• Ganguan interkasi sosial b.d perilaku impulsif
• Harga diri rendah yang kronik b.d perilaku yang
berhubungan dengan ADD/ADHD
• Resiko injury b.d tingginya sifat impulsif dan sensitif
• Resiko ketegangan peran caregiver b.d manajemen
anak yang mood yang tidak diprediksi dan tinggi
energi
INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Pengobatan
2. Meminimalkan distraksi lingkungan
3. Manajemen perilaku(mis. Menyelesaikan
tugas ex: main basket, bersepeda 30 menit)
4. Menyediakan support emosi
5. Menumbuhkan harga diri
EVALUASI KEPERAWATAN

1. Pemahaman ortu dan anak terkait gangguan


2. Manajemen medikasi
3. Peningkatan atensi dan penuruan hiperactivitas,
impulsivitas dan gangguan tidur
4. Positif gambaran diri pada anak
5. Interaksi sosial yang sehat dengan pasangan atau
keluarga
6. Performa pendidikan berpotensi maksimal
RETARDASI MENTAL / KETIDAKMAMPUAN
INTELEKTUAL
Gangguan dengan onset
selama periode pekembangan
yg mencakup defisit intelektual
dan adaftif , sosial dan praktis

1.Ggn intelektual ringan : IQ 50-70


2. ggn intelektual moderat : IQ 35-50
3. ggn intelektual berat : IQ 20-35
4. ggn intelektual sangat berat : IQ < 20
FAKTOR PENYEBAB
1. Kelainan kromosom (down syndrom, fragil X syndrom)
2. Faktor genetik lain ( fenilketonuria-retardasi berat, gangguan
rett – pd wanita, Neurofibromatosis-retardasi ringan 1/3
orang)
3. Faktor prenatal ( infeksi Torch, HIV AIDS, fetal alcohol
syndrom)
4. Faktor perinatal (prematur dn BBLR resiko neurosis)
5. Gangguan yg di dapat masa kanak-kanak (virus , cedera otak
da trauma)
6. Faktor lingkungan dan sosial (sosial ekonomi rendah,
keluarga dgn banyak ggn intelektual)
Perawatan Kolaboratif

• Spesialis perkembangan, physician, geneticist,


perawat, guru, terapi wicara, terapi okupasi,
spesialis rehabiltasi fisik
1. riwayat dan evaluasi karakteristik fisik, tingkat
perkembangan, fungsi intelektual dan adaftif
2. Tes laboratorium (analisis kromosom, level
enzim darah, cranial imaging)
Terapi Klinis

 Perawatan yg berhubungan masalah fisik,


emosi dan perilaku
 Program edukasi
 Terapi okupasi/fisik
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

• Riwayat keluarga dan prematur


• Kaji fungsi adaptif (toileting, berpakaian, makan)
• Kaji kemampuan bahasa, sensorik, dan psikomotorik anak
• Kaji rumah dan lingkungan untuk pencegahan
• Observasi keluarga mengatur anaknya
• Tanyakan ke ortu (1) aktivitas keluarga bersama anak (2)
strategi ortu dan saudara berkomunikasi dgn anak (3) cara
ortu merawat anak dan rencana untuk anak ke depannya
Diagnosa Keperawatan

1. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d


kondisi atau penyakit neonatal
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d. ketidakmampuan mencerna makanan
3. Defisit perawatan diri : toileting, mandi, berpakaian
b.d. ketidakmampuan berkembang
4. Kerusakan komunikasi verbal b.d. ketidakmampuan
berkembang
5. Resiko injuri b.d. adanya hazard lingkungan
6. Gangguan koping keluarga b.d variasi perkembangan
anak
Intervensi Dan Implementasi Keperawatan
PENCEGAHAN

1. Stop konsumsi alkohol dan obat yg tidak di resepkan saat hamil


2. Kontrol kehamilan secara teratur
INTERVENSI

1. Memberikan suport emosional dan informasi


 support group
 informasikan profesional yang dibutuhkan bila ada pertanyaan terkait anak RT
 informasikan aturan dan organisaasi terkait anak dengan kebutuhan khusus
2. Mempertahankan lingkungan yang aman
 keamanan fisik dan emosional (resiko kekerasan fisik dan seksual)
3. Memberikan bantuan fungsi adaptif
 memaksimalkan kemampuan anak
 bantu anak di area komunikasi, aktivitas perawatan diri, dan kemampuan sosial
Evaluasi

 Pemahaman ortu terkait dignosis dan kebutuhan spesial


anak
 Performa kognitif dan kemampuan adaptif yg
berkembang
TERIMAKASIH
• https://www.menti.com/ctc5oz8eh9
• 3429 0098

• https://create.kahoot.it/share/kuis-
keperawatan-anak-kebutuhan-khusus/
20d29afc-9f40-4f94-b244-701f41d3f22a

Anda mungkin juga menyukai